Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN TOMAT (Solanum

lycopersicum)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMULIAAN BA-3103

Oleh :
Alfi Syahrul Miftahul Huda | 11420020
Asisten :
Dziki Ibrahim | 11419049

PROGRAM STUDI REKAYASA PERTANIAN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keragaman genetik merupakan potensi awal di dalam perbaikan sifat. Salah satu
upaya untuk memperluas keragaman genetik adalah melalui persilangan buatan antara tetua
yang terpilih untuk menghasilkan individu baru yang memiliki karakter hasil rekombinasi
bahan genetik kedua tetuanya (Limbongan, 2019). Tujuan persilangan buatan adalah
menggabungkan karakter baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetik,
memanfaatkan vigor hibrida dan menguji potensi tetua. Hibridisasi berperan penting dalam
pemuliaan tanaman dengan menambah keragaman genetik melalui proses pengkombinasiaan
genetik dari tetua yang berbeda fenotipnya (Widyasmara, et al., 2018).
Hibridisasi dapat dibagi berdasarkan pengelompokan tanaman. Hibdridisasi
intravarietas adalah persilangan antara tanaman yang varietasnya sama. Hibridisasi
intervarietas dilakukan antara tanaman dengan varietas berbeda dari spesies yang sama.
Kedua hibridisasi ini mudah dilakukan karena kedua tetua mempunyai genom yang sama dan
tidak memiliki banyak hambatan. Hibridisasi interspesifik dilakukan antara tanaman dari dua
spesies yang berbeda dengan genus yang sama disilangkan. Hibridisasi intergenetik
dilakukan antar tanaman dari genus yang berbeda. Keberhasilan kedua hibridisasi ini
tergantung pada dekat tidaknya spesies yan disilangkan (Syukur, et al., 2012).
Pada praktikum modul ini, akan dilakukan penyilangan buatan antara dua varietas
tanaman yang berbeda yaitu varietas mawar dan intan. Tomat varietas mawar merupakan
jenis tomat belimbing kualitas unggul produksi Bintang Asia. Tomat jenis ini cocok
dibudidayakan di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Tergolong tanaman tomat
yang tahan terhadap serangan penyakit layu bakteri (Ghufron, et al., 2017). Kekurangan
tomat varietas mawar adalah rasanya sedikit asam dan bentuknya yang keriting (Fuadi,
2018). Tomat varietas intan merupakan jenis tomat apel, cocok untuk dataran rendah maupun
dataran tinggi, serta tahan terhadap penyakit layu bakteri (Pseudomonas solancearum).
Tomat intan memiliki kelemahan yaitu peka terhadap penyakit busuk (Tim Penulis PS.
2009). Diharapkan dengan adanya praktikum persilangan buatan antara kedua varietas tomat
tersebut dapat diperoleh tanaman tomat baru dengan kualitas unggul.

1.2 Tujuan
1. Menentukan tetua untuk persilangan dan mengidentifikasi bagian bunga.
2. Menentukan bunga yang dijadikan tetua betina dan tetua jantan.
3. Menentukan teknik emakulasi dan isolasi.
4. Menentukan penyerbukan buatan dengan memindahkan tepung sari ke atas
kepala putik

1.3 Waktu dan Lokasi Percobaan


Percobaan ini dilakukan pada Jumat, 23 September 2022 pukul 08.00 – 11.00 WIB
di Labtek 1A dan Screenhouse kampus ITB Jatinangor.
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Baki perkecambahan Benang
Gunting Benih tomat varietas mawar dan intan
Headband magnifier Karton
Kuas Kertas buram
Pinset Label
Sekop kecil Polibag ukuran 60 x 40 cm3

2.2. Cara Kerja


2.2.1 Penyemaian
Benih tomat
→ Digunakan media tanam berupa tanah yang dicampur dengan kompos
→ Dimasukkan media tanam ke baki pengecambah hingga 3⁄4 tinggi baki
→ Disiram media tanam hingga lembap
→ Ditanam sebanyak 15 benih dengan jarak teratur dan tidak dibenamkan
→ Ditutup benih dengan lapisan tipis media tanam
→ Diletakkan baki perkecambahan di tempat teduh dan dipelihara hingga tumbuh
menjadi tanaman muda
Hasil penyemaian benih tomat

2.2.2. Pemeliharaan dan Penanaman


Tanaman tomat muda
→ Ditanam tanaman muda tomat pada polibag (media tanam tanah:kompos, 1:1)
dan disiram dengan teratur kurang lebih 2 hari sekali
Tanaman tomat berumur 1 bulan
2.2.3. Persilangan
Tanaman tomat berumur 1 bulan
→ Diidentifikasi bunga tanaman sesuai dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Bunga tomat acuan


(Sumber: Modul II Praktikum Teknik Pemuliaan, 2022)
Keterangan:
A, B, C : terlalu tua untuk tetua betina; sesuai untuk tetua jantan
D, E : sesuai untuk tetua betina
F, G : terlalu muda untuk tetua betina
→ Ditentukan waktu penyerbukan
→ Dilakukan emaskulasi atau pembuangan alat kelamin jantan pada bunga dari tetua
betina
→ Diisolasi untuk melindungi bunga yang telah diemaskulasi dari penyerbukan alami
→ Dikumpulkan dan disimpan serbuk sari dari bunga tetua jantan yang telah mekar
→ Dilakukan polinasi dengan cara polen dipindahkan dari bunga tetua jantan ke atas
putik dari bunga tetua betina
→ Ditutupi bunga dari tetua betina yang telah diserbuki secara buatan dengan
menggunakan kerodong kertas
→ Diberi label dengan digantungkan pada tangkai bunga tetua betina yang telah
dipolinasi
Benih tomat hasil persilangan
BAB III
HASIL DAN PENGAMATAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Dokumentasi persilangan buatan tanaman tomat varietas Mawar dan Intan
Dokumentasi Keterangan
Dipilih bunga tetua jantan dari varietas
Intan pada persilangan buatan

Gambar 2. Bunga tetua jantan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Dipilih bunga tetua betina dari varietas
Intan pada persilangan buatan

Gambar 3. Bunga tetua jantan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Hasil persilangan buatan berhasil varietas
Mawar x Intan 5 hari setelah persilangan

Gambar 4. Hasil persilangan buatan setelah


hari ke-5 (berhasil)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Hasil persilangan buatan berhasil varietas
Mawar x Intan 7 hari setelah persilangan

Gambar 5. Hasil persilangan buatan setelah


hari ke-7 (berhasil)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Hasil persilangan buatan gagal varietas Mawar
x Intan 5 hari setelah persilangan

Gambar 6. Hasil persilangan buatan setelah


hari ke-5 (gagal)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

3.2 Pembahasan

Gambar 7. Tomat varietas intan


(Sumber: Humas Balitsa, 2018)
Pada praktikum ini, dilakuakan persilangan buatan antara dua tanaman tomat dengan
varietas yang berbeda, yaitu tomat varietas intan sebagai tetua jantan dan tomat varietas
mawar sebagai tetua. Tomat varietas intan merupakan tomat yang bersal dari persilangan
antara Nagcarlan/Anahu (introduksi dari AVRDC Taiwan) dengan nomor asal AVRDC L 33
(VC 8-1-2-1). Umur mulai berbunga 55 - 60 hari setelah semai, mulai berbuah 70 -80 hari
setelah semai, panen seluruhnya 130 - 140 hari setelah semai, tinggi tanaman 46 - 70 cm, tipe
tanaman determinate sampai semi determinate, bentuk percabangan vertical, bentuk
penampang bulat, bentuk daun lebar dengan ujung runcing, buah berbentuk apel, warna
batang hijau muda, warna daun hijau terang, permukaan bawah daun berbulu, warna urat
utama daun hijau, warna helai bunga kuning, warna benang sari putih, warna putik putih,
jumlah tandan bunga 14 - 20 buah, jumlah bunga per tandan 4 - 5 buah, permukaan buah licin
mengkilat dan sedikit bergelombang, warna buah muda hijau muda, warna buah tua jingga
sampai merah, jumlah rongga buah 2 - 5 buah, jumlah buah per pohon 30 - 45 buah, bobot
per buah : 35 – 50 gram, potensi hasil 5-24 ton per hektar buah segar, kualitas bua cukup
baik, ketahaan terhadap penyakit tahan terhadap layu bakteri (Pseudomonas solancearum),
kepekaan terhadap penyakit peka terhadap busuk daun (Phytoptora infestans), seuai untuk
daerah rendah maupun daerah tinggi (Humas Balitsa, 2018).

Gambar 8. Tomat varietas mawar

Tomat Mawar merupakan jenis tomat belimbing kualitas unggul dan cocok
dibudidayakan di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Termasuk tanaman berumur
pendek (genjah), tipe pertumbuhan determinate, memiliki bentuk buah menarik,
menghasilkan bobot buah mencapai 40-50 g/buah, dan umur panen mulai 60 HST, potensi
hasil lebih dari 2,6 kg/tanaman, permukaan buah halus dan bergelombang seperti labu, warna
buah yaitu merah. Tergolong tanaman tomat yang tahan terhadap serangan penyakit layu
bakteri (R. Solanacearum) tahan virus gemini dan memiliki tingkat adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan luas (Pinayungan, et al., 2021).

Gambar 9. Struktur bunga tomat


(Sumber: Heuvilink, 2018)
Tanaman tomat termasuk tanaman hermaprodit yaitu individu yang memiliki 2
alat/organ kelamin yaitu jantan dan betina yang berfungsi penuh. Organ reproduksi jantan
berupa benang sari dan betina berupa putik. Bunga tomat (Lycopersicum esculentum)
merupakan bunga lengkap dan sempurna mempunyai ukuran kecil berwarna kuning dan
tersusun dompolan sebanyak 5-10 bunga per dompolan. Struktur bunganya terdiri dari
stamen, anther, petal, sepal, ovarium, dan ovule. Terdiri dari 5 helai kelopak dan 5 helai
mahkota. Tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur 18-25 hari setelah tanam
(Indraswari, et al., 2016). Secara umum, tanaman tomat dapat melakukan penyerbukan
sendiri karena termasuk tanaman dengan tipe bunga berumah satu. Mekanisme yang terjadi
adalah penyerbukan diawali dengan tabung kelopak bunga yang akan memanjang, kemudian
benang sari akan jatuh ke kepala putik dan terjadi pembuahan untuk menghasilkan embrio
dan endosperma yang berkembang menjadi biji (Mugiyanto & Nugroho, 2000).
Pada pengamatan ini diamati beberapa karakter pada tanaman tomat varietas Intan
dan varietas Mawar yang meliputi rata-rata panjang, rata-rata rentang antar daun, bentuk
buah, dan jumlah buah pertandan, serta sifatnya terhadap hama dan penyakit. Tanaman tomat
varietas mawar memiliki karakteristik rata-rata panjang daun 6,3 cm, rata-rata rentang antar
daun 13 cm, bentuk buah bergaris seperti bunga mawar, dan jumlah buah pertandan secara
sebanyak 4. Tanaman tomat varietas Intan memiliki karakteristik rata-rata panjang daun 6,3
cm, rata-rata rentang antar daun 13,7 cm, terdapat bentuk buah licin mengkilap dan ada buah
yang berbentuk seperti labu, serta jumlah buah pertandan secara sebanyak 11 yang terdiri
dari 2 buah asli varietas Intan dan sisanya adalah hasil penyerbukan silang dari varietas lain
yang tidak terkendali. Sifat yang diharapkan dari persilangan buatan antara kedua varietas
tersbut adalah memiliki buah berbentuk mawar yang unik dan menarik, memiliki
produktivitas yang tinggi dan umur panen cepat. Selain itu, sifat lain yang diharapkan adalah
memiliki ketahanan terhadapa penyakit layu bakteri dan busuk daun. Seperti yang
diungkapkan Humas Balitsa (2018) tomat varetas Intan memiliki ketahaan terhadap penyakit
tahan terhadap layu bakteri (Pseudomonas solancearum), kepekaan terhadap penyakit peka
terhadap busuk daun (Phytoptora infestans), seuai untuk daerah rendah maupun daerah
tinggi. Sedangkan menurut Pinayungan et al (2012) tanaman tomat varietas Intan yang tahan
terhadap serangan penyakit layu bakteri (R. Solanacearum) tahan virus gemini dan memiliki
tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan luas.
Menurut Syukur et al (2012) secara garis besar persilangan buatan terdiri atas sebagai
berikut
1. Persiapan
Sebagai persiapan melakukan kastrasi dan penyerbukanbuatan perlu disediakan alat
alat meliputi pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset dengan ujung yang tajam, jarum
yang panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk rnensterilkan
alat-alat tersebut, galas atau cangkir untuk tempat benang sari, sisir untuk mengeluarkan
polen dari benang sari, bulu ayam atau kuas untuk meletakkan polen di atas kepala putik,
serta lensa (loupe) untuk rnemeriksa kebersihan kepala putik. Untuk membungkus bunga
sebelum dan sesudah dilakukan penyerbukan; dapat dipakai kantong dari kain, kelambu,
kantong plastik yang telah diberi lubang kecil-kecil untuk pernapasan (peredaran udara) atau
isolatif, sesuai dengan ukuran bunga.Selain itu, perlu disediakan label dari kertas yang tebal
atau plastik.
2. Kastrasi
Kastrasi adalah membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan
diemaskulasi dari kotoran, serangga, dan kuncup-kunup bunga yang tidak dipakai. Pada
tomat kastrasi dilakukan dengan membuang mahkota dan kelopak bunga.
3. Emakulasi
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama
dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Pada tomat emaskulasi
dilakukan dengan cara metode kliping atau pinset. Umumnya, kuncup dibuka dengan pinset
atau dipotong dengan gunting, kemudian antera atau stamen dibuang dengan pinset. Cara
emaskulasi ini praktis, murah, dan mudah dilakukan. Hanya kemungkinan rusaknya putik
dan pecahnya antera sangat besar sehingga terjadinya persarian sendiri sangat besar. Adapun
cara melakukan emaskulasi menggunakan metode ini adalah bagian ujung dari kuncup bunga
dipotong dengan pisau silet atau gunting sehingga kepala putiknya kelihatan jelas dari atas.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai putiknya turut terpotong atau
rusak.
4. Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh polen
asing. Bunga jantan dan bunga betina akan ditutup menggunakan kantong.
5. Pengumpulan polen
Pengumpulan polen dari tetua jantan dapat dimulai beberapa jam sebelum kuncup-
kuncup bunga mekar. Pengumpulan serbuk sari dilakukan untuk memudahkan pekerjaan
hibridisasi.
6. Polenisasi (penyerbukan)
Penyerbukan adalah peletakkan polen ke kepala putik. Teknik penyerbukan biasanya
dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) menggunakan kuas, pinset, atau tusuk gigi yang steril.
Alat tersebut dicelupkan ke polen kemudian dioleskan ke stigma;(2) mengguncangkan bunga
jantan diatas bunga betina, sehingga polen jantan jatuh ke stigma dari bunga tetua betina yang
telaj diemaskulasi.
7. Labelisasi
Pada dasarnya, label terbuat dari kertas keras tahan air atau plastik. Pada label tertulis
informasi nama tetua jantan dan betina, waktu persilangan, serta kode pemulia/ penyilang.
Berdasarkan hasil persilangan buatan yang telah dilakukan dan tertera pada tabel 1
diperoleh hasil persilangan buatan antara tomat varietas Mawar (betina) dan varietas Intan
(jantan) mengalami keberhasilan seperti yang tertera pada Gambar 4. Hasil persilangan
buatan setelah hari ke-5 (berhasil) & Gambar 5. Hasil persilangan buatan setelah hari ke-7
(berhasil) terlihat bakal buah tomat berukuran kecil yang memiliki karakteristik berbentuk
labu bergelombang seperti tetua betina (mawar). Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh
Syukur, et al. (2012) yang menyatakan bahwa jika calon buah mulai membesar dan tidak
rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Selain itu, terdapat juga hasil
persilangan buatan yang mengalami kegagalan seperti yang tertera pada Gambar 6. Hasil
persilangan buatan setelah hari ke-5 (gagal). Terlihat dari mahkota bunga yang ditempelkan
pada putik layu dan bakal buah tidak mengalami pembesaran. Menurut Syukur, et al. (2012)
jika calon buah tidak mengalami pembesaran atau rontok maka kemungkinan telah terjadi
kegagalan pembuahan. Faktor utama yang menyebabkan kegagalan adalah prosedur
penyerbukan yang kurang baik dan kurang steril serta pemilihan tetua yang telah melewati
masa penyerbukan. Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh
pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kompatibilitas tetua, tepat waktu
representatif betina dan antesis jantan, kesuburan tanaman, serta faktor lingkungan.
Kompatibilitas tetua terkait dengan gen gen yang terkandung pada tetua hantan dan betina.
Waktu reseptif betina dan jantan dapat dilihat ciri morfologi bunga bunga yang terbaik adalah
bunga yang akan mekar pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang
berpengaruh pada keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya matahari, serta
kelembaban dan suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya
keberhasilan persilangan buatan (Syukur, et al., 2012).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1. Karakteristik varietas tetua tanaman tomat Intan adalah rata-rata panjang daun 6,3
cm, rata-rata rentang antar daun 13,7 cm, terdapat bentuk buah licin mengkilap dan
ada buah yang berbentuk seperti labu, serta jumlah buah pertandan secara sebanyak
11 yang terdiri dari 2 buah asli varietas Intan dan sisanya adalah hasil penyerbukan
silang dari varietas lain yang tidak terkendali. Umur mulai berbunga 55 - 60 hari
setelah semai, mulai berbuah 70 -80 hari setelah semai, panen seluruhnya 130 - 140
hari setelah semai, tinggi tanaman 46 - 70 cm, tipe tanaman determinate sampai semi
determinate, bentuk percabangan vertical, bentuk penampang bulat, bentuk daun
lebar dengan ujung runcing, buah berbentuk apel, warna batang hijau muda, warna
daun hijau terang, permukaan bawah daun berbulu, warna urat utama daun hijau,
warna helai bunga kuning, warna benang sari putih, warna putik putih, jumlah tandan
bunga 14 - 20 buah, jumlah bunga per tandan 4 - 5 buah, permukaan buah licin
mengkilat dan sedikit bergelombang, warna buah muda hijau muda, warna buah tua
jingga sampai merah, jumlah rongga buah 2 - 5 buah, jumlah buah per pohon 30 - 45
buah, bobot per buah : 35 – 50 gram, potensi hasil 5-24 ton per hektar buah segar,
kualitas bua cukup baik, ketahaan terhadap penyakit tahan terhadap layu bakteri
(Pseudomonas solancearum), kepekaan terhadap penyakit peka terhadap busuk daun
(Phytoptora infestans), seuai untuk daerah rendah maupun daerah tinggi.
Karakteristik varietas tetua tanaman tomat Mawar adalah rata-rata panjang daun 6,3
cm, rata-rata rentang antar daun 13 cm, bentuk buah bergaris seperti bunga mawar,
dan jumlah buah pertandan secara sebanyak 4. Cocok dibudidayakan di daerah
dataran rendah hingga dataran tinggi. Termasuk tanaman berumur pendek (genjah),
tipe pertumbuhan determinate, memiliki bentuk buah menarik, menghasilkan bobot
buah mencapai 40-50 g/buah, dan umur panen mulai 60 HST, potensi hasil lebih dari
2,6 kg/tanaman, permukaan buah halus dan bergelombang seperti labu, warna buah
yaitu merah. Tergolong tanaman tomat yang tahan terhadap serangan penyakit layu
bakteri (R. Solanacearum) tahan virus gemini dan memiliki tingkat adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan luas
2. Bunga tetua jantan berasal dari tanaman tomat (Solanum lycopersicum) varietas Intan
dan tetua betina dari varietas Mawar
3. Teknik emaskulasi pada tanaman tomat dilakukan dengan metode kliping atau pinset.
Umumnya, kuncup dibuka dengan pinset atau dipotong dengan gunting, kemudian
antera atau stamen dibuang dengan pinset. Teknik Isolasi dilakukan agar bunga yang
telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh polen asing. Bunga jantan dan bunga betina
akan ditutup menggunakan kantong.
4. Teknik penyerbukan buatan pada praktikum ini dilakukan dengan memindahkan
serbuk sari ke atas kepala putik secara langsung baik dengan menempelkan bunga
jantan yang telah diisolasi ke bunga betina yang sudah diemaskulasi ataupun dengan
menggesekan serbuk sari ke kepala putik.

4.2 Saran
Pada saat proses pemuliaan tanaman harus dilakukan sesuai prosedur seperti
mengikuti cara kerja yang sesuai, menggunakan alat alat yang steril, dan menggunakan alat
bantu yang dapat mempermudah proses penyerbukan agar hasil persilangan lebih optimal.
Faktor lain seperti suhu, kelembaban, pemberian air harus selalu diperhatikan agar tidak
menjadi variabel pengganggu. Pemulia juga harus mengetahui karakteristik serta morfologi
bunga yang akan dilakukan penyilangan. Selain itu, dalam pemilihan tetua pastikan bunga
yang dipilih merupakan bunga yang terbaik sesuai dengan kebutuhan agar kegagalan dalam
proses penyerbukan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi, F, I. (2018). Perbedaan respon varietas tomat pada pemberian pupuk kalium. [Skripsi,
UniversitasBrawijaya].
Ghufron, M., Nurcahyanti, S. D., & Wahyuni, W. S. (2017). Pengendalian Penyakit Layu
Fusarium dengan Trichoderma sp. pada Dua Varietas Tomat. Jurnal Agroteknologi
Tropika, 6(1), 29-34.
Heuvelink, E. (Ed.). (2018). Tomatoes (Vol. 27). CABI.
Humas Balitsa. (2018). Tomat varietas intan. Balitsa Litbang Pertanian
Indraswari, A. G. M., Atmowidi, T., & Kahono, S. (2016). Keanekaragaman, aktivitas
kunjungan, dan keefektifan lebah penyerbuk pada tanaman tomat (Solanum
lycopersicum L: Solanaceae). Jurnal Entomologi Indonesia, 13(1), 21-29.
Limbonga, Y. (2019). Teknik persilangan buatan. UKI Toraja Press
Pinayungan, R., Hayati, M., & Syafruddin, S. (2021). Pengaruh Dosis Pupuk Hayati
Mikoriza terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Beberapa Varietas Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 6(4), 77-83.
Syukur, M., Sujiprihati, S., Yunianti, R. (2012). Teknik pemuliaan tanaman. Penerbit
Swadaya.
Widyasmara, N. I., Kusmiyati, F., & Karno, K. (2018). Efek xenia dan metaxenia pada
persilangan tomat ranti dan tomat cherry. Journal of Agro Complex, 2(2), 128-136.
Tim Penulis PS. (2009). Budi daya tomat secara komersial. Penebar Swadaya.
LAMPIRAN

Tabel 2. Dokumentasi selama proses hibridisasi


Dokumentasi

Gambar 10. Tomat varietas Intan sebagai tetua jantan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Gambar 10. Tomat varietas Mawar sebagai tetua betina


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Gambar 10. Karakteristik buah tanaman tomat varietas Intan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Gambar 10. Proses persilangan buatan tetua jantan tomat varietas Intan terhadap tetua betina
tomat varietas Mawar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Gambar 11. Proses isolasi dan pelabelan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Anda mungkin juga menyukai