Anda di halaman 1dari 8

Mata Pelatihan : PRAKTIK PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/BARANG MILIK DAERAH

Tugas I : Pengertian dan Ruang Lingkup Pengelolaan BMN/BMD

Pelatih : Femmy E.O. Montang, SE. Ak., MAcc

1. Lengkapi Tabel berikut ini:

NO URAIAN BARANG MILIK BARANG MILIK DAERAH


NEGARA
1 Definisi/Pengertian Semua barang yang dibeli Semua barang yang dibeli atau
atau diperoleh atas beban diperoleh atas beban Anggaran
Anggaran Pendapatan dan Pendapatan dan Belanja
Belanja Negara atau berasal Daerah atau berasal dari
dari perolehan lainnya yang perolehan lainnya yang sah.
sah.

2 3 Contoh Jenis Barang yang Barang milik Negara ini BMD yang berupa aset
berbeda dan lokasi/posisi meliputi: (a) Persediaan; (b) lancar adalah Persediaan.
Barang tersebut Tanah; (c) Gedung dan Sedangkan BMD yang
Bangunan; Jalan, Irigasi dan berupa aset tetapmeliputi
Jaringan; (d) Aset Tetap tanah; Peralatan dan Mesin;
lainnya; (e) Konstruksi dalam Gedung dan Bangunan;
Pengerjaan (f) Aset Tak Jalan, Irigasi, dan
Jaringan;Aset Tetap
berwujud, Aset Kemitraaan
Lainnya; serta Konstruksi
dengan fihak ketiga serta aset
Dalam Pengerjaan.
lain-lain. Persediaan
merupakan aset yang
berupa : (1). Barang atau
perlengkapan (supplies) yang
digunakan dalam rangka
kegiatan operasional
pemerintah; (2) Bahan atau
perlengkapan (supplies) yang
akan digunakan dalam proses
produksi; (3) Barang dalam
proses produksi yang
dimaksudkan untuk dijual
atau diserahkan kepada
masyarakat;(4)Barang yang
disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
3 Pejabat Pengelola dan Menteri Keuangan selaku Gubernur/Bupati/Walikota
tanggung jawab masing- bendahara umum negara adalah pemegang kekuasaan
masing adalah Pengelola Barang pengelolaan Barang Milik
Milik Negara. Pengelola Daerah. Pemegang kekuasaan
Barang Milik Negara pengelolaan Barang Milik
berwenang dan Daerah berwenang dan
bertanggung jawab: bertanggung jawab:
a. merumuskan kebijakan, a. menetapkan kebijakan
mengatur, dan menetapkan pengelolaan Barang Milik
pedoman pengelolaan Barang Daerah;
Milik Negara; b. menetapkan Penggunaan,
b. meneliti dan menyetujui Pemanfaatan, atau
rencana kebutuhan Barang Pemindahtanganan Barang
Milik Negara; Milik Daerah berupa
c. menetapkan status tanah dan/atau bangunan;
penguasaan dan Penggunaan c. menetapkan kebijakan
Barang Milik Negara; pengamanan dan
d. mengajukan usul pemeliharaan Barang Milik
Pemindahtanganan Barang Daerah;
Milik d. menetapkan pejabat yang
Negara berupa tanah mengurus dan menyimpan
dan/atau bangunan yang Barang Milik Daerah;
memerlukan persetujuan e. mengajukan usul
Dewan Perwakilan Rakyat; Pemindahtanganan Barang
e. memberikan keputusan Milik
atas usul Pemindahtanganan Daerah yang memerlukan
Barang Milik Negara yang persetujuan Dewan
berada pada Pengelola Perwakilan Rakyat Daerah;
Barang yang tidak f. menyetujui usul
memerlukan persetujuan Pemindahtanganan,
Dewan Pemusnahan,
Perwakilan Rakyat sepanjang dan Penghapusan Barang Milik
dalam batas Daerah sesuai batas
kewenangan Menteri kewenangannya;
Keuangan; g. menyetujui usul
f. memberikan pertimbangan Pemanfaatan Barang Milik
dan meneruskan usul Daerah berupa sebagian tanah
Pemindahtanganan Barang dan/atau bangunan dan selain
Milik Negara yang tidak tanah dan/atau bangunan; dan
memerlukan persetujuan h. menyetujui usul
Dewan Perwakilan Rakyat Pemanfaatan Barang Milik
kepada Presiden; Daerah dalam bentuk Kerja
g. memberikan persetujuan Sama Penyediaan Infrastruktur.
atas usul
Pemindahtanganan Barang Sekretaris Daerah adalah
Milik Negara yang berada Pengelola Barang Milik Daerah.
pada Pengguna Barang yang Pengelola Barang Milik Daerah
tidak memerlukan berwenang dan
persetujuan Dewan bertanggung jawab:
Perwakilan Rakyat sepanjang a. meneliti dan menyetujui
dalam batas kewenangan rencana kebutuhan Barang
Menteri Keuangan; Milik Daerah;
h. menetapkan Penggunaan, b. meneliti dan menyetujui
Pemanfaatan, atau rencana kebutuhan
Pemindahtanganan Barang pemeliharaan/perawatan
Milik Negara yang berada Barang Milik Daerah;
pada Pengelola Barang; c. mengajukan usul
i. memberikan persetujuan Pemanfaatan dan
atas usul Pemanfaatan Pemindahtanganan Barang
Barang Milik Negara yang Milik Daerah yang
berada pada Pengguna memerlukan persetujuan
Barang; Gubernur/Bupati/Walikota;
j. memberikan persetujuan d. mengatur pelaksanaan
atas usul Pemusnahan dan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan Barang Milik Pemusnahan, dan
Negara; Penghapusan Barang Milik
k. melakukan koordinasi Daerah;
dalam pelaksanaan e. mengatur pelaksanaan
Inventarisasi Barang Milik Pemindahtanganan Barang
Negara dan menghimpun Milik Daerah yang telah
hasil Inventarisasi; disetujui oleh Gubernur/
l. menyusun laporan Barang Bupati/Walikota atau Dewan
Milik Negara; Perwakilan Rakyat
m. melakukan pembinaan, Daerah;
pengawasan dan f. melakukan koordinasi dalam
pengendalian atas pelaksanaan
pengelolaan Barang Milik Inventarisasi Barang Milik
Negara; Daerah; dan
dan g. melakukan pengawasan dan
n. menyusun dan pengendalian atas
mempersiapkan laporan pengelolaan Barang Milik
rekapitulasi Daerah.
Barang Milik Negara/Daerah
kepada Presiden, jika
diperlukan.
4 Dasar Hukum Dasar hukum Peraturan Dasar hukum Peraturan
Pemerintah Nomor 28 tahun Pemerintah Nomor 28 tahun
2020 tentang Perubahan Atas 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Pemerintah Nomor
27 tahun 2014 tentang 27 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah adalah: Negara/Daerah adalah:

Pasal 5 ayat (2) Undang- Pasal 5 ayat (2) Undang-


Undang Dasar Negara Undang Dasar Negara Republik
Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 1945;
1945;
Undang-Undang Nomor 1
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
5, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor
Negara Republik Indonesia 4355);
Nomor 4355);
Peraturan Pemerintah Nomor
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Republik Indonesia Nomor 5533);
5533);

2. Jelaskan :
a. Inventarisasi Aset : serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan
hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya, baik aset berwujud maupun aset tidak
berwujud pada suatu waktu tertentu
b. Revaluasi Aset : penilaian kembali atas aset tetap perusahaan sebagai akibat kenaikan nilai
aset dipasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan akibat
dievaluasi.

c. Klasifikasi Aset : Berdasarkan klasifikasinya, aset terbagi menjadi tiga jenis yang mana masing-
masing kelompok memiliki kategori lagi di dalamnya. Adapun klasifikasi aset sebagai berikut:

 Konversi

Klasifikasi pertama mengacu pada kemampuan aset untuk dikonversikan menjadi uang tunai.
Dalam poin ini Anda akan mengenal aset tetap dan aset lancar. Apa beda keduanya?

Aset lancar

Dilihat dari likuiditasnya, aset lancar tergolong memiliki likuiditas tinggi, sehingga pemiliknya
dapat dengan mudah menjual atau menukarnya demi menambah pundi-pundi rupiah. Contoh
dari aset lancar adalah:
 Deposito
 Tagihan piutang
 Surat berharga
 Saham
 Saldo bank

Aset tetap

Aset ditetap juga dikenal sebagai aset tidak lancar atau aset keras. Berbeda dengan poin
sebelumnya, aset tetap bersifat tidak likuid alias sulit ditukar menjadi uang. Kalaupun bisa,
prosesnya biasanya membutuhkan waktu lama. Contoh aktiva tetap yaitu:

 Merek dagang
 Tanah
 Bangunan
 Mesin

Eksistensi Fisik

Seperti penjelasan sebelumnya, fisik aktiva tidak selalu berupa barang, namun ada juga aktiva
yang tidak memiliki wujud. Dari sini kemudian aktiva dibedakan lagi menjadi aktiva berwujud
dan aktiva tidak berwujud. 

Aset berwujud

 Perlengkapan kantor

 Mesin

 Bangunan

 Tanah
 Uang tunai

Aset tidak berwujud

o Hak paten
o Merek dagang
o Hak sewa
o Franchise

Penggunaan
Klasifikasi aktiva berdasarkan penggunaan memudahkan pebisnis untuk menentukan aset-aset
mana saja yang digunakan selama kegiatan operasional sehari-hari dan mana yang tidak.
Adapun contoh dari aset operasional dan non-operasional adalah sebagai berikut:

Aset operasional

 Mesin
 Uang tunai
 Paten
 Hak cipta

Aset non-operasional

 Surat berharga
 Hasil dari investasi 

d. Kartu Inventaris Barang : kartu untuk mencatat barang-barang secara tersendiri.


e. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran Aset : merupakan kegiatan atau tindakan untuk
merumuskan penentuan kebutuhan Barang Daerah dengan memperhatikan alokasi anggaran
ataupun pagu masing-masing SKPD sesuai dengan RKPD.
f. Pengadaan Aset : rangkaian kegiatan untuk memperoleh aset/barang dan jasa yang
dilaksanakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal sebagai pemasok aset yang
bersangkutan
g. Penggunaan Aset : Manajemen harus memeriksa secara terperinci nilai aset ketika membaca
neraca karena ini adalah dasar untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Metrik
keuangan ini nantinya akan menjadi dasar bagi keputusan manajemen untuk memelihara atau
menambah aset, diantaranya ialah.
1. Optimalisasi Keuntungan
Pengembalian investasi atau pengembalian investasi dapat menjadi tolok ukur untuk menilai
laba atau profitabilitas. Angka ini dihasilkan dari rasio angka yang menang (dari akun untung
dan rugi) dan total aset / total aset, di mana nilainya sesuai terhadap total investasi. Dengan
asumsi bahwa manajemen yang dapat bertanggung jawab atas adanya sebuah penggunaan
dan pemeliharaan semua aset yang digunakan oleh perusahaan, manajemen bertanggung
jawab untuk meningkatkan laba pada total neraca.
2. Efisiensi Pemakaian Aset
Rasio penjualan terhadap total aset adalah ukuran penilaian aset. Diyakini bahwa penggunaan
aset dianggap efisien jika perusahaan dapat menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.
h. Pemanfaatan Aset : pendayagunaan aset negara yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasi BMN dengan tidak mengubah
status kepemilikan.
i. Pengamanan dan Pemeliharaan Aset : pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan,
pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan Barang
Milik Negara/Daerah yang di bawah penguasaannya.
j. Penilaian Aset : proses menentukan pasar wajar atau nilai sekarang aset, menggunakan nilai
buku, model penilaian absolut seperti analisis arus kas yang didiskontokan, model penetapan
harga opsi atau yang dapat dibandingkan
k. Penghapusan Aset : salah satu proses atau kegiatan yang mempunyai tujuan untuk
mengeluarkan atau memusnahan aset serta barang milik daerah atau BMD dari list inventaris
karena barang atau aset tersebut sudah tidak mempunyai kegunaan atau sudah tidak dapat
berfungsi untuk kepentingan dinas.
l. Pemindahtanganan Aset : merupakan proses pengalihan kepemilikan BMN kepada pihak lain.
Pemindahtanganan bisa dilakukan dengan 4 cara yaitu melalui penjualan, tukar-menukar,hibah
dan penyertaan modal Pemerintah Pusat. Melalui penjualan artinya proses pengalihan
kepemilikan BMN kepada pihak lain dengan menerima dan penggantian dalam bentuk uang.
Melalui tukar-menukar artinya pengalihan kepemilikan BMN yang dilakukan Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat dengan pihak lain dengan menerima
penggantian utama dalam bentuk barang paling sedikit dengan nilai seimbang. 
m. Penatausahaan Aset :  kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
n. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Aset : Pembinaan merupakan usaha terkait
pengelolaan BMD melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi.
Pembinaan dilakukan dalam upaya menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan BMD
secara berdayaguna dan berhasilguna. Pengertian dan ruang lingkup kegiatan pengawasan dan
pengendalian BMD sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan BMD adalah:
a. Pengawasan
Usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai
pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan. Lingkup pengawasan BMD menekankan pada prinsip kesesuaian dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
b. Pengendalian
Usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan
berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian BMD diperlukan untuk
memastikan bahwa pengadaan dan penggunaan BMD berjalan sesuai dengan perencanaan
kebutuhannya.

3. Buat ringkasan kuliah umum Menteri Keuangan tentang Manajemen Barang Milik Daerah kepada
mahasiswa UGM pada tanggal 25 September 2018.

Selasa (25/9), telah dilaksanakan kuliah umum bertemakan "Strategi Optimalisasi Manajemen
Barang Milik Negara (BMN) Dalam Pengelolaan Kebijakan Fiskal" dalam rangka Dies Natalis Ke-63
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Ibu Sri Mulyani Indrawati, S.E.,
M.S., Ph.D., Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang menjadi narasumber pada kuliah umum
kali ini menyampaikan pentingnya manajemen BMN bagi negara Indonesia.
Pada kuliah umum yang diadakan di Auditorium Pusat Pembelajaran Lantai 8 FEB UGM ini beliau
menyampaikan bahwa BMN sering kali dianggap remeh, padahal menurutnya, BMN merupakan
aset negara yang perlu perencanaan, pengelolaan dan perawatan yang baik. Selain itu, topik
manajemen BMN menjadi hal yang menarik baginya karena melalui cara suatu negara
mengelolanya, peradaban suatu negara bisa diidentifikasi.

"Kenapa topik mengenai barang milik negara buat saya favorit? Barang milik negara itu
mencerminkan bagaimana peradaban suatu negara. Hal ini juga mampu mencerminkan
kemampuan suatu negara untuk merencanakan dengan baik dan mencerminkan bagaimana suatu
kementrian dan lembaga pemerintahan mampu meng-execute suatu pembangunan dengan baik,"
ujarnya saat memaparkan materi. "Selain itu, hal ini mampu mencerminkan peradaban dari suatu
bangsa untuk menghagai apa yang telah dibangun sendiri. Dari BMN juga akan diketahui attitude
value dan attitude character suatu bangsa," tambahnya.

Menurutnya, negara Indonesia saat ini masih belum bisa mengoptimalkan penggunaan BMN
dan perawatannya. Pemerintah selama ini hanya berfokus pada pembangunan, kurang
memperhatikan perawatan BMN tersebut.

Sri Mulyani memberikan contoh, pada masa orde baru pembukuan terhadap BMN belum ada.
Dari sana dapat diketahui bahwa pemerintah masih kurang mempedulikan kondisi suatu BMN yang
dimiliki. Pada tahun 2004, pembukuan mulai dilaksanakan, walaupun opini audit yang dikeluarkan
oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) pada saat itu masih disclaimer. Namun, hal ini menurut Sri
Mulyani menjadi sebuah langkah baik untuk memperbaiki sistem pengelolaan BMN Indonesia.
Melalui proses yang relatif panjang, pada tahun 2016, pembukuan terkait BMN mulai mendapatkan
opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK.

Selain mengenai perawatan, Sri Mulyani juga menekankan perlunya optimalisasi penggunaan
BMN. Menurutnya, aset negara hendaknya memiliki nilai guna yang semaksimal mungkin. Prinsip
optimalisasi aset harus diterapkan. Menteri Keuangan RI tersebut menyampaikan bahwa BMN
memang aset negara yang digunakan untuk pemerintah. Akan tetapi ketika aset tersebut tidak
digunakan oleh pemerintah, penggunaannya bisa dialihkan untuk hal lain sehingga aset terus
bekerja dan value bertambah.

Sri Mulyani juga mengkritik praktek-praktek penggunaan aset yang masih dinilai eksklusif atau
belum maksimal. Ia mengusulkan ada praktek open space, atau penggunaan aset negara bagi
kalangan luas, supaya optimalisasi penggunaan BMN terjadi. Di akhir presentasinya, Sri Mulyani
kembali menyampaikan kepada seluruh audience yang hadir, seperti Rektor UGM, Dekan FEB UGM,
Direktorat Jendral Pajak, dan mahasiswa Sarjana serta Pascasarjana, bahwa pengelolaan BMN
menjadi hal yang penting karena peradaban suatu negara dari hal tersebut dapat tercerminkan.
Dan terkhusus untuk kepada mahasiswa FEB agar memiliki pengetahuan yang bagus mengenai
neraca, "jika mahasiswa FEB tidak paham Neraca artinya belum qualified," tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai