sativa)
Oleh :
Alfi Syahrul Miftahul Huda | 11420020
Asisten :
Dziki Ibrahim | 11419049
Uji Bartlett
→ Digunakan analisis model berdasarkan nilai koefisien regresi Finlay dan Wilkinson
dengan bi > 1 beradaptasi spesifik pada lingkungan yang produktif, bi < 1
beradaptasi spesifik pada lingkungan marjinal dan bi=0 adaptasi luas.
√Ragam genotipe
Koefisien Variasi Genetik = ∗ 100%
Nilai grand total
√Ragam fenotipe
Koefisien Variasi Fenotipe = Nilai grand total
∗ 100%
KVG
Nilai Heritabilitas = ( KVF )
3.2. Pembahasan
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk
golongan jenis Graminae atau rumput-rumputan (Hanum, 2020). Menurut USDA (2019)
dalam Hanum (2020) klasifikasi tanaman padi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
Species : Oryza sativa L.
Padi memiiliki sistem perakaran serabut dengan dua tipe, yaitu akar seminal ang
tumbuh dari radikula (akar primer) pada saat berkecambah, dan akar adventif (akar sekunder)
yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Radikula (akar primer)
yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Apabila pada akar primer terganggu,
maka akar seminal akan tumbuh dengan cepat. Akar-akar seminal akan digantikan oleh akar-
akar sekunder (akar adventif) yang tumbuh dari batang bagian bawah. Bagian akar yang telah
dewasa dan telah mengalami perkembangan berwarna coklat, sedangkan akar yang masih
muda berwarna putih. Akar tanaman padi berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam
tanah yang kemudian diangkut ke bagian atas tanaman (Lionukas, 2021). Batang padi
berbentuk bulat, berongga, dan beruas. Antar ruas pada batang padi dipisahkan oleh buku.
Panjangnya tiap-tiap ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang dan
ruas kedua, ketiga, dan seterusnya lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku
bagian bawah ruas terdapat daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Pada
buku bagian ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang
terpendek menjadi ligula (lidah daun) dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun
kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang
terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera.
Pembentukan anakan padi sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar matahari, jarak tanam,
dan teknik budidaya (Hidayat, et al., 2008). Daun padi tumbuh pada batang dan tersusun
berselang-seling pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang
membungkus ruas, telinga daun (auricle) dan lidah daun (ligule). Daun teratas disebut daun
bendera yang posisi dan ukurannya tampak berbeda dari daun yang lain. Satu daun pada awal
fase tumbuh memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh secara penuh, sedangkan pada fase
tumbuh selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama, yaitu 8-9 hari. Jumlah daun pada tiap
tanaman bergantung pada varietas. Varietas-varietas baru di daerah tropis memiliki 14-18
daun pada batang utama (Sahru, et al., 2014). Bunga padi adalah bunga telanjang artinya
mempunyai perhiasan bunga. Dalam satu tanaman memiliki dua kelamin, dengan bakal buah
yang di atas. Bagian bagian bunga padi terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik
dan benang sari. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari
besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua
buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(Rosadi, 2013). Jika bunga padi telah dewasa, palea dan lemma yang semula bersatu akan
membuka dengan sendirinya agar pemanjangan benang sari dapat terlihat dari floret yang
membuka. Membukanya palea dan lemma ini terjadi antara jam 10-12, pada suhu 30-32 oC.
Palea dan lemma akan tertutup setelah kepala sari melakukan penyerbukan (Mambu &
Rampe, 2021). Butir biji adalah bakal buah yang matang, dengan lemma, palea, lemma steril,
dan ekor gabah. Butir biji padi tanpa sekam (kariopsis) disebut beras. Buah padi adalah
sebuah kariopsis, yaitu biji tunggal yang bersatu dengan kulit bakal buah yang matang (kulit
ari), yang membentuk sebuah butir seperti biji. Komponen utama butir biji adalah sekam,
kulit beras, endosperm, dan embrio (Mambu & Rampe, 2021).
Tabel 2. Hasil Anova Gabungan Karakter Tinggi Tanaman Padi (Oryza sativa)
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. L.S.D. (0.05)L.S.D. (0.01)
Replikasi 185.6173333 5 37.12346667 1.18610995 0.331054007
Perlakuan 360.15 1 360.15 11.50693987 0.001454415 ** 1.021412 1.444495 2.909363 3.885093
Varietas 20194.67767 4 5048.669417 161.3070537 4.60279E-26 ** 1.614995 2.283948 4.600107 6.142872
Perlakuan x Varietas 488.7716667 4 122.1929167 3.904113686 0.008342327 ** 2.283948 3.22999 6.505534 8.687332
Residual 1408.432667 45 31.2985037
Total 22637.64933 59 383.6889718
C.V. (%) = 5.55635294127954
Tabel 10. Analisis Varians Stabilitas Jumlah Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Sumber df JK KT
Total 29 1540.2361 53.1116
Genotip 4 1295.7222 323.9306
Lingkungan 5 22.0028 4.4006
Genotip x Lingkungan 20 222.5111 11.1256
Lingkungan + (Genotip x Lingkungan) 25 244.5139 9.7806
Lingkungan (linier) 1 22.0028 22.0028
Genotip x Lingkungan (linier) 4 222.5111 55.6278
Simpangan gabungan 20 0.0000 0.0000
NN Banten 4 0.0000 0.0000
Omas Bogor 4 0.0000 0.0000
Tsunami 4 0.0000 0.0000
Tusir 4 0.0000 0.0000
Kepiting 4 0.0000 0.0000
Tabel 11. Analisis Varians Stabilitas Panjang Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Sumber df JK KT
Total 29 -19484.6952 -671.8860
Genotip 4 1532.9472 383.2368
Lingkungan 5 -34539.0904 -6907.8181
Genotip x Lingkungan 20 13521.4479 676.0724
Lingkungan + (Genotip x Lingkungan) 25 -21017.6425 -840.7057
Lingkungan (linier) 1 -34539.0904 -34539.0904
Genotip x Lingkungan (linier) 4 206.6945 51.6736
Simpangan gabungan 20 -21249.5862 -1062.4793
NN Banten 4 -6548.5281 -1637.1320
Omas Bogor 4 -4892.7565 -1223.1891
Tsunami 4 -3153.9069 -788.4767
Tusir 4 -2788.8938 -697.2235
Kepiting 4 -3865.5009 -966.3752
Tabel 12. Analisis Varians Stabilitas Lebar Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Sumber df JK KT
Total 29 0.5015 0.0173
Genotip 4 0.2296 0.0574
Lingkungan 5 0.0091 0.0018
Genotip x Lingkungan 20 0.2628 0.0131
Lingkungan + (Genotip x Lingkungan) 25 0.2719 0.0109
Lingkungan (linier) 1 0.0091 0.0091
Genotip x Lingkungan (linier) 4 0.2628 0.0657
Simpangan gabungan 20 0.0000 0.0000
NN Banten 4 0.0000 0.0000
Omas Bogor 4 0.0000 0.0000
Tsunami 4 0.0000 0.0000
Tusir 4 0.0000 0.0000
Kepiting 4 0.0000 0.0000
Tabel 13. Analisis Varians Stabilitas Indeks Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Sumber df JK KT
Total 29 0.7917 0.0273
Genotip 4 0.5278 0.1319
Lingkungan 5 0.0028 0.0006
Genotip x Lingkungan 20 0.2611 0.0131
Lingkungan + (Genotip x Lingkungan) 25 0.2639 0.0106
Lingkungan (linier) 1 0.0028 0.0028
Genotip x Lingkungan (linier) 4 0.2611 0.0653
Simpangan gabungan 20 0.0000 0.0000
NN Banten 4 0.0000 0.0000
Omas Bogor 4 0.0000 0.0000
Tsunami 4 0.0000 0.0000
Tusir 4 0.0000 0.0000
Kepiting 4 0.0000 0.0000
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai stabilitas untuk setiap karakter. Pada
karakter tinggi tanaman dan jumlah anakan nilai signifikasi terdapat pada genotip,
lingkungan, serta genotip x lingkungan. Hal ini menandakan stabilitas tinggi tanaman
dipengaruhi oleh genotip, ligkungan, dan interaksi antara keduanya. Selanjutnya
signifikasi karakter jumlah daun, panjang daun, dan indeks daun memiliki signifikasi
pada lingkungan dan genotip x lingkungan yang artinya gen dan interaksi antara gen dan
lingkungan memiliki pengaruh kuat terhadap stabilitas karakter tersebut. Sedangkan
pada lebar daun tidak ditemukan signifikansi pada genotip, lingkungan, serta genotip x
lingkungan. Sehingga pada lebar daun ketiga faktor tersebut tidak mempengaruhi
stabilitas karakter lebar daun. Dari pengamatan tersebut juga diperoleh informasi bahwa
tidak ada satupun karakter yang memiliki signifikasi terhadap lingkungan. Sehingga
karakter pada tanaman padi yang diamati memiliki stabilitas yang cukup tinggi dan
cukup stabil karena pengaruh genotip memiliki signifikasi yang cukup kuat pada
pertumbuhan karakter yang diamati dibandingkan dengan pengaruh lingkungan.
Sehingga akan dihasilkan galur tanaman padi yang memiliki hasil konsisten ketika
ditanam pada lingkungan yang berbeda. Stabilitas merupakan kemampuan tanaman
untuk mempertahankan daya hasil terhadap perubahan lingkungan. Genotipe yang stabil
akan menunjukan hasil yang relatif konstan dan bebas terhadap kondisi perubahan
lingkungan (Hafni, et al., 2019).
Tabel 14. Analisis Stabilitas Finlay-Wilkinson Tinggi Tanaman Padi (Oryza sativa)
Genotype TT bi
NN Banten 130.27 0.86
Omas Bogor 100.54 2.5
Tsunami 86.60 1.39
Tusir 77.33 1.32
Kepiting 108.69 -1.06
Tabel 15. Analisis Stabilitas Finlay-Wilkinson Jumlah Anakan Tanaman Padi (Oryza sativa)
Genotype TT bi
NN Banten 4.25 -0.27
Omas Bogor 3.33 0.36
Tsunami 8.50 1.27
Tusir 5.42 0.82
Kepiting 5.42 2.82
Tabel 16. Analisis Stabilitas Finlay-Wilkinson Jumlah Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Genotype TT bi
NN Banten 22.17 -0.9
Omas Bogor 45.00 -1.69
Tsunami 43.75 -0.06
Tusir 55.83 0.45
Kepiting 33.67 7.19
Tabel 17. Analisis Stabilitas Finlay-Wilkinson Panjang Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Genotype TT bi
NN Banten 66.07 2.37
Omas Bogor 57.11 5.47
Tsunami 45.85 1.25
Tusir 43.12 -1.58
Kepiting 50.76 -2.51
Tabel 18. Analisis Stabilitas Finlay-Wilkinson Lebar Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Genotype TT bi
NN Banten 1.63 -0.36
Omas Bogor 1.40 -2.6
Tsunami 1.25 -0.06
Tusir 1.26 -3.43
Kepiting 1.55 11.44
Tabel 19. Analisis Stabilitas Finlay-Wilkinson Indeks Daun Tanaman Padi (Oryza sativa)
Genotype TT bi
NN Banten 1.75 15
Omas Bogor 2.00 0
Tsunami 1.58 5
Tusir 2.25 -15
Kepiting 2.00 0
Hasil adaptabilitas dari setiap karakteristik tanaman diperoleh dari hasil uji stabilitas
Finlay-Wilkinson. Dalam Saptadi, et al., (2021) adaptasi terhadap lingkungan dengan
metode Finlay and Wilkinson (1963) melalui interpretasi sebagai berikut. Jika nilai
koefisien regresi suatu galur (bi) tidak berbeda nyata dengan 1, dan nilai simpangan
terhadap regresi (Sd2) tidak berbeda nyata dengan 0 maka galur tersebut stabil, dan nilai
Sd2 sama dengan nol dengan bi > 1 maka galur beradaptasi pada lingkungan produktif,
jika bi < 1 maka galur beradaptasi pada lingkungan marginal. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan uji stabiltas Finlay-Wilkison, didapatkan bahwa setiap karakter memiliki
nilai adaptabilitas yang berbeda-beda. Pada karakter tinggi tanaman varietas Omas
Bogor, Tsunami dan Tusir memiliki nilai adaptabilitas yang tinggi dilihat dari nilai
koefisien regresi yang lebih besar dari satu. Hal ini menandakan bahwa tinggi tanaman
keempat varietas tersebut beradaptasi spesifik pada lingkungan yang produktif.
Sedangkan, pada varietas Kepiting dan NN Banten memilki nilai adaptabilitas yang
sangat rendah yaitu <1. Hal ini menunjukkan bahwa varietas NN Banten dan Kepiting
beradaptasi spesifik pada lingkungan marginal. Pada karakter jumlah anakan, didapatkan
adaptabilitas pada varietas Kepiting memiliki nilai adaptabilitas 2.82 yang menunjukkan
adaptabilitas yang tinggi. Varietas Tsunami juga memiliki nilai adaptabilitas yang tinggi
sebesar 1.27. Sedangkan, tiga varietas sisanya yaitu NN Banten, Omas Bogor, dan Tusir
memiliki adaptabilitas yang rendah karena nilai koefisien regresi kurang dari 1. Pada
karakteristik panjang daun varietas NN Banten, Omas Bogor, dan Tsunami memiliki
nilai adaptabilitas tinggi >1. Sedangkan pada varietas Tusir dan Kepiting memiliki nilai
adaptabilitas <1. Pada karakter jumlah daun dan lebar daun hanya varietas Kepiting saja
yang memiliki nilai koefisien regresi lebih dari satu, dan empat varietas lainnnya kurang
dari 1. Sedangkan pada karater indeks daun, varietas NN Banten dan Tsunami memiliki
nilai adaptabilitas yang tinggi karena memiliki nilai bi berturut-turut sebesar 15 dan 5.
Adapun, pada karakter panjang daun nilai adaptabilitas tinggi terdapat pada varietas
Badigal, Rancung, dan Tsunami dengan nilai bi berturut-turut 8,8; 3,9; dan 3,4.
Berdasarkan hasil tersebut juga didapatkan bahwa seluruh varietas memiliki
adaptabilitas yang dinamis dilihat dari karakter yang diamati pada 2 lingkungan yang
berbeda memiliki daya adaptasi lingkungan yang mengikuti indeks lingkungan.
(Purbokuniawan et al., 2014).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut.
1. Signifikasi tanaman padi (Oryza sativa) pada karakter tinggi tanaman dan jumlah
anakan nilai signifikasi terdapat pada perlakuan, varietas, serta perlakuan x
varietas. Signifikasi karakter jumlah daun, panjang daun, dan indeks daun
memiliki signifikasi pada varietas dan perlakuan x varietas. Sedangkan pada lebar
daun tidak ditemukan signifikansi pada perlakuan, varietas, serta perlakuan x
varietas.
2. Karakter tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, indeks daun dan
jumlah anakan tanaman padi (Oryza sativa) yang diamati memiliki stabilitas
tinggi dan stabil.
3. Adaptabilitas tanaman padi (Oryza sativa) pada karakter tinggi tanaman padi
terdapat pada varietas Omas Bogor, Tsunami, dan Tusir; jumlah anakan pada
varietas Tsunami dan Kepiting; jumlah daun pada varietas Kepiting; panjang daun
pada varietas NN Banten, Omas Bogor, dan Tsunami; Lebar daun pada varietas
Kepiting; dan Indeks daun pada varietas NN Banten dan Tsunami.
4.2. Saran
Pada saat proses pengolahan data pastikan perangkat yang digunakan support
program DSAAST. Pada saat input data juga pastikan teliti dan sesuai dengan arahan asisten.
Selain itu, alangkah lebih baiknya sebelum praktikum dimulai disedialan video atau panduan
tutorial pengolahan data agar keberlangsungan praktikum dapat lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Hafni, T., Zakaria, S., & Kesumawati, E. (2019). Daya Adaptasi Beberapa Varietas Padi
Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Tingkat Naungan Yang Berbeda. Jurnal Agrista, 23(3),
145-158.
Hidayat, S., Wahyuni, S., & Anda, S. (2008). Seri tumbuhan obat berpotensi hias. Elex
Media Komputindo.
Istianingrum, P., & Damanhuri (2016). Keragaman dan Heritabilitas Sembilan Genotip
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Pada Budidaya Organik. Jurnal
Agroekoteknologi, 8(2), 70-81.
Liunokas, A. B., & Billik, A. H. S. (2021). Karakteristik Morfologi Tumbuhan. Deepublish.
Machfud, M., dan Sulistyowati. (2009). Pendugaan Aksi Gen dan Daya Waris Ketahanan
Kapas terhadap Amrasca biguttula. Jurnal Littri, 15 (3) ,131-138.
Mambu, S. M., & Rampe, H. L. (2021). EMBRIOLOGI MAGNOLIOPHYTA. Penerbit
Lakeisha.
Nainggolan, D. I., Dampa, D., & Palinggi, Y. (2022). Ketersediaan pangan ubi jalar sebagai
sumber pangan lokal di kabupaten manokwari. Sosio Agri Papua, 11(01), 28-34.
Purbokurniawan, Purwoko, B, S., Wirnas, D., & Dewi, I, S. (2014). Potensi dan stabilitas
serta adaptabilitas galur-galur padi gogo tipe baru hasil kultur antera. Jurnal Agron
Indonesia, 42(1), 9-16.
Sahru Romdon, A., Kurniyati, E., Bahri, S., & Pramono, J. (2014). Kumpulan deskripsi
varietas padi. BPTP Jawa Tengah.
Sari, L. W., Nugrahaeni, N., Kuswanto, K., & Basuki, N. (2013). Interaksi genotipe X
lingkungan galur-galur harapan kedelai (Glycine Max (L)). Jurnal produksi tanaman,
1(5), 434-441.
Saptadi, D., Cahyaningrum, D. G., Ardiarini, N. R., & Waluyo, B. (2021). Stabilitas hasil
dan adaptabilitas galur-galur harapan kacang Bogor di tiga lokasi. Kultivasi, 20(2),
82-90.
Sitaresmi, T., Gunarsih, C., Nafisah, N., Nugraha, Y., Abdullah, B., Hanarida, I., ... &
Suprihatno, B. (2016). Interaksi genotipe x lingkungan untuk hasil gabah padi sawah.
Pertanian tanaman pangan, 35(2), 89-98.
LAMPIRAN
Tabel 21. Uji ANOVA Tunggal Lingkungan 1 Tanaman Padi (Oryza sativa)
VARIABLE: Tinggi Tanaman VARIABLE: Jumlah Anakan
Varians Galat Varians Galat Varians Galat Varians Galat Varians Varians
Lokasi ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2)
(s^2) (s^2) (s^2) (s^2) Galat (s^2) Galat (s^2)
Env1 152.518667 5.02728699 28.9 3.363842 317.6833333 5.761055 219.6639383 5.392099 0.18414 -1.69206 0.566667 -0.56798 SS Residual
SSresidual/(j
Env2 5.28165939 2.838103 6.50169 5.78008 0.494624 -0.05129 ml genotip-
196.696 17.08333333 666.2666667 323.7850317 1.639882 0.95 1)
Env3
Jumlah 349.214667 10.3089464 45.98333333 6.201945 983.95 12.26275 543.44897 11.17218 1.824022 -1.19743 1.516667 -0.61928
Rata-rata 174.607333 5.15447319 22.99166667 3.100972 491.975 6.131373 271.724485 5.586089 0.912011 -0.59872 0.758333 -0.30964
DF 4 4 4 4 4 4
jumlah
2 2 2 2 2 2
lokasi
M 0 0 0 0 0 0
C 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125
X^2 0 0 0 0 0 0
Chi Square
9.49 9.49 9.49 9.49 9.49 9.49
table
jika nilai x^2 < nilai pada tabel chi square, maka homogen dan bisa lanjut ke uji anova gabungan, jika lebih besar maka heterogen
TT JA JD PD LD ID
Varians Galat Varians Galat Varians Galat Varians Galat Varians Galat Varians Galat
Lokasi ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2) ln (s^2)
(s^2) (s^2) (s^2) (s^2) (s^2) (s^2)
Env1 2440.071667 7.799782689 17.7 2.87356464 213.4833333 5.363558766 276.8066983 5.623319423 0.186183333 -1.681023428 0.866666667 -0.143100844
Env2 340.5363333 5.830521826 7.3 1.987874348 227.2666667 5.426124071 362.5678267 5.893211565 2.263325 0.816834971 1.116666667 0.110348057
Jumlah 2780.608 13.63030452 25 4.861438988 440.75 10.78968284 639.374525 11.51653099 2.449508333 -0.864188457 1.983333333 -0.032752786
Rata-rata 1390.304 7.237277707 12.5 2.525728644 220.375 5.395330641 319.6872625 5.767343213 1.224754167 0.202740144 0.991666667 -0.00836825
DF 4 4 4 4 4 4
jumlah
2 2 2 2 2 2
lokasi
M 3.377003597 0.760073204 0.003913779 0.072621756 5.078674975 0.064065149
C 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125
X^2 3.001780975 0.675620625 0.003478915 0.064552672 4.514377756 0.056946799
Chi
Square 9.49 9.49 9.49 9.49 9.49 9.49
table
Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
jika nilai x^2 < nilai pada tabel chi square, maka homogen dan bisa lanjut ke uji anova gabungan, jika lebih besar maka heterogen