Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEDIA ONLINE DAKWAH

Dosen Pengampu:

Reny Masytoh, M.Kom.I

Penyusun: Kelompok 5

Abdillah Addin Nadean B91219080


Maftuch Achnan B91217127
Muhammad Nurul Qomari B91217134

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah
memberikan Rahmat, Taufik, Kesehatan dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah berjudul “Media Online Dakwah” sesuai dengan waktu yang di
tentukan tanpa ada hambatan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Dakwah dan Teknologi
yang Alhamdulillah telah kami selesaikan dengan usaha yang cukup maksimal. Meski
demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, sehingga kami sebagai penulis sangat mengharapkan semangat, kritik
dan saran yang positif guna menjadi evaluasi dan perbaikan bagi kita semuanya juga
membangun dari pembaca sekalian.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat yang nyata dalam kehidupan sosial untuk banyak
orang, khususnya bagi pembaca makalah ini dan kami sebagai penulis.

Surabaya, 5 November 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Contents
No table of contents entries found.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan dan penyebaran dakwah islam bagi setiap muslim merupakan


kewajiban, baik itu fardhu ‘ain maupun fardhu kifayah sebagaimana dalam Q.S Ali
Imran (3: 104)

ٰٓ
‫و َن‬ ‫ك ُه ُم ٱلْ ُم ْفلِ ُح‬
َ ‫ِر ۚ َوُأ ۟ولَِئ‬ ‫ْو َن َع ِن ٱلْ ُمن َك‬ ِ ‫ٱلْمعر‬
‫وف َو َيْن َه‬ ُْ َ
ِ‫ْأمرو َن ب‬
ُُ
‫ِإ‬
َ‫ْد ُعو َن ىَل ٱخْلَرْيِ َوي‬ َ‫َولْتَ ُكن ِّمن ُك ْم َُّأمةٌ ي‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung”. Pesan dakwah dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa
seruan kebaikan (dakwah) tidak pernah memandang dari suku dan ras tertentu. Selama
proses sosialisasi ajaran, dakwah Islam telah melewati perjalanannya selama ratusan
tahun. Islam datang di Indonesia pada abad ke 13 melalui Samudra pasai. Dengan
rentang waktu yang cukup lama, penyebaran Islam sendiri mengalami perubahan.
Dakwah Islam dimulai dari hal yang sangat sederhana dan bersifat normative sampai
berkemabang saat ini dengan menggunakan berberapa metode dan media dalam
berdakwah. Sehingga sampai saat ini dilihat, perubahan yang terjadi di masyarakat
mampu mewarnai penyampaian pesan agama dengan berbagai cara untuk mampu
masuk ke segala lini masyarakat.

Tujuan dakwah sebagai komunikasi adalah memberi informasi tentang agama


Islam, tujuan ini bukanlah tujuan final. Perkembangan antara tabligh dan dakwah
tidaklah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW. Tabligh dan dakwah itu
terus berlangsung selama masih berdiri langit dan bumi, untuk menyampaikan
informasi mengenai agama Islam, agar semua orang memperoleh pengetahuan tentang
agama Islam dan mengerti tentang Islam.

Di era modern sekarang berdakwah bisa lebih mudah dan lebih efisien karena
adanya media online. Kemudahan dalam penggunaan kapanpun, dimanapun, siapapun
mampu menggunakan. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan
taraf perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa,
disampaikan dengan isi menarik yang mampu diterima dengan mudah, serta
pengamplikasian dakwah dengan kemajuan teknologi agar dakwah Islam lebih
mengena sasaran dan tidak out of date.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Media Dakwah?
2. Apa itu Media Online?
3. Apa kelebihan media online sebagai sarana dakwah?
4. Bagaimana cara berdakwah lewat media online
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Dakwah

Kata media, berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk jamak
dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara (Asmuni Syukir, 1986 : 17)
Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang
dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan
media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku,
film, video, kaset, slide, dan sebagainya. Secara umum dipahami bahwa istilah
“media” mencakup sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran (broadcasting)
dan sinema. Namun, terdapat rentang media yang luas mencakup berbagai jenis
hiburan (entertainment) dan informasi untuk audiens yang besar- majalah atau industri
musik.Terdapat juga industri yang mendukung berbagai aktivitas media, bahkan jika
industri-industri tersebut tidak berkomunikasi secara langsung dengan publik: Press
Association mensuplai berita, Screen Services membuat ulasan untuk film, Gallup
menyediakan riset pasar. Kemudian terdapat industri telekomunikasi yang
‘membawa’ materi untuk media-kabel atau satelit. Untuk maksud- maksud itu, akan
diasumsikan bahwa ‘media’ merujuk pada pelbagai institusi bisnis yang
berkomunikasi dengan para audiens, terutama dalam menyediakan pengisi waktu
luang (Burton, 2012: 9-10).

Dari pengertian diatas dapat didefinisikan bahwa media dakwah adalah alat
yang menjadi perantara bagi seorang Da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya
kepada mitra dakwah (mad’u). Media dakwah bukan merupakan unsur dalam proses
dakwah, pesan yang disampaikan da’i bisa diterima tanpa menggunakan media, media
yang ada dalam proses dakwah adalah sebagai tambahan atau mempermudah da’i
dalam menyampaikan dakwah.1 Seorang dai menyampaikan dakwah dengan metode
ceramah, kultum dan khutbah semua itu bisa berjalan tanpa harus adanya media, akan
tetapi jika dai tersebut ingin dakwahnya bisa diterima oleh massa yang lebih banyak,

1
Moh Ali aziz, ilmu dakwah edisi revisi (Jakarta : kencana, 2017), Hal 366
tidak hanya didengar dan dilihat pada waktu dan tempat itu saja serta semua
masyarakat bisa mendengar dan melihat dakwah dari seluruh Indonesia bisa
menggunakan media dakwah, mungkin bisa menggunakan media radio, TV, VCD,
youtube, situs dakwah online dsb.

Da’i sebagai komunikator dakwah berperan aktif dalam kelangsungan dakwah


tersebut sebagai penyeru bagi seluruh umat manusia untuk melakukan kebaikan dan
menghidari kemungkaran, menyampaikan pesan dakwah dan menyerukan agama
islam ke seluruh penjuru dunia. Karena Da’i adalah pemeran utama dalam
menyampaikan dakwah, disamping itu media dakwah juga lebih penting sebagai
perantara dalam menyukseskan kegiatan dakwah yang digunakan. Sebab seorang Da’i
dituntut harus bisa membaca situasi dan menentukan media yang sesuai dengan
kebutuhan komunikan (mad’u) agar pesan bisa diterima, memudahkan pemberi dan
penerima dalam proses dakwah dan bisa mengajak massa yang lebih banyak.

Menurut Emha Ainun Najib dalam konsep dakwah bahwa bagaimana


memperkenalkan Islam dengan cara yang menarik, bentuk-bentuk dakwah terus
menerus direformasi (pembaharuan), tetapi bukan menyesuaikan menyesuaikan diri
terhadap segala kemajuan zaman, melainkan tetap berdiri di atas landasan tauhid Islam
dengan memodifikasi ungkapan-ungkapan budayanya2. Metode dakwah harus
disesuaikan dengan sasaran dakwah agar mudah tersampaikan tujuan-tujuannya yang
akan memberikan eksistensi dakwah islam dalam media.

Dalam proses dakwah seorang da’i bisa menggunakan beberapa jenis media
dakwah yang bisa dilakukan, alat tersebut bisa dikatankan media jika ditunjukan
dalam proses dakwah dengan tujuan yang baik. Di duinia komunikasi ada tiga macam
media yang bisa digunakan yaitu:

1. Audio, media yang bisa digunakan dengan mengucap dan hasilnya bisa
didengar, seorang dai bisa menggunakan media seperti radio, cassete,
podcast, telefon.
2. Visual, media yang bisa dilihat atau dibaca dengan mata, seorang dai bisa
mengguakan media ini jika ingin dakwahnya berupa gambar, karya tulis,
jurnal dakwah, kaligrafi dsb.

2
Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung; Pustaka Setia, Cet, I,
2002). h. 29
3. Audio visual, media yang merupakan perpaduan audio dan visual yang
mana hasilnya bisa didengar sekaligus dilihat, seorang dai bisa
menggunakan media ini dalam dakwahnya seperti film, video, TV, VCD,
dsb.

Adapun media yang digolongkan sesuai zaman yaitu :

1. Media Tradisional, merupakan media terdahulu, klasik, warisan


nenekmoyang terdahulu dan terus dilestarikan ke generasi muda agar tidak
punah tergeserkan perkembangan zaman. Bisa berupa wayang kulit, ludruk,
upacara adat dan kenduren (slametan).
2. Media Modern, merupakan hasil peradaban dan kemajuan teknologi
sebagai upaya memper mudah manusia dalam melakukan kegiatan berupa
a. Media massa
- Cetak
- Non cetak
b. Media online
- Youtube
- Instagram
- Situs dakwah online

Yang ingin penulis gunakan pada materi saat ini adalah media dakwah online
sebagai alat komunikasi modern yang banyak digunakan bahkan sudah melekat dalam
keseharian manusia di zaman modern ini atau lebih dikenal dengan sebutan generasi
4.0. Kontribusi dai dalam pengembangan dakwah di era milenial ini khususnya media
online perlu ditingkatkan lagi, bahkan seorang dai dituntut untuk tidak gaptek sebab
kolaborasi keduanya sangat diperlukan pada saat ini agar dakwah tetap bisa berjalan
dan bisa mengajak lebih banyak orang melalui media online ini.

B. Pengertian media online

Era modernisasi atau lebih kita kenal dengan era teknologi (digital) ini ditandai
oleh revolusi dan perkembangan beberapa kebutuhan manusia dibidang transportasi,
telekomunikasi, busana (fashion), provesi, permainan dan media3 atau yang lebih kita
kenal dengan sebutan era revolusi teknologi dan digital (generasi 4.0). Gerak
peradaban yang semakin maju, menghadirkan sebuah kecanggihan teknologi informasi
dan komunikasi serta multimedia yang saat ini memungkinkan kita untuk melakukan
semua hal tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, kapanpun dimanapun, siapapun,
bagaimanapun keadaannya kita bisa menggunakannya secara bebas.
Di era perkembangan teknologi digital ini telah membawa banyak perubahan
dalam kehidupan manusia mulai dalam bersosial, bekerja, bermain bahkan bercinta.
Kemajuan dan perkembangan tersebut sudah tidak lagi menggunakan tenaga manusia
atau menual system yang mana peran manusia didalamnya sangat aktif. Semua telah
digantikan dengan system computer sebagai pusat pengoprasiannya dengan
menggunakan format tertentu yang bisa difahami oleh system computer. 4 Teknologi
digital dan media sangat erat kaitannya, kenapa?. Sebab media selalu mengikuti
perkembangan dan kemajuan teknologi digital yang ada. Konsep teori digital saat ini
adalah konsep pemahaman dari perkembangan Zaman mengenai Sains dan Teknologi,
dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis, dan dari semua yang bersifat rumit
menjadi ringkas, kemudahan dan fleksibel.
Perkembangan teknologi digital saat ini masih dimulai, belom menjadi hasil
akhir, tetapi perkembangan tersebut akan selalu bertambah sesuai perkembangan
zaman dan kebutuhan manusia. Semua serba teknologi yang dikendalikan computer,
mungkin ini yang disebut era modern yang pernah disebut oleh ilmuan terdahulu
sebagai zaman dimana semua tidak lagi menggunakan tenaga manausia dan berganti
menggunakan kecanggihan teknologi dan digitalisasi. Ibarat anak perempuan yang
manis yang banyak diidamkan oleh lawan jenisnya, hal itu terasa pada zaman ini
dimana semua orang mengidamkan kemudahan dari teknologi khususnya media online
yang telah masuk menjadi kesatuan dalam hidupnya.

M. Romli dalam buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online


(Nuansa, Bandung, 2012) mengartikan media online sebagai berikut, “Media online
adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet”. Masih

3
Latief, M.N., 2019. DAKWAH DALAM PERSPEKTIF MEDIA SOSIAL. J. Jurnalisa 4.
https://doi.org/10.24252/jurnalisa.v4i1.5621

4
Rustam Aji, 2016, DIGITALISASI, ERA TANTANGAN MEDIA (Analisis Kritis Kesiapan Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Menyongsong Era Digital), Islamic Communication Journal Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016, hal
44
menurut Romli dalam buku tersebut, media online adalah media massa ”generasi
ketiga” setelah media cetak (printed media) seperti : koran, tabloid, majalah, buku,
jurnal. kemudian media elektronik (electronic media) berupa : radio, televisi, dan
film/video. Yang terakhir Media Online merupakan produk jurnalistik online.
Jurnalistik online –disebut juga cyber journalism didefinisikan wikipedia sebagai
“pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”.
Secara teknis atau fisik, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan
multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal,
website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.

Tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi ibarat pisau bermata ganda, disatu
sisi untuk memudahkan pekerjaan dan disisi lainnya bisa mencelakai orang lain.
Karena memang kemajuan teknologi bisa berdampak baik dan buruk itu sangat
tergantung pada siapa yang memakai (konsumen). Kebebasan dalam penggunaan serta
pola kontrol diri yang kurang mampu berakibat pada keburukan penggunaan internet.
Ketika berada ditangan orang yang baik, maka baiklah manfaatnya. Sebaliknya, ketika
berada ditangan orang jahat. Maka buruklah dampak yang dihasilkannya.

C. Kelebihan media online

menurut Bambang S. Ma’arif internet dapat digunakan sebagai media


komunikasi dakwah dengan alasan-alasan berikut ini:

1. Mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi
yang relatif terjangkau.
2. Pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh
pula pada jumlah penyerap misi dakwah.
3. Para pakar dan ulama yang berada di balik media dakwah melalui internet bisa
konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status
hukum syar’i.
4. Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Mereka
bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai. Dengan demikian, pemaksaan
kehendak bisa dihindari.
5. Cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiah melalui internet
bisa menjangkau segmen yang luas. Sejatinya, tak hanya konsep dakwah
konvensional yang dapat diberikan melalui internet. Umat Islam bisa
memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan lain-
lain (Ma’arif, 2010: 172).

Karena itu, dapat disimpulkan internet sebagai media massa dinilai sangat
efektif dan potensial sebagai media komunikasi dakwah dengan berbagai kelebihan-
kelebihan yang telah disebutkan di atas. Di sisi lain, tentunya internet memiliki
beberapa kelemahan yang dapat menghambat jalannya penyampaian pesan-pesan
dakwah. Namun demikian, kelemahan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai alasan
untuk tidak bergerak maju menuju kesempurnaan. Bahkan menurut Moh. Ali Aziz
(2009, 421 – 422) dengan media internet inilah dakwah memainkan perannya dalam
menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh penjuru tanpa mengenal waktu dan
tempat. Semua orang dari berbagai etnis dan berbagai agama dapat mengaksesnya
dengan mudah. Tidak hanya pasif, pengguna internet bisa proaktif untuk menentang,
menyetujui atau berdiskusi tentang sebuah

D. Metode Dakwah

Menurut Bambang S. Ma’arif (2010: 173) setidaknya ada tiga metode dakwah
yang dapat dilakukan melalui internet:

1. Menggunakan fasilitas website. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini


telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam dan tokoh-tokoh ulama dan
dianggap lebih fleksibel dan luas. Contohnya, moslemworld.co.id, ukhuwah.or.id,
indohalal.com, myquran.com, muhammadiyah.or.id, nu.or.id, dan sebagainya.
2. Menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau
mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Contohnya, halal-baik-
enak@yahoogroup.com, pesantren@yahoogroup.com, Tafsir-
Quran@yahoo.group.com, dan sebagainya.
3. Menggunakan fasilitas chatting yang memungkinkan untuk berinteraksi secara
langsung. Jika dibandingkan dengan dua fasilitas yang telah disebutkan
sebelumnya, sebenarnya fasilitas chatting lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan
dakwah melalui fasilitas ini hanya berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang
on-line di internet saja.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media online untuk aktifitas dakwah sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan
teknologi informasi komunikasi, khususnya yang berbasis internet. Perkembangan teknologi
tersebut harus mampu ditangkap sebagai alat yang dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan
aktifitas dakwah.

Masyarakat Indonesia kini sudah akrab dengan internet, terutama media sosial.
Bahkan, sehari-hari internet berada dalam genggaman tangan mereka melalui mobile devices
yang sangat mudah untuk dibawa ke manamana. Hal ini menunjukkan bahwa akses
pertukaran informasi di Indonesia dapat dijangkau dengan cepat dan mudah. Interaksi sosial
masyarakat sebagian kecil telah bergeser melalui dunia maya.

Kondisi demikian harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para da’i dengan cara
menjadikan internet sebagai arena menyebarkan kontenkonten islami yang tidak provokatif.
Konten-konten islami tersebut dapat disebarluaskan melalui laman website atau media online.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuni Syukir, 1983, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Grame Burton, 2012, Media dan Budaya Populer, Yogyakarta: Jalasutra.

Asep Syamsul M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media online.
Bandung. : Nuansa Cendikia.

Bambang S. Ma’arif, Komunikasi Dakwah: Paradigma untuk Aksi, Bandung:Simbiosa


Rekatama Media, 2010.

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009

Anda mungkin juga menyukai