Anda di halaman 1dari 12

MEDIA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH

MEDIA KOMUNIKASI DALAM DAKWAH


Oleh: RUSDI JABIR, SS

Media Komunikasi berasal dari dua kata yakni media dan

komunikasi, yang masing-masing mempunyai arti tertentu. Media

adalah peralatan atau perantara serta komunikasi adalah suatu proses

yang menghubungkan seseorang atau beberapa orang dengan

menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang

lain. Dengan berdasarkan dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa

media komunikasi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

mempermudah penyampaian informasi dari seseorang kepada orang

lain, untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Media komunikasi

mempunyai peranan dan pengaruh dalam perubahan masyarakat.


Secara sederhana dakwah adalah sebuah komunikasi da’i kepada masyarakat
dengan membawa pesan-pesan dakwah. Jadi, Setiap aktivitas dakwah adalah aktivitas
komunikasi, tetapi tidak setiap aktivitas komunikasi itu disebut dakwah. Karena tujuan
dakwah merupakan sesuatu yang mulia untuk dicapai berdasarkan al-Qur’an dan as-
Sunnah. Aktivitas dakwah lebih mulia dari komunikasi.
Tujuan berkomunikasi adalah agar komunikan bersikap dan bertindak sama
dengan keinginan komunikator. Dalam hal ini, tujuan komunikasi bukan sekedar
memberikan informasi tapi juga persuasif. Begitu juga dengan tujuan dakwah, agar mad’u
bersikap dan bertindak sama dengan keinginan da’i (bukan pada hal yang diinginkan da’i
secara pribadi, melainkan sesuatu yang sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah). Dakwah
juga harus persuasif, agar mad’u melakukan yang da’i inginkan. Jadi, tujuan komunikasi
dengan tujuan dakwah mempunyai persamaan yaitu sama-sama agar mad’u/komunikan
bersikap dan bertindak sama dengan keinginan da’i/komunikator.
Di era modernisasi, dakwah mempunyai tantangan yang besar terutama sejak
berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Di samping itu, media
komunikasi (media massa) sebagai hasil dari IPTEK memberikan manfaat yang besar
dalam perkembangan dan kemajuan dakwah Islam. Peluang dakwah semakin terbuka
lebar, manakala da’i dapat memanfaatkan media komunikasi tersebut. Agar dakwah yang
dilakukan tidak terkesan menggunakan media dakwah (media massa) semata, da’i
diperlukan memiliki strategi dakwah yang baik demi terciptanya dakwah yang sukses.
Media (baca: media massa) dalam dakwah mempunyai pengaruh yang besar. terhadap
proses penyampaian pesan dakwah kepada mad’u. Apabila media yang digunakan tepat,
otomatis pesan dakwah yang disampaikan mudah dipahami mad’u.
Dengan berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi, seharusnya da’i
lebih pandai dalam memanfaatkan media massa. Media massa baik media cetak, media
elektronik maupun internet menjadi sarana yang dinilai efektif dan efisien dalam
penyampaian pesan dakwah. Apalagi internet yang mempunyai informasi tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu. Sehingga para mad’u dapat dengan mudah memperoleh materi–
materi dakwah dimana dan kapan saja.
Kemajuan media komunikasi di era mutakhir menunjukkan perubahan yang
signifikan. Karena sudah banyak media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan dakwah yang dilakukan secara cepat kepada mad’u. Pemanfaatan media massa
sebagai alat untuk mendukung aktivitas dakwah merupakan salah satu cara yang efektif
dan efisien dalam penyampaian nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Jadi, da’i harus
tanggap dalam setiap problematika yang ada.
Berbicara tentang media komunikasi dapat diartikan bahwa semua media dan
benda dapat dijadikan media komunikasi demi suksesnya dakwah itu sendiri. Karena
tidak mungkin dakwah sukses tanpa adanya media yang membantu menyukseskannya.
Media komunikasi didalamnya ada media massa (media cetak dan media elektronik)
begitu juga semua benda yang dinilai mampu mengantarkan suksesnya dakwah.
Sejalan dengan berkembangnya media komunikasi dewasa ini berkembang pula
media dakwah. Media dakwah mempunyai pengertian yang luas, tetapi di sini hanya
dibatasi pada media massa yang dapat digunakan untuk menyampaikan dakwah, yaitu
media cetak, seperti surat kabar, majalah dan tabloid, serta media elektronik, seperti
radio, televisi, dan internet (international networking atau lengkapnya international
connection networking). Internet biasanya dianggap sebagai gabungan komputer, televisi
dan telepon.
Berdakwah melalui media merupakan kajian salah satu unsur dakwah yaitu,
media dakwah. Dimana media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Dalam menyampaikan pesan kepada penerima dengan memanfaatkan
media untuk mencapai keberhasilan pemilihan media yang digunkan menjadi penting.
Bahwa yang menjadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangtlah sederhana
yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
media dakwah adalah alat yang digunakan sebagai perantara dalam rangka
pencapaian tujuan dakwah. Meskipun hanya sebagai alat perantara tetapi sangat berperan
dalam pelaksanaan dakwah.  Hal tersebut menunjukkan bahwa media dakwah sangat
dibutuhkan dalam proses penyelenggaraan aktivitas dakwah di masyarakat. Dengan
demikian media dakwah yang meliputi segala sesuatu yang digunakan dalam
hubungannya dengan pelaksanaan dakwah, sekalipun hanya alat penunjang,  akan  tetapi 
sangat  besar   pengaruhnya   dalam   pencapaian  tujuan yang ingin dicapai oleh dakwah.
Sekalipun media dakwah itu sangat banyak, tetapi tidak ada  media yang
sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, kekurangan yang ada
pada media yang satu akan disempurnakan oleh media lainnya. Makin banyak menguasai
penggunaan media dalam pelaksanaan dakwah, maka semakin mengantar kepada
keberhasilan dan kesuksesan  dalam pelaksanaan dakwah. Oleh karena itu, dalam memilih
media dakwah sebaiknya selalu dikondisikan dengan objek dakwah, sebab tidak semua
media dakwah bisa digunakan dalam semua kondisi dan situasi.
Media dakwah merupakan salah satu unsur dakwah yang dapat menunjang
suksesnya dakwah.  Sebab itu, materi dakwah yang akan disampaikan harus disesuaikan
degan media yang akan digunakan. Dengan demikian, dakwah  yang disalurkan lewat
media lebih mudah  mempengaruhi mad’u. Di sinilah pentingnya media bagi juru dakwah
dalam menyampaikan materi dakwah terhadap mad’u.

Selanjutnya media massa dibagi menjadi dua, yaitu


A.    Media Cetak
Media cetak untuk berbagai jenis media dakwah di sini ialah semua bahan
cetakan yang digunakan untuk memuat dan menyampaikan pesan-pesan dakwah ke pada
masyarakat sebagai sasaran (obyek) dakwah. Bahan cetakan yang memuat informasi
dakwah tersebut harus memenuhi beberapa fungsi sebagai media penyampaian pesan ke
pada publik. Misalnya, informasi tentang sistuasi dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan masyarakat baik masyarakat di sekitar maupun yang berskala dunia. Selain
itu, media cetak tersebut juga harus memuat tentang upaya peningkatan pemahaman
tentang diri sendiri. Selanjutnya, media cetak itu juga harus memuat informasi tentang
upaya menjalankan peran sosial. Berikutnya, media cetak termaksud juga harus berisi
informasi tentang dorongan untuk memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. 
Media cetak yang dapat digolongkan ke dalam jenis-jenis media dakwah ialah :
buku, surat kabar, majalah, bulletin, brosur, jurnal, pamplet, stiker, poster, karcis (tiket),
logo (label), dan sebagainya. Namun penulis hanya akan menjelaskan media komunikasi
cetak yang mempunyai peran berskala besar. Di antaranya sebagai berikut:
a. Buku, berdakwah melalui buku mempunyai peranan dan manfaat yang besar
pengaruhnya. Buku sebagai media komunikasi dakwah cetak telah banyak dilakukan oleh
para ulama’ baik ulama’ klasik maupun ulama’ kontemporer. Salah satu ulama’ klasik
yang produktif menulis buku adalah Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali dengan
Karyanya Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll.
Begitu juga dengan ulama’ kontemporer salah satunya adalah Harun Yahya (Nama pena
dari Adnan Oktar) dengan karyanya “Beberapa rahasia Al-Qur’an”, “Indahnya Islam
kita”, “melihat Kebaikan di segala hal” serta buku-buku yang lain yang berjumlah sekitar
40 macam buku

b.      Surat kabar


Surat kabar beredar dimana-mana, karena di samping harganya yang murah
beritanya juga sangat up to date dan memuat berbagai jenis berita. Surat kabar cepat
sekali peredarannya karena jika terlambat beritanya akan out of date. Dakwah melalui
surat kabar cukup tepat dan cepat beredar melalui berbagai penjuru. Karena itu dakwah
melalui surat kabar sangat efektif dan efisien yaitu dengan cara da’i menulis rubrik di
surat kabar tersebut misalnya berkaitan dengan rubrik agama.
Surat kabar juga dikenal dengan nama koran. Koran berasal dari bahasa Belanda,
yaitu krant dan bahasa Perancis, yaitu courant. Koran atau surat kabar adalah suatu
penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya
rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.
Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat
kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.
Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi
yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan
utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang
terjadi di sekitarnya. Fungsi hiburan dapat ditemukan pada rubrik artikel ringan, feature,
komik atau kartun seta cerita bersambung. Fungsi mendidik dan mempengaruhi akan
ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubric opini. Fungsi pers
bertambah, yiatu sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.

Karakteristik Surat Kabar Untuk dapat memanfaatkan media massa secara


maksimal dan tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus
memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai
media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas dan
terdokumentasikan.

Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut kemampuan intelektualitas tertentu.


Khalayak yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar begitu juga yang
berpendidikan rendah.

Kategorisasi Surat Kabar Dilihat dari ruang lingkupnya, surat kabar nasional,
regional, dan lokal. Ditinjau dari bentuknya, ada surat kabar biasa dan tabloid. Dilihat
dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar Berbahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan
Bahasa Daerah. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu,
misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni
atau partisipan kegiatan tertentu.
Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari
libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat
kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan
surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.

Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di
seluruh bagian negara. Di Indonesia, contohnya adalah KOMPAS. Pemilik surat kabar,
atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab
terhadap isi surat kabar disebut editor.

c.       Majalah
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam
subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan.
Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada
masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak
orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.

Tipe majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju, artinya redaksi sudah
menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya. Kategori majalah pada masa Orde
baru; majalah berita, keluarga, wanita, pria, remaja wanita, remaja pria, anak-anak,
ilmiah popular, umum, hukum, pertanian, humor, olahraga, daerah.

Fungsi majalah mengacu pada sasaran khalayak yang spesifik. Majalah dengan topic
atau kategori tertentu mempunyai spesialisasi sasaran pembeli dan pembaca yang
dikehendaki.

Majalah media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya,
serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah tetap dibedakan dengan surat
kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri : penyajian lebih dalam, nilai
aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak, cover/sampul sebagai daya tarik.

Majalah mempunyai fungsi yaitu menyebarkan informasi atau misi yang dibawa
oleh penerbitnya. Majalah biasanya mempunyai ciri tertentu, ada yang khusus wanita,
remaja, pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan, olahraga, dan sebagainya.
Sekalipun majalah mempunyai cirri tersendiri tetapi majalah masih dapat difungsikan
sebagai media dakwah, yaitu dengan jalan menyelipkan misi dakwah kedalam isinya, bagi
majalah bertema umum. Jika majalah tersebut majalah keagamaan maka dapat
dimanfaatkan sebagai majalah dakwah. Jika berdakwah melalui majalah maka seorang
dai’I dapat memanfaatkannya dengan cara menulis rubrik atau kolom yang berhubungan
dengan dakwah Islam.

B.     Media Elektronik


Media elektronika ialah semua peralatan yang sitem kerjanya berhubungan
dengan elektron (tenaga listrik). Dalam kaitan dengan penggolongan media dakwah di
bidang media elektronik, dapat dibagi ke dalam tiga macam yaitu masing-masing :
1.      Media Audio
Media dakwah elektronik jenis audio. Yaitu media penyampaian pesan dalam
bentuk suara atau dapat juga disebut sebagai media yang menggunakan bahasa lisan atau
semua pesan yang berbentuk bunyi (suara). Termasuk dalam jenis ini alat-alat
penyampaian pesan seperti radio, telefon, tape recorder (media perekam suara), pita
rekaman, CD (Compack Disk), dan sebagainya.
Media audio adalah alat yag dioperasikan sebagai sarana penunjang kegiatan
dakwah yang ditangkap melalui indera pendengaran.
a.       Radio
Dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio sangatlah efektif dan efisien. Jika
dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah dan praktis, dengan demikian
dakwah akan mampu menjangkau jarak komunikan yang jauh dan tersebar. Disamping
itu radio mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang
serba hidup berkat tiga unsure yang ada padanya yakni music, kata-kata dan efek suara.
Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi
dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan
melengkapi dengan media lainnya. Keunggulan radio adalah berada dimana saja, di
tempat itdur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di pantai dan berbagai tempat
lainnya. Radio merupakan teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara).
b.     Tape Recorder
Tape recorder adalah media elektronik yang berfungsi merekam suara kedalam
pita kaset dan dari pita kaset yang telah berisi rekaman suara dapat diplay back dalam
bentuk suara. Dakwah dengan tape recorder ini relative mengahabiskan biaya yang murah
dan dapat disiarkan ulang kapan saja sesuai kebutuhan. Disamping itu da’i juga dapat
merekam program dakwahnya disuatu tempat dan hasil rekamannya dapat disebarkan
pada kesempatan lain dan seterusnya.

2.      Media Visual


Media dakwah elektronik jenis  visual, yaitu media penyampaian pesan yang
menampilkan gambar atau tulisan yang direfleksikan (dipantulkan) melalui
lensa proyektor. Termasuk ke dalam pembagian ini alat-alat penampil gambar seperti:
foto tustel, slide reflektor, OHV (Over Head Proyektor), sketsa, dan sebagainya.
Media visual adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk
kepentingan dakwah melalui indra penglihatan. Yang termasuk dalam media ini
diantaranya yaitu:
a.       Film Slide
Film slide ini berupa rekaman gambar pada film positif yang telah deprogram
sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan apa yang telah diprogramkan.
Pengoperasian film slide melalui proyektor yang kemudian gambarnya diproyeksikan
pada screen. Kelebihan dari film slide ini adalah mampu memberikan gambaran yang
cukup jelas kepada audiensi tentang informasi yang disampaikan seorang juru dakwah.
Disamping itu juga dapat dipakai berulang-ulang sejauh programnya sesuai dengan yang
diinginkan. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa untuk membuat program melalui
film slide diperlukan dalam bidan fotografy dan grafis. Selain itu juga diperlukan ruangan
khusus dengan menggunakan aliran listrik.
b.      Overhead Proyektor (OHP)
OHP adalah perangkat keras yang dapat memproyeksikan program kedalam
screen dari program yang telah disiapkan melalui plastic transparan. Perangkat ini tepat
sekali untuk menyampaikan materi dakwah kepada kalangan terbatas baik sifat maupun
tempatnya. Kelebihan menggunakan media ini adalah program dapat disusun sesuai
dengan selera da’i dan apalagi jika diwarnai dengan seni grafis yang menarik. Sedangkan
kelemahannya yaitu memerlukan ruangan khusus yang beraliran listrik juga menuntut
kreatifitas da’i dalam mengungkapkan informasi melalui seni grafis yang menarik.

c.       Gambar dan Foto


Gambar dan foto merupakan dua materi visual yang sering dijumpai dimana-
mana, keduanya sering dijadikan media iklan yang cukup menarik seperti surat kabar,
majalah dan sebagainya. Dalam perkembangannya gambar danfoto dapat dimanfaatkan
sebagai media dakwah. Dalam hal ini, gambar dan foto yang memuat informasi atau pesan
yang sesuai dengan materi dakwah. Seorang da’i yang inovatif tentu akan mampu
memanfaatkan gambar dan foto untuk kepentingan dakwah dengan efektif dan efisien.
Kelebihan dari media ini adalah kesesuaiannya antara dakwah dengan perkembangan
situasi melalui pemberitaan surat kabar, atau majalah serta keaslian situasi melalui
pengambilan foto langsung. Biaya tidak terlalu mahal dan dapat dilakukan kapan saja
dengan tidak bergantung kepada berkumpulnya komunikan. Kelemahannya, seorang da’i
tidak dapat memonitor langsung keberhasilan dakwah, salian itu juga menuntut da’i
untuk kreatif dan inovatif.

3.      Media Audo-Visual


Media dakwah elektronik jenis  Audo-visual, yaitu media penyampaian pesan
dengan menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang bersamaan. Jadi melalui
media penyampaian seperti ini pihak penerima pesan dapat melihat tayangan dalam
bentuk gambar hidup yang dilengkapi dengan suara sekaligus. Termasuk ke dalam jenis
media ini ialah televisi, rekaman video yang dilengkapi dengan penerima suara, film yang
disertai suara, dan sebagainya. 
Salah satu contohnya adalah Film, pemanfaatan film cenderung lebih efektif dan
efisien serta sangat actual sesuai dengan perkembangan masyarakat. Hal ini disadari
karena film membawa pesan yang mampu mempengaruhi penontonnya sebagai sasaran
dakwah (mad’u)nya. Itulah sebabnya film dalam kegiatan dakwah seharusnya ditata rapi
dan mengandung nilai-nilai ajaran moral islami yang sesuai dengan kebutuhan mad’unya.
Media audio visual adalah media penyampaian informasi yang dapat menampilkan
unsure gambar dan suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan
informasi.
a.       Televisi
Televisi merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh dunia dan sampai
sekarang masih terus berkembang. Dari semua media massa, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka
menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi
mengalami perkembangan secara dramatis terutama melalui pertumbuhan televisi kabel.
Memberikan informasi, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih
dominan pada media televisi. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Di beberapa daerah terutama di Indonesia masyarakat banyak menghabiskan


waktunya untuk melihat televise. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini
dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan
keagamaan yang ditimbulkan akan lebih mendalam. Program-program siaran dakwah
yang dilakukan hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam berbagai bidang
sehingga sasaran dakwah dapat meningkatkan pengetahuandan aktifitas beragama
melalui program-program siaran yang disiarkan melalui televisi.
b.      Film
Khalayak menonton film terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film
terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional dapat
digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation
and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi
film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari
kehidupan sehari-hari secara berimbang.

Jika film digunakan sebagai media dakwah maka harus diisi misi dakwah adalah
naskahnya, diikuti skenario, shooting dan actingnya. Memang membutuhkan keseriusan
dan waktu yang lama membuat film sebagai media dakwah. Karena disamping prosedur
dan prosesnya lama dan harus professional juga memerlukan biaya yang cukup besar.
Namun dengan media film ini dapat menjangkau berbagai kalangan. Disamping itu, secara
psikologis penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation
memiliki kecenderungan yang unik dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.

C.     Media Internet


Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan
wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua
sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap
minggunya.

Industri media komputer memiliki beberapa bidang utama, antara lain: pabrik
perangkat keras komputer, perangkar lunak komputer. Content provider adalah yang
mengembangkan isi dan database yang didistribusikan melalui jaringan komputer. Bagian
dari perangkat lunak komputer terdapat pula Internet Service Provider (ISPs), yakni
perusahaan yang menjual akses internet.

Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau


jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah sarana bagi para peneliti untuk
mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras menjadi ajang komunikasi
yang sangat cepat dan efektif. Saat ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar
dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Internet
unggul dalam menghimpun berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas,
berbagai orang dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling bergabung
berdasarkan kesamaan minat dan proyeknya. Internet menyebabkan begitu banyak
perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok.
Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih
berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah
mengejutkan karena internet memang lahir dari benih penelitian. Hal yang membedakan
internet (dan jaringan global lainnya) dari teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat
interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Tak
ada media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara
seketika dengan ribuan orang. Ada alasan yang bagus mengenai jurnalisme yang baik,
yaitu informasinya harus menarik, tepat waktu, dan cepat.
Dengan media internet dakwah dapat memainkan peranannya dalam
menyebarkan informasi tentang Islam keseluruh penjuru, dengan keluasan akses yang
dimilikinya yaitu tanpa adanya batasan wilayah, cultural dan lainnya. Menyikapi
fenomena ini, Nurcholis Madjid mengatakan “Pemanfaatan internet memegang peranan
amat penting, maka umat Islam tidak perlu menghindari internet, sebab bila internet tidak
dimanfaatkan dengan baik, maka umat Islam sendiri yang akan rugi. Karena selain
bermanfaat untuk dakwah, internet juga menyediakan informasi dan data yang kesemuanya
memudahkan umat untuk bekerja.”
Begitu besarnya potensi dan efisiennya yang dimiliki oleh jaringan internet dalam
membentuk jaringan dan pemanfaatan dakwah, maka dakwah dapat dilakukan dengan
membuat jaringan-jaringan informasi tentang Islam atau sering disebut dengan
cybermuslim atau cyberdakwah. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan
menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam
variasinya.
Kesemua jenis media penyampaian pesan tersebut di atas, dapat digolongkan
sebagai media dakwah yang dapat dimanfaatkan secara efektif dalam upaya penyadaran
masyarakat menuju tercapainya cita-cita dakwah yaitu: “menyeru manusia ke arah
kebaikan dengan jalan mengajak mereka untuk melakukan kebaikan (al-amr bilma’ruf)
dan menghindari kejahatan (al-nahyu ‘anil-munkar) demi mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
Dari pemaparan terdahulu diketahui bahwa sebenarnya media dakwah cukup
banyak. Juga diketahui bahwa mekaksanakan kegiatan dakwah tidaklah hanya melalui
kegiatan lisan atau dakwah bilmaqal tetapi dakwah juga dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan berbgagai media hiburan. Dan jika hal itu dilakukan maka dapat
dibayangkan hasilnya akan cukup lumayan sebab bagaimanapun jiwa manusia selalu
cenderung untuk mencintai keindahan dan semua yang sifatnya indah.

Anda mungkin juga menyukai