Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan BA-2104

Pengaruh Lama Penyinaran Terhadap Perkecambahan Benih Caisim (Brassica


chinensis var. parachinensis)

Alfi Syahrul Miftahul Huda | 11420020


Asisten
Amalya Sekar Susatyo | 11419037

Jl. Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1 / Jalan Raya Jatinangor KM 20.75, Desa Sayang,
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat – Indonesia, 45363.

ABSTRAK
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam
biji hasil dari perkembangan dan pertumbuhan embrio. Perkecambahan dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya adalah matahari. Pada percobaan ini akan dilakukan
penenlitian mengenai pengaruh lama penyinaran terhadap perkecambahan benih caisim
(Brassica chinensis var. parachinensis), bentuk perkecambahan serta karakteristik
perkecambahan normal dan abnormal pada caisim, dan daya perkecambahan tanaman caisim
Metodologi percobaan ini dibagi menjadi 5 perlakuan yaitu 0 jam, 4 jam, 7 jam, 10, jam dan
11 jam dengan 5 pengulangan setiap perlakuan. Hasil akhir didapatkan bahwa bentuk
perkecambahan pada tanaman caisim (Brassica chinensis var. parachinensis) adalah epigeal
dengan karakteristik kecambah normal memiliki sistem perakaran primer yang normal,
hipokotil tumbuh sempurna berwarna hijau, dan pertumbuhan plumula baik sedangkan
kecambah abnormal memiliki karakteristik perkembangan hipokotil, epikotil, dan kotiledon
yang lemah, daun berwarna kuning, serta batnag berwarna putih. Daya perkecambahan
tanaman perlakuan cahaya matahari 0, 4, 7, 10, dan 11 jam berturut-turut adalah 0%, 100%,
0%, 100%, dan 0%. Pengaruh lama penyinaran terhadap perkecambahan benih tanaman
caisim (Brassica chinensis var. parachinensis) adalah semakin lama tanaman mendapatkan
cahaya matahari maka semakin pendek tinggi tanaman namun memiliki karakteristik batang
yang semakin kokoh, kuat, dan daun yang semakin berwarna hijau.

Kata Kunci: benih caisim, daya berkecambah, karakteristik perkecambahan.

PENDAHULUAN
Benih didefinisikan sebagai ovul berkayu dan berperan sebagai delivery
masak atau suatu unit reproduksi yang system dalam transfer materi genetik dari
dibentuk dari ovul yang dibuahi, terdiri satu generasi ke generasi selanjutnya
atas sebuah embrio, cadangan makanan, (Yuniarti, et al., 2016). Menurut Lesilolo
dan kulit pelindung. Benih merupakan alat et al. (2013) benih mempunyai pengertian
utama regenerasi sebagian besar tanaman biji tanaman yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani kecambah yang akarnya sedikit, lemas,
serta memiliki fungsi agronomis. atau bahkan mati. Kecambah normal
Perkecambahan merupakan proses dicirikan dengan berkembangnya semua
perubahan morfologis seperti penonjolan struktur penting, yang ditunjukkan dengan
akar lembaga (radikula) (Subantoro, berkembangnya akar primer dengan
2014). Perkecambahan adalah suatu sempurna. Jika akar primer rusak,
pengaktifan embrio yang mengakibatkan kecambah masih dikategorikan normal
terbukanya kulit benih dan munculnya ketika akar sekunder berkembang normal
tumbuhan muda serta indikator dengan dengan baik dan jumlahnya cukup. Retak
kualitas benih (Yuniarti, et al., 2016). atau terjadinya bercak nekrosis pada akar
Menurut Sutopo (2004) faktor yang dan hipokotil masih dikategorikan normal
mempengaruhi perkecambahan benih selama tidak mempengaruhi jaringan
adalah tingkat kemasakan buah, ukuran penghubung. Kotiledon dan daun primer
benih, dormansi, dan lingkungan. Benih berkembang secara sempurna, atau
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan menunjukkan kerusakan yang dapat
fisiologisnya tercapai tidak mempunyai diterima jika lebih 50% jaringan berfungsi
viabilitas tinggi (Sutopo, 2014). Benih normal, hanya satu kotiledon/daun primer
yang berukuran besar dari berat yang berfungsi ataupun terdapat tiga
mengandung cadangan makanan lebih kotiledon/daun primer. Suatu kecambah
banyak dibandingkan dengan benih yang dikategorikan abnormal apabila daun
kecil (Sutopo, 2004). Dormansi primer tidak ada, rusak, nekrosis ataupun
merupakan keadaan benih yang berbentuk normal tetapi ukurannya kurang
sebenarnya viabel (hidup) tetapi tidak mau dari ¼ ukuran normal. Kotiledon berwarna
berkecambah walaupun diletakkan pada kuning ataupun tidak terbentuk kotiledon.
keadaan lingkungan yang memenuhi Akar primer yang terhambat, kerdil atau
syarat bagi perkecambahan (Sutopo, pendek dan gemuk, mengkerut dan
2004). Faktor lingkungan seperti air, kecambah dengan putaran atau spiral
temperatur, oksigen, cahaya, dan medium (twists) (Hapsari & Widiati, 2013).
mempengaruhi proses perkecambahan Tujuan dari percobaan kali ini
(Sutopo, 2004). adalah untuk menentukan bentuk
Kecambah normal diartikan perkecambahan benih tanaman caisim
sebagai kecambah yang menunjukkan (Brassica chinensis var. Parachinensis).
potensi untuk berkembang menjadi Menghitung daya tumbuh perkecambahan
tanaman yang sempurna ketika tanaman caisim (Brassica chinensis var.
ditumbuhkan pada kondisi yang optimum. Parachinensis). Mengetahui kecambah
Sedangkan kecambah abnormal adalah normal dan abnormal caisim (Brassica
kecambah yang tidak menunjukkan chinensis var. Parachinensis).
potensi untuk berkembang menjadi Menentukan pengaruh cahaya pada
tanaman normal pada kondisi yang perkecambahan benih tanaman caisim
optimum dengan mempertimbangkan (Brassica chinensis var. Parachinensis).
struktur penting kecambah yaitu sistem
perakaran, shoot axis (hipokotil, epikotil, METODELOGI
mesokotil, dan terminal bud), kotiledon Alat-alat yang digunakan dalam
serta koleoptil (Asih, 2020). Menurut percobaan kali ini adalah nampan semai,
Chaidir et al. (2015) ciri-ciri kecambah pinset, dan tempat semprot. Bahan-bahan
normal adalah adanya pertumbuhan yang digunakan dalam percobaan ini
radikula (akar), hipokotil (batang), dan adalah air, benih caisim (Brassica
plumula (pucuk). Sedangkan ciri-ciri chinensis var. Parachinensis), kertas label,
kecambah abnormal ditunjukkan dengan dan media tanam berupa kapas.
Proses percobaan untuk
mengetahui pengaruh lama penyinaran
terhadap perkecambahan benih caisim
(Brassica chinensis v1ar. Parachinensis)
adalah pertama disiapkan benih caisim
(Brassica chinensis var. Parachinensis)
yang akan ditanam. Kedua, direndam
benih dalam air hangat selama 3 jam.
Ketiga diletakkan benih diatas kapas yang
sudah dibasahi air. Keempat, diletakkan
benih di tempat sesuai perlakuan (0 jam, 4 Tabel 2. Potensi Berkecambah Benih
jam, 7 jam, 10 jam, dan 11 jam). Perlakuan Penyinaran Matahari 4 Jam
Hari ke- Benih yang berkecambah
HASIL PENGAMATAN
1 0
Tabel 1. Potensi Berkecambah Benih 2 0
Perlakuan Matahari 0 Jam
3 2
Hari ke- Benih yang berkecambah
1 0 4 4

2 0 5 4

3 2 6 5

4 5 7 5

5 5 8 5

6 5 9 5

7 5 10 5

8 11 5
5
9 12 5
5
10 5 13 5

11 0 14 5

12 0 Grafik 2. Potensi Berkecambah Benih


13 0 Perlakuan Penyinaran Matahari 4 Jam

14 0

Grafik 1. Potensi Berkecambah Benih


Perlakuan Matahari 0 Jam
Tabel 3. Potensi Berkecambah Benih 5 4
Perlakuan Penyinaran Matahari 7 Jam
6 5
Hari ke- Benih yang berkecambah
1 0 7 5

2 0 8 5

3 5 9 5

4 4 10 5

5 2 11 5

6 0 12 5

7 0 13 5

8 0 14 5

9 0 Grafik 4. Potensi Berkecambah Benih


10 0 Perlakuan Penyinaran Matahari 10 Jam

11 0
12 0
13 0
14 0

Grafik 3. Potensi Berkecambah Benih


Perlakuan Penyinaran Matahari 7 Jam

Tabel 5. Potensi Berkecambah Benih


Perlakuan Penyinaran Matahari 11 Jam
Hari ke- Benih yang berkecambah
1 0
2 0
3 0

Tabel 4. Potensi Berkecambah Benih 4 4


Perlakuan Penyinaran Matahari 10 Jam 5 4
Hari ke- Benih yang berkecambah 6 5
1 0
7 5
2 0
8 5
3 0
9 5
4 4
10 5
11 5 ngan
12 5 Hijau
5 kekuni - Hijau - Hijau
13 5 ngan
14 5 Hijau
6 kekuni Hijau - Hijau Hijau
Grafik 5. Potensi Berkecambah Benih ngan
Perlakuan Penyinaran Matahari 11 Jam Kunin
7 Hijau - Hijau Hijau
g
Kunin
8 Hijau - Hijau Hijau
g
Kunin
9 - Hijau Hijau
g Hijau
Kunin
10 - Hijau -
g Hijau
11 - Hijau - Hijau -
Tabel 6.Kecambah Normal dan Abnormal 12 - Hijau - Hijau -
Benih Benih 13 - Hijau - Hijau -
Perlakuan
Normal Abnormal
14 - Hijau - Hijau -
Penyinaran 0
0 5
jam
Tabel 8. Warna Batang
Penyinaran 4
5 0 H Warna Batang
jam
Penyinaran 7 ar Penyi Penyi
jam
0 5 i Penyi Penyi Penyi naran naran
ke naran naran naran 10 11
Penyinaran 10 - 0 jam 4 jam 7 jam jam
5 0 jam
jam
Penyinaran 11 1 - - - - -
5 0
jam 2 - - - - -
Merah
Tabel 7. Warna Daun 3 - - - -
, Hijau
H Warna Daun
Merah Merah
ar 4 Putih - -
Penyi Penyi , Hijau , Hijau
i Penyi Penyi Penyi naran naran
ke naran naran naran 10 Merah Merah Merah Merah
11 5 Putih
- 0 jam 4 jam 7 jam jam , Hijau , Hijau , Hijau , Hijau
jam
Merah Merah Merah
1 - - - - - 6 Putih
, Hijau , Hijau , Hijau
2 - - - - - Merah Merah Merah
7 Putih
, Hijau , Hijau , Hijau
3 - - Hijau - -
Merah Merah Merah
Hijau 8 Putih
4 - Hijau - Hijau , Hijau , Hijau , Hijau
kekuni
Merah Merah sampai hijau, serta tinggi batang yang
9 Putih Hijau lebih rendah dibanding perlakuan pertama.
, Hijau , Hijau
Tanaman caisim perlakuan intensitas
10 Putih Hijau Hijau - cahaya 11 jam memiliki karakteristik yang
11 - Hijau Hijau - sama dengan caisim perlakuan intensitas
cahaya 4 jam namun memiliki tinggi rata-
12 - Hijau Hijau - rata akhir yang lebih rendah. Menurut
13 - Hijau Hijau - Ningsih (2019) hal ini terjadi karena
cahaya memperlambat kerja hormon
14 - Hijau Hijau - auksin dalam pertumbuhan meninggi
(primer). tanaman yang berada di tempat
Tabel 9. Rata-Rata Tinggi Akhir terang akan memiliki karakteristik batang
Rata-Rata Tinggi Akhir Kecambah yang pendek, kokoh, dan berwarna hijau
(Maghfiroh, 2017). Dengan kata lain
Penyin Penyin Penyin Penyin Penyin semakin lama tanaman mendapatkan
aran 0 aran 4 aran 7 aran aran cahaya matahari maka semakin pendek
jam jam jam 10 jam 11 jam tinggi tanaman namun memiliki
1,14 karakteristik batang yang semakin kokoh,
- 3 cm - -
cm kuat, dan daun yang semakin berwarna
PEMBAHASAN hijau. Caisim dengan perlakuan intensitas
Proses pertumbuhan tanaman cahaya 7 jam serta 11 jam memiliki
caisim sangat dipengaruhi oleh faktor perlakuan yang sama dengan caisim
lingkungan. Salah satu faktor lingkungan perlakuan 4 jam dan 10 jam, yaitu batang
yang mempengaruhi adalah intensitas berwarna merah kehijauan dan daun
cahaya matahari (Hasanah, et al., 2018). berwarna hijau. Namun benih caisim
Berdasarkan hasil percobaan intensitas perlakuan intensitas cahaya 7 jam mati
cahaya matahari memberi pengaruh yang pada hari ke-6 dan benih caisim perlakuan
nyata pada perkecambahan tanaman intensitas cahaya 11 jam mati pada hari
caisim. Tanaman caisim perlakuan 0 jam ke-10. Hal ini disebabkan tanaman caisim
memiliki karakteristik daun berwarna kekurangan air yang disebabkan media
hijau kekuningan, warna batang putih, dan tanam yang digunakan adalah jenis kapas
memiliki tinggi perkecambahan yang lebih yang mudah sekali kering apabila terkena
tinggi dibandingkan parameter lainnya. cahaya matahari yang terlalu lama.
Hal ini disebabkan karena tanaman pada Menurut Nurifah & Fajartika (2020)
perlakuan intensitas cahaya 0 jam tidak media tanam kapas tidak dapat menyerap
mendapaatkan cahaya sehingga nutrisi dengan baik. Selain itu, kapas tidak
mengalami etiolasi. Etiolasi adalah suatu mengandung unsur hara yang dapat
fenomena bertumbuhnya tanaman yang mendukung kehidupan tanaman dalam
sangat cepat di tempat gelap karena tidak jangka waktu yang lebih lama. Kandungan
terkendalinya produksi hormon auksin dominan kapas terdiri atas serat-serat
akibat tumbuhan tidak terkena cahaya tumbuhan (selulosa).
matahari. Hormon auksin akan Benih tanaman caisim memiliki
menyebabkan tumbuhan terus memanjang morfologi bentuk bulat, berukuran kecil,
sampai tumbuhan tersebut mendapatkan berwarna coklat kehitaman, permukaan
cahaya agar menghambat produksi auksin licin mengkilap, dan agak keras (Sagita,
(Maghfiroh, 2017). Tanaman caisim 2019). Berdasarkan hasil pengamatan
perlakuan intensitas cahaya 4 jam pada keseluruan perlakuan, tanaman
memiliki karakteristik daun berwarna caisim merupakan tanaman dengan tipe
hijau, batang berwarna merah hijau perkecambahan epigeal. Hal ini
didasarkan pada morfologi pada hari ke-10. Hal ini disebabkan
perkecambahan tanaman caisim, organ tanaman caisim kekurangan air yang
pertama yang muncul pada saat benih disebabkan media tanam yang digunakan
berkecambah adalah radikula. Batang di adalah jenis kapas yang mudah sekali
bagian bawah kotiledon (hipokotil) terus kering apabila terkena cahaya matahari
memanjang sehingga kotiledon terdorong yang terlalu lama. Menurut Sutopo (2004)
keatas. Menurut Sutopo (2004) kecambah kriteria kecambah mati adalah benih yang
tipe epigeal ditandai dengan munculnya tidak tumbuh setelah jangka waktu
radikula yang diikuti dengan pengujian yang ditentukan, tetapi bukan
memanjangnya hipokotil secara dalam keadaan dorman. Kriteria kecambah
keseluruhan dan membawa serta kotiledon abnormal terdapat pada caisim perlakuan
dan plumula ke atas permukaan tanah. intensitas cahaya 0 jam dengan
karakteristik perkembangan hipokotil,
epikotil, dan kotiledon yang lemah, daun
berwarna kuning, serta batang berwarna
putih. Menurut Sutopo (2004) kecambah
abnormal dicirikan dengan kecambah
yang bentuknya cacad, kecambah tidak
membentuk klorofil, perkembangannya
lemah dari bagian-bagian penting,
hipokotil, epikotil dan kotiledon yang
Gambar 1. Tipe Perkecambahan Epigeal membengkok, dan akar yang pendek.
(Soetopo, 2004)
Kriteria kecambah normal pada
hasil pengamatan caisim pada percobaan
ini terdapat pada caisim perlakuan
intensitas cahaya 4 jam dan 10 jam dengan
karakteristik sistem perakaran primer yang
normal, hipokotil tumbuh sempurna
berwarna hijau, dan pertumbuhan plumula
baik dengan daun berwarna hijau.
Menurut Sutopo (2004) ciri dari kecambah Gambar 2. Kecambah caisim normal (kiri)
normal adalah memiliki sistem perakaran dan kecambah caisim abnormal (kanan)
primer yang normal dengan akar semisal (Sagita, 2019)
tidak kurang dari dua, perkembangan Berdasarkan grafik 1 potensi
hipokotil yang baik dan sempurna tanpa berkecambah benih perlakuan matahari 0
ada kerusakan pada jaringan-jaringannya, Jam diperoleh hasil pengamatan berupa
pertumbuhan plumula yang sempurna benih mulai berkecambah pada hari ketiga
dengan daun hijau dan muncul koleoptil sebanyak dua benih. Pada hari keempat
dengan kuncup normal, serta memiliki kelima benih sudah berkecambah hingga
satu kotiledon. Caisim perlakuan hari kesepuluh dengan karakteristik
intensitas cahaya 7 dan 11 jam pada perkecambahan abnormal. Pada hari
awalnya memiliki karakteristik kesebelas benih kemudian mati karena
perkecambahan normal seperti perlakuan mengalami etiolasi yang disebabkan
intensitas 4 dan 10 jam, akan tetapi benih kekurangan cahaya matahari Tanaman
caisim perlakuan intensitas cahaya 7 jam etiolasi akan mati ini disebabkan karena
mati pada hari ke-6 dan benih caisim intensitas cahaya yang kurang dapat
perlakuan intensitas cahaya 11 jam mati menurunkan laju fotosintesis (Haryanti,
2008). Berdasarkan grafik 2 potensi perakaran primer yang normal dengan
berkecambah benih perlakuan matahari 4 akar semisal tidak kurang dari dua,
Jam diperoleh hasil pengamatan berupa perkembangan hipokotil yang baik dan
benih mulai berkecambah pada hari ketiga sempurna tanpa ada kerusakan pada
sebanyak dua benih. Pada hari keempat jaringan-jaringannya, pertumbuhan
sampai kelima benih yang berkecambah plumula yang sempurna dengan daun
sebanyak 5 buah dan pada hari keenam hijau dan muncul koleoptil dengan kuncup
sampai pengamatan akhir semua benih normal, serta memiliki satu kotiledon.
berhasil berkecambah dengan karakteristik Berdasarkan grafik 5 potensi berkecambah
perkecambahan normal. Menurut Sutopo benih perlakuan matahari 11 jam
(2004) ciri dari kecambah normal adalah diperoleh hasil pengamatan berupa benih
memiliki sistem perakaran primer yang mulai berkecambah pada hari ketiga
normal dengan akar semisal tidak kurang sebanyak lima benih dengan karakteristik
dari dua, perkembangan hipokotil yang benih berkecambah normal. Benih terus
baik dan sempurna tanpa ada kerusakan tumbuh dan berkecambah sampai hari
pada jaringan-jaringannya, pertumbuhan kesembilan. Padahari kesepuluh benih
plumula yang sempurna dengan daun mati disebabkan kekurangan air yang
hijau dan muncul koleoptil dengan kuncup disebabkan media tanam yang digunakan
normal, serta memiliki satu kotiledon. adalah jenis kapas yang mudah sekali
Berdasarkan grafik 3 potensi berkecambah kering apabila terkena cahaya matahari
benih perlakuan matahari 7 Jam diperoleh yang terlalu lama. Menurut Nurifah &
hasil pengamatan berupa benih mulai Fajartika (2020) media tanam kapas tidak
berkecambah pada hari ketiga sebanyak dapat menyerap nutrisi dengan baik.
lima benih dengan karakteristik benih Selain itu, kapas tidak mengandung unsur
berkecambah normal. Pada hari keempat hara yang dapatmendukung kehidupan
benih yang berkecambah tersisa 4 benih tanaman dalam jangka waktu yang lebih
dan pada hari kelima benih yang lama.
berkecambah tersisa 2 benih. Pada hari Berdasarkan hasil pengamatan
keenam seluruh benih mati. Benih mati warna daun yang tertera pada tabel 7,
disebabkan kekurangan air yang tanaman caisim dengan perlakuan
disebabkan media tanam yang digunakan intensitas cahaya matahari 4, 7, 10, dan 11
adalah jenis kapas yang mudah sekali jam memiliki warna daun hijau. Warna
kering apabila terkena cahaya matahari hijau pada daun ini disebabkan oleh
yang terlalu lama. Menurut Nurifah & adanya kloroplas yang aktif oleh sinar
Fajartika (2020) media tanam kapas tidak matahari. Tanaman caisim dengan
dapat menyerap nutrisi dengan baik. perlakuan intensitas cahaya matahari 0
Selain itu, kapas tidak mengandung unsur jam pada awalnya memiliki warna daun
hara yang dapatmendukung kehidupan hijau kekuningan dan diakhir daun
tanaman dalam jangka waktu yang lebih berubah menjadi warna kuning. Hal ini
lama. Berdasarkan grafik 4 potensi menandakan bahwa tanaman caisim
berkecambah benih perlakuan matahari 10 kekurangan kloroplas. Kloroplas terbentuk
Jam diperoleh hasil pengamatan berupa dari struktur sel kecil yang bernama
benih mulai berkecambah pada hari proplastid. Proplastid yang tidak berwarna
keeempat sebanyak empat benih. Pada akan berkembang menjadi kloroplas yang
hari keenam sampai hari keempatbelas berwarna hijau apabila terkena cahaya
seluruh benih berhasil berkecambah matahari. Adanya kloroplas pula
dengan karakteristik perkecambahan menyebabkan daun pada tanaman kacang
normal. Menurut Sutopo (2004) ciri dari hijau yang terkena cahaya matahari lebih
kecambah normal adalah memiliki sistem lebar, tebal, dan berwarna hijau.
Kekurangan kloroplas menyebabkan daun adalah jenis kapas yang mudah sekali
menguncup, tipis, dan berwarna kering apabila terkena cahaya matahari
kekuningan (Maghfiroh, 2017). yang terlalu lama. Menurut Nurifah &
Berdasarkan hasil pengamatan warna daun Fajartika (2020) media tanam kapas tidak
yang tertera pada tabel 7, tanaman caisim dapat menyerap nutrisi dengan baik.
dengan perlakuan intensitas cahaya Selain itu, kapas tidak mengandung unsur
matahari 4 dan 10 memiliki warna batang hara yang dapatmendukung kehidupan
merah kehijauan pada awalnya lalu tanaman dalam jangka waktu yang lebih
diakhir menjadi hijau. Tanaman caisim lama. Kandungan dominan kapas terdiri
dengan perlakuan intensitas cahaya atas serat-serat tumbuhan (selulosa).
matahari 7 dan 11 jam memiliki warna Sedangkan pada tanaman caisim dengan
batang merah kehijauan. Tanaman caisim variasi intensitas cahaya 0 jam tanaman
dengan perlakuan intensitas cahaya 0 jam mati akibat tidak terkena sinar matahari
memiliki warna batang putih pucat. yang digunakan untuk proses fotosintesis.
Perbedaan warna tersebut disebabkan Tanaman etiolasi akan mati ini disebabkan
karena hubungan hormon auksin dengan karena intensitas cahaya yang kurang
sinar matahari. Menurut Ningsih (2019) dapat menurunkan laju fotosintesis
hal ini terjadi karena cahaya (Haryanti, 2008).
memperlambat kerja hormon auksin dalam Potensial berkecambah
pertumbuhan meninggi (primer). tanaman merupakan jumlah kecambah normal pada
yang berada di tempat terang akan hitungan pertama dan jumlah kecambah
memiliki karakteristik batang yang normal serta abnormal pada hitunagn
pendek, kokoh, dan berwarna hijau kedua (Mewangi, et al., 2019). Potensial
Etiolasi adalah suatu fenomena berkecambah dapat ditentukan dengan
bertumbuhnya tanaman yang sangat cepat rumus:
di tempat gelap karena tidak terkendalinya Benih yang Berkecambah
produksi hormon auksin akibat tumbuhan PB = x100%
total benih yang ditanam
tidak terkena cahaya matahari. Hormon
auksin akan menyebabkan tumbuhan terus Potensial berkecambah pada perlakuan
memanjang sampai tumbuhan tersebut intensitas cahaya matahari 0 jam adalah:
mendapatkan cahaya agar menghambat 0
produksi auksin (Maghfiroh, 2017). PB = x100% = 0%
5
Berdasarkan tabel 9 hasil pengamatan Potensial berkecambah pada perlakuan
diperoleh tinggi akhir rata-rata tanaman intensitas cahaya matahari 4 jam adalah:
pakcoy perlakuan intensitas cahaya 4 jam 5
adalah 3 cm dan tanaman pakcoy PB = x100% = 100%
5
perlakuan intensitas cahaya 10 jam adalah Potensial berkecambah pada perlakuan
1,14 cm. Semakin tinggi intensitas cahaya intensitas cahaya matahari 0 jam adalah:
matahari maka tinggi tanaman akan 0
semakin pendek. Hal ini terjadi karena PB = x100% = 0%
5
cahaya memperlambat kerja hormon Potensial berkecambah pada perlakuan
auksin dalam pertumbuhan meninggi intensitas cahaya matahari 4 jam adalah:
(primer) (Ningsih, 2019). Tanaman 5
pakcoy dengan perlakuan intensitas PB = x100% = 100%
5
cahaya 7 dan 11 jam tidak memiliki tinggi Potensial berkecambah pada perlakuan
akhir karena tanaman pakcoy mati dan intensitas cahaya matahari 0 jam adalah:
gagal berkecambah. Hal ini disebabkan 0
tanaman caisim kekurangan air yang PB = x100% = 0%
5
disebabkan media tanam yang digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan
potensial berkecambah tersebut, benih Daya berkecambah pada perlakuan
caisim yang memiliki daya kecambah intensitas cahaya matahari 0 jam adalah:
yang baik adalah pada perlakuan 0
intensitas cahaya matahari 4 jam dan 11 DB = x100% = 0%
5
jam dengan nilai daya berkecambah Daya berkecambah pada perlakuan
100%. Menurut Novita et al. (2013) intensitas cahaya matahari 4 jam adalah:
potensial berkecambah yang baik adaah 5
DB = x100% = 100%
80%-95%. Sehingga dapat disimpulkan 5
tanaman caisim dapat berkecambah dalam Daya berkecambah pada perlakuan
keadaan menerima cahaya matahari intensitas cahaya matahari 0 jam adalah:
dengan intensitas 4 dan 10 jam baik itu 0
DB = x100% = 0%
secara normal atau abnormal. Benih 5
caisim dengan intensitas cahaya 0, 7, dan Daya berkecambah pada perlakuan
11 jam memiliki potensial perkecambahan intensitas cahaya matahari 4 jam adalah:
yang sangat buruk dengan daya 5
DB = x100% = 100%
berkecambah 0%. Menurut Novita et al. 5
(2013) potensial berkecambah yang Daya berkecambah pada perlakuan
rendah berada pada (60%-75%). intensitas cahaya matahari 0 jam adalah:
Sebenarnya tanaman caisim dengan 0
DB = x100% = 0%
perlakuan intensitas cahaya 0 jam, 4 jam, 5
dan 11 jam bisa memiliki potensial Berdasarkan hasil perhitungan
perkecambahan yang baik, akan tetapi daya kecambah tersebut, benih caisim
kecambah caisim dengan tiga perlakuan yang memiliki daya kecambah yang baik
tersebut mati pada saat proses adalah pada perlakuan intensitas cahaya
pengamatan. Caisim perlakuan 0 jam matahari 4 jam dan 11 jam dengan nilai
berkecambah secara abnormal, mengalami daya berkecambah 100%. Menurut
etiolasi dan kemudian mati. Tanaman Lesilolo et al. (2013) daya kecambah yang
etiolasi akan mati ini disebabkan karena baik berada untuk benih dalam kemasan
intensitas cahaya yang kurang dapat berlabel adalah 70-80%. Menurut
menurunkan laju fotosintesis (Haryanti, Kartasapoetra (2003) benih yang
2008). Pada benih caisim perlakuan 7 dan berkualitas tinggi itu memiliki viabilitas
11 jam mati akibat tanaman caisim lebih dari 90%. Sehingga dapat
kekurangan air yang disebabkan media disimpulkan tanaman caisim dapat
tanam yang digunakan adalah jenis kapas berkecambah dengan normal dalam
yang mudah sekali kering apabila terkena keadaan menerima cahaya matahari
cahaya matahari yang terlalu lama. dengan intensitas 4 dan 10 jam. Benih
Menurut Nurifah & Fajartika (2020) caisim dengan intensitas cahaya 0, 7, dan
media tanam kapas tidak dapat menyerap 11 jam memiliki daya perkecambahan
nutrisi dengan baik. yang sangat buruk dengan daya
Daya kecambah benih merupakan berkecambah 0%. Menurut Lesilolo et al.
kemapuan benih tumbuh normal menjadi (2013) daya kecambah yang buruk berada
tanaman yang bereproduksi wajar dalam dibawah persentase 70%. Buruknya daya
keadaan biofisik lapangan yang serba kecambah pada caisim perlakuan 0 jam
optimum (Soetopo, 2004). Daya disebabkan karena benih caisim
berkecambah dapat ditentukan dengan berkecambah secara abnormal. Hal ini
rumus: disebabkan karena benih tidak
Kecambah normal pengamatan mendapatkan cahaya matahari dan
x100% mengalami etiolasi kemudian mati.
Benih yang dikecambahkan
Sebenarnya benih caisim dengan DAFTAR PUSTAKA
perlakuan 7 dan 11 jam bisa memiliki Asih, P. R. 2020. "Invigorasi mutu
daya kecambah 100 % akan tetapi fisiologis benih terung ungu
kecambah mati akibat kekurangan air (Solanum melongena l.)
yang disebabkan media tanam yang kadaluarsa dengan beberapa
digunakan adalah jenis kapas yang mudah teknikosmoconditioning". Agritrp:
sekali kering apabila terkena cahaya Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
matahari yang terlalu lama. Menurut (Journal of Agricultural
Nurifah & Fajartika (2020) media tanam Science), 18(2): 162-170.
kapas tidak dapat menyerap nutrisi dengan Chaidir, L., Epi, E. E., & Taofik, A. 2015.
baik. Selain itu, kapas tidak mengandung "Eksplorasi, identidfikasi, dan
unsur hara yang dapatmendukung perbanyakan tanaman ciplukan
kehidupan tanaman dalam jangka waktu (Physalis angulata L.) dengan
yang lebih lama. Kandungan dominan menggunakan metode generatif
kapas terdiri atas serat-serat tumbuhan dan vegetatif". Jurnal Istek. 9(1):
(selulosa). 82-103.
Hapsari, R. T., & Widajati, E. 2013.
KESIMPULAN "Studi karakteristik
Bentuk perkecambahan pada perkecambahan beberapa lot benih
tanaman caisim (Brassica chinensis var. koro pedang tipe tegak (Canavalia
parachinensis) adalah epigeal. Potensi ensiformis), tipe merambat
perkecambahan tanaman caisim Brassica (Canavalia gladiata) dan koro
chinensis var. parachinensis) perlakuan benguk (Mucuna pruriens L)".
intensitas cahaya matahari 0, 4, 7, 10, dan In Prosiding Seminar Hasil
11 jam berturut turut adalah 0%, 100%, Penelitian Tanaman Aneka
0%, 100%, dan 0%. Daya perkecambahan Kacang dan Umbi, 1(2): 742-755.
tanaman caisim Brassica chinensis var. Haryanti, S. 2008. “Respon pertumbuhan
parachinensis) perlakuan intensitas jumlah dan luas daun nilam
cahaya matahari 0, 4, 7, 10, dan 11 jam (Pogostemon cablin Benth) pada
berturut turut adalah 0%, 100%, 0%, tingkat naungan yang
100%, dan 0%. Kecambah normal pada berbeda”. ANATOMIFISIOLOGI,
caisim memiliki karakteristik sistem 16(2): 20-26.
perakaran primer yang normal, hipokotil Hasanah, F., Sari, M. S., Legowo, S.,
tumbuh sempurna berwarna hijau, dan Saefullah, A., & Fatimah, S. 2018.
pertumbuhan plumula baik dengan daun "Pengaruh intensitas spektrum
berwarna hijau sedangkan kecambah cahaya warna merah dan hijau
abnormal pada tanaman caisim memiliki terhadap perkecambahan dan
karakteristik karakteristik perkembangan fotosintesis kacang hijau (Vigna
hipokotil, epikotil, dan kotiledon yang
Radiata L.)". Gravity: Jurnal
lemah, daun berwarna kuning, serta
batnag berwarna putih. Pengaruh lama Ilmiah Penelitian dan
penyinaran terhadap perkecambahan benih Pembelajaran Fisika, 4(2):25-35.
tanaman caisim (Brassica chinensis var. Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi
parachinensis) adalah semakin lama Benih: Pengolahan Benih dan
tanaman mendapatkan cahaya matahari Tuntunan Praktikum. Jakarta:
maka semakin pendek tinggi tanaman Rineka Cipta.
namun memiliki karakteristik batang yang Lesilolo, M., Riry, J., & Matatula, E.
semakin kokoh, kuat, dan daun yang 2013. "Pengujian viabilitas dan
semakin berwarna hijau. vigor benih beberapa jenis
tanaman yang beredar di pasaran
Kota Ambon". Agrologia, 2 (1):
1-9.
Maghfiroh, J. 2017. “Pengaruh intensitas
cahaya terhadap pertumbuhan
tanaman”. Jurusan Pendidikan
Biologi, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta,
51-58.
Mewangi, J. A., Suharsi, T. K., &
Surahman, M. (2019). “Uji daya
berkecambah pada benih turi putih
(Sesbania grandiflora
L.)”. Buletin Agrohorti, 7(2): 130-
137.
Nurifah, G., & Fajarfika, R. 2020.
“Pengaruh media tanam pada
hidroponik terhadap pertumbuhan
dan hasil kailan (Brassica
Oleracea L.)”. JAGROS: Jurnal
Agroteknologi dan Sains (Journal
of Agrotechnology Science), 4(2):
281-291.
Sagita, D. 2019. “Desain dan konstruksi
mesin penyemai benih sayuran
portabel tipe vakum untuk
pembibitan pada talam
semai”. Jurnal Rekayasa
Mesin, 10(3): 265-275.
Soetopo, L. 2004. Teknologi benih (Edisi
6). Jakarta: PT Raja Grafindo.
Yuniarti, N., Bramanto, Y., Jamlan D. F.,
Sudrajat, D. J. 2016. Teknologi
perbenihan: 10 jenis tanaman
hutan andalan. Bogor: IPB Press.

.
LAMPIRAN

Tabel 7.Foto Pengamatan Perkecambahan


Perlakuan Awal Tengah Akhir

Penyinaran 0
jam
Gambar 3. Pengamatan Awal Gambar 4. Pengamatan Gambar 5. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 0 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 0 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 0 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)

Penyinaran 4
jam
Gambar 6. Pengamatan Awal Gambar 7. Pengamatan Gambar 8. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 4 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 4 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 4 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)

Penyinaran 7
jam
Gambar 9. Pengamatan Awal Gambar 10. Pengamatan Gambar 11. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 7 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 7 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 7 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)

Penyinaran
10 jam
Gambar 12. Pengamatan Awal Gambar 13. Pengamatan Gambar 14. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 10 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 10 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 10 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)
Penyinaran
11 jam
Gambar 15. Pengamatan Awal Gambar 16. Pengamatan Gambar 17. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 11jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 11 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 11 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)

Anda mungkin juga menyukai