Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS BESAR MEKANIKA TANAH DAN BATUAN

ANALISIS KEMIRINGAN LERENG

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

Bahrul Choiri Hakim 101218125


Abi Rafi A. 101219052
Muhammad Zain Raihan 101219095
Adhen Salahudin Al Ayubi P 101220002
Echwanul Pebriyan 101220028
Guruh Wicaksono 101220046
Andi Muhammad 101220112
Gabriel Jeluston 1012200122
Hanna Aurellia Q 101220128
Revanda Putra K 101220132

TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2022
BAB I

Analisis Kondisi Geologi dari Lokasi Proyek

Kondisi Geologi

Lokasi Proyek Pengambilan borehole di lokasi perbukitan yang memiliki kemiringan dimana
lokasi ini berada di sebelah barat daya dari puncak perbukitan. Dari sebelah tenggara
perbukitan ada spillway dan adanya aliran sungai yang terlihat.Satuan Geologi

Berdasarkan data core yang di dapat litologi atau satuan yang terdapat pada lokasi ini adalah
satuan Andesite, batulempung, dan batupasir satuan ini yang terlihat dari lokasi ini.

Struktur Geologi

Struktur dilokasi ini yang terlihat dan diperkiraan adalah sesar yang memiliki orientasi
NW-SE, terlihat juga ada sungai di sebelah barat dan kontur yang rapat.

Pengaruh Kondisi Geologi Terhadap Properti Batuan Berdasarkan analisis yang kita buat dari
satuan dan struktur geologi yang berada di lokasi ini sangat mempengaruhi property property
dari batuan batuang yang ada pada lokasi ini seperti densitas, porositas dan permeabilitas.
Dan struktur struktur di lokasi ini dapat memunculkan fracture yang ada seperti sesar. Selain
dari pada struktur yang ada pelapukan pelapukan dari batuan tersebut yang membuat kondisi
dari batuan berubah dan dapat membuat lereng tidak stabil dan dapat menimbulkan longsor.
BAB II

Penampang A-A’

Gambar 2.1 Penampang A-A’

Penjelasan Litologi

Pembangunan yang dilakukan pada bendungan X dilakukan pada suatu lereng


lembah. Untuk mengetahui litologi dari lereng lembah tersebut dilakukan pemboran pada 4
titik sepanjang penampang A-A’ dengan elevasi yang berbeda. Metode pemboran yang
dilakukan menggunakan metode NMLC dengan diamond core 52mm. berdasarkan Pemboran
yang dilakukan pada 4 lokasi tersebut diketahui litologi sebagai berikut :

A. Sandstone

Lapisan Sandstone memiliki warna abu-abu telah sangat lapuk, lembab, dan tidak kompak,
serta ditemukan sisipan serpih berwarna abu-abu gelap dengan ketebalan hingga 20mm, rata
rata ketebalan sandstone yang teramati dari setiap lubang bor adalah 2,5 meter hingga 4
meter. Tingkat kelapukan Extremely weathering – Distinctly weathering. Tingkat kekuatan
Very Low -Medium. Selain itu terdapat pula joint berbentuk slickenside dan undulating yang
telah sangat lapuk. Joints ini memiliki lebar sekitar 3-5mm dan telah terisi oleh lempung.
Gambar 2.2 Borehole 1

B. Mudstone

Lapisan sandstone memiliki warna gelap dengan masif mudstone, tingkat kelapukan Slightly
weathering – fresh. Dengan tingkat kekuatan Medium-High. Ketebalan rata-rata mudstone
pada setiap lubang bor adalah 5,5 meter-8 meter. Selain itu teramati adanya permukaan joint
yang sedikit kasar dan sedikit lapuk. Tidak teramati adanya lempung diatas permukaan joint.
Bukaan joint kurang dari 1mm.
Gambar 2.3 Borehole 2

C. Andesite

Memiliki kekerasan yang sangat keras dan memiliki ketebalan yang paling tebal. Ketebalan
rata-rata dari litologi ini adalah 8-12 meter. Tingkat kelapukan Slightly weathering-fresh
dengan tingkat kekerasan sangat keras. Terdapat joint yang cukup kasar.
Gambar 2.4 Borehole 3

Identifikasi permasalahan

Permasalahan Teknik yang kemungkinan besar akan terjadi adalah longsor pada
lapisan sandstone. Hal tersebut bisa terjadi karena lapisan sandstone merupakan lapisan
paling atas dari lapisan lereng serta memiliki tingkat pelapukan yang tinggi serta kekuatan
yang sangat lemah ditambah dengan kehadiran joint. Berdasarkan data tersebut diketahui
lapisan batu pasir tidak kompak, sehingga kemungkinan runtuh sangat besar mengingat
kemiringan lereng yang cukup besar menambah kemungkinan longsor terjadi. Longsor bisa
terjadi ketika curah hujan yang tinggi sehingga air yang meresap kedalam lapisan batu pasir
akan membuat lapisan tersebut semakin tidak kompak dan membuatnya runtuh.
BAB III
ANALISIS DATA LABORATORIUM

Batuan yang didapatkan dari hasil pengeboran kemudian diuji di laboratorium


untuk mendapatkan nilai properti keteknikan. Hasil data laboratorium yang
didapatkan pada masing-masing batuan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data pengujian tiga jenis batuan

Tabel 3.2 Hasil uji triaksial dari batupasir

Tabel 3.3 Hasil uji kuat geser dari batulempung

Tabel 3.4 Properti keteknikan andesit


Hasil uji laboratorium ini kemudian diolah untuk didapatkan nilai berat isi, kohesi,
dan sudut geser dalam. Nilai dari berat isi didapatkan dari hasil densitas yang kemudian
dikalikan dengan percepatan gravitasi dan nilai densitas didapatkan dari perbandingan massa
dengan volume batuan. Perhitungan berat isi dan densitas dapat dirumuskan sebagai berikut:
= Berat isi
= densitas
= percepatan gravitasi
= massa batuan
= volume batuan
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai densitas dan berat isi sebagai
berikut:

Tabel 3.5 Hasil pengolahan data pengujian batuan

Untuk mendapatkan nilai kohesi dan besar sudut dalam, hasil uji laboratorium
diolah terlebih dahulu menjadi grafik untuk mendapatkan nilai regresinya sebelum
nilai kohesi dan nilai besar sudut geser didapatkan. Data uji batupasir diolah dalam
grafik Mohr-Coulomb dan didapatkan hasil berikut:
Gambar 3.1 Grafik Mohr-Coulomb batupasir
Nilai kohesi dan sudut geser dalam didapatkan melalui persamaan berikut:
Tan2 (45o + φ/2)

σ1 = 2C tan (45o + φ/2) + σ3 tan2 (45o + φ/2)

φ = Besar sudut geser dalam

σ1 = Principle stress 1

σ3 = Principle stress 3

C = Kohesi

Data yang didapatkan diolah dan didapatkan hasil sebagai berikut

Sudut Geser Dalam

Tan2 (45o + φ/2) = 37.273

φ = 39o

Kohesi

σ1 = 2C tan (45o + φ/2) + σ3 tan2 (45o + φ/2)

2.4 = 2C tan (45o + 39/2) + σ3 tan2 (45o + 39/2)

C = 0.57 Mpa

Hasil uji laboratorium dari batulempung diolah dalam bentuk grafik dan
didapatkan hasil berikut:
Gambar 3.2 Grafik Mohr-Coulomb batulempung

Nilai dari kohesi dan sudut geser dalam didapatkan melalui persamaan berikut:

Tan2 (45o + φ/2)

Tn = C + σn tan φ

Melalui rumus tersebut didapatkan nilai besar sudut dalam dan kohesi sebagai
berikut:

Sudut Geser Dalam

Tan2 (45o + φ/2) = 0.4

φ = 21o

Kohesi

T1 = C + σ1 tan φ

350 = C + 550 tan 21o

C1 = 138.87

T2 = C + σ2 tan φ

550 = C + 1050 tan 21o

C2 = 146.94

T3 = C + σ3 tan φ
950 = C + 2050 tan 21o

C3 = 163.07

Kohesi Rata Rata =

= 149.62
BAB IV

“ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA LOKASI PROYEK”

Gambar 4.1 Kemiringan Lereng pada lokasi proyek menggunakan aplikasi Geostudio

Setelah dilakukan analisis kestabilan lereng menggunakan aplikasi Geostudio, didapatkan 3


lapisan di dalam nya yaitu terdapat Sandstone, Mudstone, dan Andesite. Pada hasil
interpretasi ini, didapatkan nilai FS atau Factor of Safety sebesar 1.505 sehingga menandakan
bahwa lereng tersebut aman dan relatif stabil sehingga kemungkinan longsor jarang terjadi.
Jika didapatkan nilai FS kurang dari 1, didapatkan bahwa kondisi lereng tersebut buruk dan
tidak aman sehingga dapat kemungkinan terjadi longsor yang biasa terjadi. Faktor- faktor
yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Lereng yaitu meliputi faktor internal (dari tubuh lereng
sendiri) maupun faktor eksternal (dari luar lereng), antara lain:
a) Cuaca / Iklim
b) Ketidakseimbangan Beban di Puncak dan di Kaki Lereng
c) Vegetasi / Tumbuh-tumbuhan
d) Naiknya Muka Air tanah
e) Pengelolaan Lingkungan

Gambar 4.2 Hubungan faktor keamanan lereng dan intensitas longsor (Bowles,1989)
BAB V

Isu dan masalah geologi teknik

Masalah teknik yang timbul yaitu, kemungkinan terjadi masalah pada lereng yang
berlitologi sandstone, berdasarkan nilai RMR termasuk dalam tipe batuan poor rock, masalah
yang mungkin terjadi yaitu terjadi banyak discontinuity dengan persistence of bedding planes
and schistosity, tingginya slickensided, highly weathered (terjadi di permukaan). Masalah
keteknikan yang dapat muncul berupa runtuhan atau longsoran dari rekahan yang cukup
intens akibat perubahan cuaca yang ekstrim, khususnya pada musim hujan yang akan
memperbesar rekahan. Kemungkinan terjadinya masalah pada lereng dengan litologi
mudstone lebih kecil daripada litologi sandstone. Litologi andesite dengan masalah yang
mungkin terjadi dengan adanya struktur blocky, dengan kondisi permukaan yang kasar dan
slightly weathered. Masalah yang perlu di tangani adalah permukaan dam yang berlitologi
sandstone terlebih dahulu.

Solusi permasalahan geologi teknik

Masalah yang berpotensi timbul pada tunnel (terowongan) yaitu, terowongan berada
dalam zona patahan yang dapat berbahaya bila terowongan di bangun pada area sekitar
bendungan. Oleh karena itu sarah dari sesar terhadap terowongan harus di pertimbangkan.
Selain itu, Efek dari joint spacing pada terowongan, jika bidang dari permukaan joint lebar
dan sejajar pada terowongan dapat menimbulkan masalah dikemudian hari. Dan aliran air
yang masuk ke terowongan harus diamati karena dapat mengakibatkan masalah serius. Hal
ini bisa dicegah dengan pembuatan sistem ventilasi .
LAMPIRAN

Link Raw Processing


https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1PO6jsHr8OluPY7SJT-FNPpVHhM-gtOCf
TABEL KONTRIBUSI

NIM NAMA KONTRIBUSI PEKERJAAN

101220002 Adhen salahudin Pengerjaan penampang, litologi, dan kemungkinan resiko

101220122 Gabriel J Situmorang Mengerjakan Bab 1

101218125 Bahrul Choiri H Solusi permasalahan

101219052 Abi Rafi A Isu dan masalah geologi teknik

101220128 Hanna Aurellia Qotrunnada Membuat dan menganalisis kondisi kestabilan lereng

101220028 Echwanul Pebriyan Menghitung nilai kohesi dan sudut geser dalam

101220046 Guruh Wicaksono Menghitung nilai berat isi

101219095 Muhammad Zain Raihan Analisis isu dan

101220112 Andi Muhammad Analisa Litologi dan Permasalahan yang mungkin muncul
Ismunandar
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E. 1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai