Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBELAJARAN MELALUI PERPUSTAKAAN DESA DAN


PENINGKATAN PEREKONOMIAN DI KAMPUNG 1001 MALAM

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh:
Alfat Sanjaya 18040263061
Dessy Putri Ramadhani 18040263070
Eureka Arya Ramadhan 18040263077
Tasya Cahya Kamila 18050404080

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


SURABAYA
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Times Indonesia (https://www.timesindonesia.co.id/read/news /289671


/blusukan-ke-kampung-1001-malam-ini-wajah-pendidikan-di-kolong-tol-dupak-
surabaya). Dinamakan Kampung 1001 Malam karena kehidupannya yang gelap
gulita di kolong tol yang menghubungkan Surabaya dan Gresik. Lokasi ini berada di
tengah hunian rungsep yang ditempati sekitar 200 Kepala Keluarga (KK).
Keberadaan kampung 1001 malam ‘terisolir’, dari perkampungan di sekitar kawasan
Lasem Baru. Akses menuju kesana pun berliku. Melintasi jalan setapak di bantaran
Kali Anak, Morokrembangan, dan harus masuk dibawah beton Jalan Tol.

‘Gapura’ berupa kaki beton menjadi pintu masuk ke dalam perkampungan. Di dalam,
warga biasa berjalan dengan kondisi membungkukkan badan. Melewati lorong gelap
selama lima menit, baru lah sampai kawasan rumah-rumah kumuh 1001 malam. Dan
untuk pendidikan disini ditunjang dengan adanya rumah baca yang dikelola oleh Ibu
Sri Rahayu. Rumah Baca ini mendapatkan bantuan untuk fasilitas dan kelengkapan
di Rumah Baca ini dari para donatur dan relawan.

Saat ini, tercatat 180 kartu keluarga yang mendiami Kampung 1001 Malam. Bejo
(Salah satu warga) menyampaikan, rata-rata warga yang tinggal di kampung tersebut
adalah masyarakat yang berpenghasilan tidak pasti. “Warga di sini kebanyakan
gepeng, ada pemulung, pengamen, pengemis. Ya mereka tinggal di sini karena gak
punya pilihan lagi, karena harga kos-kosan sudah mahal juga.”

Bakal mencukupi kegiatan dan pembangunan fasilitas umum di Kampung 1001


Malam, Bejo membebani warga untuk membayar Rp500 ribu per kavling seluas 5x7
meter jika mereka ingin membangun rumah.
“Kalau mereka yang tinggal di bawah kolong, bayar iuran Rp2 ribu per minggu.
Uangnya dikumpulkan bendahara untuk bangun musala. Saya juga tarikin iurannya
gak maksa, kalau ada ya bayar. Sampai sekarang masih ada yang belum lunas,” kata
Bejo.

Letak kampung ini bersebalahan dengan jalan tol. Menurut Bejo, lahan bekas sisa
jalan tol itu sering menjadi tempat pelarian para bajing loncat. Karena lokasinya yang
terisolir, tempat tersebut dikenal warga sebagai sarang kriminal. Tapi, siapa sangka,
seiring kehadiran Bejo dan banyak warga, citra Kampung 1001 Malam sebagai
sarang kriminal mulai terhapuskan.

“Dulu bajing loncat, setelah ambil barang dari mobil langsung lari ke sini. Dulu kan
belum ada tembok (pembatas tol dengan kampung). Saya kok gimana ya, soalnya
barang orang-orang di sini juga dicuri. Akhirnya saya bilang ke mereka ‘aku gak
ngelarang kamu curi, tapi itu hak mereka (warga desa)’. Saya ajak ngomong.
Akhirnya mereka sadar dan sekarang sudah aman,” terang lelaki berusia 68 tahun itu.

Kelompok kami tertarik untuk melakukan pengabdian disana, sebab selain latar
belakang Kampung 1001 Malam . Disana terdapat Mahasiswa Unesa, lebih tepatnya
dari pihak BEM Unesa. Dengan harapan dapat berkolaborasi dan menciptakan
inovasi pengajaran baru. Terutama dikondisi sekarang yang sedang terdapat pandemi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, tim PKM-M merumuskan masalah yang
mendasar yaitu:
1. Bagaimana cara membangun sarana prasarana pendidikan yang memadai
untuk Kampung 1001 Malam ?
2. Bagaimana menumbuhkan motivasi belajar bagi anak-anak usia sekolah di
Kampung 1001 Malam ?
3. Bagaimana cara agar masyarakat kampung 1001 malam memperoleh
penghasilan tambahan dengan cara membuat kerajinan daur ulang dari botol
bekas ?
1.3 Tujuan Program
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKMM) ini adalah sebagai berikut
:
1. Menyediakan buku-buku pelajaran sekolah dasar dan buku-buku ilmu
pengetahuan lainnya.
2. Menumbuhkan sikap gemar membaca bagi anak-anak usia sekolah dasar.
3. Meningkatkan kreativitas ibu-ibu melalui pembuatan kerajinan daur ulang
dari botol bekas
4. Untuk menambah perekonomian masyarakat Kampung 1001 Malam

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKMM) ini adalah sebagai
berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan Anak-anak mengenai pembelajaran di sekolah


2. Meningkatkan kualitas prasarana pembelajaran di kampung 1001 malam
3. Meningkatkan kreativitas ibu-ibu di kampung 1001 malam.

1.5 Luaran Yang Di Harapkan


Dari Pelatihan ini luaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Hasil akhir berbentuk Modul pembelajaran yang mudah dipahami anak-anak


2. Agar supaya banyak yang mengetahui bahwa di kolong jembatan TOL
dupak terdapat kampung kumuh yang di beri nama kampung 1001 malam
3. Anak jalanan mendapat 3M yaitu membaca, menulis dan menghitung
meskipun mereka tidak menelan bangku sekolah. Juga dapat mementaskan
apa yang sudah diajarkan ke dalam bentuk Drama.
4. Sosialisasi dan pelatihan kepada ibu-ibu dalam pembuatan kerajinan daur
ulang yang bisa dimanfaatkan dan dijual guna menambah perekonomian
dikampung 1001 malam.

1.6 Manfaat Program


Manfaat yang diharapkan dengan adanya Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian Masyarakat ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa merupakan bentuk pembelajaran pengabdian masyarakat
khususnya anak jalanan sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi serta
menumbuhkan semangat belajar dan kreativitas pada anak jalanan yang
nantinya bisa dibuat bekal dalam kehidupannya.
2. Bagi masyarakat sebagai upaya pemberdayaan warga Kampung 1001 Malam
dengan ikut andil memberikan pengajaran wawasan dan kreatifitas melalui
metode pembelajaran yang baru serta menarik sehingga muncul semangat
belajar yang tinggi dan berkelanjutan.

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Lokasi

Lokasi pengabdian masyarakat berada di kampung 1001 malam, dupak, krembangan,


kota surabaya.. Lokasinya berada sekitar 2-4 km dari pusat kota surabaya. Akses
masuk utama melalui jalan tambak asri, tambak sari. Dan ada jalan memotong yaitu
lewat arus tol dupak, menyebrang dari jalan lasem menuju kampung 1001 malam
melalui tol dupak.

2.2 Sasaran

Sasaran dari program kreativitas mahasiswa dalam bidang pengabdian masyarakat ini
adalah di kampung 1001 malam, dupak, kota surabaya. Yang terdiri dari anak-anak
hingga ibu- ibu rumah tangga.

2.3 Kondisi Sosial Dan Ekonomi Sasaran

Kampung 1001 malam memiliki luas 5 ha dengan jumlah penduduk 180 kepala
keluarga , pemukiman dengan kondisi topografi berdiri di dekat kawasan bantaran
sungai yang kotor dan tinggal di bawah kolong jembatan . Pekerjaan yang dilakukan
mayoritas pengamen , pemulung , dan pengemis , kuli bangunan , penyemir sepatu ,
supir angkot , bekerja disekitar daerah dupak.

Kampung 1001 malam rela bekerja apa saja di tempat orang walaupun tidak dibayar
karena yang terpenting mereka bisa mendapatkan makanan dan baju layak pakai
untuk mereka. Fenomena ini tentunya membuktikan bahwa mencari pekerjaan di kota
besar sangat sulit sehingga hal-hal tersebut dapat digunakan untuk menyambung
hidupnya.

2.4 Kegiatan Sehari-Hari Masyarakat Sasaran

Sehari-harinya masyarakat kampung 1001 malam mayoritas mengamen , mulung ,


dan pengemis .ibu- ibu di kampung 1001 malam akan diberikan sosialiasi mengenai
pentingnya pembelajaran untuk anak- anak , sedangkan anak-anak yang setiap
harinya mayoritas mengamen , pumulung , pengemis akan mendapatkan
pembelajaran umum yang tidak ia dapatkan dibangku sekolah.

2.5 Permasalahan Yang Dihadapi Masyarakat

Mayoritas masyarakat di kampung 1001 malam pekerjaan yang dilakukan ialah


mengamen , pemulung , pengemis ,dll . Dan masih banyak masalah lainya salah
satunya rumah di kampung 1001 malam yang sangatlah tidak layak dihuni karena
pemukimannya didekat bantaran sungai yang kotor dan tinggal dikolong jembatan ,
masih banyak yang memakai bahan triplek kayu. Anak anak mayoritas mandi
disungai yang kotor dan air bersihnya mendapat dari desa bangunrejo . Masyarakat di
kampung 1001 malam rela bekerja tidak dibayar hanya untuk mendapatkan makanan
dan baju yang layak.

Anak- anak di kampung 1001 malam banyak yang tidak bisa sekolah karena faktor
ekonomi yang kurang dari orang tuanya , orang tuanya mayoritas pemulung .
Akibatnya , anak-anak tersebut tidak mengenyam ilmu pendidikan yang seharusnya ia
dapatkan dibangku sekolah . Di surabaya sendiri wajib mengenyam minimal
pendidikan 12 tahun . Maka dari itu kami melakukan pengabdian masyarakat di
kampung 1001 malam guna untuk memberikan ilmu kepada anak-anak dan
menyediakan prasaran pembelajaran yang memadai untuk mempermudah anak-anak
membaca dan belajar.

Dan kami akan memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga agar lebih produktif
dan menambah perekonomian warga kampung 1001 malam dengan mengajarkan
membuat kerajinan tangan dari sisa-sisa botol. Dan membantu memasarkan produk
tersebut dikalangan masyarakat melalui sosial media seperti instagram , shopee.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasi dan tinjauan pustaka. Metode
penelitian observasi ini merupakan tindakan pengambilan data dengan cara
mendatangi langsung tempat yang kita inginkan. Sedangkan, tinjauan pustaka
merupakan metode penelitian yang menggunakan jurnal jurnal ilmiah yang relevan
dengan objek yang akan di kaji. Penelitian ini juga termasuk metode penelitian
kualitatif karena menganut pada sudut pandang teori.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kampung 1001 Malam, Dupak, Krembangan


Kota Surabaya. Dan waktu pelaksanaan rencana akan dimulai pada bulan Januari
2021.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

1.      Bahan Habis Pakai


HVS kuarto 2 rim @ Rp. 40.000,-                        Rp.80.000,-
Tinta printer  2 buah @ Rp. 35.000,-                    Rp.70.000,-
Log Book 1 buah @ Rp. 30.000,-                         Rp.30.000,-
Ballpoint tinta 3 buah @ Rp. 10.000,-                  Rp.30.000,-
Fotokopi dan jilid proposal                                   Rp. 200.000,-
Konsumsi selama kegiatan                                    Rp.300.000,-
Dokumentasi                                                          Rp.200.000,-
Jumlah                                                                   Rp.910.000,-

2.      Peralatan penunjang
White board                                                          Rp.300.000,-
Hadiah dan sertifikat                                             Rp.200.000,-
Meja lipat 6 buah @ Rp.40.000,-                          Rp.240.000,-
Acara  seremonial pembukaan                              Rp.400.000,-
Sewa LCD 1 unit                                                  Rp.150.000,-
Jumlah                                                                   Rp.1.290.000,-

3.      Perjalanan dan Akomodasi


Survei lapangan 1 kali                                           Rp.200.000,-
Transportasi kegiatan 5 kali                                  Rp.200.000,-
Jumlah                                                                   Rp.400.000,

4.      Rekapitulasi Biaya
Bahan habis pakai                                                 Rp. 910.000,-
Peralatan penunjang                                              Rp.1.290.000,-
Perjalanan dan Akomodasi                                   Rp. 400.000,-
Jumlah                                                                 Rp.2.600.000,-
4.2 Jadwal Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan program yang diajukan adalah seperti tabel berikut.

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5

1 Analisis pra-program X

2 Persiapan sarana dan prasarana X

3 Pelatihan terhadap Ibu-Ibu X X

4 Pengadaan buku-buku pelajaran X


dari sumbangan

5 Pembukaan dan pelaksanaan proses X X X X


belajar gemar membaca

6 Evaluasi X X X X X

Anda mungkin juga menyukai