NIM 205100501111001
Kelas Q
Kelompok Q3
BAB I
EKSTRAKSI DAN UJI AKTIVITAS AMILASE
A. Pre Lab
1. Mengapa pada percobaan ini digunakan kecambah biji-bijian untuk ekstraksi enzim
amilase?
Pada percobaan ekstraksi dan uji aktivitas amilase digunakan kecambah biji-bijian
untuk ekstraksi enzim amilase ini dikarenakan enzim amilase banyak terdapat pada
kecambah biji-bijian. Sumber enzim amilase dalam biji dibentuk pada waktu awal
perkecambahan yang mana saat pertumbuhan tanaman berasal dari biji diawali dari proses
perkecambahan yang memerlukan energi dan energi tersebut berasal dari perombakan
bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Dalam hal ini enzim-enzim
tersebut antara lain protease, lipase, dan amilase secara bersamaan dihasilkan tumbuhan
secara alami saat melakukan proses perkecambahan (Bahri dkk., 2012). Adapun kecambah
biji-bijian pada percobaan yakni menggunakan biji kacang hijau yang mampu
memproduksi enzim amilase yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan α 1,4 glikosida
pada pati menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti oligosakarida, disakarida, atau
monosakarida (Mikawlrawng, 2016). Darmayanti dkk. (2013) juga menambahkan bahwa
saat biji berkecambah, biji memerlukan enzim amilase yang berperan sebagai katalisator
sekaligus pengontrol perkecambahan. Enzim ini mampu menguraikan cadangan makanan
biji berupa amilum menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui proses hidrolisis,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk perkecambahan. Berdasarkan
hal tersebut, maka kecambah biji-bijian berpotensi sebagai penghasil enzim amilase. Oleh
karena itu, pada percobaan ini digunakan kecambah biji-bijian untuk ekstraksi enzim
amilase.
2. Jelaskan prinsip pengukuran aktivitas enzim amilase secara kuantitatif pada percobaan ini?
Prinsip pengukuran aktivitas enzim amilase secara kuantitatif yakni dengan mengukur
kadar maltosa atau kadar gula tereduksi yang terbentuk akibat adanya hidrolisis enzim
terhadap substrat saat setelah dilakukan proses inkubasi yang diukur menggunakan metode
DNS atau dinitrosalicylic acid yang mana ditentukan oleh spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 550 nm. Dalam hal ini pengukuran aktivitas enzim pada sampel dengan
reagen DNS digunakan untuk menentukan kadar gula reduksi yang dihasilkan dari aktivitas
enzim. Kadar gula ini ditentukan dengan membuat kurva standar glukosa untuk mengetahui
konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya. Hasil absorbansi pada sampel nantinya
disubstitusikan pada persamaan kurva standar atau regresi linier yang didapat untuk
menghitung gula pereduksi enzim yang merupakan aktivitas enzim amilase dari sampel
yang diuji dengan metode DNS menghasilkan 1 mg/ml glukosa pada kondisi optimum
(Mayasari, 2016). Reaksi DNS yang terjadi merupakan reaksi redoks pada gugus aldehid
gula dan teroksidasi menjadi gugus karboksil dimana pada suasana basa, gula pereduksi
akan mereduksi DNS untuk membentuk asam 3-amino-5-nitrosalisilat yang mampu
menyerap dengan kuat radiasi gelombang elektromagentik pada panjang gelombang
Nama Berliani Puspita Sari
NIM 205100501111001
Kelas Q
Kelompok Q3
tertentu. Semakin banyak gula pereduksi maka semakin banyak pula molekul asam 3 –
amino-5-nitrosailisat yang terbentuk. Adanya senyawa gula pereduksi pada sampel ini
ditunjukkan dengan larutan DNS yang semula berwarna kuning berubah menjadi merah
jingga (Theo, 2013).
3. Bagaimana cara mengidentifikasi secara kualitatif bahwa telah terjadi reaksi enzimatis pada
percobaan ini?
Cara mengidentifikasi secara kualitatif bahwa telah terjadi reaksi enzimatis pada
percobaan ini yakni dalam pengujian aktivitas enzim amilase secara kualitatif dapat
ditunjukkan dengan mengamati adanya perubahan warna dari kuning menjadi warna merah
jingga pada sampel yang diuji. Hal ini dikarenakan terdapat reaksi reduksi dari gugus nitro
(-NO2) menjadi gugus amina (-NH2) oleh ujung gula pereduksi hasil degradasi pati oleh
enzim amilase dimana pada proses hidrolisis pati menghasilkan molekul oligosakarida dan
monosakarida yang memiliki ujung gugus pereduksi. Ujung pereduksi inilah nantinya akan
mereduksi DNS yang semula memiliki warna kuning berubah menjadi spesi tereduksi
dengan warna merah jingga. Perubahan warna tersebut dapat ditentukan dengan analisis
spektofotometer UV-Vis yang selanjutnya aktivitas enzim amilase ini juga akan
menghasilkan molekul sederhana kembali yang memiliki gugus pereduksi, sehingga jumlah
ujung gugus pereduksi dalam larutan akan bertambah. Pertambahan ujung gugus pereduksi
ini nantinya akan berpengaruh pada perubahan warna dalam uji DNS (Mayasari, 2016).
Dengan adanya perubahan warna pada larutan tersebut menandakan bahwa telah terjadi
reaksi enzimatis dalam percobaan yakni enzim amilase yang merombak suatu pati menjadi
molekul yang lebih sederhana seperti glukosa atau maltosa.
Nama Berliani Puspita Sari
NIM 205100501111001
Kelas Q
Kelompok Q3
6.
7.
8.
Nama Berliani Puspita Sari
NIM 205100501111001
Kelas Q
Kelompok Q3
Hasil
5.
Nama Berliani Puspita Sari
NIM 205100501111001
Kelas Q
Kelompok Q3
3) Pengukuran Aktivitas Enzim Amilase 3) Pengukuran Aktivitas Enzim Amilase