Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
menganugerahi berbagai macam nikmat, terutama nikmat iman dan Islam. Penulis
juga bersyukur karena telah rampung menyusun makalah sederhana ini. Selawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada The Super Leader – Super Manager, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana kehadirannya membuat terang
seluruh alam semesta termasuk pola pikir dan pola rasa kita sebagai manusia.

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang
mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien.

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,


sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri,
pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif
menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai
tujuan tersebut.
BAB I

LATAR BELAKANG

Peran manajemen media massa sangat dibutuhkan untuk menunjang


keberhasilan khususnya perusahaan media massa dalam menghasilkan berita atau
produk hiburan.  Manajemen media massa adalah proses mengatur, mengarahkan,
dan merencanakan bagaimana media akan menyampaikan berita atau informasi
kepada publik. Sedangkan dalam penerapannya manajemen media massa bertujuan
untuk mengetahui animo masyarakat dalam keinginan membaca atau mengetahui
informasi. Sehingga media dapat menjual berita yang layak dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekarang.

J.B Wahyudi dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran (1994)


menyatakan, ada empat fungsi dasar dalam manajemen. Pertama, perencanaan
(planning). Secara dasar perencanaan bagian dari rangkaian pekerjaan yang bertujuan
untuk mencapai hasil. Perencanaan merupakan aktivitas dari media untuk menetukan
apa yang harus dilakukan, oleh siapa, dan bagaimana cara untuk menyelesaikannya.
Kedua, pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian adalah penyusunan dalam
organisasi dilihat dari tujuan organisasi, sumber daya yang tersedia, dan kondisi yang
sedang terjadi. Dalam pengorganisasian maka akan diatur beban kerja masing-masing
sesuai dengan kemampuan sumber daya sehingga selesai secara efisien dan efektif.

Ketiga, pengarahan (actuating). Fungsi dari memengaruhi atau mengarahkan


berpusat pada stimulasi karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka
dengan antusias dan efektif. Keempat, pengawasan (controlling). Untuk mengetahui
apakah visi industri berjalan sesuai perencanaan, dapat dilihat melalui pengawasan
atau controlling.  Pengawasan merupakan aktivitas yang memastikan bahwa seluruh
sumber daya berjalan dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan.
Sebelum masuk ke pengertian manajamen media massa, kiranya penulis
terlebih dahulu menerangkan tentang komunikasi massa dan media massa. Lalu
bagaimana rencana penjualan/bisnis dalam media massa dijalankan.

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis


merumuskan masalah menjadi beberapa poin, di antaranya:

1. Apa yang dimaksud Komunikasi Massa?


2. Apa yang dimaksud Media Massa?
3. Bagaimana Citra Media Massa?
4. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Media Massa?
5. Bagaimana penjelasan dari Ilmu Manajemen Media Massa?
6. Bagaimana konsep dasar dari Manajemen Media Massa?
7. Bagaimana fungsi dari Manajemen Media Massa?
8. Apa saja yang harus disusun dalam Marketing Plan?
9. Apa yang dimaksud dengan Manajer?
10. Bagaimana korelasi antara Media Massa dan Manajemen?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka pembaca dapat
memahami hal-hal sebagai berikut:

1. Pengertian dari Komunikasi Massa


2. Pengertian dari Media Massa
3. Penjelasan tentang Citra Media Massa
4. Pengertian dari Manajemen Media Massa
5. Penjelasan tentang Ilmu Manajemen Media Massa
6. Konsep Dasar dari Manajemen Media Massa
7. Fungsi dari Manajemen Media Massa
8. Susunan Marketing Plan
9. Pengertian dari Manajer
10. Korelasi Media Massa dengan Manajemen

BAB III

PEMBAHASAN

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,


pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Secara umum, Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota
organisasi dan pengguna sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telahditetapkan sebelumnya. Manajemen berfungsi sebagai: Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Actuating/ Directing), Pengawasan
(Controlling).

A. Komunikasi Massa
Bittner menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar (Mass
communication is message communicated through a mass medium to a large
number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa
itu harus menggunakan media massa. Salah satu dari definisi komunikasi massa
yang dikemukaan oleh Nurudin (2014:3) juga mengartikan komunikasi massa yakni
komunikasi lewat media massa (media cetak dan elektronik) yang diproduksi lewat
teknologi modern. Komunikasi masa berasal dari pengembangan kata media of
mass communication (media komunikasi massa).
Komunikasi massa menurut Meletzke (Rakhmat, 2003:188) diartikan
sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka
melalui media penyebaran teknis tidak langsung dan satu arah pada publik yang
tersebar, yang mana pemeroleh pesan tidak berada di satu tempat namun
terpencar di berbagi kawasan (dikutip dalam Ardianto, dkk. 2017:3). Dari definisi
tersebut, menunjukkan bawaan dan karakteristik komunikasi massa searah dan
tidak langsung berkenaan dengan pemakaian media massa, ciri pesan yang terbuka
untuk semua.
Dari keterangan diatas, Rakhmat (Winarni, 2003:6) juga merangkum
komunikasi massa tersebut dimaknai bak ragam komunikasi nan ditunjukkan bagi
sejumlah kerubungan yang merebak, beraneka, melewati media massa (media
cetak atau elektronik) jadi amanat yang serupa mampu masuk selaku bertepatan
dan sekilas. Hal ini memberi bukti bahwa dari setiap definisi tentang komunikasi
massa tidak ada perbedaan yang mendasar, bahkan dari setiap definisi pun satu
sama lain saling melengkapi. Artinya, berlangsungnya komunikasi massa melalui
media massa yang ditunjukan untuk semua dan dimanapun orang itu berada, dan
bersifat satu arah.
Keberlangsungan komunikasi massa memerlukan saluran yang
memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Untuk itu
diperlukan media massa, yang mana menjadi sarana teknis yang memungkinkan
terlaksananya proses komunikasi massa.

B. Media Massa
Media massa menurut Tamburaka (2012) ialah medium penyajian
komunikasi dan informasi dengan pengedaran informasi dalam jumlah besar maka
mampu di akses untuk umum. Effendy juga mengungkapkan bahwa media massa
bak keserampakan koneksi atas sebesar luas penghuni ketika jangka renggang dari
komunikator (Ardianto, dkk. 2017). Bahwa artinya media massa semacam sarana
penyampaian komunikasi yang mana bisa di akses secara bersamaan dalam waktu
yang sama dan dimana saja. Media massa terbentuk antara lain, media cetak
(buku, surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (televisi, radio). Dalam
perkembangan zaman yang makin modern, media massa juga mengalami sa tu
perkembangan, yakni ditemukannya internet.
Asal-usul media maju melalui buku cetak. Awalnya hanya perangkat guna
memproduksi sebaris skrip yang sepadan atau menyerupai bermula yang sudah
ditulis lewat tangan selaku manual dan lalu barulah muncul adanya percetakan.
Perkembangan teknnologi percetakan juga memunculkan surat kabar. Surat kabar
menjadi media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan
pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Dari
empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif), informasi
menjadi fungsi yang paling menonjol dari surat kabar. Hal ini sesuai dengan tujuan
utama khayalak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa
yang terjadi di sekitarnya. Selain surat kabar yang setiap harinya muncul, ada juga
majalah berkala (mingguan atau bulanan). Majalah lebih membentuk atas objek
khalayaknnya yang lebih kategoris, lalu guna awal media berlainan lewat yang
lainnya.
Setelah adanya media cetak, muncullah media elektronik yaitu radio (audio)
dan televisi (audio visual). Radio telah muncul sebelum adanya televisi. Sebagai
sebuah media, radio memiliki lebih banyak saluran, sehingga memiliki banyak akses
yang beragam. Namun, status televisi sebagai media menjadi yang paling besar
dalam hal jangkauan dan waktu yang dihabiskan dan popularitasnya tidaklah
berubah. Televisi dianggap sebagai sumber utama berita dan informasi bagi
sebagaian orang besar dan saluran utama komunikasi antara politisi dan warga
negara, terutama saat masa pemilihan (McQuail, 2011:39). Sampai saat ini, televisi
tetap dianggap menjadi media utama masyarakat dalam mencari sebuah informasi
terntentu.
Dengan adanya perkembangan zaman dan juga adanya revolusi komunikasi,
muncullah istilah baru yaitu internet. Internet menjadi status paling utama sebagai
media baru dan juga sebagai media massa. Castells menyebutkan pada awalnya,
internet dimulai sebagai alat komunikasi nonkomersial dan pertukaran data di
antara professional, tetapi perkembangan selanjutnya adalah Internet selaku
fasilitator barang serta jasa, serta bak opsi guna alat komunikasi pribadi dan
antarpribadi (McQuail, 2011:44). Penggunaan internetpun makin bervariasi, ada
pula sebagian implementasi internet salah satunya berita online, ialah
pengembangan pada surat kabar, meskipun berita online pun kian membesar
kearah yang modern atas kapasitas berasaskan isi berserta tatanan seperti yang
baru muncul terdapat masyarakat yang dapat berperan juga sebagai jurnalis.
Internet menjadi media baru yang sifatnya efisien dan tidak sedikit orang di zaman
sekarang yang tidak menggunakan Internet sebagai media kebutukan akan
informasi dan komunikasi.
Ciri dan sifat media massa biasanya bersifat publisitas artinya disebarkan
kepada khalayak umum. Lalu universal, jenis pesan media massa sifatnya umum.
Kemudian media massa harus periodik, diterbitkan secara berkala. Ciri lain dari
media massa adalah continue, berita yang disajikan berkesinambungan. Terakhir,
ciri dan sifat media massa yaitu pesannya dapat dipertanggung jawabkan.
Media massa juga mengandung unsur pendidikan, hiburan, dan kampanye
dalam arti yang seluas-luasnya. Karena itu, media massa perlu berpatokan pada
kode etik media. Kita menyadari bahwa selain dampak yang sangat positif dan
konstruktif dari media, ia juga mengandung bahaya negatif dan destruktif yang
tidak ringan.
Dari uraian diatas, maka bisa dikatakan bahwa adanya perubahan atau
pembaruan media massa. Perubahan tersebut terjadi karena perkembangan
teknologi komunikasi massa yang kian cepat. Dengan demikian, alat-alat
komunikasi massa akan mengalami perubahan dari masa ke masa beriringan
dengan perkembangan peradaban manusia dan peningkatan teknologi komunikasi.

C. Citra Media Massa

Tak ada sesuatu pun di dunia ini yang murni, yang bebas kepentingan.
Begitu pula media massa. Ia tak lepas dari kepentingan manusia. Media massa,
dengan teks, gambar, serta berbagai simbol lain kemudian menjadi teror yang
menyusup di balik kesadaran manusia. Ia bisa menjadi sebentuk teror yang baik,
mencerahkan, serta mencerdaskan. Sebaliknya, media massa juga bisa menjadi
mimpi buruk. Menjadi teror kesadaran, lalu menggiring kesadaran kita pada apa
yang dikehendaki media. Media massa menjalankan peran dan fungsinya seperti
halnya institusi agama, pendidikan, kebudayaan, dan seni secara yang ideologis
dan hegemonis menggiring kepatuhan masyarakat pada kekuasaan. Melihat hal
tersebut Gramsci menilai bahwa media massa merupakan perangkat hegemoni
penguasa. Lain halnya dengan Loius Althuser, yang menganggap media massa
sebagai Idelogical State Aparatus. Media massa menjadi aparatus ideologi yang
mendukung penguasa serta menjadi alat legitimasi kebijakan penguasa.

Mengingat pada zaman Orde Baru beberapa tahun ke belakang, kita akan
menemukan bagaimana media mendukung kekuasaan pemerintah. Kita ambil
misal, televisi yang dikuasai televisi pemerintah (dalam hal ini TVRI). Di ranah
media cetak, pemerintah dengan berbagai peraturannya membredel media yang
berseberangan dengan pemerintah. Juga poster, atau pamflet, bahkan grafiti
sekalipun, yang bernada mengancam pemerintah akan segera ditindak. Apa yang
mereka tulis atau mereka gambar dianggap menganggu stabilitas atau tindakan
subversif.

Paska ambruknya era Orde Baru, media di Indonesia kembali mengalami


perkembangan pesat. Era ini ditandai dengan kebebasan pers dan kebangkitan
media khususnya media penyiaran (TV dan radio) komersial. Kebebasan pers ini
makin kuat dengan disahkannya Undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang
Pers dan pembubaran Departemen Penerangan. Hampir 1.000 media baru muncul
dari bulan Juni 1998 sampai Desember 20005. Jumlah tersebut belum termasuk
250 SIUPP yang dikeluarkan sebelum reformasi. Sementara kebangkitan media
penyiaran ditandai dengan lahirnya 5 stasiun televisi swasta yang lain. Secara
teoritis pertumbuhan media komersial ini akan mendorong demokratisasi
penyiaran di Indonesia. Namun yang terjadi adalah tumbuhnya penguasa media
jenis baru; konglomerasi media. Sebagai contoh, Kelompok Bimantara kini
menguasai mayoritas saham di 3 televisi swasta, yaitu RCTI, Metro TV dan Global
TV. Demikian halnya dengan televisi swasta yang lain.

Fenomena kapitalisasi, birokratisasi dan desentralisasi media dapat kita


teropong dengan menggunakan tipologi paradigma sistem media, yaitu otoritarian,
liberal, dan tanggung jawab sosial (Siebert, Peterson, Schramm, 1956).
Paradigma ini akan menunjukkan bagaimana elemen-elemen dalam sebuah
negara (pemerintah, masyarakat, swasta) memandang dan menempatkan media
sebagai aspek kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Paradigma pers
otoritarian adalah paradigma paling tua. Sejarahnya sama panjang dengan sejarah
rezim otoritarian itu sendiri. Pers otoritarian menempatkan media sebagai alat
propaganda pemerintah. Fungsi pers adalah menjustifikasi versi kebenaran Negara
tentang berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Pers boleh
mengeluarkan kritik sejauh tak bertentangan dengan kepentingan status quo.
Otoritas perizinan media ada di tangan pemerintah. Izin dapat dicabut secara
sepihak setiap saat, dan sensor pers dilakukan secara ketat.

Paradigma liberal adalah antitesa paradigma otoritarian. Pers tak lagi


menjadi alat pemerintah, dan bisa dimiliki secara pribadi. Namun, hukum industrial
membuat kepemilikan media hanya menjadi otoritas para pemodal besar.
Kepentingan pemodal, pertama-tama adalah akumulasi keuntungan, baru
kemudian kritik sosial. Dalam system pers liberal, kontrol terhadap media ada di
tangan para pemilik modal di dalam pasar bebas ide-ide yang kapitalistik.

Tuturan simbolik televisi merupakan conversasi dari dunia material, dunia


sosial, dan dunia simbolik yang menjadi lingkungan manusia, Televisi mengubah
dan mentransformasikan “dunia manusia” ini menjadi realitas media (televisi).
Media menentukan bagaimana suatu realitas empirik diformat, dikemas dengan
trik-trik kamera, editing, yang membuat suatu “materi” tampil menarik,
membentuk cerita baru tentang realitas : realitas televisi.

Dalam konsepsi Fiske, televisi berfungsi sebagai “a bearer/provoker of


meaning and pleasures”. Televisi sebagai budaya merupakan bagian yang krusial
dari dinamika sosial yang memelihara struktur sosial dalam suatu proses produksi
dan reproduksi yang konstan: melalui makna, berupa populer pleasures, dan oleh
karena itu, sirkulasinya adalah bagian dan merupakan parcel struktur sosial.
Televisi memaknakan realitas sosial, dengan simbol. Secara teknis, Fiske membagi
proses bekerjanya produksi dan reproduksi realitas, melalui tahapan-tahapan;
Tahap pertama adalah “reality”, yang berujud penampilan, pakaian, make-up,
lingkungan, perilaku, berbicara, gestur, ekspresi, suara, dan lain-lain. Tahap kedua,
representation, televisi menggunakan kamera, penyinaran, editing, musik, suara,
untuk membuat “cerita” yang berbentuk narasi, konflik, aksyen, dialog, setting,
casting, dan sebagainya. Dan tahap ketiga disebut ideology, yang merupakan
organisasi dari kode-kode ideologi secara koheren dan dapat diterima :
individualisme, patriakhi, ras, materialisme, kapitalisme, dan sebagainya. Tahapan-
tahapan ini menggambarkan bagaimana suatu realitas fisik/empirik “diolah”,
diubah, dan ditransformasikan menjadi realitas simbolik.

Membudayanya televisi di masyarakat kita, telah membuat masyarakat


percaya bahwa realitas televisi adalah reproduksi (dan rekonstruksi) dari realitas
empirik. Artinya, masyarakat merasa bahwa realitas televisi identik dengan realitas
empirik. Masyarakat merasa memiliki realitas televisi sebagaimana ia memiliki
realitas fisik/empirik, dan menyamakan tingkat validitas, kepercayaan, dan
kebenaran kedua realitas itu. Televisi memiliki kemampuan untuk mengangkat
kehidupan sosial sebagai realitas televisi secara meyakinkan, menjadikan realitas
televisi seolah-olah sama dengan realitas empirik, di mata publik. Orang percaya
bahwa citra seorang bintang pop yang dibentuk dengan konversasi televisi adalah
realitas empirik bintang itu sendiri.

D. Pengertian Manajemen Media


Handoko (2012) menyimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang yang menentukkan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen. Manajemen media adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses
manajemennya dilakukan, seperti media sebagai industri yang sifatnya komersial
maupun sosial dan media sebagai institusi komesrsial maupun institusi sosial
(Junaedi, 2017:14). Media sebagai objek pembelajaran yang secara lengkap
mempelajari tentang karakteristiknya, posisi dan perannya dalam lingkungan,
sistem ekonomi, sosial politik tempat media tersebut berada dan termasuk pula
mempelajari tentang perkembangan teknologi yang memperngaruhi media dan
diperhitungkan dengan menajemen media.
Manajemen media bisa berasal dari ranah manejemen komunikasi yang
didominasi oleh paradigma positivistik, paradigma kritis, dan manajemen media
juga mendapatkan pengaruh dari studi media (media studies). Studi media
merupakan studi yang melihat media sebagai instrument dari kekuatan
ekonimipolitik yang dimana beragam kepentingan mempengaruhi media, sehingga
menajemen media sebagai arena pertarungan beragam kepentingan.
Manajemen media mempelajari aspek media dari sisi manajemen dilakukan
dan tentang bagaimana manajemen media dipengaruhi oleh beragam aspek baik
ekonomi sosial dan politik. Media bisa diibaratkan sebagai mahluk hidup, dimana
media tumbuh dan hidup berkembang untuk mempertahankan hidupnya. Jika
tidak mampu untuk bertahan hidup media itu pasti akan mati. Proses inilah media
memerlukan pengelolaan yang dilakukan dengan menggunakan teori-teori
manajemen. Pada dasarnya, manajemen diperlukan bagi segenap lembaga sebab
tanpa manajemen segala tidakan bakal percuma dan perolehan maksud hendak
menjadi sukar (Morissan, 2009).
Format media yang berbeda menuntut manajemen yang berbeda pula,
artinya karakteristik media sangat berpengaruh pada bagaimana media dikelola.
Manajemen media pada media cetak akan berbeda dengan media elektronik dan
online. Perubahan teknologi juga berperan dalam mempengaruhi manajemen
media. Maka dari itu, manajemen media memiliki fungsi yang sangat berperan bagi
sebuah media.

E. Ilmu Manajemen Media

Sebuah ilmu yg mempelajari bagaimana pengelolaan media dengan prinsip-


prinsip dan seluruh proses manajemen yang dilakukan. Batasan dan posisinya
dalam ilmu komunikasi: manajemen media bagian dari manajemen komunikasi,
sebagai studi media. Manajemen komunikasi merupakan bagian dari ilmu
komunikasi. Yang dipelajari adalah pengelolaan media, prinsip manajemen dengan
fungsi-fungsinya: planning, organizing, influencing, budgeting, controlling.
Keseluruhannya harus sesuai dengan karakteristik media. Kegunaannya untuk yang
belajar agar dapat tempat fasilitas melakukan aktivitas, tempat bekerja dan
berkreasi baik untuk kepentingan ekonomi maupun sosial. Manajemen media
dapat menjadi sangat luas dan kompleks, karena di dalamnya ada: ekonomi media
dan ekonomi politik media, perkembangan teknologi, serta sistem sosial politik
tempat media itu berada. Yang penting dalam manajemen media: ekonomi media
mencakup aspek sumber-sumber penghasilan, dan lain-lain. Ekonomi politik dan
politik ekonomi mencakup pembahasan media dalam struktur dan sistem ekonomi
dan politik sebuah negara tempat media tersebut beroperasi.

F. Konsep Dasar Manajemen Media Massa

Pada dasarnya, pentingnya sebuah manajemen pada organsasi media


massa adalah bagaimana semua sumber daya yang ada pada media dikelola secara
kerjasama dengan orang-orang yang berbeda keterampilan dan keahliannya, akan
tetapi tetap dalam satu tujuan untuk mendapatkan pencapaian yang dimaksud.
Dalam ilmu manajemen, konsep dasarnya yaitu manajemen sebagai Ilmu.
Tentunya manajemen telah menjadi sebuah bidang ilmu pengetahuan yang
obyektif-rasional dan di pelajari oleh siapapun dengan menggunakan berbagai
macam teori dari para ahli.

Tidak hanya sebagai ilmu, manajemen juga sebagai Seni. Mengapa


manajemen disebut sebagai seni, terdapat pendapat dari Mary Parker Follet yang
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain, berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu manajemen dianggap
sebagai seni, karena di setiap kepemimpinan, pimpinan harus memiliki charisma,
stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan
antaramanusia yang keseluruhannya ditentukan oleh bakatnya yang sifatnya
alamiah. Dengan adanya bakat dari setiap masing-masing orang, maka penerapan
sebuah manajemen akan lebih mudah berdasarkan bidang yang dikuasainya. Hal-
hal seperti ini juga terkait dengan tampilan sebuah organisasi atau perusahaan
media massa yang ingin memperlihatkan image dan kualitasnya, maka harus
memiliki orang-orang yang mampu memberikan ide-ide terbaik mereka, sehingga
apa yang disuguhkan pada khalayak sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Kita
tetahui bahwa media massa merupakan penyampai pesan yang paling dekat
dengan kehidupan masayarakat baik media televisi, radio, online maupun cetak.
Selain sebagai Ilmu dan Seni, manajemen disebut sebagai Profesi.

Pada sebuah perusahaan, manajemen sebagai profesi merupakan suatu


bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan
keterampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau
perusahaan tertentu. Untuk perusahaan media massa, profesi dalam bidang
manajemen sangat diperlukan, karena media memiliki banyak peran yang penting
pada sebuah produksi. Contohnya tim kreatif sebuah acara, demi menarik
perhatian dari para penonton tentunya mereka memiliki ide-ide yang harus
diaplikasikan pada saat proses produksi, namun juga tim desain yang mengerjakan
ide-ide dari tim kreatif harus mendapatkan pengawasan dari pimred sehingga
sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga manajemen dalam sebuah produksi
dalam bentuk apapun dalam sebuah media sangat dibutuhkan untuk mengolah
dan mengatur segala kegiatan produksi, agar nantinya hasil dan tujuan yang ingin
dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Tidak mengalami kekacauan karena
ketidaksesuaian dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Setelah
manajemen sebagai Ilmu, Seni, Profesi, manajemen juga dianggap sebagai Proses.
Manajemen diketahui terdiri dari beberapa proses agar semuanya teratur dan
sesuai tujuan dari setiap organisasi ataupun perusahaan. Proses-proses terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian/pengawasan di
setiap bidang yang berdasarkan keahlian yang dimiliki dan mampu mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

G. Fungsi Manajemen Media


Menurut Tommy Suprapto (2009) setiap kegiatan penyaluran pesan dan
informasi ialah kegiatan komunikasi. Andrew F. Sikula dalam Abidin (2015:54) juga
menjelaskan bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan oleh setiap organisasi.
Pencapai tingkat keefektifan kegiatan komunikasi termasuk pencarian,
pengumpulan, pemrosesan, dan penyaluran informasi kerap mengutamakan
manajemen.
Junaedi (2017) juga mengungkapkan bahwa dalam seluruh organisasi, baik
organisasi media, fungsi manajemen selalu melekat dalam proses kehidupan
organisasi. Maka dari itu, manajemen media memberikan pengetahuan tentang
pengelolaan media yang menggunakan prinsip-prinsip manajemen dengan proses
manajemen yang bersifat utuh, dimana ini meliputi berbagai fungsi manajemen,
yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling, yang biasa disingkat dengan
fungsi POAC.
Keempat fungsi manajemen ini selalu ada dalam praktek manajemen, jika
terjadi salah satu diantaranya tidak ada, maka menjadikan manajemen tersebut
tidak akan berjalan sesuai dengan fungsinya. Keempat fungsi tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan menjadi pondasi awal di dalam organisasi media. Karena
ketika sebuah media dibangun, pasti pemiliknya telah merencanakan tujuan
dari media tersebut dan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Junaedi (2017:38) mengatakan bahwa, rencana manajemen media terkait
dengan apa yang perlu lakukan di masa depan, bagaimana ini dilakukan, siapa
yang harus melakukanya dan kapan harus melakukan di masa mendatang.
Karena fungsi perencanaan selalu berhubungan dengan tujuan organisasi,
fungsi perencanaan relevan dengan visi dan misi organisasi.
Visi dan misi organisasi menjadi seperti jiwa bagi sebuah organisasi
bersangkutan. Dalam organisasi media yang mengarah kebidang bidang bisnis,
tentu diarahkan pada melayani konsumen agar mendapatkan khayalak supaya
berlangganan media dan pemasang iklan. Visi dan misi tersebut tentu lebih
berkaitan dengan kepuasan konsumen (consumer satisfaction).

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,


membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktifitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tidak akan dapat berjalan.

Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk
mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan
tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka
waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana
dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional.

Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku diseluruh lapisan


organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur
kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Unsur-Unsur Rencana

a. Memiliki tujuan
b. Memiliki unsur waktu dan tempat
c. Memiliki anggaran
d. Harus dinyatakan

Beberapa definisi dalam melakukan perencanaan: 

a. Visi : Cita-cita luhur yang ditempatkan paling tinggi.
b. Misi : Penerjemahan dari Visi, langkah untuk menggapai Visi.
c. Tujuan : Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organ
isasi di masa yangakan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut
d. Maksud : Arah yang luas sesuatu proyek. Arah yang luas ini dapat dicapai
melalui beberapatujuan khusus 
e. Target : Tujuan yang diberikan parameter sehingga dapat diukur.
f. Strategi : Hal yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,
dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

2. Pengorganisasian (organizing)
Dalam organisasi media penting adanya bisnis ditempatkan di divisi
tenaga kerja. Departemen dapat didasarkan pada departemen yang
dikelompokan berdasarkan jenis pekerjaan. Setiap media memiliki departemen
yang berbeda tergantung pada tujuan media, kebutuhan, sumber daya dan
lingkungan yang tersedia. Seperti media kecil dan jangkauan lokal dengan
media besar yang jangkauannya nasional. Setelah pembagian divisi, ada
pembagian kerja yang mencangkup detail tugas yang diberikan oleh masing-
masing individu di organisasi. Dalam hal itu, dibuatlah job description (deskripsi
pekerjaan) agar lebih mudah dipahami dan dilakukan.
Contohnya seperti wartawan yang berkewajiban untuk meliput berita,
dan marketing iklan bertanggung jawab untuk mencari pengiklan. Pekerjaan
mencari berita tidak bisa dilakukan marketing iklan, begitu juga wartawan
ketika meliput tidak diperkenankan sambil mencari pengiklan agar tidak terjadi
berita pesanan dari pengiklan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan
mengakibatkan adanya kekacauan manajemen di dalam organisasi media
tersebut.
Ini membuktikan bahwa penting adanya batas-batas dari masing-masing
yang harus diatur secara detail dan bersifat operasional sehingga manajemen
media akan berjalan dengan sesuai.

3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan meliputi bagaimana manajer memberi pengarahan dan
pengaruhnya pada individu-individu yang ada di dalam organisasi untuk
melaksanakan kewajiban sesuai dengan paparan pekerjaannya (Junaedi,
2017:44). Tentu pelaksanaan menjadi hal yang penting untuk pencapaian
tujuan sebagaimana yang telah tercantum dalam fungsi perencanaan. Visi, misi
dan tujuan organisasi tidak akan tercapai jika tidak ada pelaksanaan dari
percancangan yang sudah ditetapkan. Untuk itu, pentingnya manajer harus
memberikan pengarahan. Namun, pelaksanaan dalam fungsi manajemen tidak
bisa dilakukan hanya dengan memberikan pengarahan saja. Perlu adanya
dorongan motivasi setiap individu untuk melakukan pekerjaannya secara
antusias.
Aspek terpenting dalam pengarahan yaitu kemampuan untuk
melakukan komunikasi secara efektif. Untuk itu seorang manajer dituntut
untuk bisa menyampaikan paparan pekerjaan yang telah di susun dalam fungsi
pengorganisasian.

4. Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir ialah fungsi pengawasan. Namun, pengawasan bukan


hanya di lakukan di akhir proses manajemen. Pada dasarnya, pengawasan
sudah dilakukan sejak fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan.
Untuk itulah, sejak fungsi perencaan, organisasi sudah harus memiliki visi, misi
dan tujuan yang akan menjadi pacuan untuk pengawasan.

Fungsi pengawasan dilakukan dengan mengevaluasi fungsimanajemen


yang dilakukan di dalam organisasi. Fungsi pengawasan juga menjadi fungsi
untuk melihat pekerjaan setiap individu dalam organisasi. Pemberian
penghargaan (reward) bagi individu yang berprestasi karena telah mampu
mencapai tujuan pekerjaannya, dan juga sebalikanya pemberian hukuman
(punishment) bagi individu yang melakukan pelanggaran atau tidak berhasil
mencapai tujuan pekerjaanya.

Dalam manajemen media massa, pengawasan menjadi hal penting


untuk menjaga kualitas media. Berkurangnya kualitas media menyebabkan rasa
ketidakpuasan khayalak yang bisa jadi akan membuat khalayak berpaling pada
media massa lain. Dengan adanya pengawasan yang baik, kualitas media akan
terjaga sehingga khalayak terpenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan
informasi.
Dari fungsi-fungsi yang sudah diuraikan, memberi bukti bahwa adanya
hubungan saling keterkaitan antara media massa dengan manajemen. Tiga prinsip
pokok manajemen adalah efisien, efektif dan rasional dalam mengambil
keputusan. Efisien adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan
sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin. Efektifitas
adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai. Rasional dalam
mengambil keputusan, pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan
dalam proses manajemen.

H. Menyusun Marketing Plan

Sejumlah elemen inti yang diperlukan dalam menyusun marketing plan


yang efektif. Elemen yang pertama adalah uraian mengenai product performance.
Sebuah perencanaan marketing mestinya di serta dengan analisa yang merangkum
performa produk selama beberapa tahun terakhir, dan juga dijelaskan adanya
perbedaan antara target dengan realisasi. Riset-riset yang dilakukan untuk
mengetahui performa kualitas produk dapat juga dimasukkan dalam analisa
tersebut.

Tujuan Jangka Panjang (Long-Term Objective). Sebuah pernyataan yang


menunjukkan arah jangka panjang dari jalur produk anda dan diselaraskan dengan
rencana jangka panjang perusahaan.

Positioning statement. Aspek ini menjelaskan fitur penjualan yang unik dari
produk anda (misalkan bagaimana penerimaan konsumen terhadap suatu produk
dalam kompetisi). Positioning statement harus dapat menjadi “perekat” untuk
mengkoordinasikan subsekuen variabel marketing mix.

Target market. Aspek ini memberikan deskripsi mengenai target market


primer dan sekunder yang hendak dituju oleh produk.

Strategi Produk. Dalam bagian ini djelaskan mengenai fitur dan keunggulan
produk dibandikan pesaing. Dapat juga berisikan deskripsi mengenai cara
penggunaan produk, reposisi, ekstensi/modifikasi.
Strategi Penentuan Harga. Pernyataan umum tentang strategi penentuan
harga yang digunakan untuk produk-produk, Termasuk di dalamnya perubahan
harga, diskon, jaminan serta perjanjian penjualan, dan juga tabel yang
menunjukkan dampak yang diinginkan dalam penjualan dan kinerja penjualan.

Strategi Advertising. Bagian ini akan terdiri atas tiga komponen:

1. Diferensiasi produk yang akan dimasukkan dalam pesan advertising


2. Perencanaan media sesuai dengan kalendar yang ingin dilakukan
3. Informasi biaya / pengeluaran

Strategi Promosi. Dalam aspek ini dijelaskan serangkaian program promosi


yang akan dijalankan, seperti event promotion, pameran, program undian
berhadiah, ataupun berbagai program promosi lainnya.

Strategi distribusi. Rekomendasi-rekomendasi tentang perubahan dalam


kanal distribusi, termasuk didalamnya penambahan atau pengurangan jalur
distribusi.

I. Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Menurut Malayu S. Hasibuan, manajer adalah sumber daya pokok serta titik pusat
setiap aktifitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Menurut Malayu
S. Hasibuan tugas-tugas manajer adalah:
1. Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana,
menyusun organisasi,pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan
pelaporan. 
2. Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong untuk bekerja
giat dan membinahubungan dengan baik dan harmonis. 
3. Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para anggotanya.
4. Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu anggota
mendapat kepuasan dalampekerjaanya.
5. Manajer harus membina anggotanya agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien.
6. Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.
7. Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak
luar.

Manajer dibayar mahal karena manajer merencanakan dan mengambil


resiko, namun pemilik modal yang menanggung resikonya, karena manajer
merupakan orang yang dipercaya untuk mengatur keuangan dari pemilik modal. 
Manajer melakukan perencanaan secara umum dan menyuluruh untuk
membenahi sebuahperusahaan agar menjadi lebih baik. Manajer harus mampu
melakukan pengambilan keputusan yang berdampak positif untuk sebuah
perusahaan.

J. Hubungan Media Massa dengan Manajemen


Menurut Septiawan Santana (2005:186) Setiap medium pers pasti memiliki
organisasi manajemen tertentu. Menurut Mardiani (2012) lembaga kegiatan media
pers bukan saja menciptakan operasi berbentuk berita tetapi pula mencangkup
profesi tata usaha industri, teknis percetakaan atau penghasil tayangan dan atau
elektronis, juga pemasaran dan eksplorasi penghasilan melalui advertensi. Djuroto
(2004) juga mengungkapkan bahwa dalam memproduksi suatu penerbitas pers,
masing-masing bidang mempunyai tanggung jawab yang mana manajemen
tersebut harus menciptakan, memelihara, dan menerapkan sistem kerja yang
proporsional.
DAFTAR PUSTAKA

Chaffe, Steven and Patrick, Michael. 1975. Using The Mass Media.New York : Mc.
Graw-Hill Book Company.

Dr. Ishadi S.K. M.Sc. Bisnis Media Analisis Komprehensif Bisnis Media dan Televisi di
Indonesia – Materi kuliah Manajemen Media, 2009.

George R. Terry. Principles of management. R.D. Irwin Publisher. 5th ed. 1968.

Harold Koontz and Cyril O'Donnell. Principles of Management: An Analysis of


managerial Functions. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc., 1955.

John Fiske. Television Culture. London : Routledge, 1987.

Philip Kotler and Gary Armstrong. Marketing: an Introduction. Prentice Hall, 2000.

Siebert, Peterson, Schramm. 1984. Four Theories of the Press: The Authoritarian,
Libertarian, Social Responsibility and Soviet Communist Concepts of What the
Press Should Be and Do. University of Illionis, USA.

Terry, George R, Lesli W Rue. 2003. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara

Wahyudi, JB.1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama

Anda mungkin juga menyukai