Anda di halaman 1dari 4

Tugas pai.

Nama : Dimas Erland Fathin

Anggota Kelompok :

-efta

-dimas e

-via lutvi

-mirani r

-hanifah d

-zahra s

Hadits dibawah ini menunjukan bahwa Iman terbagi menjadi 77 Cabang. apa sajakah macam - macam
iman itu ? Silahkan diskusikan bersama teman kelompoknya !

• Amal yang terkait dengan hati itu ada yang berupa keyakinan dan ada yang berupa niat. Ia terbagi dua
puluh empat perkara, yaitu:

1. Beriman kepada Allah, termasuk di dalamnya beriman kepada Dzat-Nya, sifat-Nya, tauhid-Nya, dan
bahwa tidak ada yang serupa dengan-Nya, serta meyakini barunya segala sesuatu selain-Nya,

2. Demikian pula beriman kepada malaikat-Nya,

3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya,

4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya,

5. Beriman kepada qadar-Nya yang baik maupun yang buruk,

6. Beriman kepada hari Akhir, termasuk di dalamnya beriman kepada pertanyaan di alam kubur,
kebangkitan, penghidupan kembali, hisab, mizan, shirat, surga, dan neraka.

7. Mencintai Allah,

8. Cinta dan benci karena-Nya.

9. Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meyakini kemuliaannya. Termasuk di dalamnya


bershalawat kepadanya dan mengikuti sunnahnya.

10. Berniat ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya’, dan kemunafikan.

11. Bertobat.
12. Khauf (rasa takut kepada Allah).

13. Raja’ (berharap kepada Allah)

14. Bersyukur

15. Memenuhi janji

16. Bersabar

17. Ridha terhadap qadha’ Allah

18. Bertawakkal (menyerahkan urusan kepada Allah)

19. Bersikap rahmah (sayang)

20. Bertawadhu’, termasuk di dalamnya menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.

21. Meninggalkan sombong dan ujub.

22. Meninggalkan hasad.

23. Meninggalkan dendam

24. Meninggalkan marah.

•. Amal yang terkait dengan lisan itu ada tujuh perkara, yaitu:

1. Melafazkan tauhid

2. Membaca Al Qur’an

3. Mempelajari ilmu

4. Mengajarkannya

5. Berdoa

6. Berdzikr, termasuk di dalamnya beristighfar.

7. Menjauhi perkataan sia-sia (laghwun).

• Amal yang terkait dengan anggota badan itu ada tiga puluh delapan perkara, di antaranya ada yang
terkait dengan orang-perorang, ia ada lima belas perkara, yaitu:

1. Membersihkan, baik secara hissi (inderawi) maupun maknawi. Termasuk di dalamnya menjauhi najis.

2. Menutup aurat.

3. Melaksanakan shalat baik fardhu maupun sunat.


4 Zakat juga demikian.

5. Memerdekakan budak.

6. Bersikap dermawan. Termasuk di dalamnya memberikan makan dan memuliakan tamu.

7. Berpuasa, yang wajib maupun yang sunat.

8. Berhaji dan berumrah juga demikian.

9. Berthawaf.

10. Beri’tikaf.

11. Mencari malam Lailatul qadr.

12. Pergi membawa agama. Termasuk di dalamnya berhijrah dari negeri syirk.

13. Memenuhi nadzar.

14. Memeriksa keimanan.

15. Membayar kaffarat.

• Yang terkait dengan yang menjadi pengikut, ia ada enam perkara, yaitu:

1. Menjaga diri dengan menikah.

2. Mengurus hak-hak orang yang ditanggungnya.

3. Berbakti kepada kedua orang tua, termasuk pula menjauhi sikap durhaka.

4. Mendidik anak.

5. Menyambung tali silaturrahim.

6. Menaati para pemimpin atau bersikap lembut kepada budak.

• Yang terkait dengan masyarakat umum, ia ada tujuh belas cabang, yaitu:

1. Menegakkan pemerintahan dengan adil.

2. Mengikuti jamaah.

3. Menaati waliyyul amri (pemerintah).

4. Mendamaikan manusia, termasuk di dalamnya memerangi khawarij dan para pemberontak.

5. Tolong-menolong di atas kebaikan, termasuk di dalamnya beramr ma’ruf dan bernahi munkar.
6. Menegakkan hudud.

7. Berjihad, termasuk di dalamnya ribath (menjaga perbatasan).

8. Menunaikan amanah.

9. Menunaikan khumus (1/5 ghanimah).

10. Memberikan pinjaman dan membayarnya, serta memuliakan tetangga.

11. Bermu’amalah dengan baik.

12. Mengumpulkan harta dari yang halal.

13. Menginfakkan harta pada tempatnya, termasuk di dalamnya meninggalkan boros dan berlebihan.

14. Menjawab salam.

15. Mendoakan orang yang bersin.

16. Menghindarkan bahaya atau sesuatu yang mengganggu dari manusia.

17. Menjauhi perbuatan sia-sia dan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan.

Sehingga jumlahnya 69 perkara, dan bisa menjadi 79 jika sebagiannya tidak disatukan dengan yang lain,
wallahu a’lam. (Lihat Fathul Bari juz 1 hal. 77)

Dalam hadits di atas juga menunjukkan, bahwa tingkatan iman berbeda-beda, yaitu dari sabda Beliau,
“Yang paling utama adalah ucapan Laailaahaillallah, sedangkan yang paling rendahnya adalah
menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan.”

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam

Anda mungkin juga menyukai