Jl. Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1 / Jalan Raya Jatinangor KM 20.75, Desa Sayang,
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat – Indonesia, 45363.
ABSTRAK
Pematangan buah merupakan proses perubahan biokimiawi dan fisiologi pada buah.
Pematangan buah dapat terjadi secara alami ataupun dengan bantuan manusia. Salah satu cara
pematangan buah adalah dengan proses pemeraman menggunakan karbid. Pada percobaan ini
akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh jumlah karbid terhadap pematangan buah
pisang ambon (Musa acumita Colla). Parameter yang diamati adalah perubahan warna,
perubahan massa, perubahan tekstur, dan perubahan rasa. Metodologi percobaan ini dibagi
menjadi 6 perlakuan yaitu pemberian karbid dosis 0 gram, 0.1 gram. 0.2 gram, 0.3 gram, 0.4
gram, dan 0.5 gram. Pengamatan dilakukan selama 3 kali yaitu pada h0, h3, dan h7. Hasil
akhir didapatkan bahwa Pemberian karbid berbagai jumlah mempengaruhi proses
pematangan buah pisang ambon (Musa acuminata Colla), semakin banyak jumlah karbid
yang diberikan maka proses pematangan buah akan semakin cepat. Pemberian karbid
berpengaruh nyata pada perubahan warna dan tekstur buah pisang. Pemberian karbid tidak
memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan bobot massa dan perubahan rasa
pisang ambon.
PENDAHULUAN
Buah merupakan hasil dari tumbuhan berbunga, buah adalah alat
penyerbukan pada bunga yang kemudian untuk menyebarluaskan biji, Adanya biji
diikuti pembuahan, bakal buahakan di dalam dapat mengindikasikan bahwa
tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang organ tersebut adalah buah (Lewis, 2002).
terdapat didalamnya akan menjadi biji Pematangan buah merupakan perubahan
(Sudjatha & Wisaniyasa, 2017). Buah yang terjadi pada tahap akhir
mencakup bakal buah yang telah perkembangan buah atau merupakan tahap
berkembang lanjut beserta dengan awal penuaan (senescence) pada buah.
jaringan yang mengelilinginya. Bagi Selama perkembangan buah terjadi
berbagai perubahan biokimiawi dan acuminata Colla). Menentukan perbedaan
fisiologi (Sinay, 2008). warna buah pada proses pematangan buah
Buah klimakterik adalah buah pisang ambon (Musa acuminata Colla).
yang mengalami lonjakan respirasi dan Menentukan perbedaan tekstur buah pada
produksi etilen setelah dipanen, sehingga proses pematangan buah pisang ambon
buah cepat mengalami kerusakan. Contoh (Musa acuminata Colla). Menentukan
buah yang termasuk klimakterik adalah perbedaan massa buah pada proses
apel, manga, papaya, kiwi, tomat, dan pematangan buah pisang ambon (Musa
pisang. Buah nonklimakterik adalah buah acuminata Colla). Menentukan perbedaan
yang tidak mengalami lonjakan respirasi rasa buah pada proses pematangan buah
maupun etilen setelah dipanen. Contoh pisang ambon (Musa acuminata Colla).
buah nonklimakterik adalah semua spesies
beri, jeruk, nanas, dan melon (Hartanto & METODELOGI
Lanyas, 2013). Alat-alat yang digunakan dalam
Mekanisme pematangan buah percobaan kali ini adalah kain basah,
merupakan proses yang sangat komplek kantong kresek, lakban pisau, dan
dan terprogram secara genetik yang timbangan. Bahan-bahan yang digunakan
diawali dengan perubahan warna, tekstur, dalam percobaan ini adalah buah pisang
aroma, dan rasa. Selama proses ambon (Musa acuminata Colla) dan
pemasakan buah, kandungan asam karbit.
berkurang dan kandungan gula meningkat Proses percobaan untuk
menyebabkan terjadinya kenaikan mengetahui pengaruh lama penyinaran
respirasi mendadak yang disebut terhadap perkecambahan benih caisim
klimakterik. Aktivitas respirasi yang (Brassica chinensis v1ar. Parachinensis)
sangat tinggi menjadi pemacu biosintesis adalah pertama disiapkan 7 pisang ambon.
etilen yang berperan dalam pemasakan Kedua, 1 pisang dicoba untuk diamati
buah. Etilen diperlukan untuk koordinasi parameter rasa, lalu ke-6 pisang lainnya
dan penyempurnaan pemasakan buah. diamati warna, tekstur, dan diukur massa.
Perubahan biokimiawi dan fisiologi Ketiga, pisang dimasukkan ke dalam
tersebut terjadi pada tahap akhir dari plastik hitam lalu karbit yang telah
perkembangan buah (Sinay, 2008). dibungkus kain basah dimasukan ke dalam
Pematangan buah dipengaruhi oleh plastik dan ditutup menggunakan lakban
hormon auksin (auksin yang diproduksi ulangi sesuai jumlah perlakuan. Keempat,
oleh biji akan menyebabkan pematangan pada hari ke 3 masing masing pisang
buah), giberelin (mempengaruhi diambil dan diamati warna, tekstur, dan
pertambahan ukuran, merangsang massa setelahi itu dimasukin lagi ke
pembungaan, dan pembelahan tepung tempat karbit. Kelima, pada hari ke 7
oslen), dan gas etilen (merangsang pisang diamati warna, tekstur, berat dan
pematangan buah dengan meningkatkan rasa setiap pisang.
aktivitas enzim yang membantu pelunakan
buah) (Irnaningtyas, 2013). Faktor lain HASIL PENGAMATAN
yang mempengaruhi pematangan buah
adalah sifat tanaman, lingkungan tempat Tabel 1. Perbedaan warna pisang ambon
tumbuh, dan keadaan tanaman yang
terbebas dari penyakit ( Rai, et al., 2007). Perlakuan Awal Tengah Akhir
Tujuan dari percobaan kali ini
adalah untuk menentukan pengaruh 0 gram 2 5 7
pemberian jumlah karbit terhadap proses 0.1 gram 2 5 7
pematangan buah pisang ambon (Musa
0.2 gram 2 5 7 Keterangan:
1 = sangat keras
0.3 gram 2 4 7 2 = keras
3 = cukup lunak
0.4 gram 2 4 7
4 = lunak
0.5 gram 2 4 7 5 = sangat lunak
Awal
6 Perlakuan Awal Tengah Akhir
5
4 Tenga 0 gram 2 4 5
3 h
2 0.1 gram 2 4 5
1
0
0.2 gram 2 4 5
0.3 gram 2 3 5
0.4 gram 2 3 5
Perlakuan Karbit
0.5 gram 2 3 5
Grafik 1. Perbedaan warna pisang ambon
Parameter Tekstur 6
Tabel 2. Perbedaan massa pisang ambon 5
Perlakuan Awal(g) Tengah(g) Akhir(g) 4
3
0 gram 98 97 89 Awal
2
0.1 gram 106 104 98 1 Tengah
Parameter Rasa
4
3
2
1 Awal
0 gram
0.1 gram
0.2 gram
Gambar 8. Pengamatan Awal Gambar 9. Pengamatan Tengah Gambar 10. Pengamatan Akhir
Perlakuan Karbid 0.2 gram Perlakuan Karbid 0.2 gram Perlakuan Karbid 0.2 gram
(Dokumentasi Kelompok 3, (Dokumentasi Kelompok 3, (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) 2021)
0.3 gram
Gambar 11. Pengamatan Awal Gambar 13. Pengamatan Akhir
Perlakuan Karbid 0.3 gram Gambar 12. Pengamatan Tengah Perlakuan Karbid 0.3 gram
(Dokumentasi Kelompok 3, Perlakuan Karbid 0.3 gram (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)
0.4 gram
Gambar 14. Pengamatan Awal Gambar 15. Pengamatan Tengah Gambar 16. Pengamatan Akhir
Perlakuan Karbid 0.4 gram Perlakuan Karbid 0.4 gram Perlakuan Karbid 0.4 gram
(Dokumentasi Kelompok 3, (Dokumentasi Kelompok 3, (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) 2021)
0.5 gram
Gambar 17. Pengamatan Awal Gambar 18. Pengamatan Tengah Gambar 19. Pengamatan Tengah
Perlakuan Karbid 0.5 gram Perlakuan Karbid 0.5 gram Perlakuan Karbid 0.5 gram
(Dokumentasi Kelompok 3, (Dokumentasi Kelompok 3, (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) 2021)