5 kesimpulan
Bulan ini dinamakan dengan Rajab karena dua hal :
Pengagungan bangsa Arab terhadab bulan ini, dikatakan “syahrun
murajjab”, yakni bulan yang diagungkan.
Bangsa Arab meninggalkan peperangan di bulan ini, sehingga
mereka tak akan terdengar gemerincing suara pedang di dalamnya,
orang arab mengatakan : “rajulun arjab” , yakni lelaki tuli yang tak
bisa mendengar.
Referensi : Ijabah at-Tholab Syarh Nailul Arab , Muhammad Barra Aly (halaman 9)
catatan : riwayat ini dinilai dho’if oleh para ahli hadits , namun
para fuqoha’ mengamalkannya karena kebolehan beramal dengan
hadits dhoif dengan ketentuan-ketentuan yang telah berlalu.
Para Ulama dari 4 madzhab bersepakat akan kesunnahan berpuasa
pada hari-hari di bulan Rajab, dan bukan termasuk bid’ah.
Adapun yang menjadi khilaf ialah mengenai hukum berpuasa Rajab
sebulan penuh :
Ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi’iyah mengatakan sunnah.
Ulama Hanabilah mengatakan makruh.
Adapun dalil kesunnahan puasa Rajab, baik sebagian harinya atau
seluruhnya, adalah :
Pertama : dalil-dalil tentang keutamaan puasa secara umum, dan ini
banyak sekali.
Kedua : Hadits tentang keutamaan puasa di bulan-bulan haram,
dan Rajab termasuk di dalamnya.
o Al-hafidz Ibnu ash-Sholah ( ﵫwafat tahun 643 H) mengatakan :
“Hadits yang ada di kitab sunan Abi Dawud dan selainnya
tentang puasa di bulan-bulan haram sudah cukup sebagai
anjuran untuk berpuasa ( yakni di bulan Rajab –pen).”
o Hadits yang dimaksud oleh Ibnu ash-Sholah adalah apa yang
diriwayatkan oleh sahabat Abu Mujibah al-Bahiliy ﵠ, yang
diantaranya Rasulullah ﵟberkata kepadanya :
ِ ِ ِ
ْ )) ُﺻ ْﻢ ﻣ َﻦ ا ْﻟ ُﺤ ُﺮ ِم َوا ْﺗ ُﺮ ْك ُﺻ ْﻢ ﻣ َﻦ ا ْﻟ ُﺤ ُﺮ ِم َوا ْﺗ ُﺮ ْك ُﺻ ْﻢ ﻣ َﻦ ا ْﻟ ُﺤ ُﺮ ِم َوا ْﺗ ُﺮ
((ك