Anda di halaman 1dari 5

UPAYA MENGENALKAN DAN MELESTARIKAN

BUDAYA LOKAL KAB. PAMEKASAN


MELALUI DIGITALISASI MUSEUM MANDHILARAS
DAN KESENIAN MINIATUR PERAHU LAYAR

Kategori Lomba: Menulis Esai


Oleh: Nurul Jannah (SDN. Pasanggar 3 Kec. Pegantenan)

Indonesia merupakan negara yang sangat unik, kemajemukan dan


keragaman yang ada di dalamnya mewarnai kehidupan setiap warga negara
dengan bendera merah putih tersebut, salah satunya adalah keragaman budaya.
Pada hakekatnya, sebuah kebudayaan itu muncul dari ide/gagasan yang
bersumber dari pikiran manusia. Kebudayaan menjadi ciri khas dari sebuah
kelompok masyarakat, karena sesungguhnya kebudayaan itu memang merupakan
hasil karya, rasa serta cipta masyarakat, sebagaimana Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi yang menyatakan demikian. [5]
Lebih dari itu, hadirnya
sebuah kebudayaan merupakan wujud rasa cinta dari orang-orang terdahulu yang
kemudian diwariskan secara turun-temurun dan dijaga kelestariannya.
Setiap orang pasti memiliki kebudayaan, beda wilayah tentu beda pula
kebudayaan yang dimiliki. Oleh karena sifat kebudayaan adalah abstrak maka
wujud dari kebudayaan adalah benda-benda hasil karya manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, bisa berupa perilaku maupun benda-benda nyata (yang kemudian
disebut dengan benda cagar budaya). Salah satu benda cagar budaya yang sempat
penulis amati di Kabupaten Pamekasan adalah museum Mandhilaras dan miniatur
perahu layar. Sekilas akan penulis paparkan informasi tentang kedua benda cagar
budaya tersebut.

Museum Mandhilaras dan Kesenian Miniatur Perahu Layar


Museum Mandhilaras yang berlokasi di jalan Cokroatmojo no.1, Rw. 03,
Desa Barurambat Kota Kec. Pamekasan Kabupaten Pamekasan ini memiliki nilai-
nilai sejarah yang sangat penting untuk dipelajari. Bangunan museum
Mandhilaras pada awal mulanya merupakan bangunan yang dibangun oleh
pemerintah Hindia Belanda  pada tahun 1918. Bangunan ini kemudian
difungsikan sebagai museum pada tanggal 08 maret 2010 silam. Nama
“Mandhilaras” diperoleh dari cerita warga setempat yang sempat
menginformasikan awal mula berdirinya Kabupaten Pamekasan, dimana menurut
informasi yang didapat konon Panembahan Ronggo Sukowati telah memindahkan
pusat pemerintahan kerajaan yang awalnya berada di Keraton Labangan Daja
menuju Keraton Mandhilaras.1 Di museum Mandhilaras terdapat beberapa koleksi
barang bersejarah,  terdiri dari senjata, kereta kencana, peralatan rumah tangga
seperti lesung padi dan alat pertanian, ada pula fosil berupa fosil batu
kerang, numismatika, serta diorama.2
Adapun miniatur perahu layar merupakan salah satu simbol dari kebudayaan
maritim masyarakat kabupeten Pamekasan, dimana mata pencaharian mayoritas
penduduknya adalah sebagai petani dan nelayan.3 Menurut penulis kerajinan ini
patut dijaga, mengingat bahwasanya sejarah telah mengatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia terdahulu mayoritas adalah seorang pelaut, sehingga
patut kiranya memperkenalkan jejak sejarah masa lalu tersebut kepada para
generasi muda saat ini dan yang akan datang.
Ide pembuatan miniatur perahu layar ini pada awal mulanya digagas oleh
Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Adirasa Pantai Jumiang yang berlokasi di
Desa Jumiang Kec. Pademawu Kab. Pamekasan empat tahun yang silam (tahun
2019) sebagai usaha untuk menstabilkan kembali pemasukan Pokdarwis pantai
Jumiang karena sepinya pengunjung akibat pandemi covid-19 yang sedang
melanda pada masa itu.

Upaya Digitalisasi Museum Mandhilaras dan Kesenian Miniatur Perahu


Layar
Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa teknologi digital telah
dan akan terus berkembang dengan begitu cepatnya, apalagi di abad 4.0 ini,

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Umum_Daerah_Mandhilaras diakses pada sabtu, 29
0ktober 2022.
2
Ibid
3
https://pamekasankab.go.id/berita/244/diskominfo-kab-pamekasan-pemaparan-akhir-dan-
publikasi-ntn-ntp-serta-genie-rasio-2020 diakses pada minggu, 30 Oktober 2022.
menuntut manusia untuk selalu bisa beradaptasi dengan dunia luar secara cepat
dan cerdas. Teknologi akan berfungsi sesuai titah tangan pengendalinya, apabila
difungsikan untuk kebaikan dan kemaslahatan maka akan memberikan efek yang
positif kepada penggunanya dan masyarakat sekitar, demikian pula sebaliknya.
Pada era 4.0 saat ini kehadiran media digital merupakan kebutuhan dasar
bagi banyak orang. Media digital mempunyai peranan yang sangat urgen dalam
menyebarkan kebudayaan lokal, dimana saat ini informasi berputar dengan sangat
cepat, sehingga siapapun bisa mengaksesnya dengan sangat mudah.
Sehubungan dengan adanya manfaat dari teknologi digital, maka dalam hal
ini masyarakat utamanya para generasi muda di kabupaten Pamekasan bisa
menfungsikan teknologi untuk mendigitalisasikan dua benda cagar budaya yang
ada di kabupaten Pamekasan (museum Mandhilaras dan kerajinan miniatur perahu
layar). Di era digital seperti saat ini masyarakat Pamekasan bisa memanfaatkan
media sosial sebagai platform untuk melestarikan benda cagar budaya yang ada di
kabupaten Pamekasan agar keberadaanya tetap terjaga dan tidak punah, yaitu bisa
dengan cara menvisualisasi, mereplikasi dan menyimulasikan kedua benda
tersebut melalui beberapa media sosial yang ada saat ini, contohnya melalui
pemanfaatan facebook, instagram, youtube dan lainnya.
Lebih dari itu, alternatif tambahan yang dapat dipakai untuk
mempromosikan kedua benda cagar budaya tersebut, cara yang paling mudah dan
paling banyak digemari oleh lintas kalangan adalah melalui seni fotografi, yaitu
dengan mengambil gambar-gambar lalu menguploadnya di media sosial. Melalui
seni fotografi ini masyarakat Pamekasan lebih-lebih para generasi muda bisa
dengan mudah memperkenalkan museum Mandhilaras dan miniatur kapal layar
kepada seluruh rakyat Indonesia bahkan kepada dunia, dengan begitu dunia akan
tahu dan bisa menilai kebudayaan dan kesenian yang dimiliki kabupaten
Pamekasan.
Setidaknya ada tiga manfaat yang bisa didapat dari digitalisasi museum
Mandhilaras dan miniatur kapal layar ini, manfaat yang pertama adalah dengan
memanfaatkan teknologi digital masyarakat Pamekasan bisa memperkenalkan
cagar budaya dan kesenian yang dimiliki kepada dunia luas. Kedua, cagar budaya
dan kesenian yang dimiliki masyarakat kabupaten Pamekasan akan terus terjaga
kelestariannya dan terhindar dari kepunahan. Ketiga, dengan mempromosikannya
di media sosial membuka ruang untuk mendapatkan peluang usaha guna sebagai
pemasukan untuk kas kabupaten Pamekasan. Misalnya, dengan mempromosikan
museum Mandhilaras bisa menarik para wisatawan baik wisatawan lokal maupun
wisatawan asing untuk berkunjung, dan hasil dari tiket kunjungan tersebut bisa
dimasukkan ke kas pemerintah kab. Pamekasan. Sementara dengan
mempromosikan kesenian miniatur perahu layar, masyarakat Pamekasan bisa
memperkenalkan sekaligus memasarkan kesenian ini kepada dunia luas, sehingga
tidak menutup kemungkinan bisa menarik masyarakat luar untuk memesannya,
baik sebagai koleksi pribadi, sebagai souvenir ataupun yang lainnya. Satu hal
yang perlu diketahui adalah bahwa pembuatan miniatur perahu layar ini sangatlah
unik dan memiliki ciri khas tersendiri, dalam pembuatannya harus dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki kesenian dan keahlian khusus, tidak semua orang bisa
membuatnya, oleh karenanya kesenian ini harus benar-benar dijaga dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/museum_umum_daerah_mandhilaras diakses pada


sabtu, 29 0ktober 2022.
https://pamekasankab.go.id/berita/244/diskominfo-kab-pamekasan-pemaparan-
akhir-dan-publikasi-ntn-ntp-serta-genie-rasio-2020 diakses pada minggu, 30
Oktober 2022.
BIODATA PENULIS

Nurul Jannah, perempuan kelahiran


Sumenep, 03 Januari 1989. Lahir dari
pasangan ayahanda Syamsul Arifin dan
ibunda Khoirotin. Menempuh pendidikan
terakhirnya di pasca sarjana UIN Sunan
Ampel Surabaya tahun 2019 yang lalu.

Karir sebagai seorang pendidik ia mulai pada tahun 2009 di MI AN-Najah


I, sebuah lembaga pendidikan Islam swasta di kota Sumenep. Selain tetap
mengabdikan dirinya di MI An-Najah I, ia juga aktif sebagai tenaga
pendidik di SDN. Pasanggar 3 Kec. Pegantenan Kab. Pamekasan sejak
tahun 2019.

Sebagai seorang ASN dalam dunia pendidikan, ia aktif dalam berbagai


komunitas pendidik, misalnya KKG, PGRI dan IGI. Penulis bisa dihubungi
lewat email: Janah.fatih@gmail.com dan no. HP: 082332929624.

Anda mungkin juga menyukai