(KKK354)
MODUL 13
PEMETAAN BAHAYA DI INDUSTRI
DISUSUN OLEH
CUT ALIA KEUMALA MUDA, SKM., M.K.K.K.
Pemetaan Bahaya
Pemetaan bahaya merupakan proses pengukuran, perhitungan dan
penggambaran bahaya di tempat kerja dengan cara dan metode tertentu
sehingga didapatkan hasil berupa gambar yang menjelaskan lokasi tersebut
sesuai dengan tujuan yang ingin didapatkan (Aji, 3013). Beberapa langkah
dalam pembuatan risk mapping yaitu :
a. Identifikasi tempat kerja yang akan dilakukan pemetaan bahaya
2. Bahaya Listrik
Yaitu berasal dari energi listrik yang dapat mengakibatkan risiko
seperti kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat. Di lingkungan
kerja ditemukan bahaya listrik baik dari jaringan listrik maupun peralatan
kerja atau mesin yang menggunakan energi listrik
3. Bahaya Kimiawi
Yaitu bersumber dari senyawa atau unsur atau bahan kimia.
Bahan kimia menganduing berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat
dan kandungannya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia
antara lain keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun (toxic), iritasi
oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam kuat, kebakaran
dan ledakan, polusi, dan pencemaran lingkungan.
4. Bahaya Fisik
Yaitu berasal dari factor-factor fisik seperti bising
(mengakibatkan ketulian atau kerusakan indera pendengaran), tekanan,
getaran, suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan
5. Bahaya Biologi
Yaitu bersumber dari unsur biologis seperti flora fauna yang
terdapat di lingkungan kerja
b. Pemetaan kognitif
d. Pemetaan Konseptual
Jawaban
1. 3 langkah proses pemetaan bahaya
Tahap pengumpulan data
Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data.
Data merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan.
Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat
melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data
yang dipetakan dapat berupa data primer dan data sekunder. Pengenalan
sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan dan pemilihan
bentuk simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan
dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam tabel-tabel, sebelum
diolah ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk data
kuantitatif dapat menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir bertingkat
dan sebagainya, melakukan perhitungan-perhitungan untuk memperoleh
bentuk simbol yang sesuai.
Tahap penyajian data
Langkah pemetaan kedua berupa penyajian data, tahap ini merupakan
upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol,
supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh
pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang
secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan dapat tercapai.
Tahap penggunaan peta
Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan
keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik
akan dapat digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk
melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar
pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map user). Pembuat
peta harus dapat merancang peta sedimikian rupa sehingga peta mudah