Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Pengaruh Lama Waktu Perendaman Terhadap Perkecambahan


Biji Bayam (Amaranthus sp.)

Oleh

Nuranisha Binazrul Kinayoh 17030204094

Pendidikan Biologi Unggulan 2017

S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2019
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji bayam (Amaranthus sp.)?

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji bayam (Amaranthus sp.).

C. HIPOTESIS
H0 = Tidak terdapat pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji bayam (Amaranthus sp.).
Ha = Terdapat pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji bayam (Amaranthus sp.).

D. KAJIAN PUSTAKA
Imbibisi merupakan proses masuknya air kedalam biji tanaman
untuk mematahkan masa dormansi dan untuk memulai proses
perkecambahan biji (Najibah, 2013). Saat imbibisi air kedalam biji cabai,
air yang masuk ini akan merangsang transport ion K+. Imbibisi pada
membran sel akan mengaktifkan metabolisme di dalam biji, terutama
masuknya kalsium yang dibutuhkan saat perkecambahan yaitu untuk
mempercepat pembentukan lamella tengah baru pada lempeng sel antara sel
anakan (Najibah, 2013). Imbibisi akan mempengaruhi fase embrional biji,
jika air masuk maka air akan merangsang pertumbuhan axis berupa radikula
dan plumula yang masing-masing kemudian akan menjadi akar dan daun
(Hartawan dkk, 2010).
Perkecambahan merupakan fase awal perkembangan tanaman
berbiji, yaitu pertumbuhan embrio yang dimulai kembali setelah
penyerapan air atau imbibisi (Ai dkk, 2010). Mekanisme proses
perkecambahan dimulai dengan proses imbibisi, air yang masuk kedalam
jaringan akan mengaktifkan proses metabolisme dalam jaringan yang
mengakibatkan embrio membentuk sejumlah kecil giberelin. Selanjutnya,
hormon ini akan berdifusi kedalam sel aleuron yang mengelilingi
endosperma dan akan merangsang endosperma untuk membentuk enzim
amilase, protease dan lipase. Ketiga enzim ini akan mendegradasi segala
bahan makanan yang tersimpan dalam endosperma, hasil degradasi berupa
zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai energi untuk melakukan
pembesaran dan pembelahan sel. Selain itu, hormon sitokinin dan auksin
akan terbentuk (Ai dkk, 2010).
Perkecambahan biji sendiri dipengaruhi oleh faktor dalam antara
lain: tingkat kemasakan, ukuran dan bobot biji, umur biji, dan zat pengatur
tumbuh pada biji (Utami & Ninik, 2008).Serta dapat pula dipengaruhi oleh
faktor luar antara lain: media semai, ketersediaan air, dan intensitas
cahaya(Utami & Ninik, 2008).
Dalam siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai
panen, tidak ada satupun proses metabolisme tanaman tidak membutuhkan
air (Ai dkk, 2010). Besarnya kebutuhan akan air pada suatu tanamn berbeda
dalam setiap fase kehidupannya, hal ini dipengaruhi oleh faktor fisiologis,
morfologis serta faktor lingkungan (Ai dkk, 2010). Air merupakan faktor
luar dari tanaman yang paling penting dalam poses perkecambahan biji,
karena air merupakan awal mula proses perkecambahan (Ai dkk, 2010). Air
berperan dalam mengaktifkan sel-sel yang bersifat embrionik, pelunakkan
kulit biji, dan menyebabkan mengembangnya embrio dan endosperma (Ai
dkk, 2010). Semakin lama perendaman biji dengan air saat imbibisi, maka
sel akan semakin memiliki pertumbuhan yang optimal (Najibah, 2013).

Beberapa faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya


perkecambahan biji antara lain:

1. Ketersediaan Air

Jika biji dalam lingkungan dengan ketersediaan air yang cukup,


maka proses perkecambahan akan semakin cepat karena air akan masuk
kedalam biji (imbibisi) untuk mematahkan masa dormansi dan memulai
pertumbuhan (Najibah, 2013).

2. Media semai
Media semai merupakan media pertumbuhan biji pada saat fase
perkecambahan. Biji akan tumbuh dengan baik pada media yang sesuai dan
mencukupi nutrisi yang dibutuhkan selama perkecambahan (Hartini, 2006).

3. Kondisi fisiologis biji

Kondisi fisiologis biji meliputi kemasakan biji, hormon


pertumbuhan pada biji, dan kemampuan biji untuk mematahkan masa
dormansi. Kondisi fisiologis yang belum sempurna, maka metabolism
dalam biji akan terhambat sehingga pertumbuhan/ perkecambahan akan
terhambat (Puspitaningtyas dkk, 2006).

4. Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan pada


tanaman, jika tanaman terpapar intensitas cahaya yang tinggi, maka
pertumbuhan akan lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang tidak
terpapar cahaya (Purnomo & Syukur, 2006).

Bayam (Amaranthus sp.) sudah banyak dipromosikan sebagai


sayuran yang banyak mengandung gizi bagi penduudk di negara yang
sedang berkembang. Karena tanaman bayam (Amaranthus sp.) memiliki
kandungan gizi yang tinggi, maka sayuran bayam sering disebut sebagai raja
sayuran atau king of vegetable

E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel kontrol : jenis biji, volume air, media semai, lama waktu
pengamatan, jumlah biji yang disemai
Variabel manipulasi : lama waktu perendaman biji
Variabel respon : Indeks Kecepatan Perkecambahan

F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Pada praktikum ini, variabel kontrol yang digunakan adalah jenis


biji, volume air, media semai, lama waktu pengamatan, jumlah biji yang
disemai. Biji yang digunakan dalam praktikum adalah biji bayam
(Amaranthus sp.) dengan jumlah biji yang disemai pada setiap perlakuan
berjumlah 50 biji. Biji akan disemai dalam cawan petri dengan media semai
kapas yang telah diberi air dengan volume yang sama. Biji diamati dalam
10 hari dimulai dari penanaman pada media semai.

Variabel manipulasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah


lama waktu perendaman biji. Biji direndam dengan lama waktu 4 jam, 3
jam, 2 jam, 1 jam, dan tanpa perendaman. Setelah perendaman biji
kemudian diletakkan pada cawan petri yang berbeda dengan media semai
kapas.

Variabel respon yang digunakan pada praktikum ini adalah Indeks


Kecepatan Perkecambahan yang dapat diamati pada setiap hari selama 10
hari.

G. ALAT DAN BAHAN


Adapun bahan yang digunakan yaitu 250 biji bayam dan air suling.
Sedangkan alat yang digunakan adalah cawan petri, kertas saring dan gelas
kimia.

H. RANCANGAN PERCOBAAN

50 biji bayam direndam

4 jam 3 jam 2 jam 1 jam 0 jam


Menanam dalam waktu bersamaan pada cawan petri yang sudah
dialasi kapas

Menutup cawan petri kemudian disimpan ditempat gelap

Diamati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambambah


selama 10 hari

Memisahkan biji yang sudah berkecambah dan dilakukan


perhitungan

Hari pertama dihitung saat penanaman biji pada cawan petri

Hasil pengamatan berupa tabel presentase perkecambahan dan


indeks kecepatan perkecambahan

I. LANGKAH KERJA
1. Rendam biji bayam (Amaranthus sp.) selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam
dan tanpa direndam masing-masing 50 biji.
2. Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah
dialasi kertas saring/kertas tissue basah/kapas.
3. Tutup cawan petri kemudian simpan ditempat gelap dan amati setiap
hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 10 hari. Pisahkan biji
yang sudah dilakukan perhitungan.
4. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan
petri.
5. Buat tabel presentase perkecambahan dan indeks kecepatan
perkecambahan dari pengamatan.
6. Presentase perkecambahan = Jumlah biji yang berkecambah x 100%

Jumlah keseluruhan biji


Indeks kecepatan perkecambahan (IKP) = X1 + X2 + X3 + ... + Xn
1 2 3 4
Xn = banyaknya biji yang berkecambah pada hari ke n.

J. RANCANGAN TABEL PENGAMATAN

Tabel 1. 1 Jumlah biji yang berkecambah setiap perlakuan


Perenda- Hari ke- Total Perkec- IKP
man 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ambah-
an %
0 Jam 0 2 3 3 5 5 5 3 4 4 34 68 6,5
1 Jam 0 3 5 5 7 6 6 4 6 8 50 100 9,65
2 Jam 0 3 5 6 7 6 6 4 6 7 50 100 9,8
3 Jam 0 4 8 6 8 7 7 4 6 - 50 100 11,1
4 Jam 0 5 1 8 8 7 8 4 - - 50 100 12,2
0 4

Grafik 1.1 Hubungan pengaruh lama perendaman dengan presentase


perkecambahan %

100

80
Perkecambahan

60

40

20

0
0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam
Lama Perendaman

perkecambahan %
Grafik 1.2 Hubungan antara IKP dengan pengaruh lama perendaman

14
12
10
8
IKP

6
4
2
0
0 jam 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam
Lama Perendaman

K. RENCANA ANALISIS DATA

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat diketahui pengaruh antara


lama perendaman biji terhadap perkecambahan biji cabai. Perendaman 4 jam
pada hari pertama tidak mengalami perkecambahan, pada hari kedua
berkecambah 5 biji, pada hari ketiga berkecambah 10 biji, pada hari keempat
berkecambah 8 biji, pada hari kelima berkecambah 8 biji, pada hari keenam
berkecambah 7 biji, pada hari ketujuh berkecambah 8 biji, dan pada hari
kedelapan berkecambah 4 biji. Pada perendaman 3 jam pada hari pertama tidak
mengalami perkecambahan, pada hari kedua berkecambah 4 biji, pada hari
ketiga berkecambah 8 biji, pada hari keempat berkecambah 6 biji, pada hari
kelima berkecambah 8 biji, pada hari keenam berkecambah 7 biji, pada hari
ketujuh berkecambah 7 biji, pada hari kedelapan berkecambah 6 biji, dan pada
hari kesembilan berkecambah 4 biji. Pada perendaman 2 jam pada hari pertama
tidak berkecambah, pada hari kedua berkecambah 3 biji, pada hari ketiga
berkecambah 5 biji, pada hari keempat berkecambah 6 biji, pada hari kelima
berkecambah 7 biji, pada hari keenam berkecambah 6 biji, pada hari ketujuh
berkecambah 6 biji, pada hari kedelapan berkecambah 4 biji, pada hari
kesembilan berkecambah 6 biji, dan pada hari kesepuluh berkecambah 6 biji.
Pada perendaman 1 jam pada hari pertama tidak mengalami perkecambahan,
pada hari kedua berkecambah 3 biji, pada hari ketiga berkecambah 5 biji, pada
hari keempat berkecambah 5 biji, pada hari kelima berkecambah 7 biji, pada
hari keenam berkecambah 6 biji, pada hari ketujuh berkecambah 6 biji, pada
hari kedelapan berkecambah 4 biji, pada hari kesembilan berkecambah 6 biji,
dan pada hari kesepuluh berkecambah 8 biji. Pada perlakuan tanpa perendaman
pada hari pertama tidak mengalami perkecambahan, pada hari kedua
berkecambah 2 biji, pada hari ketiga berkecambah 3 biji, pada hari keempat
berkecambah 3 biji, pada hari kelima berkecambah 5 biji, pada hari keenam
berkecambah 5 biji, pada hari ketujuh berkecambah 5 biji, pada hari kedelapan
berkecambah 3 biji, pada hari kesembilan berkecambah 4 biji, dan pada hari
kesepuluh berkecambah 4 biji. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan
besar persentase perkecambahan dan Indeks Kecepatan Perkecambahan biji
cabai.

Grafik 1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara lama waktu


perendaman terhadap persentase perkecambahan biji bayam (Amaranthus sp.).
Pada lama waktu perendaman 4 jam persentase perkecambahan sebesar 100%,
pada lama perendaman 3 jam persentase perkecambahan sebesar 100%, pada
perendaman 2 jam persentase perkecambahan sebesar 100%, pada perendaman
1 jam persentase perkecambahan sebesar 100% dan tanpa perendaman
persentase perkecambahan sebesar 68%.

Grafik 2 menunjukkan adanya pengaruh lama waktu perendaman


terhadap Indeks Kecepatan Perkecambahan (IKP) biji cabai. Pada perendaman
4 jam IKP sebesar 12,24; pada perendaman 3 jam IKP sebesar 11,1; pada
perendaman 2 jam IKP sebesar 9,8; pada perendaman 1 jam IKP sebesar 9,65;
dan pada tanpa perendaman IKP sebesar 6,5.

L. HASIL ANALISIS DATA

Teori menunjukkan bahwa lama waktu perendaman akan mempercepat


proses perkecambahan. Semakin lama perendaman biji dengan air saat imbibisi,
maka sel akan semakin memiliki pertumbuhan yang optimal (Najibah, 2013).
Penelitian lain menyatakan bahwa semakin lama waktu perendaman biji, maka
semakin tinggi kecepatan berkecambahnya (Ai dkk, 2010).

Berdasarkan hasil praktikum, persentase perkecambahan tertinggi


terdapat pada biji dengan perendaman 4 jam yaitu sebesar 100% dengan IKP
sebesar 12,24. Sedangkan persentase perkecambahan paling rendah terdapat
pada biji tanpa perendaman sebesar 6,8% dengan IKP 6,5. Menurut teori, yang
memiliki persentase perkecambahan dan IKP tertinggi adalah pada biji dengan
perendaman 4 jam. Karena pada perendaman 4 jam air yang masuk saat imbibisi
akan semakin besar dan perkecambahan akan semakin optimal sehingga
terdapat kesesuaian antara teori dan hasil praktikum ini.

Hal seperti diatas dimungkinkan karena adanya beberapa faktor yang


mempengaruhi perkecambahan masing-masing biji sesuai teori yang telah
dipaparkan. Faktor tersebut dapat berupa faktor dalam dan faktor luar biji.
Perkecambahan biji sendiri dipengaruhi oleh faktor dalam antara lain: tingkat
kemasakan, ukuran dan bobot biji, umur biji, dan zat pengatur tumbuh pada biji
atau faktor fisiologis dalam biji. Serta dapat pula dipengaruhi oleh faktor luar
antara lain: media semai, ketersediaan air, intensitas cahaya (Utami & Ninik,
2008).

Faktor dalam atau fisiologis biji yang berupa tingkat kemasakan biji,
ukuran dan bobot biji, umur biji dan zat pengatur tubuh pada biji mempengaruhi
proses metabolisme yang dialami biji pada saat perkecambahan. Semakin
masak, semakin besar ukuran, dan semakin berat bobot biji maka proses
perkecambahan akan semakin optimal karena biji dengan karakteristik seperti
diatas akan memiliki kualitas yang baik, sedangkan semakin tinggi zat pengatur
pertumbuhan yang dimiliki biji maka metabolisme yang terjadi dalam biji akan
semakin optimal.

Sedangkan faktor luar biji yang berupa ketersediaan air, media semai,
dan intensitas cahaya. Ketersediaan atau pasokan air sangat dibutuhkan untuk
merangsang proses perkecambahan untuk proses imbibisi, semakin optimal
pasokan air yang didapatkan biji, maka perkecambahan akan semakin optimal.
Media semai dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh biji maka proses
perkecambahan akan terdukung dan berlangsung optimal. Sedangkan intensitas
cahaya yang tinggi akan menghambat pertumbuhan dan perkecambahan biji.

M. KESIMPULAN

Terdapat pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap


perkecambahan biji bayam (Amaranthus sp.). Perkecambahan biji tercepat
terdapat pada biji yang direndam selama 4 jam.

N. DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song dkk. 2010. Evaluasi indikator cekaman kekeringan pada fase
perkrcambahan padi (Oryza sativa). Jurnal Biologi Vol. XIV No. 1

Ai, Nio Song dkk. 2010. Peranan air dalam perkecambahan biji. Jurnal
Ilmiah Sains Vol. 10 No. 2

Hartawan, dkk. 2010. Respons Pertumbuhan dan Kualitas Benih Kedelai


pada Berbagai Fase Tumbuh Terhadap Fotoperiodisitas. Jambi:
Universitas Batanghari. Diakses tanggal 29 Oktober 2018.

Hartini, Sri. 2006. Tumbuhan Paku di Cagar Alam Sago Malintang,


Sumatera Barat dan Aklimatisasinya di Kebun Raya Bogor. Jurnal
Biodiversitas Vol. 7 No. 3

Najibah, Marisatun. 2013. Efek Medan Listrik Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). Jember: Universitas
Jember. diakses tanggal 29 Oktober 2018.

Purnomo,Djoko & Syukur Makmur Sitompul. 2006. Irradiasi pada Sistem


Agroforestri Berbasis Jati dan Pinus serta Pengaruhnya terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Jurnal Biodiversitas Vol. 7 No. 3

Puspitanngtyas,Dwi Murti, dkk. 2006. Studi Fertilitas Anggrek


Paraphalaenopsis serpentilingua (J.J.Sm.) A.D.Hawkes. Jurnal
Biodiversitas Vol. 7 No. 3

Utami,Ning Wikan & Ninik Setyowati. 2008. Pengaruh Tingkat Ketuaan


Buah, Perlakuan Perendaman dengan Air dan Larutan GA3 terhadap
Perkecambahan Brucea javanica (L.) Merr. Jurnal Biodiversitas Vol. 9
No. 1
LAMPIRAN
Perhitungan :
% Perkecambahan = ∈ biji yang berkecambah x 100%
∈ seluruh biji
0 jam = 34 x 100% = 68%
50
1 jam = 50 x 100% = 100%
50
2 jam = 50 x 100% = 100%
50
3 jam = 50 x 100% = 100%
50
4 jam = 50 x 100% = 100%
50

IKP = X1 + X2 + X3 + ...
1 2 3
0 jam = 0 + 2 + 3 + 3 + 5 + 5 + 5 + 3 + 4 + 4 = 6,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 jam = 0 + 3 + 5 + 5 + 7 + 6 + 6 + 4 + 6 + 8 = 9,65
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 jam = 0 + 3 + 5 + 6 + 7 + 6 + 6 + 4 + 6 + 7 = 9,8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 jam = 0 + 4 + 8 + 6 + 8 + 7 + 7 + 4 + 6 + 0 = 11,1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 jam = 0 + 5 + 10 + 8 + 8 + 7 + 8 + 4 + 0 + 0 = 12,24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar Keterangan
Perendaman 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam,
dan tanpa perendaman

Perkecambahan pada hari pertama


pada perendaman 4 jam, 3 jam, 2 jam,
1 jam, dan tanpa perendaman
Perkecambahan pada hari kesepuluh
pada perendaman 0 jam atau tanpa
perendaman

Anda mungkin juga menyukai