Anda di halaman 1dari 28

Bahan/madah jaulah

utk Ikhwah/Akhwat Fillah


di NAD 10-28 Maret ‘07.
by hmi skp mta
A).Lima sifat, khoshois,jenis Amal
B).Enam tingkatan manusia
C).Ma’rifatul waqt waz zaman
D).Games untuk kita semua
E).Tujuh profil Rumah Tangga
F).Hijrah Muntijah Islamiyah
F).Tetap waspada di era terbuka
A).Lima
sifat,khoshois jenis
amal
1.La’allakum tattaqun----Enam amal utama
2.La’allakum tasykurun---Bebas diri/kita dari
bermental qorunisme, hamanisme,bal ‘am-
isme ,samiri-isme, fir’aunisme,isme-2 yg memerangi
ummat,Syaithoni wad dajjal
3.La’allahum yarsyudun---Ada 5 key word
4.La’allakum tuflihun--Selalu Istiqomah
5.La’allakum
yatadabbarun,yatadzakkarun,yatafakkarun,tadrusun,t
ahtadun---Ulul Albab,Fokus,berkarya
1.La’allakum tattaqun----Enam amal
utama

1.Perbaiki hubungan baik kita dengan Allah Swt


(dg taqorub,
muroqobah,do’a,ma’iyatullah,ihsanullah)
2.Perbaiki hub baik dg AlQur’an dan Sunnah
3.Perbaiki hub baik dg Rosulullah, mu’min
4.Perbaiki hub baik dg sesama muslim
5.Perbaiki hub baik dg sesama manusia
6.Perbaiki hub baik dg sesama makhluq dan
ada nilai-2 furqon
2.La’allakum tasykurun---Bebas diri/kita
dari bermental qorunisme, haman,bal
‘am ,samiri fir’aun,isme-2 yg
memerangi ummat,Syaithoni wad dajjal
Maka kita bisa lihat qorunisme, hamanisme,bal‘am-isme ,samiri-isme
fir’aunsme,isme-2 yg memerangi ummat Tapi krn : 5 Penyakit Utama
(LUPA , DHO’FU HAMASAH,ITTBA’UL HAWA,TIDAK
ISTIQOMAH, ,MERASA TERANCAM EKSISTENSINYA /Post Power
Syndrom.)
Misal pada Qorun-ahli kitab Taurat, semula patuh dn ta’at pada Nabi
Musa dan Harun,Piawai menjaga dan kelola harta. --Ia dibenamkan
oleh Alloh bersama hartanya.Penyebabnya:
1.Menentang kebenaran
2.Menghalalkan segala cara
3.Sombong,takabbur,tdk qona’ah
4.Malas menjaga kwalitas muashofat
5.Malas peduli/berbagi,bershodaqoh/infaq
6.Syndrom OKB dn Materialisme
7. Lima Penyakit Utama
3.La’allahum
yarsyudun---Ada 5
key word
1.Iqro--Thdp Al Qur’an,Hadits, Sunnah,Siroh Nabi dn Sahabat, Siroh Org
sholeh,org yg di adzab Allah,diri, keluarga,masy,bgs,negeri, alam
semesta----Dengan SWOT UP !
(strength,weakness,oportunity,treathment,under
layying,proses/prosedur/produktif) Bukan SEWOT
2.Bekal- Ibadah dan kerja yang Fokus. Misal , Sholat yg menghasilkan
amarma’ruf nahyi mungkar.QL kita bisa terasa atsar/pengaruhnya pada
dirinya dan orang lain. Sehingga ia memiliki Q7,S7,T7,F7,M7, A7
3.Antisipasi , deteksi, preventiv --- dari sikap tdk islami/jauh dari
muashofat-nya.
4.Daya Imunitas dari ronggrongan lawan/kompetitor, dg 13 karakter org yg
daya imunitasnya baik see qs. 8: 45-49----------------------
istiqomah,dzikirullah,thoat kamilah,tdk berbantahan+ui+Aml
jama’i+syuro,shobar,tdk sombong,ikhlash- 5 ciri mukhlishin di qs. 23:
57-61,berjihad,muroqobah,tdk ikuti syetan dan konco-2nya,tdk
munafiq,tawakkal). LIHAT PULA FOLDER INTELLIGENT PRAKTIS !
5.Maintenance/ri’ayah dalam segala aspek dan bidang
4.La’allakum
tuflihun--Selalu
Istiqomah
1.Istiqomah dalam janji yg sepuluh.faham
s/d tsiqoh--- Penumbuhan,eksplorasi
dan perawatan harus terjaga.
2.Istqmh dlm sepuluh jati diri (Muashofat)
3.Istqmh dlm syukur
4.Istqmh dlm amar ma’ruf nahyi munkar
5.Istqmh dlm tujuh tahapan amal
5.La’allakum yatadabbarun,
yatadzakkarun,yatafakkarun,tadrusun---
Ulul Albab,Fokus,berkarya

 1.ULUL ALBAB--Selalu berdzikir dan


berfikir
 2.FOKUS--Konsentrasi dan sadar dalam
segala aktifitas hidup / kerja da’wah/ ibadah/
dll
 3.BERKARYA---Minimal kita terlepas dari 8
hal sebagaimana do’a kita (Ceria dan
senang,mampu mengatasi
masalah/kesulitan,memiliki kwalitas yang
baik,Rajin,berani,dermawan,Terjaga dari
gangguan orang jahat)
B).Enam tingkatan manusia
see qs.9:100-106,qs.103 :1-3,qs.23:1-11

Profil manusia beruntung see qs. Al Ashr 1 : 3,qs.23:1-11


1.Manusia yang selevel dengab para anbiya, salafush
sholeh krn selalu sami’na wa atho’na,rodhiyallohu
anhu warodhu anhu
2.Manusia yang selalu bekerja dijalan Alloh SWT
3.Manusia yang selalu membersihkan diri, memperbaiki
diri, meningkatkan diri. Setelah kotor, ia thobat
NashuhaTerus berbenah diri
4.Manusia yang selalu ma’siat dan talbis , sampai
akhirnya Alloh berikan peringatantapi tdk berubah
5.Manusia yang di adzab Alloh
6.Manusia yang munafiq------- jadi kerak neraka
C).Ma’rifatul waqt
waz zaman
 Ingat pesan Alloh dalam qur’an yg terkait masalah
waktu
 Ingat 5 perkara sebelum yang 5 datang
 Lima waktu sholat dan Lima kondisi zaman, dalam
aplikasi dan ibroh: shubuh---kndsi zmn dimana
rosul dan sahabat tumbuh kembang dg islam,
dzuhur-kndisi khulafaur rasyidin, ashar-kndisi
pasca khulaur rasyidin bani ummayyah,abbas, turki
usmani,magrib-kndsi pasca kekhalifahan
runtuh,isya-kndsi berjatuhannya para raja yg
jahat/ditator dan bangkitnya ummat islam ke jalan
yang benar untuk mendapatkan kembali waktu Fajar
Menyingsing
D).Games cerdas
untuk kita dan
jama’ah
 1.Memasukkan paku bersama org buta,
pemimpin dan provokator
 2.Mengenali saudara dengan mata
tertutup
 3.Mengenali apa yang ada dan dimiliki
saudaranya
 4.Membersihkan kotoran air botol
 5.Pesan berantai
E).Tujuh profil
Rumah tangga
 1.Rumah tangga Kuburan
 2.Rumah tangga smacdown/petinju

 3.Rumah tangga Rumah sakit

 4.Rumah tangga Pasar/mall

 5.Rumah tangga kafe/kedei/warkop

 6.Rumah tangga sinetron/artis/sandiwara

 7.Rumah tangga markazudda’wah/ mjlis


ta’limt/ masjid/ madrasah
HIJRAH
MUNTIJAH
ISLAMIYAH
F).HIJRAH MUNTIJAH
ISLAMIYAH

See QS.2 : 218----Untuk mendapatkan hijrah


yang muntijah dan islami, ada lima pilar yang
harus kita perhatikan, yaitu dengan :
1.Iman yang benar
2.Hijrah yang benar
3.Jihad fie Sabililah bi amwalikum wa anfusikum
4.Optimis dan penuh harap kepada Alloh
5.Raih ampunan dan kasih sayang Alloh
QS.Al Baqoroh :218 :

 “Sesungguhnya orang-orang yang


beriman, orang-orang yang berhijrah
dan berjihad dijalan Alloh,mereka itulah
yang mengharapkan rahmat Alloh. Dan
Alloh Maha Pengampun,Maha
Penyayang”
1.Iman yang benar
Mencakup :a.Lisan,b.Hati, c.Amal
a.Lisan + b.Hati + c.AmalMu’min Haqqo-
Lestarikan & Tingkatkan
a-b-c-Kafir Haqqo--Singkirkan+Benahi
a+b-c-Seperti Fasiq-Singkirkan+Benahi
a+c-b-Seperti Munafiq-Singkirkan + Benahi
b+c-a-Seperti Kafir-Singkirkan + Benahi
2.Hijrah yang benar
 See QS 59 : 18-20
 See QS 74 : 1-7

 Q7,S7,T7,F7,M7,A7-Yaitu
 Q7 = (qaulan tsaqila,q.sadida, q. ma’rufa’,q.karima, q.layyinan,
q.baligho,q.maysuro)
 S7 = (Salam , sapa+saut+simak,senyum,sopan, santun,simpati, sukses)
 T7 = (Ta’aruf,tafahum, ta’awun, takaful, tadamun+talahum, tarohum, ta’liful
qulub)
 F7 = (Fiqf syar’ie,fqh da’wah, fqh maidan,fqh siasah,fqh muwazanah,fiqh waqie’,
fqh-2 lainnya yg islami)
 M7 = (Mua’hadah, muroqobah, Muhasabah, Mu’aqobah, Mujahadah, Mutaba’ah
+ mmu’atabah, Munazhom+ musyarothoh)
 A7 = (Amal perbaiki diri s/d Amal menjaikan islam sebagai guru bagi alam
semesta)
Q7,S7,T7,F7,M7,A7

 Q7 (qaulan tsaqila,q.sadida, q. ma’rufa’,q.karima, q.layyinan,


q.baligho,q.maysuro)
 S7(Salam , sapa+saut+simak,senyum,sopan, santun,simpati, sukses)
 T7 (Ta’aruf,tafahum, ta’awun, takaful, tadamun+talahum, tarohum,
ta’liful qulub)
 F7(Fiqf syar’ie,fqh da’wah, fqh maidan,fqh siasah,fqh muwazanah,fiqh
waqie’, fqh aulawiyat )
 M7 (Mua’hadah, muroqobah, Muhasabah, Mu’aqobah, Mujahadah,
Mutaba’ah + mmu’atabah, Munazhom+ musyarothoh)
 A7(Amal perbaiki diri s/d Amal menjaikan islam sebagai guru bagi alam
semesta)
3.Jihad fie Sabililah bi amwalikum
wa anfus

 Perhatikan 6 kekuatan berjama’ah


 Perhatikan 13 karakter orang yang siap
menghadapi kompetitornya
 Perhatikan segala adab, etika, syarat,
larangan dalam menjadikan hidup ini
bernilai Jihad Fie Sabilillah
4.Optimis dan Roja’ terhadap
Rahmat Alloh

5.Raih Ampunan dan Kasih Sayang Alloh


See QS. 9 : 128-129- :
a.Empati dg manusia
b.Empati dg keimanan dan keselamatan
c.Santun dan kasih sayang dg mu’min
d.Iyyakana’budu waiyya kanas ta’iin
e.Tawakkal kepada Alloh
TSARWATUL
HIJRAH
See QS. 4 : 100--- :
1.Memperoleh keluasan Rizki
2.Diampuni kesalahan
3.Ditinggikan kedudukan dan derajatnya
4.Memperoleh kemenangan
5.Dimasukkan ke dalam syurga
See QS. 4 : 100
“Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak
. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan
maksud berhijrah kepada Alloh dan RosulNya
, kemudian kematian menimpanya (sebelum
sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh
telah tetap pahalanya di sisi Alloh. Dan
adalah Alloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
E).TETAP WASPADA
DI ERA TERBUKA
 Dakwah bukanlah pemuas nafsu. Jadi, adalah salah bila seseorang melaksanakan
dakwah dengan tujuan untuk melampiaskan unek-unek, mengumbar kejengkelan,
memuntahkan segala rasa keterpurukan, atau mengejar ambisi-ambisi pribadi. Dakwah
adalah aktivitas untuk menegakkan kalimatullah. Dan tegaknya kalimatullah ditandai
dengan empat hal, seperti yang digambarkan dalam Quran:
 “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa
(khalifah) di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum kamu
berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diredhai-
Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap mengabdi
kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Ku.” (An-Nur 55)
 Memperhatikan ayat di atas bisa dipahami bahwa di antara indikasi tegaknya
kalimatullah adalah:

 1.Kaum Muslimin memegang kendali kepemimpinan manusia.


 2.Kokohnya agama Islam dengan bukti Islam dijadikan rujukan dalam kehidupan.
 3.Tumbuhnya rasa aman, tenteram, dan kedamaian dalam kehidupan manusia. Dan
hanya di saat kondisi umat Islam seperti itulah, maka
 4.Pengabdian utuh -tanpa kemusyrikan, apa pun bentuknya- dipersembahkan kepada
Allah swt.
TETAP WASPADA DI
ERA TERBUKA
 Oleh karena itu, sekali lagi, sukses dakwah janganlah diukur oleh semata-mata
keberanian seorang da'i memekikkan segala protes dan perlawanan terhadap
kondisi dan situasi yang berlangsung. Sukses dakwah Islam dapat diukur oleh –
antara lain- ayat yang disebutkan di atas.
 Atas dasar itu semua, maka setiap da'i berkewajiban menjaga keberlangsungan
dakwah. Dan keberlangsungan dakwah didukung oleh antara lain kewaspadaan.
Allah swt. berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, waspadalah kalian,
maka majulah kalian (ke medan jihad) secara berkelompok-kelompok atau
majulah bersama-sama.” (An-Nisa 71)
 Ayat ini menegaskan beberapa hal: pertama, agar umat Islam bisa melanjutkan
proyek dakwah dan jihad maka harus selalu bersikap waspada. Kedua,
kewaspadaan itu penting karena kita menginginkan dakwah dan jihad terus
berlangsung hingga kemenangan Islam dianugerahkan Allah, bahkan hingga
hari kiamat. Oleh karenanya, jangan sampai kita berjuang tanpa kewaspadaan
dan perhitungan cermat dengan dalih tidak ada yang perlu ditakuti selain Allah.
Dan jangan pula kita hanya terus menerus waspada dan menngkatkan kehati-
hatian tapi tidak melakukan apa pun dan hanya diam saja. Persis seperti orang
yang berada di pinggir jalan. Dia menengok tak henti-henti ke kanan-kiri jalan.
Tapi tidak juga menyebrang jalan. Segala kewaspadaan itu pentiNg untk
menjaga amniyah (keamanan) dakwah
TETAP WASPADA DI ERA
TERBUKA
 Hal-hal yang perlu dijaga amniyyah (keamanan)-nya adalah:
 Qiyadah (pimpinan) dakwah.
 Qiyadah adalah faktor sangat penting dalam perjuangan. Al-Quran melukiskan betapa kaum
Bani Israil tidak mampu melakukan perlawanan terhadap penjajah karena tidak memiliki
qiyadah. Karenanya kemudian mereka memohon kepada Allah swt. agar Dia berkenan
mengutus seorang pemimpin.
 Para sahabat melakukan pengamanan terhadap diri Rasulullah saw. dalam rangka menjaga
kesinambungan dakwah. Abu Bakar Ash-Shiddiq, misalnya, secara langsung menjadikan
dirinya sebagai tameng bagi Rasulullah saw. saat mereka berdua berhijrah ke Yatsrib
(Madinah sekarang). Bahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq rela menderita demi keselamatan
Rasulullah saw. Padahal baik Rasulullah saw. maupun Abu Bakar yakin seyakin-yakinnya
bahwa Allah swt. akan membela nabi-Nya.
 Sa’ad Bin Abi Waqqash pun pernah melakukan hal serupa. Pada suatu malam dalam
sebuah pertempuran, Rasulullah saw. bermalam di dalam sebuah tenda. Sa’ad Bin Abi
Waqqash merasa tidak nyaman tidur karena takut ada hal-hal buruk terjadi pada Rasulullah
saw. Maka ia pun datang seraya menghampiri tenda Rasulullah saw. Mengetauhi ada orang
yang datang, Rasulullah saw. bertanya, “Siapa di luar?” Sa’ad menjawab dengan
menyebutkan namanya. Rasulullah saw. bertanya lagi, “Untuk apa kamu datang ke sini?”
Sa’ad menjawab, “Aku datang ke sini karena ada rasa cemas sesuatu menimpa dirimu.”
Maka Rasulullah saw. mendokan Sa’ad dengan mengatakan, “Ya Allah kabulkan doa Sa’ad
bila ia memohon kepada-Mu.” Itu semua menunjukkan betapa pentingnya menjaga
amniyyah para qiyadah.
TETAP WASPADA DI
ERA TERBUKA
 Strategi Dakwah.
 Strategi dakwah adalah termasuk hal penting untuk dijaga dan tidak diobral kepada
setiap orang. Rasulullah saw. melakukan ini saat mau berhijrah ke Madinah. Bahkan
keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq pun tidak semuanya mengetahui tencana kepergian
beliau ke Madinah. Sementara itu Ali Bin Abi Thalib yang ditugaskan Rasulullah saw.
untuk tidur menempati tempat tidur Rasulullah saw. lebih memilih mendapatkan pukulan-
pukulan dari orang-orang Quraisy dari pada membongkar rahasia perjalanan Rasulullah
saw. Dan dalam setiap pertempuran Rasulullah selalu merahasiakan rencana-rencana
yang dibuat. Sehingga ketika ada seorang sahabat, namanya Hatib Bin Abi Balta’ah,
yang karena rasa kasihan terhadap saudara-saudaranya yang ada di Makkah
membocorkan rencana penyerangan terhadap kota Makkah, Rasulullah saw.
menghukmnya.
 Basis Dakwah
 Dakwah memerlukan basis sosial yang menjadi pendukung dakwah. Tentu saja setiap
pendukung dakwah harus siap berkorban untuk Islam dengan segala yang dimilikinya.
Namun demikian dakwah harus pula memikirkan dan merencanakan agar para
pendukung dakwah tidak menjadi korban kecerobohan atau kekurangcematan.
Pentingnya menjaga amniyah para pendukung dakwah digambarkan oleh Allah swt.
dengan firman-Nya melalui lisan Nabi Isa, “Siapakah penolong-penolongku ke jalan
Allah?” (Ash-Shaff 14)
TETAP WASPADA DI
ERA TERBUKA
 Aset-aset Material Dakwah
 Meskipun aspek material dan fisik bukanlah hal utama dalam dakwah namun
ia memiliki daya dukung yang cukup berarti bagi kelancaran dakwah. Oleh
karena itu para kader dakwah harus memikirkan untuk mengamankan aset-
aset dakwah tersebut. Allah swt. berfirman:
 “Dan persiapkanlah oleh kalian untuk menghadapi musuh-musuh itu kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat, yang
dengannya kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu, dan orang-
orang lain selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Anfal 60)
 Bagaimana mengamankan itu semua? Ada pelajaran penting dari apa yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. di Makkah setelah memasuki era dakwah
secara terbuka (jahriyyah):
 Pertama, Rasulullah saw. menghindarkan kaum Muslimin agar tidak masuk
dalam pertarungan yang tidak berimbang. Rasulullah saw. tentu saja orang
yang paling yakin dengan segala janji Allah swt. Namun demikian ia tetap
bergerak dalam bingkai sunnatullah. Beliau melakukan segala sesuatu yang
memang diperlukan bagi terciptanya perubahan. “Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah keadaan satu satu kaum hingga mereka sendiri mengubah
apa-apa yang ada pada diri mereka.” (Ar-Ra'd 11).
TETAP WASPADA DI
ERA TERBUKA
 Untuk itu Rasulullah saw. melakukan dua hal:
 Menjauhkan para pengikutnya dari suasana pertarungan dan terus membina mereka
dengan segala bekal yang diperlukan jika pertarungan itu tiba saatnya. Dalam rangka itu
maka Rasulullah saw. memilih rumah Al-Arqam sebagai basis pembinaan. Dan
pembinaan itu berjalan terus hingga Umar Bin Khattab masuk Islam, tahun VI dari
kenabian.
 Rasulullah saw. membina para pengikutnya untuk berdisiplin dan mampu
menengendalikan diri. Di samping usaha beliau untuk menjauhkan para pengikutunya
dari suasana pertarungan, Rasulullah saw. juga mengarahkan para sahabatnya untuk
memiliki mental disiplin, penyabar, dan mampu mengendalikan hawa nafsu. Dan itu
didukung oleh arahan-arahan rabaniyyah yang turun saat itu, misalnya, “Dan ikutilah
apa-apa yang iwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga Allah memberikan
keputusan. Dan Dialah sebaik-baik pemberi putusan.” (Yunus 109) dan firman-Nya pula,
“Bersabaralah atas apa yang mereka katakan.” (Al-Muzzammil 10)
 Karenanya ketika Khabbab Bin Al-Arat mengadu kepada Rasulullah saw. tentang
imtimidasi yang dideritanya, Rasulullah saw. memesankan, “Sungguh telah terjadi pada
umat-umat terdahulu sebelum kamu, mereka disisir tubuhnya dengan sisir besi sehingga
memisahkan tulang dari dagingnya; dan yang lainnya digergaji hingga membelah
tubuhnya, namun hal itu tidak membuat mereka berpaling dari agama mereka… akan
tetapi kalian memang terburu-buru.”
 Kedua, Rasulullah saw. mengarahkan para sahabat agar menghindari kekerasan. Dalam
rangka itu Rasulullah saw. melakuan tiga hal:
TETAP WASPADA DI
ERA TERBUKA
 1) memperkuat soliditas internal. Ini dilakukan dengan cara memperkokoh ukhuwwah
islamiyyah. Imam Al-Baihaqi meriwayatkan, “Adalah Rasulullah saw. menyatukan satu atau
dua orang yang baru masuk Islam dengan seseorang yang mempunyai keleluasaan harta,
agar mereka bisa ikut makan dari makanan yang dia miliki.” Dan hal itu bukan saja
bermakna takaful maddi (solidaritas material) namun lebih jauh dari itu membuang segala
kesenjangan dan batas penghalang di antara sesama Muslim.
 2) Memberikan pemahaman, pencerdasan, dan menanamkan optimisme di kalangan kaum
Muslimin. Tidak hal yang lebih berhaya dalam perjuangan selain dari frustasi dan
pesimisme. Di antara arahan Rasulullah saw. saat itu adalah, “Demi Allah. niscaya Dia akan
menyempurnakan urusan ini hingga seorang pengendara berjalan dai Shan’a ke
Hadramaut tanpa takut apa pun selain Allah dan takut srigala memangsa kambingnya. Akan
tetapi kalian terburu-buru.” Dan saat itu pula Rasulullah saw. menyampaikan dan
mengajarkan segala ajaran Allah yang diterimanya.
 3) Sikap bijak dan empati dalam menghadapi orang-orang yang mendapat tekanan atau
intimidasi. Ini seperti yang beliau lakukan terhadap Ammar Bin Yasir. Dia merasa sangat
sedih dan berdosa karena dia menyebut berhala saat disiksa oleh orang-orang Quraisy.
Namun Rasulullah saw. menghibur dan memperteguhnya dengan mengatakan, “Jika
mereka kembali (melakukan penyiksaan) maka ulangilah lagi.”
 Namun tentu saja, sekali lagi, kewaspadaan itu penting karena kita ingin terus bergerak.
Oleh karena itu jangan sampai kewaspadaan berarti kemandekan sebagaimana jangan pula
keberanian bermakna kesmbronoan. Allahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai