Anda di halaman 1dari 1

Hari ini yang menjengkalkan buatku.

Rencana berangkat kerja lebih awal nampaknya


harus batal. Sebuah mobil parkir tepat depan pintu keluar rumahku. Motorku tidak bisa keluar.
Aku mengumpat sepanjang pagi untuk melampiaskan rasa jengkelku. Aku terpaksa harus izin
kerja kerena ulah manusia tidak tahu diri ini. Yang seenaknya parkir depan rumah orang.
Beberapa jam berselang, pemilik mobil itu muncul tanpa dosa hendak pergi.

Tidak kusia-siakan kesempatan, langsung kutegur dia. Kukatakan padanya agar tidak
parkir sembarangan. Ada hajat orang yang terganggu karena sifat egoisnya. Tidak usah mikir
punya mobil kalau tidak punya garasi untuk parkir. Ujung-ujungnya merugikan orang lain. Entah
mengapa, belakangan ini ada semacam degradasi moral terjadi dalam lingkungan sosial ini.
Bahwa orang-orang tidak butuh menghargai orang lain, asal kepentingannya terselesaikan.
Mereka tidak berfikir bahwa segala tindakan pasti punya dampak untuk diri kita sendiri.

Malamnya, kulihat orang itu hendak parkir lagi depan rumahku. Buru-buru kuteger. Dia
memang bergeser tidak jadi parkir di sini. Hanya saja, tindakan setelah adalah memakiku dan
mengajak berkelahi. Aku tersenyum mendengar makian tak beralasan itu. Ini rumahku, hakku
untuk bebas keluar masuk batinku. Dia terus tak berhenti memaki dan merasa paling benar. Lalu
hening seketika. Malam menjadi tenang sebagaimana mestinya. “Ah, sepertinya malam ini harus
begadang lagi menggali kubur.” Kata seseorang di balik jendela.

Anda mungkin juga menyukai