W.S. Rendra
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu
Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa pada
sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah
penari serimpi di Keraton Surakarta Hadiningrat. Masa kecil hingga remaja Rendra
dihabiskannya di kota kelahirannya.
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai
menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek, dan drama untuk berbagai
kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia
mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat
berbakat. Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya
bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan India.
Pada tahun 1967, sepulang dari Amerika Serikat, ia mendirikan Bengkel Teater yang
sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air.
Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk
mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternya pun
tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu
pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan Bengkel Teater Rendra yang masih berdiri
sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari
wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus Setya
Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Clara Sinta. Romantisme
percintaan mereka memberi inspirasi Rendra sehingga lahir beberapa puisi yang kemudian
diterbitkan dalam satu buku Empat Kumpulan Sajak.
1. Analisislah butir-butir penting menurut kamu dalam teks negosiasi W.S. Rendra di atas!
(gunakan tabel di bawah ini)