Anda di halaman 1dari 9

Perempuan di dalam Islam sangat mulia sekali sampai-sampai

Allah menamakan salah satu surat di Al-Quran dengan “An-


Nisaa’” yang berarti perempuan/wanita. Pada tulisan kali ini
kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang
membicarakan dan menyebutkan tentang perempuan. Simak
selengkapnya pada tulisan ini.
1.Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisaa’ :
1)
2. Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada
Fir'aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya
untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan
meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?." Fir'aun
menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan
kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka; dan
sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka." (Q.S. Al-
A’raaf : 127)
3.Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-
laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang
benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki
dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar. (Q.S. Al-Ahzaab : 35)
4. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan
Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Q.S. Al-Ahzaab :
36)
5. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi
perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu
ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-
sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu
minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan
lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya.
(Q.S. Al-Ahzaab : 49)
6. Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu
isteri- isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan
hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang
kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah
untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari
saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari
saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari
saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari
saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu
dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada
Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan
bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya
Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada
mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang
mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.
Al-Ahzaab : 50)
7. sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan
perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang
mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Ahzaab : 73)
8. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu
sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin
itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan):
"Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan
perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci
Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
(Q.S. Al-An’aam : 100)
9. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan
kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan
kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab
Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
(Q.S. Al-Buruuj : 10)
10. supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki
dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia
menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian
itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah, (Q.S. Al-
Fath : 5)
11. dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki
dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan
perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap
Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat
buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta
menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka
Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali. (Q.S. Al-
Fath : 6)
12. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak
akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan
barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki
maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka
mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya
tanpa hisab. (Q.S. Al-Mu’min : 40)
13. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl : 97)
14. Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada
kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat
itu dengan nama perempuan. (Q.S. An-Najm : 27)
15. Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).
Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah
(yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak
mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka
bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai
(seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai
anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi
keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang
meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari)
saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang
saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu,
supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. (Q.S. An-Nisaa’ : 176)
16. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada
Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman. (Q.S. An-Nuur : 2)
17. Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan
perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan
perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-
laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian
itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin. (Q.S. An-
Nuur : 3)
18. Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap
perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan
yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada
ukurannya. (Q.S. Ar-Ra’d : 8)
19. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-
anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan
memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki, (Q.S. Asy-Syuuraa : 49)
20. atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan
perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia
menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Asy-Syuuraa :
50)
21. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian
dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh
membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf
dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa
kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya
orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (Q.S.
At-Taubah : 67)
22. Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi
(monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu
ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka
adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan
yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil,
waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya. (Q.S. Ath-Thalaaq : 4)
23. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka
itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai
orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan
penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan
persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-
jawaban. (Q.S. Az-Zukhruf : 19)
Banyak sekali isu dan tantangan yang dihadapi perempuan.
Diantaranya beberapa isu perempuan Indonesia yang menjadi
perhatian kita bersama :
1. Kesenjangan upah berdasarkan gender
Tak dapat dipungkiri perempuan masa kini jauh lebih maju
dan memiliki kesempatan atau akses yang lebih luas untuk
mengembangkan diri. Melihat perempuan menduduki jabatan
strategis di sebuah organisasi atau perusahaan bukan menjadi
hal yang mustahil. Masyarakat kita setidaknya sudah mulai
terbiasa dengan pemimpin perempuan. Namun bagi Najwa itu
belum cukup.
Menurut Najwa, jika dilihat lebih detail lagi, kesetaraan
gender dalam berbagai lini kehidupan masih menjadi hal yang
patut untuk diperjuangkan. "Kalau pun ada pernyataan bahwa
perempuan sekarang lebih menonjol, gajinya lebih besar,
terlihat powerful, itu lebih merupakan pengecualian daripada
kelaziman. Karena kalau dari data perbandingan, gaji
perempuan dan laki-laki juga masih ada perbedaan yang
jauh," ungkapnya.
Lebih lanjut Najwa menjelaskan, selisih perbedaan gaji antara
perempuan dan laki-laki ada sekitar 15 persen. Perempuan
hanya digaji besar dalam industri tekstil dan fashion, tetapi
selain bidang itu, perempuan melakukan pekerjaan yang sama
tapi dihargai lebih murah.
Ia juga melihat alasan mengapa hal ini terus terjadi, salah
satunya adalah sebagai akibat kebijakan negara yang
cenderung tak ramah gender. Selain itu, tradisi patriarki yang
kental dalam kehidupan masyarakat kita juga semakin
memperkeruh kesenjangan upah.
Bila dilihat dari data Qerja, ada ketimpangan gaji antara
pegawai wanita dan pria di Indonesia sebesar 12,36 persen.
Namun, ada berbagai faktor yang mempengaruhi fenomena
ini yang meliputi keengganan untuk melakukan negosiasi gaji
hingga bias terhadap wanita yang sudah atau akan
berkeluarga. Manajer cenderung berasumsi kalau pegawai
wanita tidak akan mampu melakukan tugasnya dengan baik
begitu mereka telah mempunyai anak.

Hal serupa juga direfleksikan dari peluang pegawai wanita


untuk dipromosi yang lebih kecil dibanding kolega pria. Meski
secara data demikian, namun dari beberapa faktor rasanya
masih ada kesempatan para wanita dalam memperjuangkan
kesenjangan gaji. Jika ia (wanita) mampu lebih hebat dari
pegawai pria kenapa tidak untuk meningkatkan karirnya.
Semua ada kesempatan, dan kita sebagai wanita harus
berusaha. Yakin dan matang adalah modal awal untuk
menggapai karir.

2. Kekerasan terhadap perempuan


Bagi Najwa, kekerasan terhadap perempuan merupakan isu
yang luar biasa penting. Namun, ia menyayangkan belum
banyak kalangan yang benar-benar menyoroti isu ini secara
mendalam karena masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu.
"Data menunjukkan 1 dari 3 perempuan mengalami kekerasan
baik secara verbal hingga fisik. Bahkan 2 dari 10 perempuan
juga mengalami kekerasan dalam perkawinan," jelasnya.
Stigma dan pengetahuan yang terbatas akan isu kekerasan
terhadap perempuan, membuatnya menjadi kasus yang
semakin pelik untuk ditangani. Karena itu Najwa
menyayangkan persoalan RUU PKS (Penghapusan Kekerasan
Seksual) yang saat ini belum ada kejelasan.
3. Rendahnya tingkat kepercayaan diri perempuan
Isu perempuan selanjutnya yang menurut Najwa sangat
penting untuk diperhatikan adalah bagaimana perempuan
menghadapi tantangan yang berasal dari dalam diri sendiri,
yaitu: isu kepercayaan diri.
"Saya seringkali merasa perempuan secara sistematis
menganggap dirinya rendah. Tidak cukup percaya diri akan
kemampuannya, jadi terkadang memang harus di-boost,"
jelasnya. Contoh sederhananya menurut Najwa adalah dalam
hal melakukan negosiasi gaji pertama. Menurut Najwa banyak
perempuan yang tidak berani melakukan negosiasi untuk gaji
mereka. "Dulu saya berani nego gaji, karena memang waktu
itu saya memiliki posisi tawar mendapat kesempatan kerja di
dua stasiun TV Metro dan RCTI. Tapi itu bukan kelaziman sih,
saya tahu. Dan ini bukan di Indonesia saja di Amerika juga,"
ungkapnya.
Najwa mengamati perempuan seringkali merasa tidak percaya
diri, merasa dirinya tidak cukup memiliki kemampuan yang
baik. Hal ini semakin menjadi-jadi karena konsep yang ada di
masyarakat kita memahami bahwa kesuksesan itu sering
berkorelasi negatif dengan perempuan tapi berkorelasi positif
terhadap laki-laki.
"Jadi kalau ada perempuan sukses, sering berkorelasi dengan
‘wah ini perempuan pasti bitchy nih. Pasti ambisius nih.’ Tapi
kalau laki-laki sukses disukai dan perempuan kalau sukses
tidak, karena ada image-image tertentu yang melingkupinya,"
ungkapnya.
4. Peluang kerja
Ketika wawancara untuk kandidat wanita, kadang muncul
pertanyaan mengenai status berkeluarga atau rencana
menikah dan memiliki anak dalam waktu dekat. Pertanyaan
ini muncul untuk menyaring pegawai wanita karena
perusahaan khawatir adanya konflik produktivitas saat terjadi
kehamilan dan kewajiban membayarkan upah cuti hami.
Pertanyaan lain yang secara khusus mengecilkan niat kandidat
wanita mencakup ketersediaan ditempatkan di kota terpencil
atau pedalaman, dan bekerja lembur.
Sebagai wanita karir yang sudah mantap untuk mengabdikan
hidup untuk menuju puncak karir, tentunya sudah
mempunyai plan (rencana yang matang) misalnya kapan ia
akan berhenti bekerja dan akan menikah, hingga kapan ia
akan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Jika hal ini sudah
menjadi mindset hidup tentu saja semua akan berjalan baik.
Semua peluang adalah emas, tinggal bagaimana kita
menghiasi peluang tersebut dengan baik.
5. Dilema berbusana
Dari sekian banyak perusahaan, pegawai wanita diwajibkan
memakai pakaian atau aksesoris tertentu dengan peraturan
spesifik seperti jenis sepatu yang dipakai, panjang rok, hingga
warna lipstik yang dianggap pantas. Belum lagi mereka juga
selalu terbebani dilema terkait penampilan, terlalu seksi,
terlalu pendek, salah; kurang menarik salah. Aturan yang
mengikat ini kurang atau sama sekali tidak diharapkan pada
pegawai pria. Yah, mungkin sudah menjadi hal yang wajar bila
perusahaan menuntut berbagai hal tersebut, namun kita
sebagai wanita bukan berarti harus berkecil hati. Jika memang
ini bukan kesempatan kita untuk berkarir sebaiknya
tinggalkan, karena masih banyak peluang lain diluar sana, dan
pekerjaan yang terlalu dipaksakan juga tidak baik untuk diri
kita. Maka sebaiknya kita harus berpikir dewasa dan cerdas.
6. Keseimbangan karir dan keluarga
Menyeimbangkan antara kerja dan keluarga kadang masih
menjadi beban pikiran wanita karir yang sudah berkeluarga.
Tuntutan dari kedua sisi sering kali menimbulkan keresahan
sehingga memaksa mereka memilih salah satunya dan
seringnya, impian karir merekalah yang menjadi korban.
Solusi permasalahan wanita seperti ini mungkin sudah banyak
terjadi di belahan dunia, namun semua kembali pada
keyakinan dan tekad kita dalam menghadapi semua. Jika
memang keduanya dapat berjalan selaras kenapa tidak.
Semua pasti ada jalan dan keduanya sama – sama penting.
Karir untuk keluarga, dan keluarga adalah penopang karir.

Anda mungkin juga menyukai