TINJAUAN PUSTAKA
untuk mendiagnosa, mengingat spektrumnya yang luas dan kurangnya tes diagnostik
yang kuat. Fitur utama dari preeklampsia adalah onset baru hipertensi (didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mm Hg atau tekanan darah diastolik ≥90 mm Hg)
dan proteinuria (300 mg atau lebih besar dalam spesimen 24 jam urin) (Indra, 2021)
dengan timbulnya hipertensi 160 / 110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan
yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang
2.1.2 Etiologi
Etiologi preeklampsia masih belum diketahui secara pasti dan beberapa teori
8
merupakan suatu kejadian yang berpengaruh besar terhadap kehamilan. Preeklampsi
berdampak pada kehamilan ibu. Preeklampsi berat akan memicu terjadinya eklampsia
yang dapat mengakibatkan kejang pada saat kehamilan. Pada teori Intoleransi Imunologi
preeklampsia akan berpengaruh antara ibu dan janin apabila resiko preeklampsia
(bersifat antigenetik) seperti pada kehamilan pertama, kehamilan kembar (dimana jumlah
antigen yaitu plasenta melebihi jumlah antibody). Pada preeclampsia terjadi penurunan
jumlah human leucocyte G (HLA-G), atau plasenta memproduksinya dalam bentuk lain
muncul setelah usia kehamilan 20 minggu ditandai dengan hipertensi, kerusakan ginjal
HELLP (hemolisis, peningkatan enzim liver, dan trombositopenia) dan kerusakan organ-
organ lainnya. Gejala klinis tersebut disebabkan oleh aktivitas sel-sel endotel yang telah
terjadi pada tahap pertama dengan respon inflamasi sistemik di seluruh organ tubuh yang
Invasi tropoblas yang tidak terjadi atau kurang sempurna, maka akan terjadi
hemokorioendotel mengalir kurang optimal dan bila jangka waktu lama mengakibatkan
kerusakan endotel pada plasenta yang menambah berat hipoksia. Produk dari kerusakan
vaskuler selanjutknya akan terlepas dan memasuki darah ibu yang memicu gejala klinis
9
2. Hamil pada usia < 20 Tahun dan > 30 Tahun
Usia dan paritas yang merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Dari
segi usia, wanita hamil dengan usia <20 tahun dan >35 tahun dianggap berisiko untuk
mengalami preeklampsia. Hal ini disebabkan karena seiring peningkatan usia, akan
terjadi proses degenaratif yang meningkatkan risiko hipertensi kronis dan wanita dengan
risiko hipertensi kronik ini akan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami
Ibu hamil dengan riwayat hipertensi memiliki kemungkinan 6 kali lebih besar
untuk mengalami preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki
riwayat hipertensi. Pada sebagian ibu hamil dengan riwayat hipertensi kronis, maka dapat
diperberat oleh kehamilan dapat disertai dengan proteinuria atau edema patologis yang
Ibu hamil dengan riwayat keturunan preeklampsia pada ibu dan keluarganya
Selain hipertensi dan preeklampsia dengan kejadian preeklampsia saat ini, ibu
hamil dengan riwayat menderita penyakit kronis memiliki kemungkinan 2 kali lebih
besar untuk mengalami preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
menderita riwayat penyakit kronis. Angka kejadian preeklampsia akan meningkat pada
10
ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya karena pembuluh darah
plasenta sudah mengalami gangguan sebelumnya. Pada kejadian saat ini Ibu hamil masih
2020).
1. Preeklampsia Ringan
dan edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan. Gejala ini
penyakit yang berkaitan dengan vili korialis, terutama pada sel trofoblasnya dan
berasal dari suatu kehamilan). Penyebab dari preeklampsia ringan masih belum
a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, yaitu kenaikan diastolic 15 mmHg atau
b) Edema umum, kaki, jari, tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 kg atau lebih per
minggunya.
2. Preeklampsia Berat
11
2) Preeklampsia bisa dikatakan berat apabila ditemukan tanda sebagai
berikut :
epigastrium.
persalinan (paling sering terjadi). Angka kejadian 15% sampai 60% dan serangan terjadi
kejadian sekitar 30% sampai 35% yang terjadi saat sedang inpartum dan batas dengan
eklampsi ini jarang dan jika terjadi serangan kejang atau koma akan berakhir setelah
hipertensi, dan proteinuria. Tanda gejala dapat dibedakan antara preeklampsia dan
eklampsia :
f. Preeklampsia
12
1) Preeklampsia ringan : tidak ada gejala-gejala subjektif
2) Preeklampsia berat :
➢ Hipertensi dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, diukur minimal 2 kali
➢ Tanda dan gejala lain meliputi sakit kepala berat, masalah penglihatan, pandangan
kabur, dan spasme arteri retina pada funduskopi, nyeri epigastrium, mual/muntah serta
Platelet Count)
g. Eklampsia
gejala-gejala nyeri kepala didaerah frontal, gangguan penglihatan, mual yang hebat, nyeri
di epigastrium dan hiper-refleksi. Bila keadaan ini tidak segera diobati akan timbul kejang.
1) Tingkat awal (aura), keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik, mata penderita terbuka
tanpa melihat, kelopak mata bergetar. Demikian pula tangannya dan kepala berputar ke
2) Tingkat kejang tonik. Berlangsung kurang dari 30 detik. Dalam tingkat ini seluruh otot
ke dalam, pernapasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah dapat tergigit.
13
3) Tingkat kejang klonik, berlangsung antara 1-2 menit. semua otot berkontraksi dan
berulang-ulang dalam tempo yang cepat, mulut membuka dan menutup, lidah dapat
tergigit, bola mata menonjol, dari mulut keluar ludah yang berbusa, muka menunjukkan
4) Tingkat koma, lama kesadaran tidak selalu sama, secara perlahan-lahan penderita
mulaisadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul serangan baru
dan berulang sehingga ia tetap dalam keadaan koma. Selama serangan, tekanan darah
meningkat, nadi cepat dan suhu meningkat sampai 40°C (Dr. Noer Saudah, Dr. Indah
2.1.5 Patofisiologi
invasi tropoblas, hamil pada usia < 20 tahun atau > 30 tahun, ibu hamil dengan riwayat
hipertensi, ibu hamil dengan keturunan preeklampsia, ibu hamil dengan menderita penyakit
kronis yang dapat menimbulkan potensi tekanan darah meningkat (hipertensi) (Siqbal,
2020). Hipertensi menjadi penyebab rusaknya vaskuler pembuluh darah yang kemudian
darah karena mekanisme atau rangsangan tertentu pada tubuh . Gangguan sirkulasi
berdampak pada beberapa organ ibu hamil dengan preeklampsia meliputi otak, ginjal,
jantung dan plasenta. Pada ibu hamil dengan preeklampsia akan mengalami penurunan
Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler
menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan sensifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia
yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi
14
plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehingga dapat
15
2.1.6 Pathway
Faktor Resiko :
Tekanan darah meningkat (hipertensi) 1. Abnormalitas inva
2. Hamil pada usia <
3. Ibu hamil dengan r
Kerusakan vaskuler pembuluh darah 4. Ibu hamil dengan k
5. Ibu hamil dengan m
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Jantung
Otak Ginjal
16
Penurunan sirkulasi Vasokontriksi pembuluh Inspirasi dan
darah ke otak darah ginjal ekspirasi napas tidak
adekuat
Vasospasme
Kerusakan glomerulus
dipsnea
Aliran darah ke otak
berkurang Kemampuan filtrasi menurun
Ketidak efektifan
pola napas
Suplai O2 menurun
Proteinuria
Resiko Perfusi
Jaringan serebral
tidak efektif
Kekurangan volume cairan
17
2.1.7 Dampak Preeklampsia
organ-organ lainnya.
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan janin
IUGR (Intra Uterine Growth Restriction), dilakukan NST (Nonstress Test) dan
profil biofisik.
18
2.1.9 Penatalaksanaan medis
1) Pantau tekanan darah, urin ( untuk proteinuria ), refleks, dan kondisi janin.
dan eklamsia.
- Diet biasa.
- Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urin (untuk proteinuria ) sekali
sehari.
- Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis,
19
8) Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap dirawat. Lanjutkan penanganan
oksitosin atau prostaglandin. Pantau denyut jantung janin dan his pada
prostaglandin atau kateter Foley atau lakukan sectio cesarea. Jangan lakukan
kateter Foley jika ada riwayat perdarahan, ketuban pecah, petumbuhan janin
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eklamsia berat
pengobatan medisinal.
pengobatan medisinal.
1) Perawatan aktif
20
Indikasi :
- Ibu
Usia kehamilan 36 minggu atau lebih Adanya tanda - tanda atau gejala
impending eklamsia
- Janin
Hasil fetal assessment jelek ( NST & USG ). Adanya tanda IUGR
- Laboratorium
34 minggu dan 30% kasus terjadi pada periode pascapartum. Ibu yang
pada kuadran kanan atas, serta mual dan muntah. Beberapa diantaranya
2) Perawatan konservatif
cukup intramuskular saja 4 gram dibokong kiri dan 4 gram pada bokong
21
3. Eklampsia
2) Penanganan kejang
kejang
5) Sikap dasar : semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa harus
ibu seminimal mungkin (Dr. Noer Saudah, Dr. Indah Lestari, & Catur
2.2.1 Definisi
yang harus ada untuk disebut sebagai nyeri adalah rasa tidak menyenangkan. Tanpa
unsur itu tidak dapat dikategorikan sebagai nyeri, walaupun sebaliknya semua yang
tidak menyenangkan disebut nyeri. Nyeri terjadi akibat adanya kerusakan jaringan
22
nyata (pain associate with actual tissur damage). Nyeri yang demikian dinamakan
nyeri akut yang dapat menghilang seiring dengan penyembuhan jaringan dan nyeri
yang demikian biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Ana Zakiyah, 2015)
Menurut buku (PPNI, 2016) nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atat
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
(Andarmoyo, 2017) :
1. Teori Affect
2. Teori Endorfin
Teori ini mengatakan, bahwa tubuh memproduksi zat kimia yang disebut
endorfin yang berperan untuk menolong tubuh dalam melawan rasa nyeri
dari deoxyribo nucleid acid (DNA) tubuh. DNA adalah substansi yang
mengatur kehidupan sebuah sel dan memberikan perintah bagi sel untuk
tumbuh atau berhenti tumbuh. Pada permukaan sel terutama sel saraf
23
terdapat area yang menerima narkotika atau endorphin ketika endorphin
3. Teori Specificity
tersebut berjalan dari kulit dan spinal cord menuju pusat nyeri di thalamic
(thalamus).
4. Teori Pattern
oleh Specificity theory. Teori ini menyatakan bahwa nyeri berasal dari
tanduk dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu diproduksi dan
pusat (SSP) dan menandakan nyeri. Teori ini mengatakan, bahwa semua
Serabut saraf adalah sama. Nyeri dihasilkan karena adanya stimulasi dan
5. Teori Intensity
24
Teori ini berpendapat bahwa Nyeri adalah hasil rangsangan yang
Pada teori gate control impuls nyeri dapat dikendalikan oleh mekanisme
pintu gerbang yang ada di substansial gelatinosa pada dorsal horn spinal
tertutup, impuls tidak mencapai tingkat kesadaran dan sensasi nyeri tidak
25
nyeri. Intervensi/tindakan yang menerapkan teori ini meliputi
cara input sensori ini, seperti tehnik distraksi, guided imegery, dan
visualisasi.
26
beberapa pengontrolan ada minum obat-obatan
neurologik.
27
seseorang mengalami gangguan rasa nyeri saraf yang bekerja adalah
2.2.3 Etiologi
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik, thermos,
darah dan kelainan pembuluh darah serta trauma psikologis (Handayani, 2015).
berlebihan)
28
2.2.4 Sifat-sifat nyeri
b. Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar-x atau Lab
darah.
mayor :
Subjektif :
a. Mengeluh nyeri
Objektif :
Tampak meringis
b. Gelisah
d. Sulit tidur
29
:
Objektif :
d. Menarik diri
a. Nyeri akut
panas, atau mekanik setelah suatu pembedahan, trauma, dan penyakit akut.
b. Nyeri kronis
2. Berdasarkan Lokasi
nyeri alihan (reffered pain), nyeri yang dirasakan pada area yang bukan
30
b. Central pain, terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat,
d. Phantom pain, merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak
ada lagi. Contohnya pada amputasi, phantom pain timbul akibat dari
biasanya. Oleh karea itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang
telah diangkat.
jaringan sekitar.
f. Nyeri somatis dan nyeri viseral, kedua nyeri ini umumnya bersumber dari
kulit dan jaringan dibawah kulit (superfisial) pada otot tulang (Mubarak,
2015)
3. Menurut Sifat :
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama.
kembali.
31
Contoh pada artritis, pemberian analgetik narkotik merupakan
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
A. HAYWARD (1975)
(untuk keadaan tanpa nyeri) dan ujung lainnya nilai 10 (untuk kondisi
yang terakhir kali ia rasakan, dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah
grafik yang dibuat menurut waktu. Intensitas nyeri ini sifatnya subjektif
32
dan dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, konsentrasi,
Skala 7 – 9 = sangat nyeri tapi masih bisa dikontrol oleh pasien dengan
33
f. Menurut (Smetzer S C, 2010) skala intensitas nyeri adalah sebagai
berikut:
keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Pasien sering kali diminta untuk
garis. Pendeskripsi ini di-ranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri
dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini
nyeri.
34
Gambar 2.5 Skala Nyeri Numerik
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, pasien
subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri
35
ini memberi pasien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
1-3 :Nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik
7-9 :Nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respons terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
10 :Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak
36
menghabiskan banyak waktu saat pasien melengkapinya. Apabila pasien dapat
membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala
deskriptif bukan bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan
menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
1. Usia
mengeskresika nyerinya.
2. Jenis kelamin
nyeri. Akan tetapi, toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh biokimia dan
3. Kebudayaan
sakit itu adalah kelemahan, akan tetapi sebaliknya ada juga yang
4. Perhatian
37
mempengaruhi persepsi nyeri. Upaya untuk mengalihkan perhatian
5. Makna nyeri
6. Ansietas
7. Mekanisme koping
mengendalikan nyeri
8. Keletihan
9. Pengalaman sebelumnya
berbeda dengan orang yang mengalami nyeri yang sama dan mampu
38
2.2.8 Komplikasi
1. Gangguan laktasi/menyusui
2. Intoleransi aktivitas
3. Ansietas
4. Infeksi
1. Secara farmakologi
dapat mengatasi nyeri yang sangat hebat dengan efektif. Jenis obat-
3. Analgesia inhalasi
39
letup potensial aksi (Rosemary Mander, 2003)
4. Secara non-farmakologi
atau ligament .
40
2.2.10 Nyeri Persalinan
Pada persalinan yang dimulai tanpa komplikasi, ibu dapat menghadapi nyeri
drajat lain. Nyeri tambahan, mungkin dengan tanda dan gejala lain, dapat
keduanya.
b. Ruptur uteri
syok maternal dan janin yang terlibat bergantung pada waktu, ketiba
c. Inversion uteri
41
menyongkong uterus melalui perlekatannya pada kornu dengan
2.3.1 Pengkajian
1. Biodata
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer
2. Riwayat Kesehatan
Preeklampsia sering terjadi pada primigravida, yaitu usia < 20 tahun atau > 35
a. Keluhan utama
bercampur darah.
3. Riwayat kehamilan
42
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Perlu ditanyakan pada klien, apakah pernah atau tidak mengikuti kontrasepsi jika
badan atau penurunan berat badan, dan ditandai dengan pembengkakan pada
4. Pengkajian B1-B6
a. B1 (Breathing)
➢ Inspeksi : Dikaji apakah terdapat lesi, jejas, masa abnormal, pada klien
tambahan.
b. B2 (Blood)
43
➢ Palpasi : biasanya terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 mmHg atau
lebih diukur minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan
c. B3 (Brain)
terjadi oedem pada bagian wajah, pada leher terkadang terdapat pembesaran
vena jugularis.
d. B4 (Bladder)
kemih.
44
e. B5 (Bowel)
apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak. jenis makanan yang
➢ Palpasi : Pada pemeriksaan dengan cara palpasi maka akan ditemukan hasil
- Leopod I
- Leopod II
kanan. Pada pemeriksaan ini berfungsi untuk mendengar kan detak jantung
janin, nilai normal detak jantung janin ialah 142 kali dan terdengar regular.
- Leopod III
- Leopod IV
f. B6 (Bone)
penambahan berat badan atau penurunan berat badan, dan ditandai dengan
45
➢ Palpasi : biasanya dikaji apakah klien ada pembengkakan pada ekstermitas.
46
balik biologis,
psikoprofilaksis,
sentuhan terapeutik,
akupuntur, TENS
(transcutaneous
electrical nerve
stimulation, music,
hidroterapi,
homeopati
(Rosemary Mander,
2003). relaksasi
autogenic, relaksasi
benson, Swedish
massage
• kolaborasi
pemberian analgetic
bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kaloborasi adalah
47
dokter atau petugas kesehatan lain (Tarwoto, 2015)
sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik
komponen, yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subyektif (respon verbal
pasien terhadap tindakan), obyektif (respon nonverbal hasil dari tindakan dan
data hasil pemeriksaan), analisis data (menyimpulkan masalah, masih tetap ada,
berkurang atau muncul masalah baru) dan perencanaan (perencanaan atau tindak
lanjut tindakan yang akan dilakukan selanjutnya berdasarkan hasil analisa dari
48