Anda di halaman 1dari 39

PENGUJIAN BENIH

Dosen:
Setyastuti Purwanti
PENGUJIAN BENIH
l Tujuan: untuk mendapatkan keterangan
tentang mutu suatu kelompok benih yang
digunakan untuk keperluan penanaman.
l Pelaksanaan pengujian benih harus
distandarkan (metode yang digunakan
memberikan hasil yang sama) maksudnya
hasil yang didapat di suatu laboratorium
dari suatu contoh benih dapat diulang
dengan toleransi yang dapat diterima oleh
laboratorium lain.
l Pengujian dilakukan oleh analis benih.
lanjutan

l Pengujian benih bagi keperluan pengawasan dan


sertifikasi benih harus dilaksanakan:
- Lab Benih dari Subdirektorat Pengawasan
Mutu dan Sertifikasi Benih di Jakarta.
- Lab-lab benih dari BPSB yang berada di
daerah
l Data hasil uji laboratorium mencerminkan mutu
dari contoh kirim. Penggunaan data selanjutnya
menjadi tanggung jawab dari pemakai.
l Laboratorium hanya bertanggung jawab atas
hasil pengujian dari contoh yang dikirim.
PENGAMBILAN CONTOH BENIH
v Tujuan:
Untuk mendapatkan contoh dalam jumlah yang sesuai
untuk pengujian dan mempunyai susunan komponen yang
sama dengan kelompok benihnya.
v Pengambilan contoh benih merupakan kegiatan mekanis
murni dan merupakan aspek paling penting dalam
analisis benih, karena seteliti apapun cara
pengujiannya, apabila pengambilan contoh tidak
saksama maka hasil analisis tidak akan ada artinya.
v Dalam rangka pelabelan, contoh benih yang dikirim ke
laboratorium untuk pengujian dan contoh kerja harus
memenuhi standar berat dan standar cara
pengambilan.
v Alat-alat yang digunakan untuk mengambil contoh
benih: Trier, nobbe, dengan tangan.
Definisi/Batasan
1. Kelompok benih
Sejumlah tertentu benih baik dalam bulk, silo
atau wadah dengan syarat:
- setiap bagian mempunyai komposisi dan
kualitas yang sama.
- kuantitas maksimum 20.000 kg
2. Contoh benih
Sejumlah tertentu benih yang mewakili dari
suatu kelompok benih yang cara
Pengambilannya memenuhi ketentuan yang
ditetapkan.
3. Contoh primer
Contoh benih yang didapat dari satu kali
pengambilan baik dari bulk, silo, wadah benih
maupun aliran benih.
Lanjutan
4. Contoh komposit
Gabungan dari contoh primer
5. Contoh kiriman
Contoh benih yang didapat dengan jalan pengurangan
yang merata dari contoh komposit untuk dikirim ke
laboratorium benih guna keperluan pengujian mutu.
6. Contoh kerja
Contoh benih yang didapat dengan pengurangan yang
merata dan bertahap dari contoh kiriman sesuai
dengan berat yang ditetapkan untuk keperluan
salah satu pengujian mutu di laboratorium.
TAHAPAN PENGAMBILAN
CONTOH BENIH
Suatu kelompok benih harus diatur sedemikian,
sehingga setiap wadah atau bagian dapat diambil
contohnya.
Pengambilan contoh benih dilakukan secara acak
dari setiap wadah, atau aliran benih (pada benih
yang lengket pengambilan dengan tangan, sedang
yang lain dengan alat).
Benih yang disimpan dalam kaleng atau wadah-
wadah kecil, pengambilan sebaiknya sebelum
benih dimasukkan. Apabila tidak memungkinkan
sejumlah wadah yang mewakili harus dibuka dan
kembali disegel.
TAHAPAN PENGAMBILAN
CONTOH BENIH
Contoh primer

Contoh komposit

Contoh kirim

Contoh kerja
INTENSITAS PENGAMBILAN CONTOH BENIH

a. Benih dalam karung


§ Benih dalam satu karung diambil dari berbagai sudut.
§ Dari 1 – 6 karung, pengambilan pada setiap karung.
§ Jika terdapat > 6 karung, pengambilan dari 5 karung ditambah
10% dari jumlah seluruh karung dengan pembulatan ke atas.
b. Benih dalam bulk
§ Dasar pengambilan seakan-akan benih disimpan dalam karung
dengan ukuran standar.
§ Pengambilan dilakukan dari berbagai sudut bulk.

c. Benih dalam wadah kecil


§ Diambil dari beberapa wadah yang beratnya sesuai dengan
ketentuan
§ Isi satu wadah atau beberapa wadah dianggap mewakili isi
seluruhnya.
CARA MENDAPATKAN CONTOH KERJA
a. Cara membagi mekanis
- Untuk semua jenis tanaman kecuali yang benihnya lengket.
- Alat yang digunakan mekanical divider
- Prinsip kerja membagi contoh primer menjadi dua bagian yang sama,
dicampur lagi sampai 2-3 kali. Baru dilakukan pengurangan sampai
didapatkan contoh kerja sesuai dengan berat ketentuan.
b. Cara Mangkok
- Untuk benih yang ukuran kecil, dan tidak bersifat melenting atau
menggelinding
- Berat contoh kerja minimum 10 g
- Cara dengan meletakkan 6-8 mangkuk diatas baki, kemudian
campuran benih ditaburkan diatas mangkuk tersebut. Benih yang ada
didalam mangkuk dikumpulkan sebagai contoh kerja. Mula-mula
ditimbang dari 6 mangkuk, kalau masih kurang ditambah dua mangkuk
lainnya. Kalau masih kurang pekerjaan tersebut diulang.
lanjutan
c. Cara sendok
- Untuk benih yang amat kecil dan tidak lengket
- Cara, benih diaduk kemudian ditebarkan diatas baki
secara merata. Dengan sendok kecil benih diambil secra
acak dari berbagai tempat sampai didapatkan berat
contoh kerja. Pengambilan minimal 5 kali.

d. Cara perchan dan modifikasinya


- Alat berupa baki dan kotak yang berlubang secara
berselang seling.
- Benih diaduk kemudian ditebarkan secara merata, dengan
mengankat kotak benih akan terambil separo, sedemikian
seterusnya sampai didapat berat contoh kerja sesuai
ketentuan.
PENYIMPANAN CONTOH
KERJA
n SEBELUM PENGUJIAN
Disimpan sedemikian sehingga
perubahan mutu dapat ditekan:
- Pada tempat dengan suhu 20–220 C.
- Jangan mempengaruhi masa
istirahat, biji keras, dsb.

n SESUDAH PENGUJIAN
Minimal disimpan selama 1 tahun untuk antisipasi
pengujian ulang di laboratorium yang sama atau
laboratorium lain.
PENGUJIAN BENIH
Ada 2 macam pengujian benih laboratories:
1. PENGUJIAN RUTIN
a. Pengujian kemurnian
b. Penetapan Kadar air
c. Penetapan varietas lain
d. Pengujian daya tumbuh
2. PENGUJIAN KHUSUS
a. Pengujian viabilitas benih secara
biokhemis/Tetrazolium test
b. Penetapan berat 1000 butir
c. Pengujian heterogenitas kelompok
benih
d. Pengujian kesehatan benih
e. Pengujian kebenaran/verifikasi
jenis/kultivar
f. Pengujian vigor
PENGUJIAN RUTIN
1 a. PENGUJIAN KEMURNIAN
n Tujuan:
Untuk mengetahui komposisi dari contoh benih
yang akan diuji yang mencerminkan komposisi
kelompok benih darimana contoh tersebut
diambil.
n Prinsip pengujian:
Melakukan analisa kemurnian fisik dengan
memisahkan contoh benih dalam 3 komponen
yaitu: benih murni, benih tanaman lain dan
kotoran benih.
n Alat yang digunakan:
pinset, spatula, divider, timbangan analitik,
kaca pembesar
KRITERIA 3 KOMPONEN BENIH
1. BENIH MURNI
a. Biji muda berkerut, belah atau rusak.
b. Pecahan biji dengan ukuran > separo ukuran asli.
c. Biji terserang penyakit yang belum berubah bentuk.
d. Biji yang telah berkecambah.

2. BENIH TANAMAN LAIN


Meliputi biji dari tanaman pertanian yang tidak termasuk
jenis/kultivar yang namanya tercantum dalam label.

3. KOTORAN BENIH
a. Bahan semacam biji dari tanaman pertanian
- pecahan biji dengan ukuran sama atau< separo ukuran asli
- biji Leguminosae, Cruciferae, Coniferae tanpa kulit
b. Bagian dari biji tetapi tidak termasuk benih murni
- biji rusak tanpa lembaga
- glumae atau floret tanpa endosperm
c. Bahan yang bukan bagian biji: tanah, pasir, batu, jerami,
bunga, cendawan
PELAKSANAAN PENGUJIAN KEMURNIAN
1. Dilakukan terhadap contoh kerja
2. Analisa merupakan analisa tunggal terhadap contoh kerja:
a. Pemisahan komponen:
- contoh kerja ditimbang dengan ketelitian
1 gram : 4 desimal
1,9 – 9,999 gram : 3 desimal
10 – 99,99 gram : 2 desimal
100 – 999,9 gram : 1 desimal
1000 gram atau lebih : 0 desimal
- dipisah menjadi 3 komponen, masing-masing komponen
ditimbang dengan ketelitian = contoh kerja
b. Perhitungan
1). Berat c.k. < 25 gram, persentase berat masing-masing
komponen dihitung terhadap total berat semua komponen
2). Berat c.k. > 25 gram, persentase berat benih tanaman lain
dan kotoran benih dihitung terhadap berat awal c.k. sedangkan
persentase benih murni = 100% - % berat kedua komponen lainnya.
3). Hasil perhitungan ditulis dengan 2 desimal
4). Jumlah total 3 komponen harus 100%
Berat contoh kirim
Komoditas Uji Uji lab dan
laboratorium lapangan
Jagung, kedelai, 1000 g 2000 g
benih lain
seukuran
Padi, sorghum, 500 g 1000 g
gandum, benih
seukuran
Biet, cabe, dll 250 g 500 g

Sawi, kool, dll 100 g 200 g


1. PENETAPAN KADAR AIR
l Kadar air benih adalah berat air yang hilang karena
pemanasan, atau yang dapat dikumpulkan karena
destilasi; yang dinyatakan dalam persen terhadap
berat asli contoh benih.
l Prosedur pengujian:
(contoh kirim dimasukkan dalam wadah kedap udara).
1. Menimbang: dalam gram dengan ketelitian 3
desimal 4-5 g utk cawan diameter < 8 cm dan
10 g utk cawan diameter > 8 cm
2. Menggunakan 2 ulangan
3. Menghancurkan benih: digiling, ditumbuk, atau
ditusuk (sebelum mengambil contoh kerja)
4. Pengeringan pendahuluan
bagi benih yang k.a. > 17% atau untuk padi
> 13%, dan kedelai > 10% perlu dikeringkan
terlebih dahulu
Lanjutan
n PRINSIP PENGUJIAN:
Ada 2 metode:
1. Metode oven dengan suhu rendah konstan (103 + 2)o C, Lama
pemanasan 17 jam. Digunakan untuk benih bawang, cabe,
kedelai, terong, kacang tanah, kubis.
2. Metode oven dengan suhu tinggi konstan (130 - 133)o C, Lama
pemanasan 1-4 jam ( 4 jam untuk benih jagung, 2 jam untuk
benih serealia lain, dan 1 jam untuk jenis lain). Digunakan untuk
benih ketimun, waluh, kapas, tomat, tembakau, padi, kapri,
buncis, jagung.
n PERHITUNGAN
Rumus: (M2-M3) x 100/(M2-M1)
Keterangan:
M1 : berat wadah + tutup (g)
M2 : berat wadah + tutup + isi sebelum dikeringkan
M3 : berat wadah + tutup + isi sesudah dikeringkan
n PERALATAN
1. Oven: berupa oven listrik dilengkapi dengan termostat
2. Wadah berupa wadah anti karat atau dari porselin
3. Desikator
1.c. Penetapan Varietas Lain
• Benih Varietas Lain:
adalah semua biji/benih varietas yang tidak
termasuk dalam varietas yang dimaksud oleh
pengirim, tetapi masih dalam spesies yang sama.
• Tujuan
Untuk mengetahui persentase campuran benih
varietas lain yang terdapat dalam kelompok benih
• Prinsip Pengujian
Melakukan pemisahan/ penghitungan benih varietas
lain secara manual berdasarkan tanda morfologi
varietas-varietas yang bersangkutan yang tampak
pada tampilan fisik benih
Prosedur Pengujian Penetapan Varietas Lain
1. Contoh kerja sama dengan contoh kerja untuk analisa kemurnian
2. Pelaksanaan:
a. Contoh kerja ditimbang
b. Memeriksa seluruh benih dengan seksama, dan memisahkan
benih varietas lain
c. Diperiksa lagi secara teliti
d. Benih varietas lain ditimbang dengan ketelitian sama dengan
contoh kerja
3. Tanda-tanda morfologis benih untuk membedakan dengan varietas
lain.
a. Padi: ukuran, bentuk, warna, panjangpendeknya rambut, bulu
pada ujung lema, warna pada ujung lema.
b. Jagung: tipe kernel (mutiara/gigi kuda), warna biji, ukuran,
bentuk
1.d. PENGUJIAN DAYA TUMBUH
n TUJUAN
Untuk mendapatkan gambaran pertumbuhan
benih yang diuji yang mendekati kenyataan di
lapangan.

n ASAL BENIH
- Apabila diminta pengujian kemurnian dan
daya tumbuh, untuk daya tumbuh diambil
dari benih murni.
- Apabila hanya daya tumbuh, benih diambil
secara representatif dari bulk, dengan
syarat diketahui benih murni sebesar > 98%
Beberapa Batasan Mengenai
Pengujian Daya Tumbuh
1.Tumbuh
Munculnya unsur-unsur utama dari embrio suatu benih yang diuji,
yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila
ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut.
2.Persentase Daya Tumbuh
Perentase benih yang membentuk bibit/tanaman normal apabila
ditanam pada lingkungan yang sesuai dalam jangka waktu tertentu.
3.Bibit normal
Bibit dimana unsur-unsur utama menunjukkan kemampuan berkembang
menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang sesuai.
4.Biji Keras
Biji yang tetap sampai akhir pengujian disebabkan
kekerasan/kekedapan kulitnya, sehingga tidak mampu menyerap air.
5.Biji Abnormal
Bibit yang tidak memenuhi syarat sebagai bibit normal
6.Biji Dorman
Biji yang hidup tetapi tidak mau berkecambah pada lingkungan yang
sesuai, tetapi tidak termasuk biji keras
SYARAT UNTUK PENGUJIAN DAYA TUMBUH
1. Media
Kertas, pasir, tanah, serbuk gergaji, dll. Tetapi paling
baik adalah kertas dan pasir karena mudah
distandarkan.
2. Kelembaban
- Pada pasir kira-kira 50%, tidak terlalu basah.
- RH ruang pengujian antara 90-95%
- Bila perlu penyiraman air harus tawar dan bersih
3. Suhu
- Suhu konstan antara 200 C, variasi suhu yang timbul
tidak boleh lebih dari 10 C untuk setiap 24 jam.
- Atau bisa dengan suhu berganti, suhu rendah diatur
selama 16 jam, suhu tinggi selama 8 jam.
4. Cahaya
- Tidak semua benih perlu cahaya untuk tumbuh
- Untuk yang perlu panjang penyinaran tertentu, harus
diberikan selama 8 jam setiap 24 jam.
Lanjutan

n Penanaman
- Menggunakan 4 ulangan, jumlah benih minimal 100
- Benih diletakkan merata pada kertas, antar
kertas, pada pasir, antar pasir

n Evaluasi
- Setiap jenis mempunyai jangka waktu
tertentu
- Pada media pasir/tanah, penghitungan hanya satu kali
- Pada media kerta, penghitungan sampai 3 kali
- Dilakukan pengujian ulangan, apabila timbul
keragu-raguan misalnya ada biji keras atau dorman,
hasil antar ulangan tidak seragam, dsb.
PENGUJIAN KHUSUS
n Pengujian khusus dilakukan jika ada permintaan
dari pengirim.
n Pengujian khusus yang sering dilakukan adalah:

- Pengujian Kesehatan Benih


- Pengujian Verifikasi (Kebenaran)
spesies/varietas lain
PENGUJIAN KESEHATAN BENIH
l TUJUAN
Mengetahui status kesehatan dari suatu contoh
benih
l Manfaat pengujian kesehatan benih
1. Inokulum yang terbawa benih dapat
berkembang menjadi penyakit di lapang,
sehingga akan mengurangi nilai ekonomisnya.
2. Apabila dikirim ke daerah lain dapat
mengintroduksi penyakit baru di daerah
tersebut (perlu karantina).
3. Dapat menjelaskan mengapa hasil pengujian daya
tumbuh rendah (merupakan pelengkap)
Prinsip Pengujian Kesehatan Benih
1. Dilakukan hanya atas permintaan pengirim
2. Dilakukan hanya untuk mendeteksi jasad
renik tertentu atau penyakit fisiologis
tertentu.
3. Estimasi jumlah benih yang terserang
dilakukan sbaik mungkin dengan ketelitian
yang dimungkinkan oleh metode yang
digunakan.
4. Apabila contoh kirim telah mendapat seed
treatment tertentu, harus disebutkan
sebelumnya.
Prosedur Pengujian Kesehatan
Benih
1. Contoh kerja
- tergantung metode yang digunakan, bisa
seluruh contoh kirim atau hanya sebagian
- besar contoh kirim = contoh pengujian
rutin, minimal 400 butir
2. Metoda
- Dipilih tergantung jenis patogen atau
keadaan yang akan diamati, jenis benih,
dan maksud pengujian
- Contoh beberapa metode:
* Metode inkubasi yaitu dengan metode
agar atau metode lain dengan melihat gejala
penyakit yang timbul pada kecambah.
* Metode khusus
Pelaporan Hasil Pengujian Kesehatan Benih

1. Dinyatakan nama cendawan dan %


serangan
2. Juga disebutkan:
a. Metode yang digunakan
b. Saran cara pencegahan
c. Adanya perlakuan yang diberikan
untuk mencegah kontaminasi
cendawan saprofit dan bakteri.
d. Adanya kontaminasi yang berat dari
cendawan saprofit
PENGUJIAN VERIFIKASI (KEBENARAN)
SPESIES/VARIETAS LAIN
TUJUAN
Menetapkan apakah contoh benih yang
dikirimkan sesuai dengan nama
spesies/varietas yang dikirim, dengan
metode-metode yang tidak dilaksanakan
dalam pengujian kemurnian benih.
Pengujian ini hanya dilakukan apabila
diminta oleh pengirim benih dan hanya
dibenarkan apabila tersedia contoh
standar yang asli (otentik) dari benih
yang diuji tersebut untuk digunkan
sebagai pembanding.
Prinsip Pengujian
1. Pada benih
2. Pada bibit tanaman yang lebih dewasa
yang ditumbuhkan di laboratorium,
rumah kaca atau lapangan

Ø Apabila pada benih, pembandingnya


juga benih; pada bibit pembandingnya
juga berupa bibit/tanaman yang
seumur dari benih otentik yang
ditanam berdekatan, sehingga kondisi
lingkungannya sama
Sarana dan Peralatan Pengujian
Verifikasi Spesies/Varietas Lain
n Di laboratorium: peralatan dan bahan untuk
pemeriksaan morfologis, fisiologis,khemis
dan daya tumbuh
n Di rumah kaca: kondisi lingkungan tumbuh
yang dapat diatur sesuai kebutuhan untuk
mengembangkan sifat-sifat yang diamati
n Di lapangan, iklim dan kondisi lingkungan
yang memungkinkan pertumbuhan normal dan
proteksi yang cukup terhadap serangan
hama penyakit
Pengujian pada benih
n Contoh kerja diambil secara acak dari
contoh kirim (minimal 400 butir, ulangan 4)
n Determinasi
n Sifat morfologisnya, benih diamati dengan kaca
pembesar
n Sifat yang berhubungan dengan warna, benih
diuji di tempat yang terang (sinar matahari atau
cahaya dg spectrum ultra violet)
n Sifat khemis, diperlukan dg bahan kimia yang
sesuai dan dicatat reaksinya
Pengujian pada bibit
n Contoh kerja diambil secara acak dari
contoh kirim paling sedikit 400 butir
n Determinasi
n Benih ditumbuhkan pada media yang
sesuai
n Setelah sampai fase pertumbuhan ttt
yang diinginkan, diamati
Pengujian tanaman di lapangan
n Segera dilakukan begitu contoh kirim tiba
n Ditanam dengan 2 ulangan, letaknya petak
tidak berdekatan tetapi tetap dalam satu
lapangan
n Ukuran petak sedemikian shg jumlah
tanaman yang diperlukan dapat terpenuhi
n Ditanam dalam larikan dan jarak tanaman
cukup untuk berkembangnya sifat-sifat yang
diinginkan
n Penjarangan dilakuakn hanya apabila sangat
diperlukan
n Penyimpangan dicatat
n Tanaman varietas lain dicatat
Pelaporan
n Verifikasi pada benih dan bibit
n Laporan berupa % dari jml benih varietas lain thd
benih yg diuji
n Laporan berupa % dari jumlah bibit normal varietas
lain thd seluruh bibit normal yg diuji
n Apabila tdk ada: pengujian verifikasi tdk menunjukkan
suatu indikasi bahwa kultivar yg dikirim adl tdk benar
n Verifikasi pada tanaman di lapangan
n Berupa % dari tanman varietas yg lain
n Apabila ditemukan jml tanaman varietas lain lebih dari
15% dalam laporan hasil pengujian disebutkan bahwa
contoh benih terdiri dari campuran beberapa (2,3,4
dst) varietas yg berbeda
n Apabila tdk ditemukan varietas lain, bahwa contoh
benih yg dikirim tidak menunjukkan indikasi yg tidak
benar

Anda mungkin juga menyukai