Disusun Oleh :
Tita Ramadhanti 1513290007
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl [16]:125)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang
yang beruntung.(Q.S. Ali Imran [3]: 104)
KARAKTER DAKWAH
Apabila dikatakan dakwah islamiah, maka yang dimaksudkan adalah Risalah terakhir
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk
kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya, baik di depan atau belakangnya, dengan kalamNya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi
Saw dengan Sand yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.
Dengan penjabaran demikian, dakwah Islam memiliki beberapa karakter yang
membedakannya dari dakwah-dakwah yang lain. Ada beberapa karakteristik di antaranya
ialah:
1.
Rabaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah Swt.
2.
Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau seimbang
3.
Ijabiyah, artinya positif dalam memandang alam, manusia, dan kehidupan
4.
Waqiiyah, artinya realistis dalam memperlakukan individu dan masyarakat
5.
Akhlaqiyah, artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana maupun tujuannya
6.
Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya
7.
Alamiyah, bersifat mendunia
8.
Syuriyah, berpijak di atas prinsip musyawarah dalam menentukan segala sesuatunya
9.
Jihadiyah, artinya terus memerangi siapa saja yang berani menghalang-halangi Islam, dan
mencegah tersebarnya dakwah.
10. Salafiyah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan akidah
MACAM MACAM MEDIA DAKWAH
Pada dasarnya, komunikasi dakwah dapat menggunakan berbagai media yang dapat
merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima
dakwah. Berdasarkan banyaknya komunikan yang menjadi sasaran dakwah, diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa.[3]
1.
Media Massa
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan
bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
umumnya surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang
informasi dakwah.[4]
Keuntungan dakwah dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa
menimbulkan keserempakan, artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang
jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi media masa sangat efektif
dalam mengubah sikap, perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.[5]
2.
Media Nonmassa
a.
b.
c.
d.
e.
Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang tertentu atau kelompokkelompok tertentu seperti surat, telepon, SMS, telegram, faks, papan pengumuman, CD, email, dan lain-lain. Semua itu dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan
dan komunikannya tidak bersifat massal.[6]
Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi terutama media massa telah
meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia
dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan adalah dalam komunikasi
dakwah massa. Media yang terbaik untuk mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau
mengingatkan sesuatu dalam dakwah, secara terperinci, Hamzah Yaqub membagi media
dakwah itu menjadi lima:
Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara.
Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms), spanduk dan lainlain.
Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran atau
penglihatan dan kedua-duanya. Bisa berbentuk televisi, slide, ohap, internet, dan
sebagainya.
Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat
dinikmati dan didengarkan oleh madu.[7]
Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
1.
The spoken words (berbentuk ucapan)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat
ditampak oleh telinga dan biasa disebut dengan the audial media da dapat dipergunakan
dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon, radio dan lain-lain.[8]
2.
The printed writing (yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-gambar tercetak, lukisanlukisan, buku, surat kabar, majalah, brosure, pamphlet, dan sebagainya.[9]
3.
The audio visual (berbentuk gambar hidup)
Yaitu merupakan penggabungan dari kedua golongan diatas, yang termasuk dalam kategori
ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya.[10]
Disamping penggolongan wasilah diatas, wasilah dakwah dari segi sifatnya juga dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1.
Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara tradisonal
dipentaskan didepan umum terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat
komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan sebagainya.
2.
Media modern, yang diistilahkan juga dengan media elektronika yaitu media yang
dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern ini antara lain televise, radio, pers
dan sebagainya.[11]
2.
Media Audio
Media audio adalah alat yag dioperasikan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah
yang ditangkap melalui indera pendengaran.[15]
a.
Radio
Dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio sangatlah efektif dan efisien. Jika
dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah dan praktis, dengan demikian dakwah
akan mampu menjangkau jarak komunikan yang jauh dan tersebar. Disamping itu radio
mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup
berkat tiga unsure yang ada padanya yakni music, kata-kata dan efek suara.[16]
b.
Tape Recorder
Tape recorder adalah media elektronik yang berfungsi merekam suara kedalam pita
kaset dan dari pita kaset yang telah berisi rekaman suara dapat diplay back dalam bentuk
suara. Dakwah dengan tape recorder ini relative mengahabiskan biaya yang murah dan dapat
disiarkan ulang kapan saja sesuai kebutuhan. Disamping itu dai juga dapat merekam
program dakwahnya disuatu tempat dan hasil rekamannya dapat disebarkan pada kesempatan
lain dan seterusnya.[17]
3.
a.
Televisi
Di beberapa daerah terutama di Indonesia masyarakat banyak menghabiskan
waktunya untuk melihat televise. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan
efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang
ditimbulkan akan lebih mendalam.[19] Program-program siaran dakwah yang dilakukan
hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam berbagai bidang sehingga sasaran dakwah
dapat meningkatkan pengetahuandan aktifitas beragama melalui program-program siaran
yang disiarkan melalui televisi.[20]
b.
Film
Jika film digunakan sebagai media dakwah maka harus diisi misi dakwah adalah
naskahnya, diikuti skenario, shooting dan actingnya. Memang membutuhkan keseriusan dan
waktu yang lama membuat film sebagai media dakwah. Karena disamping prosedur dan
prosesnya lama dan harus professional juga memerlukan biaya yang cukup besar. Namun
dengan media film ini dapat menjangkau berbagai kalangan.[21] Disamping itu, secara
psikologis penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation
memiliki kecenderungan yang unik dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.
[22]
c.
Internet
Dengan media internet dakwah dapat memainkan peranannya dalam menyebarkan
informasi tentang Islam keseluruh penjuru, dengan keluasan akses yang dimilikinya yaitu
tanpa adanya batasan wilayah, cultural dan lainnya.
Menyikapi fenomena ini, Nurcholis Madjid mengatakan Pemanfaatan internet
memegang peranan amat penting, maka umat Islam tidak perlu menghindari internet, sebab
bila internet tidak dimanfaatkan dengan baik, maka umat Islam sendiri yang akan rugi.
Karena selain bermanfaat untuk dakwah, internet juga menyediakan informasi dan data
yang kesemuanya memudahkan umat untuk bekerja.[23]
Begitu besarnya potensi dan efisiennya yang dimiliki oleh jaringan internet dalam
membentuk jaringan dan pemanfaatan dakwah, maka dakwah dapat dilakukan dengan
membuat
jaringan-jaringan
informasi
tentang
Islam
atau
sering
disebut
dengan cybermuslimatau cyberdakwah. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan
menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.
[24]
4.
a.
Media Cetak
Media cetak adalah untuk menyampaikan informasi melalui tulisan yang tercetak. Media
ini sudah lama dikenal dan mudah dijumpai dimana-mana.[25]
Buku
Para ulama salaf telah mempergunakan media buku sebagai media dakwah yang
efektif. Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau masyarakat secara luas
menembus ruang dan waktu. Para dai atau ulama penulis cukup banyak yang telah
mengabadikan namanya dengan menulis dan mengarang buku sebagai kegiatan dakwahnya.
Seperti halnya Imam Al-Ghazali menulis Ihya Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh
Ash-Shalihin, dan lain-lain.[26]
b.
Surat kabar
Surat kabar beredar dimana-mana, karena di samping harganya yang murah beritanya
juga sangat up to date dan memuat berbagai jenis berita. Surat kabar cepat sekali
peredarannya karena jika terlambat beritanya akan out of date. Dakwah melalui surat kabar
cukup tepat dan cepat beredar melalui berbagai penjuru. Karena itu dakwah melalui surat
kabar sangat efektif dan efisien yaitu dengan cara dai menulis rubrik di surat kabar tersebut
misalnya berkaitan dengan rubrik agama.[27]
c.
Majalah
Majalah mempunyai fungsi yaitu menyebarkan informasi atau misi yang dibawa oleh
penerbitnya. Majalah biasanya mempunyai ciri tertentu, ada yang khusus wanita, remaja,
pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan, olahraga, dan sebagainya. Sekalipun majalah
mempunyai cirri tersendiri tetapi majalah masih dapat difungsikan sebagai media dakwah,
yaitu dengan jalan menyelipkan misi dakwah kedalam isinya, bagi majalah bertema umum.
Jika majalah tersebut majalah keagamaan maka dapat dimanfaatkan sebagai majalah dakwah.
Jika berdakwah melalui majalah maka seorang daiI dapat memanfaatkannya dengan cara
menulis rubrik atau kolom yang berhubungan dengan dakwah Islam.
KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu melahirkan perubahan, baik perubahan
pemikiran, sikap ataupun perilaku.
Kegagalan komunikasi akan berakibat fatal. Secara individual, kegagalan komunikasi akan
menimbulkan frustasi, demoralisasi, terasing dan penyakit jiwa. Adapun secara social,
kegagalan komunikasi akan menghambat saling pengertian, kerjasama, toleransi,
keharmonisan, dll.
Beberapa hal yang begitu penting untuk diperhatikan terkait prinsip-prinsip dalam
komunikasi, khususnya komunikasi dalam keluarga. Antara lain ;
1. Qaulan Tsaqiila (Komunikasi yang Berpengaruh)
Prinsip ini menunjukkan bahwa setiap komunikasi yang kita sampaikan hendaknya kita
persiapkan dengan sungguh-sungguh sehingga bias memberikan pengaruh kepada pihak yang
kita ajak bicara.
Artinya :
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berpengaruh (QS. AlMuzammil 73 : 5)
Prinsip ini mengarahkan kita untuk bias menyampaikan setiap pemikiran, perasaan dan
nasehat dengan menggunakan pilihan kata, gaya bahasa, yang penuh makna sehingga
membekas dalam diri orang yang kita ajak bicara.
Artinya :
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka.
Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah
kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS. An Nisa 4 : 63)
Artinya :
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudahmudahan ia ingat atau takut (QS Thaaha 20 : 44)
berikanlah contoh dari setiap perintah/keinginan, agar mudah dicerna. Karena anak biasanya
melakukan modeling dari orang tuanya.
Dan jika kamu berpaling dar i mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura-ucapan yang mudah
dicerna. (QS. Al Isra : 28)
Sementara itu, isu paten dan hak cipta intelektual sudah mendapat perhatian khusus terutama
ketika media massa menyediakan celah-celah yang belum diatur oleh hukum mengenai hal
tersebut. Masalah pembajakan dan pola penggandaan merupakan isu-isu yang sering muncul
dalam konteks pembahasan ini. Karya intelektual menjadi penting karena hal ini mendasari
pola dan kualitas sosial dan kebudayaan manusia. Sementara itu, karya intelektual menjadi
karya yang rentan untuk dilanggar terutama ketika berkaitan dengan bisnis kapital.
Pembajakan dan indeks pelanggaran terhadap kekayaan intelektual menjadi masalah penting.
Peraturan yang jelas diperlukan untuk memilah dan mengklasifikasi pola kejahatan atau
kelebihan media yang bisa membantu pelanggaran tersebut.
Proses teknologi dan komunikasi modern seharusnya mengarah pada masalah kemampuan
untuk memberikan servis kepada khalayak secara universal tanpa harus dihalangi dengan
keterbatasan ruang, waktu dan khalayak. Akses yang seimbang dan penuh pada masyarakat
merupakan hal mutlak harus dikembangkan oleh industri komunikasi modern. Itulah
sebabnya juga diperlukan standarisasi teknis untuk media massa. Tentunya standarisasi ini
juga mengikuti pola standarisasi lokal perusahaan yang ada dan pola standarisasi
internasional yang bisa diakses secara internasional pula. Pengaturan standarisasi ini untuk
mempermudah pola tindakan dan perijinan yang diperlukan dalam konteks komunikasi
modern.
Regulasi terutama pada media elektronik menjadi sangat penting karena potensi-potensi
besar yang dipunyai oleh media massa elektronik, seperti TV (tv komersial, komunitas atau
televisi kabel), Radio dan internet.
Potensi televisi sebagai industri besar tetap harus mengakomodasi persaingan yang sehat di
kalangan pelaku media massa itu sendiri. Industri radio dan institusi radio tidak luput dalam
proses ini karena mereka menggunakan frekuensi udara sebagai mediumnya. Sistem Media
Massa Sistem adalah suatu kesatuan yang tersusun atas bagian-bagian atau kompnenkomponen yang saling bergantung serta hubungan satu dengan yang lainnya dan masingmasing komponen itu juga berdiri dan fungsi sendiri, Namun saling berkait demi tercapainya
satu tujuan yang telah di tentukan.
Contoh ; Sistem radio yang terdiri dari penyiar, wartawan, studionya, bahkan sampai
pemancarnya, itu semua merupakan kesatuan dari sistem radio.
Dalam hal ini, pastinya pemerintah membuat UU tentang pers, untuk mengaturnya, yaitu UU
no 40 tahun 1999 dan UU no 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Bagaimana Sistem Media
Massa Terbentuk? Tergantung pada sistem sosial politik yang pastinya di pengaruhi oleh
ideologi yang dalam arti luas sering di sebut filsafat sosial Dalam Filsafat sosial hubungan
manusia dengan negara di bagi menjadi dua:
1. Rasional: hubungan manusia dan negara ligaliter atau setara,dalam hal ini manusia
mampu eksis secara individu ,maka dari itu ia menuntut kebebasan yang sebebas-bebasnya.
zaman;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, dan e,
perlu dibentuk Undang-undang tentang Pers;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang- undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia
MODEL KOMUNIKASI ISLAMI
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model komunikasi tidak sama
dengan fenomena komunikasi. Model adalah alat untuk menjelaskan atau untuk
mempermudah penjelasan komunikasi.
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model disebut juga sebagai
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan perkataan lain, model
adalah teori yang disederhanakan.
Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih
bagian dari fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu
merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model
dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori.
FUNGSI DAN MANFAAT MODEL
Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai
tiga fungsi :
1.
Melukiskan proses komunikasi,
2.
Menunjukkan hubungan visual,
3.
Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
1.
2.
3.
4.
3.
jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) yang amat kuat dan
menghasilkan tanggapan ( R ) yang kuat pula, bahkan secara otomatis, reflektif, dan
mekanistis.
Model S - R atau Jarum Suntik ini menggambarkan bahwa pesan-pesan media massa sampai
kepada khalayak atau individu tanpa melalui perantara.
3.
Istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa diartikan sebagai media massa
yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, dan terarah, dan segera. Efek yang segera
dan langsung itu sejalan dengan pengertian Stimulus - Respon yang mulai dikenal sejak
penelitian dalam psikologi tahun 1930-an.
Menurut Elihu Katz, model ini berasumsi:
1) Media massa sangat ampuh dan mampu memasukkan ide-ide pada benak komunikan yang
tak berdaya.
2) Khalayak yang tersebar diikat oleh media massa, tetapi di antara khalayak tidak saling
berhubungan.
Model jarum hipodermik ini menganggap komunikan bersifat pasif (tidak berdaya).
Artinya komunikan menerima begitu saja pesan-pesan yang diberikan oleh media massa
tanpa ada pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu. Ide-ide baru yang diterima dari
media massa menimbulkan efek yang langsung, seperti obat yang dimasukkan ke dalam
jarum suntik lalu ditanamkan kepada pasien/komunikan, sehingga dalam beberapa saat
hasilnya sudah dapat dirasakan..
4.
Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model
ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terusmenerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses
kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan
efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terusmenerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan
nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi
makna.
Sebuah model komunikasi transaksional
ETIKA DUNIA MAYA
Pengguna internet berasal dari berbagai Negara yang memiliki budaya, bahasa dan adat
istiadat yang berbeda.
b.
Penggunaan internet merupakan orang yang hidup dalam anymouse, yang mengharuskan
pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
c.
Bermacam fasilitas di internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis atau tidak
etis.
d.
Harus diperhatikan bahwa pengguna internet akan selalu bertambah setiap saat yang
memungkinkan masuknya penghuni baru. Untuk itu mereka perlu diberi petunjuk agar
memahami budaya internet.
Wow! Yang menggelitik untuk dibahas kali ini adalah di mana ada dunia, pasti ada
masyarakat dan di mana ada masyarakat atau kelompok sosial, pasti ada budaya. Masyarakat
dunia internet sering kita sebut sebagai Netizen atau internet citizen. Mereka lah pengguna
internet, media sosial, jejaring sosial, pembaca berita on-line, dan sebagainya. Pada intinya,
netizen adalah semua masyarakat dunia yang melek internet. Kemudian, apakah budaya di
dunia internet itu?
TIPOLOGI CYBER CULTURE
Secara tipologi, budaya internet disebut cyber culture. Istilah cyber culture ternyata
telah banyak dikenal di masyarakat sejak tahun 90an. Saya masih ingat, kita sangat mengenal
berbagai istilah dengan embel embel cyber. Cybercafe, cybercrime, cyborg, cyber-attack
dan lain lain. Hal ini menunjukkan betapa internet/ cyber berada di berbagai lini kehidupan
masyarakat. Menurut beberapa kajian, cyber culture merupakan sebuah konsep untuk
memahami dampak internet pada masyarakat, di mana kajian tersebut fokus pada analisis
budaya dari teknologi komunikasi dan informasi.
Bak menjelajah di dunia cyber, tulisan ini mencoba menjelajah logika berpikir dan
mencoba menelaah internet dari sudut pandang budaya. Elisenda Ardevol mendefinisikan (1)
cyber-culture sebagai sebuah model budaya baru yang disebabkan oleh teknologi internet, (2)
internet sebagai budaya yang baru muncul, (3) internet sebagai produk budaya yang
dikembangkan, (4) internet sebagai media. Ke empat pemahaman akan cyber culture ini
terbentuk berdasarkan empat falsafah kultur yaitu, (1) kultur sebagai strategi beradaptasi,
(2) kultur sebagai sistem keseluruhan, (3) kultur sebagai suatu simbol, (4) kultur sebagai
suatu kebiasaan.
Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa contoh internet sebagai model budaya
baru adalah (1) adanya internet sebagai teknologi, (2) munculnya masyarakat dunia baru, (3)
adanya perubahan perilaku sosial dan budaya pada tataran masyarakat pengguna internet.
Selanjutnya contoh bahwa internet sebagai budaya yang baru muncul, kita dapat lihat (1)
adanya dunia maya, (2) adanya masyarakat virtual. Sedangkan internet sebagai produk
budaya, dapat kita lihat dari (1) internet merupakan buatan manusia yang berbudaya, (2)
produk-produknya bersifat kreatif dan kolaboratif, (3) adanya budaya baru, bernama budaya
digital. Yang terakhir internet sebagai bentuk media, dapat dilihat dari fakta bahwa (1)
internet sebagai media komunikasi, (2) adanya kebiasaan menggunakannya, (3) suatu media
yang menyaingi media massa (Cyberculture: Anthropological perspective of the Internet,
2005).
KOMUNIKATOR ISLAMI
Islam sudah menganjurkan umatnya untuk berkomunikasi, landasan berkomunikasi
dalam Islam:
QS. Al Hujarat ayat 13 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu sekalian berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling takwa diantara kamu
sekalian. Artinya Allah menyuruh kita untuk saling mengenal, mesipun berbeda suku,
bangsa, budaya, warna kulit, dan sebagai manusia kita harus menjalin komunikasi yang baik.
Allah juga menegaskan bahwa yang paling mulia di sisi Allah bukanlah yang paling kaya,
yang paling cantik, yang paling pintar, dsbnya, namun yang paling mulia di sisi Allah adalah
manusia yang paling bertakwa kepada Allah SWT.
Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka (H.R.
Muslim).
Aktifitas dakwah tidak terlepas dari proses komunikasi dan untuk mencapai
keberhasilan komunikasi salah satunya ditentukan oleh komunikator (dai).
Sehingga untuk mencapai keberhasilan komunikasi tersebut diperlukan komunikator yang
kompeten dan Islami. Tulisan ini membahas bagaimana menjadi komunikator yang Islami.
Komunikator yang Islami adalah komunikator yang bisa berkomunikasi dengan nilainilai yang islami, tidak sombong, hingga lisan tidak sampai menyakiti orang lain, bahkan
sebaliknya setiap kata yang diucapkan dapat menyejukkan hati. Sehingga untuk menjadi
komunikator yang islami seorang komunikator tersebut harus menjalankan nilai-nilai yang
islami, tidak sombong dan memperhatikan lisan agar tidak sampai menyakiti orang lain,
namun sebaliknya setiap kata yang diucapkan dapat menyejukkan hati. Nilai-nilai islami
dalam berkomunikasi tersebut sudah tertuang dalam Al Quran.
SYARAT TERJADINYA KOMUNIKASI
Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya.
Syarat-syarat komunikasi adalah sebagai berikut
Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan lainlain.
Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa individu yang
sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok orang, organisasi komunikasi
seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya.
Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang berupa individu,
kelompok dan massa
Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk terjadinya
perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai keinginan atau tidak
sesuai dengan keinginan komunikator.