Anda di halaman 1dari 23

MACAM KEGUNAAN DAN KE EFEKTIVITASAN MOVABLE BRIDGE

TERHADAP PELABUHAN PENYEBRANGAN BATU LICIN – TANJUNG


SERDANG KOTABARU KALIMANTN SELATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah


Teknik Rekayasa ASDP
Dosen Pengampu Iriansyah. MT

OLEH :
Muhammad Alfia Rahman
2001252
TD 3.3

PROGRAM STUDI D-IV TRANSPORTASI DARAT


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
BEKASI
2022

1
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Besaar Teknik Rekayasa ASDP di
semester 5 D4 Transportasi Darat STTD berjudul “MACAM MACAM, KEGUNAAN DAN
KE EFEKTIVITASAN MOVABLE BRIDGE TERHADAP DERMAGA DERMAGA
DI PERAIRAN KAPAL INDONESIA”
Penyusunan tugas besar ini telah penulis lakukan semaksimal mungkin, namun
mengingat keterbatasan pengetahuan dan waktu, penulis menyadari bahwa laporan ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, penuis mengharapkan kritik dan saran membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan tugas besar ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya sebagai
pembelajaran pengetahuan Movable Bridge.
Kotabaru Oktober 2022

Muhammas Alfia Rahman

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ….…………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 3

BAB I ………………………………………………………………………………….. 4

BAB II ………………………………………………………………………………… 7

BAB III ………………………………………………………………………………… 13

BAB IV ……………………………………………………………………………….. 14

BAB V ………………………………………………………………………………… 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
I 1. Latar Belakang
Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Terdapat hubungan erat antara transportasi dengan lokasi kegiatan manusia,
barang-barang dan jasa. Transportasi memiliki peranan signifikan dalam aspek-aspek
sosial, ekonomi, lingkungan, politik dan pertahanan keamanan. Oleh karena itu,
pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan
menggerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi berfungsi sebagai
katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Transportasi sungai, danau dan penyeberangan merupakan tiga jenis angkutan
yang mempunyai banyak persamaan. Ketiga jenis angkutan tersebut merupakan
angkutan perairan, yang memerlukan sarana dan prasarana yang sama, seperti kapal
dan dermaga. Walupun ketiganya banyak mempunyai persamaan, namun ketiganya
tidak membentuk suatu jaringan. Masing-masing jenis angkutan tersebut merupakan
angkutan tersendiri atau justru merupakan bagian dari jaringan transportasi yang lain.
Angkutan penyeberangan pada umumnya merupakan bagian dari sistem jaringan jalan
atau jalan kereta api. Angkutan sungai merupakan angkutan dari dan ke pedalaman
dengan terminal di pantai/pelabuhan. Sedangkan, angkutan danau pada umumnya
merupakan angkutan lokal yang menghubungkan satu pantai dengan pantai yang lain
dari danau yang bersangkutan.
Prasarana bongkar muat pada pelabuhan-pelabuhan sungai, danau dan
penyeberangan merupakan konstruksi yang berfungsi sebagai media bagi kendaraan
dan atau penumpang yang akan masuk kapal maupun keluar dari kapal. Konstruksi ini
berfungsi pula sebagai tempat untuk meletakkan pintu rampa kapal.
Movable Bridge adalah jembatan yang dapat bergerak mengikuti pasang surut air laut,
agar kendaraan dapat berpindah tempat dari kapal ke dermaga ataupun sebaliknya.

I 2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan Laporan tugas besan ini adalah untuk memberikan
gamabran secara umum mengenai kondisi Movable Bridge yang ada di Indonesia serta
memberikan gambaran mengenai kefektivitasan movable bridge.
Tujuan dari penulisan laporan tugas besar ini adalah untuk

4
1. Memperaktekan teori yang didapat selama perkuliahan dalam hal pengumpulan
data, analisi, penyadian, mengidentifikasi serta mendapatkan solusi dari
permasalahan yang ada.
2. Mendaptkan data tentang Movable Bridge transportasi angkutan sungai danau dan
perairan

I 3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada penelitian sebagai berikut :
1. Bagian pada Movable bridge
2. Cara kerja movable bridge
3. Kegunaan movable bridge
4. Keefektivitasan movable bridge

I 4. Sistematikan Penulisan
Dalam penulisna sistematika penelitian ini sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruanglingbu
serta sistematika penulisan laporan
BAB II GAMBARAN UMUM
Berisikan kondisi geografis, wilayah administrative, penduduk di wilayah
kabupaten kotabaru, kondisi transfortasi, kondisi wilayah kajian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan alur piker penelitian dan metode penelitian
BAB IV
Brisisakn pembahasan pembahasan
BAB V
kesimpulan

5
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1. KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Kotabaru secara geografis terletak pada koordinat 115° 15’


sampai dengan 116° 30’ BT dan -02° 20’ sampai dengan -04° 21’ LS. Jarak
Ibukota Kabupaten Kotabaru ke Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan
(Banjarmasin) adalah + 263 km arah barat, sedangkan jarak Ibukota Kabupaten

6
Kotabaru ke Ibukota Negara (Jakarta) adalah +1711 km arah barat daya. Batas
administrasi wilayah Kabupaten Kotabaru adalah sebagai berikut :

❖ Sebelah Utara : Kabupaten Paser, KalimantanTimur.


❖ SebelahTimur : Selat Makassar.
❖ Sebelah Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa.
❖ Sebelah Barat : Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar,
dan Tanah Laut.

II.2. WIAYAH ADMINISTRATIF


Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten/kota yang masuk
dalam wilayah provinsi Kalimantan selatan. Kabupaten Kotabaru memiliki
batas pemerintahan pada kedua pulau yaitu pulau Kalimantan dan di pulau
Pulau Laut. Ibukota pemerintahan Kabupaten Kotabaru terletak di pulau Pulau
Laut pada Kecamatan Pulau Laut Utara. Kabupaten Kotabaru mempunyai
wilayah yang terbagi dalam 21 kecamatan. Luas wilayah keseluruhan dari
Kabupaten Kotabaru adalah + 9.422,46 Km2, dengan pembagian luas tiap per
kecamatan masing-masing pada Tabel dibawah ini.

7
LUAS JARAK KE
NO KECAMATAN IBUKOTA WILAYAH IBUKOTA
(Km2) KABUPATEN

1 Pulau Sembilan Tengah 4,76 150

2 Pulau Laut Barat Lontar 297,81 100

Pulau Laut Tanjung


3 101,01
Tanjung Selayar Pelayar 114

Pulau Laut Tanjung


4 378,07
Selatan Seloka 150

Pulau Laut Tanjung Lalak


5 107,12
Kepulauan Selatan 125

6 Pulau Laut Timur Berangas 642,81 26

7 Pulau Sebuku Sungai Bali 225,5 40

8 Pulau Laut Utara Dirgahayu 159,3 0

Pulau Laut
9 337,64
Tengah Salino 40

Kelumpang
10 279,66
Selatan Pantai 28,8

11 Kelumpang Hilir Serongga 281,2 40

12 Kelumpang Hulu Sungai Kupang 553,44 95

13 Hampang Hampang 1.684,64 120

Manunggal
14 1.042,38
Sungai Durian Lama 202

8
Kelumpang
15 349,29
Tengah Tanjung Batu 211

16 Kelumpang Barat Bungkukan 589,15 89

17 Kelumpang Utara Pudi 279,45 73

Tanjung
18 391,87
Pamukan Selatan Samalantakan 96

Gunung Batu
19 488,89
Sampanahan Besar 260

20 Pamukan Utara Bakau 638,63 275

21 Pamukan Barat Sengayam 589,84 230

TOTAL 9.422,46

II.3. Penduduk di Wilayah Kabupaten Kotabaru


Penduduk Kabupaten Kotabaru berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2016 sebanyak 325.827 jiwa yang terdiri atas 169.393 jiwa penduduk laki-laki
dan 156.434 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2015, penduduk Kabupaten Kotabaru mengalami pertumbuhan
sebesar 1,75 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun
2016 penduduk laki-laki terhadap perempuan sebesar 108. Kepadatan penduduk
di Kabupaten Kotabaru tahun 2016 mencapai 35 jiwa/km2.

II.4. KONDISI TRANSPORTASI


Pada tahun 2013 total panjang jalan di Kabupaten Kotabaru mencapai
1.060.162,201 km. Berdasarkan statusnya, 75.270 km merupakan jalan
nasional, 149.136,997 km merupakan jalan provinsi, 839.844,915 merupakan
jalan kabupaten/kota, 47.385,136 merupakan jalan kecamatan dan sisanya yaitu
92.042.847 km merupakan jalan perusahaan. Seluruh jalan nasional dan jalan
provinsi merupakan jalan aspal, sedangkan jalan kabupaten yang sudah diaspal
mencapai 592740,8 km. Berdasarkan kondisi aspal, 297,09 km jalan kabupaten

9
berada pada kondisi baik, 185,48 km jalan berada pada kondisi sedang, 290,31
km berada pada kondisi rusakdan 5999,72 km berada pada kondisi rusak berat.
a. Lalu Lintas Jalan
Kabupaten Kotabaru terletak di Pulau Kalimantan dan di pulau Pulau
Laut merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Selatan yang saling
berinteraksi dan berintegrasi. Transportasi Kabupaten Kotabaru merupakan
bagian dari sistem transportasi regional, dalam penyelenggaraan lalu lintas
dan angkutan jalan Kabupaten Kotabaru tidak bisa lepas dari daerah/kota-
kota lain di sekitarnya. Bus, angkutan kota, sepeda motor adalah beberapa
contoh sarana perhubungan darat yang banyak terdapat di Kabupaten
Kotabaru. Bus hanya dipakai sebagai sarana penghubung antar pulau atau
antar kota. Sedangkan jenis sarana yang digunakan di dalam kota hanyalah
angkutan perkotaan, angkutan pedesaan, sepeda motor, sarana lainnya
seperti becak, dan sebagainya.

b. Kondisi Jalan
Jaringan jalan adalah merupakan komponen pokok transportasi yang ada
di Kabupaten Kotabaru, selain itu ada juga transportasi laut dan
penyeberangan sungai danau. Melihat dari pola jaringan jalan dapat
disimpulkan bahwa pola jaringan jalan di Kabupaten Kotabaru cenderung
berpola grid yang didukung pola linier. Pola ini mempunyai kelebihan dan
kelemahan tersendiri dari segi pengaturan dan aksesibilitas lalu lintas.
Kelebihan dari pada pola jaringan jalan yang ada di Kabupaten Kotabaru
yang lebih cenderung berpola grid adalah adanya penyebaran lalu lintas
yang hampir merata bila dibandingkan dengan jaringan jalan yang
cenderung berpola radial.

10
II.5. KONDISI WILAYAH KAJIAN

Dermaga penyebrangan ferry di pebalabuhan tanjong Serdang kotabaru


merupakan salah satu dermaga utama yang bisa menunjang kegiatan serta
meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Pelabuhan penyebrangan ini
merupakan akses bagi masyrakat kabupaten kotabaru yng ingin keluar
menuju berbagai daerah, selain penyebranga ini ada juga Pelabuhan
penyebrangan stagen di kabupaten kotabaru dan juga Pelabuhan
penyebrangan twluk gosong untuk menuju desa desa yang ada di kotabaru.
Adanya aktivitas yang ramai saat hari hari besar dann libur yang membuat
kemacetan pada saat ingin menaiki kapal ini dikarenakan hanya memiliki 1
jetty saja yang menyebabkan kapal kapal yang ingin bersandar harus antri
dalam menaik turunkan penumpang.

11
BAB III
METODOLOGI

III.1. ALUR PIKIR PENELITIAN


Alur piker penelitian dalam pengerjaan tugas besar ini dimukai dari identifikasi
tugas yang diberikan, mencari sumber sumber yang bisa digunakan dan melakukan
kunjungan kelapangan untuk mendapatkan dokumentasi secara langusng dan melihat
Movable bridge secara langsung dengan btasan batsan pembahasan yang sudah di
tentukan agar pembahasan yang di angkat ditak keluar dari materi. Selanjutnya
penelitian dilakukan untuk tujuan penambahan ilmu secara langsung dilapanga dan
penyelesaian tugas besar untuk diberikan penilaian nantinya. Tidak lupa juga untuk
mencari data sekunder dari berbagai sumber internet tentang lokasi studi yang di
gunakan. Setelah terkumpul berbagai data maka dilanjutkan dengan pengolahan dan
analisis.
III.2. METODE PENELITIAN
Dalam hal ini digunakan metode survei untuk memperoleh atau mengu pulkan
data informasi tentang movable bridge yang ada di Pelabuhan penyebrangan tanjong
Serdang kabupaten Kotabaru. Penelitian survei mulai berkembang pada abas ke 20-an.
Prosedur beserta metodenya banayk dikembangkan terutama dibidang sosiologi
ekonomi dan lain lain.
Penelitian survei digunakan untuk memecahkan masalah masalah isu skala
besar yang actual dengan populasi sangat besar, sehingga diperlukan sample ukuran
besar ( Widodo,2008;43). Sejalan dengan pendapatan diatas, dalam penelitian survei
infomasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei
dibatasi pada pengertian survei sample dimana infomasi dikumpulkan dari Sebagian
populasi 9 sample) untuk mewakili seluruh populasi )

12
BAB IV
PEMBAHASAN MATERI
IV.1. DERMAGA

Dermaga adalah tempat kapal berlabuh atau sandar untuk melakukan bongkar
muat barang, baik untuk kepentingan ekspor maupun impor. Dermaga merupakan
bagian dari struktur besar sebuah pelabuhan. Pelabuhan sendiri adalah tempat yang
terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan, yang dipergunakan sebagai tempat bersandar.
Dermaga dalam artian lainnya merupakan jembatan atau struktur memanjang yang
digunakan kapal-kapal untuk berlabuh. Erat kaitannya dengan Indonesia yang dikenal
sebagai Negara Maritim, dermaga memegang peran penting dalam kegiatan ekonomi
dan transportasi Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Permenhub) Nomor


PM 51 Tahun 2015, berikut ini fungsi dermaga:
• Bongkar muat barang
• Terminal tempat kapal berlabuh
• Tempat kapal bersandar
• Naik turun penumpang
• Tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi

13
• Menjaga kelancaran, keselamatan, ketertiban setiap kegiatan yang ada di dermaga
atau pelabuhan.

Adapun Jenis-jenis dermaga, yakni dermaga laut dan pantai.


• Dermaga laut digunakan untuk tempat bersandarnya kapal-kapal yang melakukan
perjalanan lintas samudra atau kapal asing.
• Dermaga pantai atau pelabuhan biasanya digunakan untuk tempat bersandarnya
kapal-kapal lokal, kegiatan ekonomi, atau pariwisata. Selain itu, terdapat tiga
jenis dermaga berdasarkan strukturnya.

Berdasarkan strukturnya dermaga ada 3 yaitu :


• dermaga pier yang memiliki bentuk tegak lurus dengan garis pantai
• dermaga wharf yang berimpit dengan garis pantai
• ada juga jetty yang memiliki sisi depan berada di kedalaman karena menjorok
ke laut.

Tipe-tipe Dermaga :
1. Dermaga Pelabuhan Laut
a. Quay/wharf (memanjang)
Wharf merupakan dermaga yang paralel dengan garis pantai dan
biasanya berimpit dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi
sebagai penahan tanah yang ada di belakangnya.

Gambar 2.1 Bentuk Dermaga Jenis Quay/Wharf

b. Dermaga Jetty (menjorok ke arah laut)


Jetty merupakan dermaga yang menjorok ke laut sedemikian sehingga
sisi depannya berada pada kedalaman yang cukup untuk mencapai

14
kapal. Jetty digunakan untuk merapat kapal tanker atau kapal
pengangkut gas alam, yang mempunyai ukuran sangat besar..

Gambar 2.2 Bentuk Dermaga Jenis Jetty/pier (jembatan)

c. Dolphin/trestle
Dermaga dolphin/trestle merupakan tempat sandar kapal berupa
dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dengan pantai yang
landai, diperlukan jembatan trestle sampai dengan kedalaman yang
dibutuhkan.

Gambar 2.3 Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/trestle

2. Dermaga Pelabuhan Penyebrangan Sungai/Danau


a. Dermaga Tipe Ponton
Dermaga ponton adalah tempat untuk menambatkan kapal pada
suatu ponton yang mengapung diatas air. Digunakannya ponton adalah
untuk mengantisipasi pasang surut air laut, sehingga posisi kapal dengan
dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga
dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel ke darat
yang bisa mengakomodasi pasang surut laut.
b. Dermaga Tipe Tetap
Dermaga tetap adalah tempat untuk menambatkan kapal pada
yang mana posisi dermaga bersifat tetap dan tidak mengindahkan
pasang surut air laut, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama.

15
3. Untuk dermaga penyeberangan
a. Dermaga Tipe Plengsengan
b. Dermaga Tipe Moveable Bridge (MB)

IV.2. PELABUHAN
Pelabuhan adalah terminal dan area di mana kapal memuat atau melepaskan
muatan baik di tempat berlabuh, jangkar, pelampung, atau sejenisnya, dan juga harus
mencakup tempat-tempat biasa di mana kapal menunggu giliran mereka atau
diperintahkan atau wajib me nunggu giliran mereka tidak masalah jarak dari daerah itu.
Biasanya memiliki antarmuka dengan bentuk transportasi lain dan dengan demikian
menyediakan layanan penghubung; atau sisi kiri kapal / pesawat saat menghadap ke
depan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, pelabuhan
diartikan sebagai tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Sedangkan pengertian
dari kepelabuhanan menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintaskapal, penumpang dan/atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intramoda dan/atau
antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap
memperhatikan tata ruang wilayah.

16
IV.3. MOVABLE BRIDGE

Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang


difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara
pintu masuk dan keluar kapal dengan kondisi darat tempat muatan kapal berupa orang,
barang, motor, mobil atau alat berat yang akan masuk kedalam kapal untuk
menyebrang. Karena air dipengaruhi oleh pasang dan surut maka kondisi level atau
ketinggian air laut tidak selalu sama selalu berubah-ubah mengikuti pasang dan surut
yang terjadi, agar kendaraan yang akan dimuat bisa masuk kedalam kapal dibutuhkan
jembatan yang bisa dioperasikan naik dan turun mengikuti pasang surut air laut agar
mendapatkan level atau ketinggian yang sama antara pintu masuk dan keluar kapal
dengan kondisi darat yang ada, jembatan ini menggunakan sistem hydraulik sebagai
penggeraknya
Kelandaian maksimum movable bridge ditetapkan berdasarkan studi JICA, 1993
yaitu The Development Study on The Nationwide Ferry Service Routes in The
Republic of Indonesia, sebagai berikut:
a. Kelandaian maksimum sebesar 17%, jika digunakan hanya untuk kendaraan
dengan lebar hingga 1,7 m.
b. Kelandaian maksimum sebesar 12%, jika digunakan hanya untuk kendaraan
dengan lebar hingga 2,5 m.

IV.4. Bagian bagian Movable Bridge di Pelabuhan penyebrangan tanjong Serdang kotabaru
Beberapa bagian yang penting dari Moveable Bridge (MB) dengan fungsinya, yaitu:

17
1. Angkur dudukan kontruksi jembatan

Angkur ini dipasang menyatu didalam beton sebagai dudukan as


movable bridge dan sebagai dudukan agar kontruksi movable bridge tetap
berada pada posisinya.
2. As Movable Bridge

As dipasang sebagai poros atau pusat jembatan bergerak naik dan turun,
pada sisi luar as dilapisi dengan bronze sebagai lapisan antara as dan kontruksi
jembatan agar tidak terjadi aus pada kontruksi.
3. Ruang Kontrol

Ruang kontrol digunakan untuk meletakkan perlengkapan system


hydrolik sebagai penggerak jembatan dan ruang operator mengoperasikan
hydrolik power unit untuk menaikan atau menurunkan jembatan.
4. Kontruksi Jembatan
Konstruksi jembatan dibuat sebagai penghubung antara darat dan pintu
masuk kapal yang dilalui muatan kapal, kontruksi ini didesain mampu menahan
beban maksimal 100 ton.
5. Balok Pengangkat

18
Balok pengangkat ini dipasang melintang pada kontruksi movable
bridge sebagai penghubung clevis cylinder hydrolik bagian bawah.
6. Dudukan Tiang Penggantung Hidrolik
Tiang penggantung hydrolik dan Balok penggantung cylinder hydrolik
sebagai penghubung clevis cylinder hydrolik bagian atas.
7. Suckle Penggantung Cylinder Hydrolik
Penggantung hydrolik berbentuk U ini kecuali sebagai penggantung
clevis hydrolik bagian atas juga sebagai penghilang gaya yang tidak lurus
terhadap cylinder hydrolik, karena adanya gerakan naik turun dan kanan kiri
dari jembatan.
8. Hydraulik Cylinder
Hydrolik cylinder ini dipasang menggantung pada balok penggantung
hydrolik, dengan menggunakan hydrolik power unit dan dihubungkan dengan
pipa-pipa stainles, diberi tekanan fluida untuk mengangkat dan menurunkan
kontruksi sampai pada level yang diinginkan.
9. Roda Pemandu Kontruksi
Roda pemandu ini dipasang disisi kanan dan kiri dari kontruksi jembatan
untuk mengkondisikan kontruksi jembatan tetap pada posisi tengah-tengah dan
membatasi gerakan geser kekanan dan ke kiri jembatan.

19
IV.5. Cara kerja movable bridge

1. Menaikkan Moveable Bridge (MB)

a. Naikkan MCB Utama phase pada panel control diposisi ON. Putar
RETURN SWITCH ke kanan (lampu control UP nyala) sampai posisi
JEMBATAN/MB pada ketinggian yang dikehendaki.
b. Pindahkan dan masukkan PIN penahan/stopper pada lubang PIN kiri dan
kanannya pada ketinggian jembatan yang dikehendaku.
c. Putar RETURN SWITCH ke kiri (lampu DOWN nyala) pelan-pelan sampai
PIN kiri dan kanannya menumpu pada masing-masing dudukan PIN-nya.
Dan rantai electric tackle dalam keadaan BEBAS (tidak menahan beban tapi
tidak longgar).
d. Bila ketinggian MB yang dikehendaki jarak lubang PIN awal ke lubang PIN
yang dikehendaki lebih dari satu lubang, pada waktu pengoperasianya
disarankan PIN tersebut selalu terpasang pada lubang pinnya satu tingkat
diatasnya.
e. Bila jembatan/MB dalam keadaan statis/tetap sebaiknya fuse/MCB pada
posisi OFF.

2. Menurunkan Moveable Bridge (MB)


a. Naikkan MCB Utama phase pada panel control diposisi ON. Putar
RETURN SWITCH ke kanan (lampu control UP nyala) dan naikkan
Jembatan/MB sedikit sampai PIN penahan/stopper sebelah kiri dan kanan
bisa bebas dan dapat dilepas.

20
b. Lepaskan PIN penahan/stopper sebelah kiri dan kanan dari posisinya.
Pindahkan dan masukkan PIN tersebut pada lubang PIN satu tingkat
diatanya.
c. Putar RETURN SWITCH ke kiri (lampu control DOWN nyala), turunkan
perlahan-lahan jembatan/MB sampai PIN sebelah kiri dan kanannya
menumpu pada kedudukan PIN-nya. Perhatikan rantai tackle harus keadaan
BEBAS (tidak menahan beban tapi tidak longgar)
d. Lakukan proses 2&3 tersebut diatas sampai pada ketinggian yang
dikehendaki. Bila ketinggian MB yang dikehendaki jarak lubang PIN awal
ke lubang PIN yang dikehendaki jaraknya lebih dari 1 (satu) lubang, (waktu
pengoperasiannya disarankan PIN tersebut selalu terpasang pada lubang
PIN satu tingkat diatasnya).
e. Bila jembatan/MB dalam keadaan statis/tetap dan pin mistar sudah
menumpu pada tumpuannya sebaiknya MCB Utama 32A/3 phase pada
posisi OFF/turun.

IV.6. Kefektivitasan movable bridge dikotabaru

Pada saat ini masyarakat kabupaten kotabaru sangat bergantung pada


penyebrangan dari Pelabuhan, jika tidak adanya penyebrangan ini masyarkat kabupaten
kotabaru akan terisolasi dari dunia luar, karena jalan untuk menuju ibu kota provinsi
dan ingin berbelanja di luar daerah hanya bisa di lakukan dengan penyebrangan kapal
ferry dengan harga yang terjangkau, walaupun di kabupaten sendiri ada bandar udara
tetapi karena harga yang cukup mahal masyarkat kabupaten kotabaru memilih
menggunakan Pelabuhan penyebrangan ini. Mobilitas masyarakat dalam berbelanja
untuk memenuhi kebutuhan masrayakat dan perdagangan juga di lakukan di
penyebrangan ini. Dalam hal movable bridge memiliki keeftivitasan yang baik dalam
hal penyebrangan sehingga mempermudah dalam keluar masuk penumpang.

21
BAB V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
Berdasarkan seluruh pengamatan dan pembahasan yang disajikan, Adapun
kesimpulan yang didapat adalah
1. Pelabuhan penyebrangan tanjong Serdang kabupaten kotabaru memiliki movable
brigde yang dilengkapi penggerang MB
2. Pada perancangannya dibuat biar bisa mengikuti pasang surut air laut Adapun rung
kendali mengatur ketinggian naik turunnya pasang surut airlaut pada jembatan.
3. Memiliki bagian bagian penting seperti ruang control, balok oengangkat, jembatan,
roda pemandi kontruksi, as Movable Brige, hydrulik cylinder.
4. Memiliki tingakt keefektifitasan yang bagus sebagai sarana dalam memperlancar
berpergian dan perputaran roda ekonomi masyarakat kotabaru.

22
23

Anda mungkin juga menyukai