Jl. Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1 / Jalan Raya Jatinangor KM 20.75, Desa Sayang,
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat – Indonesia, 45363.
ABSTRAK
Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam
biji hasil dari perkembangan dan pertumbuhan embrio. Perkecambahan dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya adalah matahari. Pada percobaan ini akan dilakukan
penenlitian mengenai pengaruh lama penyinaran terhadap perkecambahan benih caisim
(Brassica chinensis var. parachinensis), bentuk perkecambahan serta karakteristik
perkecambahan normal dan abnormal pada caisim, dan daya perkecambahan tanaman caisim
Metodologi percobaan ini dibagi menjadi 5 perlakuan yaitu 0 jam, 4 jam, 7 jam, 10, jam dan
11 jam dengan 5 pengulangan setiap perlakuan. Hasil akhir didapatkan bahwa bentuk
perkecambahan pada tanaman caisim (Brassica chinensis var. parachinensis) adalah epigeal
dengan karakteristik kecambah normal memiliki sistem perakaran primer yang normal,
hipokotil tumbuh sempurna berwarna hijau, dan pertumbuhan plumula baik sedangkan
kecambah abnormal memiliki karakteristik perkembangan hipokotil, epikotil, dan kotiledon
yang lemah, daun berwarna kuning, serta batnag berwarna putih. Daya perkecambahan
tanaman perlakuan cahaya matahari 0, 4, 7, 10, dan 11 jam berturut-turut adalah 0%, 100%,
0%, 100%, dan 0%. Pengaruh lama penyinaran terhadap perkecambahan benih tanaman
caisim (Brassica chinensis var. parachinensis) adalah semakin lama tanaman mendapatkan
cahaya matahari maka semakin pendek tinggi tanaman namun memiliki karakteristik batang
yang semakin kokoh, kuat, dan daun yang semakin berwarna hijau.
PENDAHULUAN
Benih didefinisikan sebagai ovul berkayu dan berperan sebagai delivery
masak atau suatu unit reproduksi yang system dalam transfer materi genetik dari
dibentuk dari ovul yang dibuahi, terdiri satu generasi ke generasi selanjutnya
atas sebuah embrio, cadangan makanan, (Yuniarti, et al., 2016). Menurut Lesilolo
dan kulit pelindung. Benih merupakan alat et al. (2013) benih mempunyai pengertian
utama regenerasi sebagian besar tanaman biji tanaman yang dipergunakan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani kecambah yang akarnya sedikit, lemas,
serta memiliki fungsi agronomis. atau bahkan mati. Kecambah normal
Perkecambahan merupakan proses dicirikan dengan berkembangnya semua
perubahan morfologis seperti penonjolan struktur penting, yang ditunjukkan dengan
akar lembaga (radikula) (Subantoro, berkembangnya akar primer dengan
2014). Perkecambahan adalah suatu sempurna. Jika akar primer rusak,
pengaktifan embrio yang mengakibatkan kecambah masih dikategorikan normal
terbukanya kulit benih dan munculnya ketika akar sekunder berkembang normal
tumbuhan muda serta indikator dengan dengan baik dan jumlahnya cukup. Retak
kualitas benih (Yuniarti, et al., 2016). atau terjadinya bercak nekrosis pada akar
Menurut Sutopo (2004) faktor yang dan hipokotil masih dikategorikan normal
mempengaruhi perkecambahan benih selama tidak mempengaruhi jaringan
adalah tingkat kemasakan buah, ukuran penghubung. Kotiledon dan daun primer
benih, dormansi, dan lingkungan. Benih berkembang secara sempurna, atau
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan menunjukkan kerusakan yang dapat
fisiologisnya tercapai tidak mempunyai diterima jika lebih 50% jaringan berfungsi
viabilitas tinggi (Sutopo, 2014). Benih normal, hanya satu kotiledon/daun primer
yang berukuran besar dari berat yang berfungsi ataupun terdapat tiga
mengandung cadangan makanan lebih kotiledon/daun primer. Suatu kecambah
banyak dibandingkan dengan benih yang dikategorikan abnormal apabila daun
kecil (Sutopo, 2004). Dormansi primer tidak ada, rusak, nekrosis ataupun
merupakan keadaan benih yang berbentuk normal tetapi ukurannya kurang
sebenarnya viabel (hidup) tetapi tidak mau dari ¼ ukuran normal. Kotiledon berwarna
berkecambah walaupun diletakkan pada kuning ataupun tidak terbentuk kotiledon.
keadaan lingkungan yang memenuhi Akar primer yang terhambat, kerdil atau
syarat bagi perkecambahan (Sutopo, pendek dan gemuk, mengkerut dan
2004). Faktor lingkungan seperti air, kecambah dengan putaran atau spiral
temperatur, oksigen, cahaya, dan medium (twists) (Hapsari & Widiati, 2013).
mempengaruhi proses perkecambahan Tujuan dari percobaan kali ini
(Sutopo, 2004). adalah untuk menentukan bentuk
Kecambah normal diartikan perkecambahan benih tanaman caisim
sebagai kecambah yang menunjukkan (Brassica chinensis var. Parachinensis).
potensi untuk berkembang menjadi Menghitung daya tumbuh perkecambahan
tanaman yang sempurna ketika tanaman caisim (Brassica chinensis var.
ditumbuhkan pada kondisi yang optimum. Parachinensis). Mengetahui kecambah
Sedangkan kecambah abnormal adalah normal dan abnormal caisim (Brassica
kecambah yang tidak menunjukkan chinensis var. Parachinensis).
potensi untuk berkembang menjadi Menentukan pengaruh cahaya pada
tanaman normal pada kondisi yang perkecambahan benih tanaman caisim
optimum dengan mempertimbangkan (Brassica chinensis var. Parachinensis).
struktur penting kecambah yaitu sistem
perakaran, shoot axis (hipokotil, epikotil, METODELOGI
mesokotil, dan terminal bud), kotiledon Alat-alat yang digunakan dalam
serta koleoptil (Asih, 2020). Menurut percobaan kali ini adalah nampan semai,
Chaidir et al. (2015) ciri-ciri kecambah pinset, dan tempat semprot. Bahan-bahan
normal adalah adanya pertumbuhan yang digunakan dalam percobaan ini
radikula (akar), hipokotil (batang), dan adalah air, benih caisim (Brassica
plumula (pucuk). Sedangkan ciri-ciri chinensis var. Parachinensis), kertas label,
kecambah abnormal ditunjukkan dengan dan media tanam berupa kapas.
Proses percobaan untuk
mengetahui pengaruh lama penyinaran
terhadap perkecambahan benih caisim
(Brassica chinensis v1ar. Parachinensis)
adalah pertama disiapkan benih caisim
(Brassica chinensis var. Parachinensis)
yang akan ditanam. Kedua, direndam
benih dalam air hangat selama 3 jam.
Ketiga diletakkan benih diatas kapas yang
sudah dibasahi air. Keempat, diletakkan
benih di tempat sesuai perlakuan (0 jam, 4 Tabel 2. Potensi Berkecambah Benih
jam, 7 jam, 10 jam, dan 11 jam). Perlakuan Penyinaran Matahari 4 Jam
Hari ke- Benih yang berkecambah
HASIL PENGAMATAN
1 0
Tabel 1. Potensi Berkecambah Benih 2 0
Perlakuan Matahari 0 Jam
3 2
Hari ke- Benih yang berkecambah
1 0 4 4
2 0 5 4
3 2 6 5
4 5 7 5
5 5 8 5
6 5 9 5
7 5 10 5
8 11 5
5
9 12 5
5
10 5 13 5
11 0 14 5
14 0
2 0 8 5
3 5 9 5
4 4 10 5
5 2 11 5
6 0 12 5
7 0 13 5
8 0 14 5
11 0
12 0
13 0
14 0
.
LAMPIRAN
Penyinaran 0
jam
Gambar 3. Pengamatan Awal Gambar 4. Pengamatan Gambar 5. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 0 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 0 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 0 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)
Penyinaran 4
jam
Gambar 6. Pengamatan Awal Gambar 7. Pengamatan Gambar 8. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 4 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 4 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 4 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)
Penyinaran 7
jam
Gambar 9. Pengamatan Awal Gambar 10. Pengamatan Gambar 11. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 7 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 7 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 7 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)
Penyinaran
10 jam
Gambar 12. Pengamatan Awal Gambar 13. Pengamatan Gambar 14. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 10 jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 10 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 10 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)
Penyinaran
11 jam
Gambar 15. Pengamatan Awal Gambar 16. Pengamatan Gambar 17. Pengamatan Akhir
Perlakuan Penyinaran 11jam Tengah Perlakuan Penyinaran Perlakuan Penyinaran 11 jam
(Dokumentasi Kelompok 3, 11 jam (Dokumentasi Kelompok 3, 2021)
2021) (Dokumentasi Kelompok 3,
2021)