Disusun oleh : Dhea Nanda XII IPS Pada zaman Yunani kuno, Plato (428-348) telah memaklumkan kepada warga polisnya, bahwa kesejahteraan bersama akan terapai manakala setiap warganya melaksanakan hak & kewajibannya masing-masing. Dalam sejarah umat manusia tercatat perjuangan manusia untuk menuntut apa yang dianggap menjadi haknya. Perjuangan itu tak jarang disertai dengan pengorbanan jiwa dan raga. Usaha memperjuangkan hak itu disertai pula dengan usaha merumuskan dalam bentuk naskah. Di negeri barat, naskah-naskah yang dihasilkan antara lain : magna charta (Inggris); bill of right (Inggris), declaration of independence (AS); declaration des droits I’home et du citoyen (Perancis); bill of rights (Amerika) Magna charta (piagam agung, 1215), merupakan dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris kepada beberapa bangsawan bawahannya atas tuntutannya. Naskah ini sekaligus membatasi kekuasaan raja John. Bill Of Rights (undang-undang hak 1689), adalah suatu undang-undang yang diterima oleh parlemen Inggris sebagai hasil perlawanan terhadap Raja James II dalam revolusi tak berdarah (The Glorious Revolution of 1668) Declaration of Independence (1776), suatu deklarasi yang menyatakan bahwa seluruh umat manusia dikaruniai oleh Tuhan beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Rumusan ini kemudian secara resmi menjadi pokok konstitusi negara Amerika Serikat pada tahun 1981. Declaration des droits I’home et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan warga negara, 1789), merupakan suatu naskah yang dicetuskan pada permulaan revolusi Perancis, sebagai perlawanan terhadap kesewenang-wenangan dari rezim lama. Semboyan revolusi Perancis yang terkenal : (1) Liberte = kemerdekaan; (2) Egalite = kesamarataan; (3) Fraternite = kerukunan atau persaudaraan. Assemble Nationale Perancis memasukkan ke dalam konstitusi. Sehingga hak-hak asasi menurut konstitusi diartikan sebagai “hak-hak yang dimiliki manusia sesuai kodratnya, yang tidak dpt dipisahkan dengan hakikatnya” Bill Of Rights (undang-undang hak 1789), suatu naskah yang disusun oleh Amerika Serikat pada tahun 1789 dan kemudian menjadi bagian dari Undang-undang dasar pada tahun 1791. Perlu diingay bahwa rumusan hak-hak asasi pada abad ke-17 dan ke-18 ini sangat dipengaruhi oleh gagasan mengenai hukum alam (natural law), seperti yang dirumuskan oleh John Locke (1632-1714) dan J.J. Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas pada hak-hak yang bersifat politis, seperti kesamaan hak, hak atas kebebasan, hak untuk memilih, dsb. Pada abad ke-20, hak-hak politik ini dianggap kurang sempurna maka dicetuskan beberapa hak lain yang lebih luas ruang lingkupnya. Presiden AS, Franklin D, Roosevelt, merumuskan empat macam hak asasi yang kemudian dikenal sebagai “The Four Freedoms” Empat kebebasan itu adalah : 1. Freedom of speech (kebebasan utk mengemukakan pendapat) 2. Freedom of religion (kebebasan utk beragama) 3. Freedom from fear (kebebasan dari rasa ketakutan) 4. Freedom from want (kebebasan dari kemeralatan) Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi PBB untuk membentuk komisi Hak-hak Asasi pada tahun 1946. Hasilnya pada tanggal 10 Desember 1948, secara aklamasi negara-negara yang tergabung dalam PBB menerima pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia (universal declaration of human rights). Dan pada tahun 1966, sidang umum PBB menyetujui secara aklamasi perjanjian tentang hak-hak ekonomi, sosial, budaya, dan perjanjian tentang hak-hak sipil dan politik.