Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Elemen Volume 3 Nomor 1, Desember 2016 ISSN : 2442-4471

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI KELELAHAN PADA PENGEMUDI


MOBIL BERBASIS SINYAL ELECTROMYOGRAPHY (EMG)

Sukma Firdaus, Marlia Adriana

Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut


email: sukma@politala.ac.id

ABSTRAK
Peningkatan alat trasportasi khususnya kendaraan roda empat (mobil) mengakibatkan peningkatan
volume kendaraan di jalan. Hal ini berdampak pada meningkatnya kemacetan. Selain kemacetan,
peningkatan volume kendaraan berdampak juga pada peningkatan kecelakan lalu lintas. Salah satu
penyebab kecelakan lalu lintas adalah faktor pengendaranya, yaitu kelelahan. Penelitian ini, merancang
sistem pendeteksi kelelahan pengemudi, berdasarkan sinyal biologis pengemudi yaitu sinyal biologis
kondisi otot lengan. Sinyal tersebut direkam dengan menggunakan metode surface EMG. Elektroda yang
ditempelkan disebelah kanan lengan dihubungkan dengan penguat instrumentasi dan digitalisasi melalui
unit pemproses sinyal untuk dapat disimpan kedalam komputer. Kegiatan pengambilan data dilakukan
sebanyak 8 kali dengan jarak tempuh pengemudi sebesar 80 km dari Kota Banjarmasin menuju Kota
Pelaihari. Akuisisi data menggunakan frekuensi sampling sebesar 4 KHz dan diproses secara filter analog
untuk High Pass Filter sebesar 2 KHz dan Low Pass Filter sebesar 500 Hz. Setelah data direkam, sinyal
dilakukan proses downsampling menjadi 1 KHz. Pada proess digital, dilakukan lagi proses pemfilteran
secara Low Pass Filter sebesar 500 Hz. Proses digital selanjutnya adalah melakukan analisis pada domain
frekuensi menggunakan transformasi fourier dengan memakai algoritma fast fourier transform (fft). Hasil
dari transformasi fourier diidentifikasi berdasarkan nilai Mean Power Frequency (MPF). Berdasarkan
hasil perhitungan MPF yang telah dilakukan, diperoleh saat awal berkendara nilai rata-rata MPF nya
adalah sebesar 25,2 Hz sedangkan pada akhir berkendara bernilai sebesar 33,3 Hz. Dengan hasil ini dapat
tergambarkan kondisi pengemudi pada awal mengemudi dan tidak terjadi kelelahan maka nilai frekuensi
yang dominan cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan setelah berkendara atau saat kelelahan.

Kata Kunci: Kelelahan, Sinyal Electromyography (EMG), Ekstraksi Sinyal

berada pada kondisi kelelahan tetapi masih tetap saja


PENDAHULUAN mengendarai kendaraannya atau akibat terlalu lama
mengemudi akibat kemacetan ataupun akibat terlalu
Berkembangnya alat transportasi menurut jauh dalam mengemudikan kendaraanya. Hal ini
jumlahnya memberikan dampak yang sangat signifikan, tentunya harus diantisipasi lebih awal, akan tetapi
baik sektor ekonomi ataupun peningkatan status sosial permasalah yang sering muncul bagi si pengemudi
seseorang. Tentunya semua orang saat ini memiliki adalah tidak mengetahui dengan sebenar-benarnya
keinginan untuk memiliki kendaraan pribadi, khususnya kalau kondisi tubuhnya sudah mengalami kelelahan.
mobil. Sehingga memberikan dampak adanya Kelelahan sebenarnya merupakan suatu
peningkatan jumlah mobil, dan semakin nyata terlihat mekanisme perlindungan dari tubuh agar tubuh
ketika para produsen mobil berlomba-lomba membuat terhindar dari kerusakan lebih lanjut. Maka, jika
mobil dengan harga jual yang lebih murah dibandingkan mengalami kelelahan saat mengemudi seharusnya hal
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tentunya membuat yang harus dilakukan adalah beristirahat. Kondisi
kondisi jalan raya menjadi lebih padat, karena volume kelelahan setiap orang biasanya berbeda-beda, tetapi
jalan menjadi bertambah. Dengan bertambahnya semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan
volume jalan, mengakibatkan berbagai masalah, penurunan ketahanan tubuh serta penurunan
diantaranya kemacetan. kemampuan dalam berkonsentrasi. Konsep kelelahan
Kondisi jalan yang macet memiliki pengaruh dibagi menjadi subyektif, obyektif dan fisiologi.
yang sistemik bagi pengguna jalan, diantaranya yang Kelelahan subyektif adalah dibedakan dengan suatu
paling memprihatinkan adalah membuat meningkatnya penurunan kesiagaan, konsentrasi mental, dan motivasi
angka kecelakaan lalu lintas. Walau sebenarnya, dan kelelahan obyektif adalah dicirikan dengan
kecelakaan mempunyai banyak faktor sebagai penurunan input kerja, sedangkan kelelahan fisiologi
pennyebab terjadinya, tetapi faktor tertinggi sebenarnya adalah dihubungkan dengan perwujudan eksternal
disumbang oleh kesalahan si pengemudi itu sendiri. seperti ketidakmampuan mempertahankan suatu gaya
Kesalahan yang sering muncul adalah, pengemudi input yang diberikan, gemetar pada otot, dan kesakitan

Pengembangan Sistem Deteksi Kelelahan Pada Pengemudi Mobil Berbasis Sinyal EMG | 18
Jurnal Elemen Volume 3 Nomor 1, Desember 2016 ISSN : 2442-4471

pada sekelompok otot tertentu yang melaksanakan dahulu harus ditransformasi menggunakan Fourier.
kontraksi. Hal ini tentuya akan berakibat sangat fatal Transformasi Fourier (TF) direpresentasikan kedalam
jika pada saat kondisi lelah tetap dipertahankan untuk persamaan matematis seperti pada persamaan 1. TF
mengendarai kendaraan, karena dapat membahayakan berjalan sesuai dengan translasi suatu fungsi dalam
dirinya sendiri dan juga pengguna jalan lainnya [1]. domain waktu kedalam fungsi dari domain frekeunsi.
Untuk dapat mengetahui lebih awal kondisi Hasil perhitungan dari transformasi fourier dapat
pengemudi atas kelelahannya, maka diperlukan sistem dijadikan bahan dalam menganalisa sinyal EMG, karena
yang dapat memberitahukan kepada pengemudi terkait nilai-nilai dari koefisien fourier merupakan hasil dari
kondisinya. Sistem tersebut harus melibatkan frekuensi-frekuensi sinus dan cosinus yang digunakan
pengukuran secara fisiologi tubuh untuk dapat dalam TF [4].
memberikan keputuan yang akurat terhadap pengemudi.
Kondisi kelelahan dapat diketahui melalui kondisi Untuk data diskrit, TF disebut sebagai Discrite
kelelahan otot salah satunya pada kondisi otot lengan, Fourier Transform (DFT). DFT direpresentasikan
dimana otot lengan secara langsung berhubungan kedalam matematis, seperti pada persamaan 2. Pada
dengan tangan yang memegang kemudi secara terus proses perhitungan menggunakan DFT akan memakan
menerus. Otot jika terus menerus bekerja dan dengan proses komputasi yang sangat banyak dan
posisi yang tidak bergerak-gerak tanpa berkontraksi dan menghabiskan waktu yang panjang jika jumlah datanya
berelaksasi maka akan mengalami kondisi kelelahan besar. Sehingga untuk membantu proses perhitungan,
(fatique), sehingga penilaian terhadap fisiologis otot digunakan algoritma cepat dalam menghitung TF, yaitu
dapat berpeluang dalam menilai kondisi kelelahan dengan algoritma Fast Fourier Transform (FFT).
pengemudi. Aktifitas otot, baik itu berkontraksi maupun Parameter yang dapat dibentuk pada domain frekuensi
berelaksasi dapat dievaluasi dan direkam melalui sinyal salah satunya adalah Mean Power Frekuensi (MPF).
electromygram (EMG). Sinyal EMG memiliki MPF merupakan hasil dari penjumlahan bobot
informasi terkait kondisi aktifitas otot, sehingga magnitudo disetiap frekuensi yang dibagi dengan
perekaman sinyal EMG dapat menjadi sebuah tools jumlah magnitudo. MPF dirumuskan seperti pada
yang bisa diamati untuk mengevaluasi kelelahan persamaan 3. Untuk membuat pola MPF sinyal EMG
pengemudi. dapat di klasifikasikan dengan jelas, maka tahap
pengolahan selanjutnya adalah proses windowing.
TINJAUAN PUSTAKA Dengan tujuan untuk mengurangi efek diskotinuitas
sinyal. Dalam proses windowing sinyal EMG digunakan
Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh windowing hamming. Proses windowing merupakan
yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot hasil perkalian input sinyal EMG dengan fungsi window
berfungsi untuk memindahkan / menggerakkan bagian - hamming yang ditunjukkan dengan fungsi windowing,
bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Ada tiga [5].
macam sel otot alam tubuh manusia (jantung, lurik dan
polos) namun yang berperan dalam pergerakan
kerangka tubuh manusia adalah otot lurik (otot rangka). F x  t   X     x t  e
 jt
dt 1
Otot rangka adalah jaringan peka rangsang yang diatur 
oleh saraf motorik somatic dalam kesatuan yang disebut N 1 2
DFT x  n   X  k   x  n  e
j kn
syaraf motorik unit (smu). Seperti halnya syaraf – syaraf
N 2
n 0
yang lain, smu juga memiliki ambang rangsang tertentu.
N
Jika rangsang yang diberikan melewati ambangnya,
maka pada syaraf tersebut akan muncul potensial aksi MPF 
 2 f  i   mag  i 
i 1
3
N
dan dihantarkan sebagai impuls [2].
 2
i 1
mag  i 
Karakteristik sinyal EMG mempunyai amplitudo
relatif kecil, yaitu berkisar 10mV dengan frekuensi 20 -
500 Hz, sehingga diperlukan rangkaian penguat, dan METODOLOGI
filter band pass dengan low pass filter 500 Hz dan high
pass filter 20 Hz. Rangkaian penguat bisa berupa Penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan-
differential amplifier berfungsi untuk menangkap sinyal tahapan penting yang dikerjakan dengan berorientasikan
mioelektrik dari otot untuk kemudian dikuatkan. kepada indikator keberhasilan dalam merekam sinyal
Rangkaian ini mempunyai impedansi input yang sangat EMG dan mampu untuk menghasilkan parameter-
rendah sehingga dapat disiasati dengan menggunakan parameter penting dari sinyal EMG tersebut yang dapat
rangkaian instrumentation amplifier [3]. diidentifikasi berdasarkan tiap waktu dari otot lengan
yang memegang kemudi. Untuk mencapai indikator
Untuk dapat menganalisa tingkat kelelahan dari tersebut, maka tahapan-tahapan dalam penelitian ini
otot lengan, maka sinyal EMG perlu untuk dianalisa tergambar pada Gambar 1.
berdasarkan parameter frekuensinya. Sinyal terlebih

Pengembangan Sistem Deteksi Kelelahan Pada Pengemudi Mobil Berbasis Sinyal EMG | 19
Jurnal Elemen Volume 3 Nomor 1, Desember 2016 ISSN : 2442-4471

Pada proess digital, dilakukan proses filter Low Pass


Mulai
Filter sebesar 500 Hz. Proses digital selanjutnya adalah
dengan melakukan analisis pada domain frekuensi.
Untuk melakukannya, diperlukan transformasi fourier
Desain dan dengan menggunakan algoritma fast fourier transform
Konfigurasi (fft). Hasil dari transformasi fourier diidentifikasi
Elektroda berdasarkan nilai Mean Power Frequency (MPF).
Penelitian ini menggunakan subjek normal laki-laki usia
29 Tahun. Kegiatan pengambilan data dilakukan
sebanyak 8 kali.
Pengembangan Pengembangan
Sistem Akuisisi Software Rekaman
Data Data Digital HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengambilan data ditunjukkan seperti pada


gambar 2. Pada gambar 2 tersebut, pengemudi
melakukan perjalanan dari titik 0 km di Kota
Mendesain Percobaan Banjarmasin, dan dilakukan hingga menempuh jarak
Kelelahan akibat memegang sejauh 80 km, yakni tepatnya berada di Kota Pelaihari.
kemudi dan melakukan Kegiatan dilakukan selama 8 kali perjalanan.
perekaman sinyal EMG Perekaman sinyal biologis otot dilakukan ketika baru
melakukan perjalanan, yakni di sebelum menempuh
jarak 2 km, sinyal yang terekam tersebut digunakan
Melakukan sebagai sinyal saat tidak terjadi kelelahan. Perekaman
Preprocessing dan dilakukan lagi saat mendekati di km 80, yakni pada
Analisis Domain
posisi km 78 sebagai data kelelahan. Adapun contoh
Frekuensi
sinyal yang berhasil direkam ditunjukkan pada gambar
3 untuk sinyal pengemudi diawal mengemudi dan pada
gambar 4 untuk sinyal kelelahan setelah mengemudi
Uji Statistik dan sejauh 80 km.
Penyimpulan hasil Sinyal biologis otot yang diperoleh, baik itu sebelum
pengolahan data berkendara maupun setelah berkendara dilakukan peng-
ekstraksian ciri berdasarkan domain frekuensi. Hal ini
dilakukan guna memperoleh dan mendapatkan ciri dari
dua kondisi tersebut. Untuk dapat melakukannya,
Selesai digunakan transformasi fourier untuk mengkonversi
kedalam domain frekuensi. Pengkonversian
menggunakan algoritma fast fourier transform (FFT).
Gambar 1 Tahapan Penelitian
Selanjutnya setelah dikonversi kedalam domain
frekuensi, maka dilakukan perhitungan terhadap Mean
Penelitian memiliki tujuan akhir dan jangka Power Frekuensi (MPF). MPF merupakan hasil dari
panjang untuk dapat menghasilkan dan menjadi sistem penjumlahan bobot magnitudo disetiap frekuensi yang
deteksi kelelahan pengemudi berdasarkan informasi dibagi dengan jumlah magnitudo. MPF dapat
kondisi fisiologis pengemudi. Sehingga untuk dapat mencerminkan difrekuensi mana sinyal tersebut
mewujudkan hal tersebut, maka pada penelitian awal dominan. Adapun hasil dari perhitungan MPF
ini, parameter yang menjadi fondasi penting dalam ditunjukkan pada Tabel 1. Sedangkan spektrum
mendukung tujuan tersebut adalah mampu mendapatkan frekuensi dari kedua sinyal biologis otot tersebut,
ekstraksi sinyal berdasarkan domain frekuensi. ditunjukkan pada Gambar 5 dan Gambar 6.
Parameter frekuensi merupakan parameter pengamatan
yang dilakukan pada penelitian ini. Hal ini diperoleh
berdasarkan studi pendahuluan yang menyatakan bahwa
berdasarkan waktu pola sinya EMG berbeda-beda.
Untuk dapat menjadikan sesuatu hal yang dapat terukur
dengan empiris, maka sinyal EMG tersebut dapat
diamati berdasarkan warna dari frekuensinya.
Akuisisi data dilakukan dengan menggunakan
frekuensi sampling sebesar 4 KHz. Dengan proses filter
analog untuk High Pass Filter sebesar 2 KHz dan Low
Pass Filter sebesar 500 Hz. Setelah data direkam, pada
sinyal dilakukan proses downsampling menjadi 1 KHz.

Pengembangan Sistem Deteksi Kelelahan Pada Pengemudi Mobil Berbasis Sinyal EMG | 20
Jurnal Elemen Volume 3 Nomor 1, Desember 2016 ISSN : 2442-4471

Gambar 2 Aktifitas Pengambilan Data Sinyal Gambar 5 Spektrum Frekuensi Sinyal Biologis Otot
Biologis Otot Pengemudi Kondisi Awal Berkendara

1.2

0.8
Amplitudo

0.4

0.0

-0.4

0 2 4 6 8 10 12

Detik
Gambar 6 Spektrum Frekuensi Sinyal Biologis Otot
Gambar 3 Sinyal Biologis Otot Pengemudi Pada Kondisi Setelah Berkendara
Awal Berkendara

1.2 Tabel 1 Perbandingan nilai MPF saat awal berkendara


dengan setelah berkendara.
0.8
Percobaan Mean Power Frekuensi (Hz)
Ke- Awal Akhir
1 25,6 33,5
Amplitudo

0.4 2 26,5 33,3


3 23,3 32,3
0.0 4 27,4 32,8
5 24,4 33,2
6 24,0 33,7
-0.4
7 24,6 34,0
8 26,4 33,9
0 2 4 6 8 10 12 Rata-rata 25,2 33,3
detik Standar
1,42 0,57
Deviasi
Gambar 4 Sinyal Biologis Otot Pengemudi Setelah
Berkendara Sinyal biologis otot yang direkam merupakan hasil
dari representasi aktifitas elektris yang terjadi saat
konstraksi otot. Sinyal tersebut direkam dengan
menggunakan surface EMG di bagian lengan sebelah
kanan. Elektroda yang menempel sebelah kanan

Pengembangan Sistem Deteksi Kelelahan Pada Pengemudi Mobil Berbasis Sinyal EMG | 21
Jurnal Elemen Volume 3 Nomor 1, Desember 2016 ISSN : 2442-4471

dihubungkan dengan penguat instrumentasi dan adanya perbedaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa
digitalisasi melalui unit pemproses sinyal untuk dapat pengemudi yang kelelahan memiliki nilai MPF yang
disimpan kedalam komputer. Akuisisi data dilakukan cenderung lebih tinggi daripada sebelum berkendara
dengan menggunakan frekuensi sampling sebesar 4 atau tidak terjadi kelelahan.
KHz. Dengan proses filter analog untuk High Pass Filter
sebesar 2 KHz dan Low Pass Filter sebesar 500 Hz.
Setelah data direkam, pada sinyal dilakukan proses UCAPAN TERIMA KASIH
downsampling menjadi 1 KHz. Pada proess digital,
dilakukan proses filter Low Pass Filter sebesar 500 Hz. Penelitian ini dibiaya oleh dana riset dari Kementrian
Proses digital selanjutnya adalah dengan melakukan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Negara
analisis pada domain frekuensi. Untuk melakukannya, Republik Indonesia pada tahun 2016
diperlukan transformasi fourier dengan menggunakan
algoritma fast fourier transform (fft). Hasil dari
transformasi fourier diidentifikasi berdasarkan nilai
Mean Power Frequency (MPF). Penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
menggunakan subjek normal laki-laki usia 29 Tahun.
[1] Enoka. Roger M, Duchateau. jacques, 2008, "Muscle
Kegiatan pengambilan data dilakukan sebanyak 8 kali.
fatigue: what, why and how it influences muscle
Berdasarkan hasil perhitungan MPF diperoleh nilai
function", The Journal of Physiology, vol 586, no.
untuk saat awal berkendara nilai rata-rata MPF nya
01, pp. 11-23.
adalah sebesar 25,2 Hz sedangkan pada akhir
berkendara bernilai sebesar 33,3 Hz. Nilai MPF [2] Martini. Frederic H, Nath. Judi L, Bartholomew.
merupakan refresentasi dari nilai frekuensi mana yang Edwin F, 2014, "Fundamentals of Anatomy &
lebih dominan pada spektrum frekuensi sinyal, tentu hal Physiology 10th", Pearson.
ini mengindikasikan nilai frekuensi untuk setiap kondisi
pengemudi, yakni saat awal berkendara nilai frekuensi [3] Webster. John G, 2010, "Medical Instrumentation
yang lebih dominan adalah 25,2 Hz atau lebih rendah application and design fourth edition", Wiley.
dari setelah berkendara. Dengan hasil ini dapat [4] Zawawi. T.N.S.T, Abdullah. A.R, Shair. E.F, Halim.
tergambarkan kondisi pengemudi yakni pada saat awal I, Rawaida.O, 2013,"Electromyography Signal
mengemudi dan tidak terjadi kelelahan maka nilai Analysis Using Spectrogram", IEEE Student
frekuensi yang diminan cenderung lebih kecil jika Conference on Research and Development
dibandingkan dengan setelah berkendara atau saat (SCOReD) 16-17 Desember 2013 Putrajaya
kelelahan. Malaysia. pp. 319 - 324.
Dengan adanya perbedaan yang jelas, maka proses
penetuan kelelahan dapat ditentukan berdasarkan sinyal [5] Dantas. Jose L, Camata. Thiago V, Brunetto. Maria
biologis otot berdasarkan parameter frekuensi A.O.C, Moraes. Antonio C, Abrao. Taufik, Altimari.
sinyalnya. Untuk upaya dalam melakukan pendalaman Leandro R, 2010, "Fourier and Wavelet Spectral
analisis terhadap kelelahan dan untuk dapat menetuan Analysis of EMG signals in Isometric and Dynamic
tingakatan kelelahan maka penelitian ini dapat Maximal Effort Exercise", 32nd Annual
dilanjutkan dengan melakukan penambahan input International Conference of the IEEE EMBS,
parameter sinyal biologis lainnya seperti detak jantung pp.5979-5982.
dan pola pernapasan pengemudi.

KESIMPULAN

Penelitian ini telah diselesaikan dari tahapan


perancangan sisi hardware dan software serta pada sisi
analisis. Pada sisi hardware telah dirancang alat
perekam sinyal biologis EMG yang diletakkan pada
bagian lengan pengemudi. Sedangkan pada sisi software
telah dikembangkan program antar muka yang akan
merekem sinyal biologis EMG mejadi data digital, dan
sinyal telah dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis
domain frekuensi hingga menghitung nilai MPF nya.
Hasil yang diperoleh yaitu pada awal berkendara atau
saat belum terjadi kelelahan otot nilai MPF yang
diperoleh dengan rata-rata sebesar 25,2 Hz sedangkan
untuk setelah berkendara atau saat terjadi kelelahan nilai
rata-rata MPF nya adalah sebesar 33,3 Hz. Dengan

Pengembangan Sistem Deteksi Kelelahan Pada Pengemudi Mobil Berbasis Sinyal EMG | 22

Anda mungkin juga menyukai