Anda di halaman 1dari 1

PENGARUH PEMBERIAN KOLKISIN TERHADAP KARAKTERISTIK

MORFOLOGI TIGA GENOTIPE KENTANG (Solanum tuberosum L.)


Oleh :

Anisa Imantia Tanzila 1 , Siti Nurchasanah 2 , Sisno 2


1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNSOED
2
Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNSOED

Alamat korespondensi: nisaimantia@gmail.com

Pendahuluan Tabel 2. Hasil analisis LSI terhadap variabel pertumbuhan


Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas hortikultura yang berpotensi untuk Perlakuan TT (cm) DB (cm) JD (helai) LD (cm DBU (cm)
dikembangkan di Indonesia dan memiliki peran penting dalam usaha diversifikasi pangan. Kendala K1 -V1 39,85 0,65 c 77,00 ac 37,37 ac 0,00
yang dihadapi petani kentang Indonesia adalah meningkatnya kebutuhan kentang setiap tahun K2 – V1 42,97 ac 0,71 ac 85,37 ac 42,84 ac 0,00
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan K1 – V2 59,84 ac 1,14 ac 251,17 abc 48,59 abc 3,37
bahan baku kentang namun tidak diimbangin dengan peningkatan produksi dan luas tanam. Salah K2 – V2 63,08 ac 1,25 abc 280,07 abc 52,13 abc 3,34
satu alternatif pemecahan masalah produksi kentang di Indonesia adalah dengan merakit kultivar K1 – V3 40,29 0,56 76,23 ac 39,34 ac 0,00
baru melalui program pemuliaan tanaman. Penggunaan teknik mutasi dalam program pemuliaan K2 – V3 38,95 0,57 86,33 ac 48,95 abc 0,00
tanaman dilakukan untuk mendapatkan tanaman poliploidi (Sulistiahningsih, 2006).
LSI 5% 3,90 0,08 12,12 2,18 0,06
Kolkisin merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya
Agria (V1) 41,67 0,69 73,28 31,04 0,00
poliploid. Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang- benang spindel pada pembelahan
sel sehingga jumlah kromosom dalam setiap sel menjadi dua kali lipat atau terjadi proses Jegruk (V2) 63,12 1,25 237,15 46,89 3,35
poliploidisasi (Suharni, 2004). Penggandaan kromosom merupakan salah satu upaya seleksi untuk Granola K (V3) 41,13 0,64 72,38 34,91 0,00
meningkatkan mutu tumbuhan baik berupa peningkatan kandungan metabolit sekundernya Keterangan : TT = Tinggi Tanaman, DB = Diameter Batang, JD = Jumlah Daun, LD = Luas
maupun toleransinya terhadap faktor lingkungan terutama lingkungan yang ekstrim (Fajrina et al., Daun, dan DBU = Diameter Bunga. Nilai yang diikuti huruf abc = lebih tinggi
2012). dibandingkan varietas Agria, Jegruk, dan Granola K. Nilai yang diikuti huruf ac
= lebih tinggi dibandingkan varietas Agria dan Granola K. Nilai yang diikuti
TUJUAN huruf c = lebih tinggi dibandingkan varietas Granola K.
Tabel 3. Hasil analisis LSI (Least Significant Increase) terhadap variabel hasil
1) Mengetahui pengaruh kolkisin terhadap karakteristik morfologi kentang,
Perlakuan JU (knol) DU (cm) BU (g) BST (g) BKT (g)
2) Mengetahui konsentrasi terbaik sehingga menunjukan adanya perubahan karakteristik
K1 -V1 4,03 5,54 200,00 4,95 1,90
morfologi, serta K2 – V1 4,50 5,95 213,33 5,10 1,83
3) Mengetahui genotipe yang memiliki respon terbaik terhadap pemberian kolkisin. K1 – V2 16,30 ac 8,12 ac 1203,33 ac 126,59 ac 28,42 ac
K2 – V2 17,80 ac 8,17 ac 1196,67 ac 136,87 ac 27,13 ac

Tempat dan Waktu


metode penelitian K1 – V3 5,33 5,54 256,67 5,64 2,09
K2 – V3 4,87 5,56 380,00 ac 5,78 1,67
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, LSI 5% 3,32 1,21 147,45 30,65 5,31
pada bulan Februari sampai dengan Juli 2018. Agria (V1) 7,65 6,76 334,12 35,11 7,06
Jegruk (V2) 23,32 8,75 1310,78 170,41 35,87
Granola K (V3) 7,79 6,41 350,78 35,57 7,10
Rancangan Percobaan Keterangan : JU = Jumlah Umbi, DU = Diameter Umbi, BU = Bobot Umbi, BST = Bobot
Penelitian ini merupakan penelitian lapang yang menggunakan Rancangan Acak Segar Tanaman, dan BKT = Bobot Kering Tanaman. Nilai yang diikuti huruf
abc = lebih tinggi dibandingkan varietas Agria, Jegruk, dan Granola K. Nilai
Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas kentang yang yang diikuti huruf ac = lebih tinggi dibandingkan varietas Agria dan Granola K.
digunakan (Agria, Jegruk dan Granola K) dan faktor kedua konsentrasi larutan kolkisin dengan 3 Nilai yang diikuti huruf c = lebih tinggi dibandingkan varietas Granola K.

taraf (0%; 0,25% dan 0,50%). Terdapat 6 kombinasi perlakuan dan 3 kontrol yang terdiri dari 3 Tabel 4. Pengaruh pemberian kolkisin terhadap sifat kualitatif klon kentang hasil mutasi
Perlakuan WD WB TT SD FB WMB BMB BU WKU WDU
ulangan, sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri 10 umbi kentang. Jumlah
total kentang yang digunakan sebanyak 270 umbi sebagai satuan pengamatan. K1 -V1 - - - - - - - - - -

K2 – V1 - - - - - - - - - -

Analisis Data K1 – V2 + - - - - - - - - -
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf kesalahan 5%. K2 – V2 + - - - - - - - - -
Apabila terdapat perbedaan nyata dan sangat nyata, dilanjutkan dengan uji LSI (Least Significant K1 – V3 - - - - - - - - - -
Increase) pada taraf 5%. Analisis deskriptif berpedoman pada buku panduan pengujian kebaruan,
K2 – V3 - - - - - - - - - -
keunikan, keseragaman, dan kestabilan kentang (Pusat PVT, 2006).
Keterangan : Kombinasi perlakuan : K1 = Kolkisin 0,25%; K2 = Kolkisin 0,50%; V1 =
Varietas Agria; V2 = Varietas Jegruk; V3 = Varietas Granola K. Variabel
hasil pengamatan : WD = Warna Daun, WB = Warna Batang, TT =Tipe Tumbuh, SD
= Susunan Daun, FB = Frekuensi Berbunga, WMB = Warna Mahkota Bunga,
Tabel 1. Matriks analisis varian terhadap variabel yang diuji BMB = Bentuk Mahkota Bunga, BU = Bentuk Umbi, WKU = Warna Kulit Umbi,
WDU = Warna Daging Umbi. Notasi : (+) = Mengalami perubahan; (-) = Tidak
mengalami perubahan.
Konsentrasi x
No Variabel yang diuji Varietas Konsentrasi Pemberian kolkisin dengan tiga taraf konsentrasi (0%; 0,25% dan 0,50%), memberikan pengaruh
Varietas
terhadap warna daun tanaman kentang. Hasil pengamatan menunjukan bahwa tanaman kentang
1 Persentase tanaman hidup (%) tn tn tn dengan pemberian kolkisin 0,25% dan 0,50% memiliki warna daun lebih gelap apabila
2 Tinggi tanaman (cm) sn n tn dibandingkan dengan warna daun tanaman kentang tanpa pemberian kolkisin.
3 Diameter batang (cm) sn sn tn
4 Jumlah daun (helai) sn sn n kesimpulan dan saran
5 Luas daun (cm²) sn sn sn
6 Diameter Bunga (cm²) sn tn tn Kesimpulan
7 Jumlah umbi (knol) sn tn tn 1. Pemberian kolkisin terhadap ketiga genotipe kentang (Solanum tuberosum L.) berpengaruh terhadap
8 Diameter umbi (cm) sn tn tn variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, jumlah umbi, diameter umbi, bobot
9 Bobot umbi (g) sn tn tn umbi, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, warna daun dan warna daging umbi
10 Bobot segar tanaman (g) sn tn tn 2. Pemberian kolkisin pada 3 taraf konsentrasi (0%; 0,25% dan 0,50%) memberikan hasil yang beragam.
11 Bobot kering tanaman (g) sn tn tn Kolkisin 0,50% memberikan nilai tertinggi pada variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun,
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata, n = berbeda nyata, sn = berbeda sangat nyata menurut uji F luas daun, jumlah umbi, diameter umbi, bobot umbi dan bobot segar tanaman, sedangkan konsentrasi
0,25% memberikan nilai terbaik pada variabel diameter bunga dan bobot kering tanaman;
dengan taraf kesalahan 5%.
3. Pemberian kolkisin mempengaruhi variabel warna daun. Warna daun varietas Jegruk dengan perlakukan
daftar pustaka kolkisin 0,25% dan 0,50% memiliki warna lebih gelap dibandingkan dengan varietas Jegruk tanpa
Fajrina, A., M. Idris., Mansyurdin dan N. Surya. 2012. penggandaan kromosom dan perlakuan kolkisin (kontrol).
pertumbuhan somaklonal andalas (Morus macroura Miq. Var 4. Respon terbaik terhadap pemberian kolkisin, dimiliki oleh varietas Jegruk. Klon hasil mutasi varietas
macroura) yang diperlakukan dengan kolkisin. Jurnal Biologi. Jegruk memiliki nilai yang lebih tinggi pada variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas
Universitas Andalas. 1(1):23-26 daun, jumlah umbi, diameter umbi, bobot umbi, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman apabila
dibandingkan dengan varietas Agria dan Granola K
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 2006. Panduan Umum Pengujian Kebaruan,
Keunikan, Keseragaman, dan Kestabilan (General Guidelines for Saran
the Conduct of Novelty, Distinctness, Uniformity, and Stability).
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap klon – klon
Pusat PVT, Departemen Pertanian.
unggulan, sehingga diketahui pada generasi ke berapa klon – klon kentang hasil mutasi tersebut stabil
Suharni, S. 2004. Evaluasi Morfologi, Anatomi, Fisiologi dan Sitologi Tanaman Rumput pertumbuhan dan hasilnya.
Pakan yang Mendapat Perlakuan Kolkisin. Tesis. Universitas
Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai