Selatan terletak di desa Sababilah memiliki luas area sebesar 4.424 Ha dengan
jarak jangkau/ tempuh dari pusat kota Buntok kurang lebih 12 km ke arah utara
kota).
Gambar 4.1
Lokasi TPA Buntok
Sumber : Survey, 2016
86
87
Gambar 4.2
Jalan Masuk TPA Buntok
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.3
Lahan TPA Buntok Eksisting Luas = 4.424 Ha
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.4
Peta Lokasi TPA Buntok Kabupaten Barito Selatan
Sumber : Laporan RTRW Wilayah Kabupaten Barito Selatan
88
89
sumbernya :
Tabel 4.1
Komposisi Sampah Permukiman
PEMUKIMAN
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 8.86 30.63%
2 Logam 2.00 6.91%
3 Tekstil 1.43 4.94%
4 Gelas 0.64 2.21%
5 Kayu 2.71 9.37%
6 Kertas 3.93 13.58%
7 Sampah B3 0.36 1.24%
8 Lain-Lain 2.29 7.92%
9 Sisa Makanan 0.00 0.00%
10 Sampah Sayur 6.71 23.19%
28.93 100.00%
Gambar 4.5
Persentase Komposisi Sampah Permukiman
Sumber : Survey, 2016
Tabel 4.2
Komposisi Sampah Hotel
HOTEL
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 6.43 43.65%
2 Logam 0.36 2.44%
3 Tekstil 0.00 0.00%
4 Gelas 0.43 2.92%
5 Kayu 0.00 0.00%
6 Kertas 2.29 15.55%
7 Sampah B3 0.00 0.00%
8 Lain-Lain 3.93 26.68%
9 Sisa Makanan 0.00 0.00%
10 Sampah Sayur 1.29 8.76% Gambar 4.6
14.73 100.00% Persentase Komposisi Sampah Hotel
Sumber : Survey, 2016
90
Tabel 4.3
Komposisi Sampah RSUD Buntok
RSUD BUNTOK
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 29.14 43.04%
2 Logam 3.63 5.36%
3 Tekstil 1.69 2.50%
4 Gelas 1.71 2.53%
5 Kayu 4.14 6.11%
6 Kertas 4.54 6.71%
7 Sampah B3 4.29 6.34%
8 Lain-Lain 3.71 5.48%
9 Sisa Makanan 0.00 0.00%
10 Sampah Sayur 14.86 21.95% Gambar 4.7
67.71 100.00% Persentase Komposisi Sampah RSUD Buntok
Sumber : Survey, 2016
Tabel 4.4
Komposisi Sampah Pasar Beringin
PASAR BERINGIN
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 4.00 7.96%
2 Logam 0.43 0.86%
3 Tekstil 1.86 3.70%
4 Gelas 0.86 1.71%
5 Kayu 4.14 8.23%
6 Kertas 3.14 6.25%
7 Sampah B3 0.14 0.28%
8 Lain-Lain 2.14 4.26%
Gambar 4.8
9 Sampah Sayur 33.57 66.77%
Persentase Komposisi Sampah Pasar Beringin
50.28 100.00% Sumber : Survey, 2016
Tabel 4.5
Komposisi Sampah Kantor Bupati
KANTOR BUPATI
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 8.57 41.10%
2 Logam 0.00 0.00%
3 Tekstil 0.00 0.00%
4 Gelas 0.00 0.00%
5 Kayu 0.00 0.00%
6 Kertas 12.28 58.90%
7 Sampah B3 0.00 0.00%
8 Lain-Lain 0.00 0.00%
9 Sisa Makanan 0.00 0.00%
Gambar 4.9
10 Sampah Sayur 0.00 0.00%
20.85 100.00%
Persentase Komposisi Sampah Kantor Bupati
Sumber : Survey, 2016
91
Tabel 4.6
Komposisi Sampah SMP 2 Buntok
SMP 2 BUNTOK
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 14.60 43.98%
2 Logam 0.00 0.00%
3 Tekstil 0.00 0.00%
4 Gelas 0.30 0.90%
5 Kayu 1.90 5.72%
6 Kertas 13.00 39.16%
7 Sampah B3 0.00 0.00%
8 Lain-Lain 0.00 0.00%
9 Sisa Makanan 0.00 0.00%
10 Sampah Sayur 3.40 10.24% Gambar 4.10
33.20 100.00% Persentase Komposisi Sampah SMP 2 Buntok
Sumber : Survey, 2016
Tabel 4.7
Komposisi Sampah TPA Buntok
LOKASI TPA BUNTOK
NO JENIS SAMPAH ( Kg) (%)
1 Plastik 35.33 21.57%
2 Logam 17.33 10.58%
3 Tekstil 6.33 3.86%
4 Gelas 14.83 9.05%
5 Kayu 3.00 1.83%
6 Kertas 30.00 18.31%
7 Sampah B3 7.00 4.27%
8 Lain-Lain 11.33 6.92%
9 Sisa Makanan 0.00 0.00%
10 Sampah Sayur 38.67 23.61% Gambar 4.11
163.82 100.00% Persentase Komposisi Sampah TPA Buntok
Sumber : Survey, 2016
Saat ini pengangkutan sampah eksisting yang dikelola oleh Dinas Tata Kota
pada pagi hari dimulai jam 5.00. , Jam 11.00 WIB dan Sore hari dimulai jam
15.00 WIB dengan jumlah 6 (enam) group yang bertugas secara bergiliran
Group 1. (Pukul 5.00 WIB) : Jln Pelita – TPS Penerangan – TPS Kantor Bupati
– TPS/ Gerobak Diknas – Gerobak/ Bak Pilah sampah – Perum 10/Kiri kanan –
Sababilah.
Group 2 ( Pukul 5.00 WIB) : TPS Permai – TPS Pemancar – TPS Cahaya
Agung – TPS/ Geribak Muka Linda – TPS PBB/ Pajak – Gerobak P. Batur – Jl
Pahlawan Kiri/Kanan – Jl P Batur Kiri/ kanan – Jln Merdeka Raya Kiri Kanan.
Group 3 ( Pukul 15.00 WIB) : Jln Pelita Raya – TPS Penerangan – TPS
kantor Bupati – TPS/ Gerobak Diknas – Gerobak/ Bak Pilah Sampah – Perum
10 – TPS Teratai/ RSU – Gerobag Gg Rumbia Jln Asam – TPS Sanggu – TPS
Sababilah.
Group 4 (Pukul 11.00 WIB) : TPS Raut – TPS Perumahan Permai – TPS PS
Group 5 (Pukul 15.00 WIB) : TPS Permai – TPS Pemancar – TPS Cahaya
Gambar 4.12
Tempat Penampung Sampah / TPS
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.13
Kendaraan Dump Truck Pengangkut Sampah
Sumber : Survey, 2016
94
TPA
KETERANGAN
Batas Kelurahan
Jalan
Sungai
Jembatan
Industri/Pabrik
a rt
Jl. K
Kantor Lainnya
Pasar
Studion Olahraga
pa t
Jl . J e l a
Sekolah
KEL. J E L A P A T Masjid
Gereja
Kuburan
Puskesmas
TPS
TPA TPA
Gambar 4.14
Lokasi TPS & Jalur Angkut Sampah Eksisting
Sumber : Survey, 2016
95
sampah yang terangkut dari TPS oleh petugas lapangan dari tahun 2013 sampai
dengan 2015.
Tabel 4.8
Data Kuantitas Sampah Terangkut Ke TPA Dari Tahun 2013– 2015
Sumber : Dinas Tata Kota Kebersihan Pertamanan & Pemakaman Kab. Barito Selatan n
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2013 2014 2015
Gambar 4.15
Grafik Volume Sampah Terangkut ke TPA (M3/Hari)
Sumber : Analisis, 2016
96
Tabel 4.9
TabelRekapitulasi
3.2 Volume Sampah Yang Masuk ke TPA Likut Jauh Buntok
Rekapitulasi Volume Sampah Yang Masuk ke TPA Rikut–Jawu
Februari Buntok
April 2016Bulan Februari - Maret 2011
Februari Maret April
Volume Volume Volume
No. Tanggal Frekwensi Sampah Yang Frekwensi Sampah Yang Frekwensi Sampah Yang Ket.
(Rit) Masuk ke TPA (Rit) Masuk ke TPA (Rit) Masuk ke TPA
(m3) (m3) (m3)
1 1 12 41 11 40 7 29
2 2 8 29 7 28 12 43
3 3 8 29 8 30 7 23
4 4 10 34 11 39 10 38
5 5 8 29 7 31 5 25
6 6 3 9 7 15 5 23
7 7 11 38 10 37 11 38
8 8 10 34 11 37 9 35
9 9 8 29 11 38 7 28
10 10 5 21 9 34 10 32
11 11 11 40 12 44 5 26
12 12 8 29 11 40 5 20
13 13 2 6 7 25 8 29
14 14 10 34 11 44 9 31
15 15 11 37 8 29 8 27
16 16 8 32 11 40 5 21
17 17 7 29 11 41 5 17
18 18 12 43 7 29 4 17
19 19 8 32 9 32 7 27
20 20 0 0 5 19 10 35
21 21 8 33 11 43 11 38
22 22 12 45 11 40 5 24
23 23 11 45 10 35 5 23
24 24 11 44 5 20 6 21
25 25 13 48 11 41 8 32
26 26 5 21 5 23 7 29
27 27 0 0 5 17 9 36
28 28 5 22 5 25 8 35
29 29 0 0 8 32 0 0
30 30 0 0 5 23 7 29
31 31 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 225 833 260 971 215 831
Sumber
Sumber : Dinas Tata : Dinas Pertamanan
Kota, Kebersihan, Tata Kota& Kebersihan
Pemakaman Kab.Pertamanan
Barito Selatan & Pemakaman Kab. Barito Selatan
97
Gambar 4.16
Grafik Frekuensi Pembuangan Sampah ke TPA Likut Jauh Buntok
Bulan Februari – April 2016
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 4.17
Grafik Volume Sampah Yang Dibuang ke TPA Likut Jauh Buntok
Bulan Februari – April 2016
Sumber : Analisis, 2016
Berdasarkan data eksisting pada tahun 2016 dari jumlah sampah (rumah
tangga, hotel, kantor, industri, pasar dan sekolah) yang dihasilkan kota Buntok
dengan wllayah pelayanan meliputi Buntok kota, Kel Hilir Sper, Jelapat, Pamait
98
dan Sababilah sebesar 65 M3/ hari, yang dapat terangkut ke TPA sebesar 37.92
M3/ hari (58%). Sehingga masih terlihat tumpukan sampah di daerah pelayanan /
TPS. Hal ini juga diakibatkan kondisi dan jumlah kendaraan truck yang dimiliki.
Armrol.
secara Sewa.
99
Gambar 4.18
Container
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.19
Garasi Sementara Alat Buldozer
Sumber : Survey, 2016
100
Ada 17 buah Container Armroll (CA) type 3m3 dengan 2 buah truk CA
4 buah truk terbuka ( 3 buah truk diperoleh dari Pemda dan 1 buah
diperoleh dari bantuan hibah proyek PLP Provinsi Kal Teng pada 4
tahun yang lalu dengan kondisi saat ini sudah mengalami kerusakan.
TPA yang tersedia 4,242 ha, dengan jarak 15 km dari kota, milik
Pemda.ST
Gambar 4.20
Bangunan Pos Jasa
Sumber : Survey, 2016
101
Gambar 4.21
Bangunan Komposting
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.22
Garasi Alat Berat Sementara
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.23
Genangan Leachate & Pembuangan Sampah Open Dumping
Sumber : Survey, 2016
102
Gambar 4.24
Pembuangan Sampah ke Sungai
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.25
Rencana Penambahan Lahan TPA 6 Ha
Sumber : Survey, 2016
103
Gambar 4.26
Proses Pemisahan Sampah Oleh Pemulung DI TPA
Sumber : Survey, 2016
Gambar 4.27
Peralatan Mesin Sampah Hibah Dari Dinas LH
Sumber : Survey, 2016
104
Pada awal Tahun 2010, Dinas Tata Kota Kebersihan Pertamanan Dan
sebagai penerapan Perda No.4 Tahun 2008 dan Peraturan Bupati nomor 25 Tahun
2010 dan masih sangat bertumpu pada subsidi APBD serta retribusi kebersihan.
Tabel 4.10
Retribusi Kebersihan
BIAYA RETRIBUSI
NO KATEGORI
(Rupiah)
Lanjutan…..
VI. USAHA/PERNIAGAAN/TOKO/PKL
35 Pengelolaan Gedung Pusat Perbelanjaan 100,000 /Bulan
36 Grosir 50,000 /Bulan
37 Ruko (Toko merangkap Tempat Tinggal) 15,000 /Bulan
38 Toko 10,000 /Bulan
39 Kios Besar 5,000 /Bulan
40 Kios Kecil 3,000 /Bulan
41 PKL mempunyai tempat/ pakai peneduh 1,000 /Hari
42 PKL tidak mempunyai tempat 500 /Hari
VII. BIOSKOP
43 Bioskop Kelas I (4 Studio lebih) 30,000 /Bulan
44 Bioskop Kelas II (2-3 Studio) 25,000 /Bulan
45 Bioskop Kelas III (1 Studio) 15,000 /Bulan
VIII. KOMPLEK PERUMAHAN TERATUR
46 Komplek Perumahan Mewah/ Real Estate 10,000 /Bulan
47 Komplek KPR/BTN (Besar) 6,000 /kk/Bulan
48 Komplek KPR/BTN (Sedang) 4,500 /kk/Bulan
49 Rumah Susun (Sederhana) 3,500 /kk/Bulan
50 Rumah Sederhana 2,500 /kk/Bulan
IX. ASRAMA
51 Asrama TNI dan POLRI 2,500 /kk/Bulan
52 Asrama Pelajar/ Mahasiswa 5,000 /Bulan
X. RUMAH TANGGA DI JALAN KELAS II
53 Rumah Besar Type 100 ke atas 7,500 /Bulan
54 Rumah Besar Type 70-99 6,000 /Bulan
55 Rumah Sedang Type 45-69 4,500 /Bulan
56 Rumah Kecil/ Sederhana type 45 ke bawah 3,000 /Bulan
XI. RUMAH TANGGA DI JALAN KELAS III,IV & V
57 Rumah Besar Type 70 ke atas 5,000 /Bulan
58 Rumah Besar Type 45-70 3,500 /Bulan
59 Rumah Kecil/ Sederhana Type 45 kebawah 3,000 /Bulan
XII. RUMAH TANGGA KELAS DI GANG & JALAN BETON
60 Rumah Besar Type 70 ke atas 3,500 /Bulan
61 Rumah Besar Type 45-70 2,500 /Bulan
62 Rumah Kecil/ Sederhana Type 45 kebawah 1,500 /Bulan
XIII. TEBANGAN POHON/ BONGKARAN/TANAMAN HIAS
2
63 Tebangan Pohon/ Bongkaran Rumah 5,000 /1M
64 Tanaman Hias 3,000 /Bulan
65 Pesta Hajatan/ Keramaian/Obyek Wisata 5,000 /Bulan
XIV. SAMPAH YANG DIBUANG SENDIRI KE TPA
3
66 Sampah Industri/Bengkel/Sejenis 5,000 /3 M
3
67 Sampah Asrama /Yayasan/Lembaga Pendidikan 15,000 /3 M
3
68 Sampah Padat (Puing) & Terbangun Pohon 20,000 /3 M
Lingkungan Tahun anggaran 2010 dan 2011, biaya yang harus dikeluarkan dalam
sopir, pengangkut sampah, pembantu sopir serta untuk petugas yang bertugas
untuk kebersihan jalan. Honorer petugas terdiri dari honor untuk sopir,
2. Administrasi kantor. Biaya untuk administrasi kantor adalah biaya ATK yang
meliputi biaya untuk pembelian kertas, ballpoint, cartridge, dan tinta printer.
3. Untuk BBM dan pelumas. Pengeluaran BBM ini meliputi solar untuk dump
truck dan arm roll, bensin untuk tossa dan mesin pemotong rumput, oli,
4. Spare part kendaraan. Yang termasuk biaya untuk spare part yaitu biaya
penggantian ban luar dan ban dalam dump truck, serta solir/lapis ban dalam.
ini diantaranya adalah untuk servis dump truck, tossa, dan mesin potong
Jelasnya alokasi dana yang dianggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dapat dilihat
pada Tabel dan Gambar dibawah ini (Grafik Operasional & Pemeliharaan Sampah
Kota Buntok)
Tabel 4.11
Anggaran Pelaksanaan Pengelolaan Persampahan Eksisting
2014 2015
No. Jenis UraianBelanja Volume Satuan Jumlah Volume Satuan Jumlah
1 Gaji 283,200,000 279,000,000
HonorSopir 8 orang 67,200,000 9 orang 78,084,000
HonorPengangkutSampah 30 orang 216,000,000 25 orang 186,000,000
HonorPembantuSopir - - - 2 - 14,916,000
400,000,000
400,000,000
350,000,000
350,000,000
300,000,000
300,000,000
JumlahBiaya(Rp)
250,000,000
250,000,000
200,000,000
200,000,000
150,000,000
150,000,000
100,000,000
100,000,000
50,000,000
50,000,000
-
Gambar 4.28
Grafik Operasional Dan Pemeliharaan Sampah Eksiting
Sumber : Survey, 2016
109
harus ditunjang dengan peralatan seperti Dozer atau Excavator dan/atau pemadat.
1) Material
Polyethylene merupakan bahan utuma dari SLT, dimana bahan ini telah
zat kimia, basa dan asam pada umumnya yang terdapat di air limbah,
2) Sifat Fisik
a. Densitas
dalam mutu.
111
d. Coeficient Of Expansion
e. Water Absortion
f. Ball Indentation
terhadap tekanan lokal dan daya tembus. Ini ditest melalui Ball
Indetation Hardness.
g. Impact Resistance
cepat.
h. Pengaruh Temperatur
80° C.
112
Perilaku SLT pada jangka waktu yang panjang diperoleh dari test
j. Chemical Resistance
l. Weather Resistance
sifat mekanis.
113
Daya tahan retak pada SLT lebih besar 3 – 5 kali dari lembaran
b) Stabilitas dimensi.
SLT terjadi pada suhu yang jauh lebih rendah dari pada lembaran
HDPE lainnya.
lain.
4) Sistem Penyambungan
a Overlap Welding
114
b Surface Welding
5) Quality Control
a. Destructive Test
b. Vacuum Test
c. Pumping Test
Hal ini selalu dilakukan pada awal perkerjaan setiap hari. Atau
Dasar sel yang paling .bawah merupakan dasar landfill, sehingga harus
Jika lapisan dasar tidak memiliki sifat kedap, cairan sampah/lindi akan
adalah lapisan yang tidak dapat tidak tembus zat cair (lindi) dan gas.
7) Lapisan Pendukung
dengan syarat :
- Permukaannya rata
- Cukup padat
- Relatif kering.
116
Gambar 1
Support Layer - Existing Ground Suitable
Lembar Geomembran
Suitable Sub-Grade
Gambar 4.29
Support Layer – Existing Ground Suitable
Sumber : Analisis 2016
Jika tanah dasar tidak sesuai untuk dapat digelar langsung, maka
Gambar 2
Support Layer - Existing Ground Not Suitable
Lembar Geomembran
Support/ Sand Layer
Sub-Grade
Gambar 4.30
Support Layer – Existing GroundNot Suitable
Sumber : Analisis 2016
Hal ini dilakukan bila tanah dasar mempunyai daya dukung rendah,
tanah dasar.
117
Gambar 3
Support Layer - Existing Ground Not Suitable
Lembar Geomembran
Protection Layer
(e.g. PP, Polyester, PE)
Improved Sub-Grade,
e.g. milled
Gambar 4.31
Support Layer – Existing GroundNot Suitable
Sumber : Analisis 2016
polyeproylene, PES
berikut :
o Alternatif I
Lapisan Pelindung
50 (Tanah Urug)
25 Pasir
Lembar Geomembran
25 Pasir
Gambar 4.32
Alternatif I
Sumber : Analisis 2016
o Alternatif II
Lapisan Pelindung
50 (Tanah Urug)
Lembar Geomembran
Gambar 4.33
Alternatif II
Sumber : Analisis 2016
9) Perbandingan Sistem
Tabel 4.12
Perbandingan System Penggunaan Tanah Liat dan SLT HDPE
Pola penimbunan sampah dimulai dari bagian yang rendah titik elevasinya,
setelah sampah diratakan kemudian dipadatkan dengan alat berat. Bila bagian
yang paling bawah telah dipenuhi sampah sampai ketinggian 1 meter, kemudian
- 15 meter, yang terdiri dari 9 lapis sel dengan tebal setiap lapis sel direncanakan
adalah 1 meter.
sampah (sel sampah) yang terbentuk setiap hari disebut sel harian. Setiap
ketinggian ± 1 meter, maka akan dilapisi tanah penutup setebal 20-30 cm.
- Sel harus memiliki satu bidang tumpu, dimana bidang tumpu ini dapat
merupakan lereng dari sel yang lain atau lereng dari lahan kerja, sehingga
tidak ada satu sel pun yang terpisah dari sel lainnya.
121
- Tebal sel harian sebesar 0,8 – 5,0 m dengan lebar minimal 5 meter dan
berikut:
Ketebalan Sel
Dimana :
a. Ketebalan sel (meter) = hw
b. Ketinggian tumpukan sampah (meter) = Hul
c. Banyaknya lapisan sel (buah) = n
d. Ketebalan tanah penutup harian (m) = hi
Ketebalan sel yang direncanakan dalam lahan efektif TPA Buntok
Kabupaten Barito Selatan dapat dihitung, sebagai berikut :
hw = 10 - (9 + 3) x 0.2
4
hw = 0.89 = 1 meter
Adapun panjang sel (ps) berubah-ubah sesuai dengan jumlah sampah yang
s = V/fcw
(Lwxhw)
Panjang sel sampah yang direncanakan di TPA Buntok dapat dilihat pada
tabeldibawah ini :
123
Tabel 4.13
Panjang Sel TPA Buntok Kabupaten Barito Selatan
2) Manajemen Sel
Manajemen sel dalam perencanaan TPA Buntok Kabupaten Barito Selatan ini
sebagai berikut :
arah operasi).
ditutup dengan lapisan tanah penutup (soil cover) setiap 2 (dua) meter.
124
setelah pemadatan)
- Tebal lapisan sampah saat ditutup dengan tanah penutup setiap 2 meter.
0,035 Ha. Pembentukan lahan dasar TPA pada zona 2 adalah dengan
luas 0,08 Ha. Pembentukan lahan dasar TPA pada zona 3 dan 4 adalah
Gambar 4.34
Siteplan
Sumber : Analisis 2016
Untuk memenuhi kebutuhan akan tanah penutup, akan diupayakan dari tanah
pemadatan sampah harian yang disebut tanah penutup harian, dapat pula
penutupan saat penyelesaian 1 lapisan sel, serta pada saat lahan selesai
mempunyai sifat kedap air. Jumlah tanah penutup harian tidak sama setiap
tahunnya tergantung dari panjang sel. Perhitungan lahan untuk tanah penutup
= (hw ) + lw x hi x ps
sin
= (1 ) + 5 x 0.2 x 4
sin 45
S1 = 4,537 m³/ hari
127
kompaksi Fcs = (1,1 – 1,3), dimana dalam perencanaan ini diambil Fcs = 1,2,
adalah :
S0 = 4,537 x 1,2
Tabel 4.14
Kebutuhan Tanah Penutup Harian
Tanah penutup ini akan disimpan di areal yang mempunyai daya tampung
sesuai dengan kebutuhan. Total tanah penutup sebesar 53,324 m3, dengan
tebal tanah penutup antara 5 meter, sehingga luas lahan yang dibutuhkan
Gambar 4.35
Potongan
Sumber : Analisis 2016
berlaku
a. Leachate dari TPA yang muda (umur < 2 tahun) bersifat asam,
b. Leachate dari TPA yang sudah tua (umur > 10 tahun) sudah mendekati
Tabel 4.15
Karakteristik Utama Leachate
Landfill
No Parameter
Umur < 2 tahun Umur > 10 tahun
1 BOD5 (ppm) 2.000 – 30.000 100 - 200
2 TOC (ppm) 1.500 – 20.000 80 - 160
3 COD (ppm) 3.000 – 45.000 100 - 500
4 Total Suspended solids (ppm) 200 – 2.000 100 - 400
5 Organic Nitrogen (ppm) 10 - 600 80 - 120
6 Ammonia Nitrogen (ppm) 10 - 800 20 - 40
7 Nitrite (ppm) 5 - 40 5 - 10
8 Total Phosporus (ppm) 1 - 70 5 - 10
9 Alkalinity as CaCO3 (ppm) 1.000 – 10.000 200 - 1000
10 PH 4.5 – 7.5 6.6 – 7.5
11 Total Kesadahan (ppm CaCO3) 300 – 10.000 200 - 500
12 Kalsium (ppm) 200 - 3000 100 - 400
13 Magnesium (ppm) 50 - 150 50 - 200
14 Potasium (ppm) 200 – 2.000 50 - 500
15 Sodium (ppm) 200 – 2.000 100 – 200
130
Landfill
No Parameter
Umur < 2 tahun Umur > 10 tahun
16 Chlorida (ppm) 100 - 3000 100 – 4000
17 Sulfat (ppm) 100 - 1500 200 – 550
18 Total Besi (ppm) 50 – 600 20 - 200
Sumber : Solid Waste Landfill Design Manual
leachate pada kondisi landfill usia muda (< 2 tahun) mempunyai rentang kualitas
yang labil dibandingkan dengan karaktersitik pada usia tua (> 10 tahun), sehingga
berdasarkan hal tersebut maka untuk kebutuhan perencanaan ini diambil asumsi
berdasarkan pada kualitas leachate dengan umur landfill < 2 (dua) tahun.
a. Kondisi Topografi
b. Kemudahan operasional
- Efektifitas pengolahan
- Penggunaan energi
- Kemudahan konstruksi
perbandingan COD/TOC (3000 mg/L /1500 mg/L = 2), BOD (2000 mg/l),
COD (3000 mg/l) dan umur landfill, serta perbandingan unit proses
Tabel 4.16
Perbandingan Biaya Proses Pengolahan Air Lindi
Proses
Perkiraan Operasional Penggunaan
No Jenis Pengolahan Leachate
Biaya dan Energi
Pemeliharaan
1 Lumpur aktif dengan Clarifier Tinggi Rendah Sedang
2 Step Aeration Rendah Sedang - Tinggi
Tinggi
3 Kolam An-aerobic dan Tinggi Rendah Rendah
fakultatif
4 Proses pengolahan biologi Tinggi Rendah - Sedang -
dengan metode konvensional sedang tinggi
atau oksigen murni
5 Absorpsi Karbon tanpa Tinggi Sedang - Rendah
regenerasi Tinggi
6 Reverse Osmosis Tinggi Tinggi Sedang
7 Extended Aeration Rendah Rendah rendah
8 Continuos activated sludge Umumnya Sedang - Rendah
tinggi tinggi
9 Amonia Stripping Umumnya Sedang - Rendah
tinggi tinggi
10 Presipitasi/flokulasi/sedimentasi Sedang Sedang Rendah
11 Lumpur aktif dengan oksigen Sedang/tinggi Sedang Sedang
murni termasuk clarifier
12 Rotating Biological Disc Sedang/tinggi Sedang Sedang
termasuk clarifier
13 Trickling Filter Sedang/tinggi Rendah Rendah
14 Aerated Lagoon Sedang Rendah Rendah
Sumber : EPA (1978)
Tabel 4.17
Perbandingan Unit Proses Pengolahan Leachate
COD/TO BOD/COD Umur COD Pengolahan Absorpsi Oksidasi Presipitasi Oksidasi Ion Reverse Stripping
C Landfill (mg/l) Biologi Karbon Kimiawi Kimiawi Basah exchange Osmosis
Resins
1 > 28 > 0.55 < 5 tahun > 10.000 Baik Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik
2 2.0 – 2.8 0.4 – 0.54 5 – 10 500 – Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup
tahun 10.000
3 < 2.0 < 0.4 > 10 < 500 Jelek Baik Cukup Jelek Cukup Cukup Baik Jelek
133
134
Berdasarkan hasil analisis Pengolahan Leachate yang akan diterapkan dalam TPA
Likut Jauh Kota Buntok Kabupaten Barito Selatan adalah sebagai berkut :
BAK
PENAMPUNG
S
N
ANAEROBIK FAKULTATIF MATURASI WETLAND
G
Gambar 4.36
Proses Pengolahan Lindi
Sumber : Analisis, 2016
pengolahan yang umumnya diterapkan untuk setiap pengolahan lindi di TPA yang
merupakan suatu lahan yang jenuh air dengan kedalaman air tipikal yang kurang
dari 0,6 m yang mendukung pertumbuhan tanaman air emergent misalnya Cattail,
bulrush, umbrella plant dan canna (Metcalf and Eddy, 1991), pengertian lainnya,
constructed wetland merupakan suatu rawa buatan yang dibuat untuk mengolah
air limbah domestik, untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau
sebagai tempat hidup habitat liar lainnya, selain itu constructed wetland dapat juga
lainnya. Wetland dapat berupa biofilter yang dapat meremoval sediment dan
Media yang digunakan dalam wetland ini berupa kerikil, pasir dan tanah serta
digunakan tanaman untuk mengabsorb polutan yang terdapat dalam air limbah
saat air limbah melewati akar tanaman tersebut. Secara ekonomi pengolahan
dengan cara ini membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan biofilter.
Karena yang berperan dalam menyisihkan polutan dalam air limbah adalah
tanaman dan media pertumbuhan tanaman (dapat berupa tanah dan pasir)
bakteri.
1. Bak Pengumpul
Ql = 223.72 M3/hari
Td = 1 hari
Ratio p : l = 1 : 1
A = p x l ---------- 74.57 = l 2
2. Kolam Anaerobik
Ql = 223.72 M3/hari
Td = 15 hari
A= Li x Q
Hx v
3. Kolam Fakultatif
A = Li x Q
Dimana:
Li = Konsentrasi BOD influent, mg/lt
= 1000 kg/m3
Q = Aliran rata-rata influent, m3/hari
= 223.72 M3/hari
T= Temperatur rata-rata bulan terdingin = 26 °C
A= 1000 kg/m3 x 223.72 m3/hr
20 (26 - 6) kg/m2/hr
137
= 559 m2
Dimensi Kolam Fakultatif adalah :
Panjang = 37 meter
Lebar = 15 meter
Tinggi = 2 meter
Efisiensi penurunan BOD direncanakan sampai 80 %
Sehingga kadar BOD dalam efluen adalah 200 mg/l
4. Kolam Maturasi
Direncanakan :
Td = 10 hari
Q = 223.72 M3/hari
5. Wet Land
H. kolam = 2 meter
Luas perm ( A)= 112 M2
Dimensi Kolam Wet Land Adalah :
Panjang = 15 meter
Lebar = 7 meter
138
Gambar 4.37
Denah Kolam Lindi
Sumber : Analisis, 2016
dalam keadaan an-aerobik akan menghasilkan gas bio, terutama dalam bentuk
methan, Karbondioksida dan gas-gas lain dalam proporsi yang kecil seperti
139
Hidrogen Sulfida dan Nitrogen. Hal ini terjadi karena sebagian besar dekomposisi
berbahaya seperti :
mengurangi oksigen pada zona akar, meningkatkan suhu tanah, efek toxic
c. Bau, walaupun methane dan karbondioksida tidak berbau tetapi gas-gas yang
tekanan (conective), sehingga dengan adanya pembebasan gas di suatu titik maka
gas dibagian lain akan mengalir menuju titik pembebasan itu, untuk itu perlu
diadakan celah ventilasi yang terdiri dari ventilasi vertikal pada pipa PVC 4”
yang dilubang-lubangi dan dipasang di atas tanah penutup dengan jarak antara
untuk mencegah tersumbatnya lubang tersebut dan dipasang pada box (junction)
atau media kerikil. Disamping itu terdapat sistem pengumpul gas bio yang
a. Vertikal, yang naik sesuai dengan kenaikan timbunan artinya bila lahan
yang sudah ada sebelumnya, akhirnya pada bukit akhir dibuat pipa ventilasi
pengumpulan leachate agar leachate yang terkumpul dapat disalurkan. Satu pipa
Gambar 4.38
Pertemuan Pipa Lindi Dan Pipa Gas
Sumber : Analisis, 2016
direncanakan jenis PVC baik yang berlubang dan tidak berlubang. Pipa berlubang
tidak berlubang (non perforated pipe) dipasang di luar lahan pembuangan sampah
yaitu:
terjadi terutama adanya operasi alat-alat berat, pipa leachate akan dipasang di
1) Timbulan Leachate
terkompaksi (K) untuk lokasi TPA adalah 10-6 cm/detik, artinya setiap m2
lahan TPA paling besar hanya boleh dimasuki air sebesar 0.864 l/m2, dimana
debit air ini dipakai untuk menentukan debit air lindi, dengan persamaannya
yaitu :
QI = t – tj/24 x R x K x A
Dimana :
Sehingga timbulan leachate yang dihasilkan dari lahan TPA Buntok adalah
QI = t – tj x R x K x A
24
143
24
a. Pipa Lateral, yang berfungsi untuk mengumpulkan air lindi dari dasar
V=Lxk
Dimana :
N : Faktor porositas
Q=Axv
Q=AxLxk
N
144
A=nxQ
LxK
Adapun luas penampang media total (Am) harus dibagi dengan faktor
porositas, yaitu :
Am = A/n
Am = n x Q / n x L x K
Am = Q / L x K
kemiringan minimal 2%
dapat dihubungkan dengan hilir saluran sekunder oleh bak kontrol, yang
vertikal.
145
kedalaman air dalam saluran / pipa (d/D) maksimal 80% ( d = tinggi air
Barito Selatan dapat dilihat gambar dibawah ini, sedang hasil perhitungan
desain pipa manifold dan pipa lateral leachate dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
SU NG
AI
Gambar 4.39
Rencana Jaringan Pipa Leachate TPA Buntok Kabupaten Barito Selatan
146
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 4.18
Perhitungan Dimensi Pipa Manifold dan Pipa Lateral
Pipa Lateral
1 A 4 0.5 35.51 0.864 3,702.29 0.000288 0.015 1 0.0192 0.25 3.14 0.16 6 8
2 B 4 0.5 35.51 0.864 3,491.43 0.000271 0.015 1 0.0181 0.25 3.14 0.15 6 8
3 C 4 0.5 35.51 0.864 4,083.43 0.000317 0.015 1 0.0211 0.25 3.14 0.16 6 8
4 D 4 0.5 35.51 0.864 4,610.37 0.000358 0.015 1 0.0239 0.25 3.14 0.17 7 8
5 E 4 0.5 35.51 0.864 4,452.29 0.000346 0.015 1 0.0231 0.25 3.14 0.17 7 8
6 F 4 0.5 35.51 0.864 4,616.97 0.000359 0.015 1 0.0239 0.25 3.14 0.17 7 8
7 G 4 0.5 35.51 0.864 5,043.23 0.000392 0.015 1 0.0261 0.25 3.14 0.18 7 8
8 H 4 0.5 35.51 0.864 5,744.88 0.000446 0.015 1 0.0298 0.25 3.14 0.19 8 8
9 I 4 0.5 35.51 0.864 4,869.73 0.000378 0.015 1 0.0252 0.25 3.14 0.18 7 8
10 J 4 0.5 35.51 0.864 4,022.35 0.000312 0.015 1 0.0208 0.25 3.14 0.16 6 8
11 K 4 0.5 35.51 0.864 3,119.16 0.000242 0.015 1 0.0162 0.25 3.14 0.14 6 8
12 M 4 0.5 35.51 0.864 2,243.88 0.000174 0.015 1 0.0116 0.25 3.14 0.12 5 8
13 N 4 0.5 35.51 0.864 763.41 0.000059 0.015 1 0.0040 0.25 3.14 0.07 3 8
50,763.41
50,763.41
Pipa Manifold
A B 4 0.5 35.51 0.86 1,851.15 0.000144 0.015 1 0.0096 0.25 3.14 0.11 4 12
B C 4 0.5 35.51 0.864 3,596.86 0.000279 0.015 1 0.0186 0.25 3.14 0.15 6 12
147
C D 4 0.5 35.51 0.864 5,638.57 0.000438 0.015 1 0.0292 0.25 3.14 0.19 8 12
D E 4 0.5 35.51 0.864 7,943.76 0.000617 0.015 1 0.0411 0.25 3.14 0.23 9 12
E F 4 0.5 35.51 0.864 10,169.90 0.000790 0.015 1 0.0527 0.25 3.14 0.26 10 12
F G 4 0.5 35.51 0.864 12,478.39 0.000969 0.015 1 0.0646 0.25 3.14 0.29 11 12
G H 4 0.5 35.51 0.864 15,000.00 0.001165 0.015 1 0.0777 0.25 3.14 0.31 12 12
N M 4 0.5 35.51 0.86 2,872.44 0.000223 0.015 1 0.0149 0.25 3.14 0.14 5 12
M L 4 0.5 35.51 0.86 5,307.31 0.000412 0.015 1 0.0275 0.25 3.14 0.19 7 12
8 H 4 0.5 35.51 0.864 5,744.88 0.000446 0.015 1 0.0298 0.25 3.14 0.19 8 8
9 I 4 0.5 35.51 0.864 4,869.73 0.000378 0.015 1 0.0252 0.25 3.14 0.18 7 8
10 J 4 0.5 35.51 0.864 4,022.35 0.000312 0.015 1 0.0208 0.25 3.14 0.16 6 8
11 K 4 0.5 35.51 0.864 3,119.16 0.000242 0.015 1 0.0162 0.25 3.14 0.14 6 8
12 M 4 0.5 35.51 0.864 2,243.88 0.000174 0.015 1 0.0116 0.25 3.14 0.12 5 8
13 N 4 0.5 35.51 0.864 763.41 0.000059 0.015 1 0.0040 0.25 3.14 0.07 3 8
50,763.41
50,763.41
Pipa Manifold
A B 4 0.5 35.51 0.86 1,851.15 0.000144 0.015 1 0.0096 0.25 3.14 0.11 4 12
B C 4 0.5 35.51 0.864 3,596.86 0.000279 0.015 1 0.0186 0.25 3.14 0.15 6 12
C D 4 0.5 35.51 0.864 5,638.57 0.000438 0.015 1 0.0292 0.25 3.14 0.19 8 12
D E 4 0.5 35.51 0.864 7,943.76 0.000617 0.015 1 0.0411 0.25 3.14 0.23 9 12
E F 4 0.5 35.51 0.864 10,169.90 0.000790 0.015 1 0.0527 0.25 3.14 0.26 10 12
F G 4 0.5 35.51 0.864 12,478.39 0.000969 0.015 1 0.0646 0.25 3.14 0.29 11 12
G H 4 0.5 35.51 0.864 15,000.00 0.001165 0.015 1 0.0777 0.25 3.14 0.31 12 12
N M 4 0.5 35.51 0.86 2,872.44 0.000223 0.015 1 0.0149 0.25 3.14 0.14 5 12
M L 4 0.5 35.51 0.86 5,307.31 0.000412 0.015 1 0.0275 0.25 3.14 0.19 7 12
L K 4 0.5 35.51 0.86 7,318.48 0.000569 0.015 1 0.0379 0.25 3.14 0.22 9 12
K J 4 0.5 35.51 0.86 8,878.06 0.000690 0.015 1 0.0460 0.25 3.14 0.24 10 12
J I 4 0.5 35.51 0.86 10,000.00 0.000777 0.015 1 0.0518 0.25 3.14 0.26 10 12
I H 4 0.5 35.51 0.86 10,381.71 0.000806 0.015 1 0.0538 0.25 3.14 0.26 10 12
H 0 4 0.5 35.51 0.86 15,000.00 0.001165 0.015 1 0.0777 0.25 3.14 0.31 12 12
148
149
jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 47.210 jiwa. Berikut perincian
2015” :
- Sababilah = 1.369.Jiwa
Sebagai hasil dari laju pembangunan yang cepat, populasi cenderung ikut
Metode Geometrik
Pn = Po (1 + r)t
dimana :
pelayanan pengelolaan sampah hingga tahun 2026 atau hingga umur TPA Buntok
bisa berlangsung cukup lama. Hasil Proyeksi Penduduk Kecamatan Dusun Selatan
Gambar 4.40
Proyeksi Penduduk Kota Buntok Tahun 2015-2026
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 4.19
Proyeksi Penduduk Kota Buntok dan Sekitarnya dari Tahun 2015 - 2026
152
Sumber : Analisis, 2016
153
Berdasarkan data Barito Selatan dalam Angka 2015, dari perbandingan luas
daerah yang dimiliki dengan jumlah penduduk yang menghuni maka tingkat
kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Barito Selatan adalah 14 jiwa per Km2
atau 4 jiwa/KK.
penduduk Kecamatan Dusun Selatan per tahun selama sepuluh tahun terakhir
yakni dari Tahun 2010-2015 sebesar 2.76 persen. Kecamatan Dusun Selatan
yang sebesar 2,26 persen per tahun. Sedangkan di Kecamatan Jenamas mengalami
laju pertumbuhan penduduk negatif yaitu sebesar -1,97 persen, yang berarti
tahun terakhir.
akan masuk TPA perlu diperhatikan adanya pemadatan baik di sumber, pada
perjalanan menuju TPA dan di TPA itu sendiri. Pemadatan hasil proses
sebesar 0,2 ton/m3. Pemadatan pada TPA diakibatkan o!eh adanya proses
Sehingga volume sampah akhir yang masuk TPA akan mengalami penyusutan
Jumlah sampah yang dihasilkan perkapita berbeda antara satu kota dengan
kota yang lain, dibedakan oleh aktifitas, tingkat kehidupan, tingkat ekonomi kota,
faktor musim dan lain sebagainya. Berdasarkan jumlah penduduk yang ada
ditetapkan status Kabupaten Barito Selatan sebagai kota kecil, gambaran jumlah
Selanjutnya angka produksi sampah per kapita tersebut di atas menjadi dasar dari
Selengkapnya Proyeksi timbulan sampah sampai dengan tahun 2026 dapat dilihat
155
156
157
158
159
160
161
Gambar 4.41
Grafik Cakupan Pelayanan Sampah Kota Buntok Tahun 2015-2026
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 4.42
Grafik Pelayanan Sampah Kota Buntok Tahun 2015-2026
Sumber : Analisis, 2016
162
yang diproyeksikan sampai akhir periode. Selanjutnya pada Tabel di bawah ini
Gambar 4.43
Kebutuhan Lahan TPA Kota Buntok dan Sekitarnya
Sumber : Analisis, 2016
Gambar 4.44
Skenario Penerapan 3R Kota Buntok 2015-2026
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 4.21
Skenario Penerapan Kegiatan 3R di Desa/Kelurahan
163
164
165
166
167
168
Tabel 4.22
Rekapitulasi Skenario Pelayanan Sampah Tahun 2015 s/d 2026
Tabel 4.23
Kebutuhan Lahan TPA Kota Buntok dan Sekitarnya Dari Tahun 2015 s/d 2026
169
170
Dari tabel di atas kebutuhan lahan setiap periode meningkat sejalan dengan
2018) adalah seluas 1.16 Ha, sedangkan pada periode II (2018-2021) diperlukan
lahan seluas 2.90 Ha dan pada periode akhir (2021-2026) lahan yang diperlukan
untuk penimbunan sampah yang masuk ke TPA adalah seluas 4.68 Ha.
mampu menampung sampah Kota Buntok Kabupaten Barito Selatan sampai akhir
periode. Untuk lebih jelasnya skenario mengenai perhitungan usia TPA dapat
Tabel 4.24
Usia Tempat Pemrosesan Akhir
Dari tabel di atas terlihat bahwa dengan kapasitas TPA pada periode I
ke TPA 82.61m3/hari dapat dihitung usia TPA adalah 2 tahun, sedangkan pada
sampah yang masuk sebanyak 100.42 m3/hari diperkirakan usia TPA mencapai 6
tahun, dan pada akhir periode III (2021-2026) kapasitas TPA mencapai 461,054
hanya residu (sisa sampah yang sudah diolah) yang dibuang ke TPA. Pengolahan
ini berupa kegiatan pemilahan sampah dengan sistem 3R (Reduce, reuse, recycle)
dalam alur perjalanan sampah dari sumber sampah menuju ke TPA. Reduksi
(R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik oleh produsen maupun
dengan baik bila masyarakat terlibat dan dilibatkan secara aktif dalam
Kab. Barito Selatan menjadi lebih baik. Selain dengan kegiatan 3R, kegiatan
menuju TPA. Mengingat budaya kita masih lemah dalam penerapan 3R,
172
minuman.
b) Bahan buangan berbentuk padat, seperti kertas, logam dan plastik adalah
bahan yang bisa didaur-ulang. Bahan ini bisa saja didaur-pakai secara
non-organik.
173
Composting (Pengomposan)
aerobik adalah:
Pembibitan ini dapat diambil dari mikro organisme yang cocok, misalnya
dari awal periode sampai dengan 18 % di akhir periode dengan komposisi 97%
sampah dibuang ke TPA di awal periode sampai dengan 82 % yang dibuang ke TPA
di akhir periode.
4.4 Rencana Biaya Konstruksi & Biaya Operasioal TPA Sampah Buntok
komponen fisik dan non fisik. Perhitungan perkiraan anggaran biaya untuk
harga yang dikeluarkan oleh pemerintah atau badan-badan swasta. Harga yang
digunakan adalah berdasarkan harga satuan pekerjaan yaitu harga yang harus
dibayar untuk pembangunan fisik suatu pekerjaan. Harga satuan pekerjaan ini
sudah termasuk harga bahan, upah buruh, transportasi local, pajak, asuransi dan
lain-lain.
175
Rencana Anggaran Biaya ini dihitung untuk semua jenis pekerjaan terdiri
dari :
1. Pekerjaan Persiapan
(Terbilang : Tujuh Puluh Enam Milyar Lima Ratus Empat Juta Rupiah). Jelasnya
Tabel 4.25
Biaya Konstruksi TPA Kota Buntok di Kabupaten Barito Selatan
HARGA SAT.
NO URAIAN VOL. SAT. BIAYA ( Rp) SUMBER DANA
( Rp)
A JASA KONSULTAN
1 Master Plan 1 Paket 350,000,000 350,000,000 APBN
2 Pengawasan/ Supervisi 1 Paket 500,000,000 500,000,000 APBN
3 Monitoring & Managemen Konstruksi 1 Paket 850,000,000 850,000,000 APBN
4 Studi Amdal TPA 1 Paket 400,000,000 400,000,000 APBN
B PEMBEBASAN TANAH
1 TPA & Bangunan Penunjang 70,000 M2 12,000 840,000,000 APBD-KAB & SWASTA
C KONSTRUKSI - PEMASANGAN
1 Tanggul Penahan TPA 1,030 M 14,981,930 15,431,387,400 APBN
2 Cut And Fill 1,030 M 3,024,602 3,115,340,100 APBN
3 Pemadatan Tanah Asli 44,160 M2 14,400 635,904,000 APBN
4 Jalan Masuk TPA 209 M 3,173,188 663,196,200 APBN
5 Jalan Operasi Di Lingkungan TPA 645 M 3,561,140 2,296,935,300 APBN
6 Pemasangan Geomembrane 54,975 M2 64,200 3,529,395,000 APBN
7 Pemasangan Geotekstil 54,975 M2 47,200 2,594,820,000 APBN
8 Kansteen Penjepit Geomembrane 1,030 M 394,994 406,843,500 APBN
9 Pemasangan Lapisan Batu Kerikil 13,248 M3 139,200 1,844,121,600 APBD-KAB
10 Pemasangsan Perpipaan Manifold Lindi 241 M 376,232 90,671,842 APBD-KAB
11 Pemasangsan Perpipaan Lateral Lindi 1,235 M 243,133 300,268,959 APBD-KAB
12 Pemasangan Pipa Gas 44 Unit 10,105,500 444,642,000 APBD-KAB
13 Instalasi Pengolahan Lindi 1 Unit 6,514,526,200 6,514,526,200 APBN
14 Saluran Drainase Keliling TPA 1,450 Meter 2,177,891 3,157,941,700 APBD-PROV
15 Bangunan Hanggar Pemilah & Pencacah 1 Unit 862,380,300 862,380,300 APBD-KAB
16 Pos Jaga 1 Unit 65,802,800 65,802,800 APBD-KAB
17 Bangunan Jembatan Timbang 1 Unit 306,892,200 306,892,200 APBD-KAB
18 Sumur Pantau 2 Unit 21,111,200 42,222,400 APBD-KAB
19 Garasi Truck 1 Unit 951,311,500 951,311,500 APBD-KAB
20 Garasi Alat Berat 1 Unit 467,127,000 467,127,000 APBD-KAB
21 Pencucian Truck 1 Unit 97,707,300 97,707,300 APBD-KAB
22 Sumur Air Bersih 1 Unit 157,328,000 157,328,000 APBD-KAB
23 Instalasi Listrik Ls 75,000,000 75,000,000 APBD-KAB
24 Fasilitas Pemadam Kebakaran 1 Ls 15,000,000 15,000,000 APBD-KAB
25 Mushola 1 Unit 189,009,800 189,009,800 APBD-KAB
26 Tempat Wudhu 1 Unit 59,620,000 59,620,000 APBD-KAB
27 Buffer Zone Ls 50,000,000 50,000,000 APBD-KAB
28 Pagar Keliling 1,750 Meter 333,055 582,846,200 APBD-KAB
D PENGADAAN
1 Persiapan (Papan nama,Direksi keet, pelaporan,dll) Ls 27,665,600 27,665,600 APBN
2 Pengadaan Geomembran 54,975 M2 60,000 3,298,500,000 APBN
3 Pengadaan Geotekstile 54,975 M2 25,000 1,374,375,000 APBN
4 Pengadaan Lapisan Batu Kerikil 1,030 M 4,725,549 4,867,315,200 APBN
5 Pengadaan Perpipaan Manifold Lindi 241 M 936,765 225,760,365 APBN
6 Pengadaan Perpipaan Lateral Lindi 1,235 M 458,748 566,553,780 APBN
7 Jembatan Timbang 1 Unit 250,000,000 250,000,000 APBN
8 Pengadan Buldozer 1 Unit 2,000,000,000 2,000,000,000 APBN
9 Pengadan Excavator 1 Unit 1,700,000,000 1,700,000,000 APBD-PROV
E JUMLAH PEMBIAYAAN
1 APBN 49,898,517,645
2 APBD-PROV 4,857,941,700
3 APBD-KAB 7,441,951,901
F TOTAL 62,198,411,246
1 ppn (10%) 6,219,841,125
2 Price Contigencies 1,865,952,337
3 Phyisical Contigencies 1,865,952,337
GRAND TOTAL 76,504,045,832
tahun yang akan datang) dengan tingkat inflansi rata-rata 6% dan suku bunga
FV = PV ( 1 + i )n
n = Tahun
= Rp. 137.007.012.176,32
Selatan pada tahun 2026 sebesar Rp. 137.007.000.000,- (Terbilang : Seratus Tiga
mengelola sampah yang masuk ke TPA. Biaya ini merupakan biaya Oprerasional
untuk menutup sampah dengan tanah urug dan Pemadatan Tanah Urug dengan
alat berat. Perhitungan biaya operasional TPA Sampah Kota Buntok Kabupaten
Barito Selatan pada tahun 2016 sebesar Rp 1.200.708.211,-, sampai dengan tahun
2026 (10 tahun yang akan datang) dengan tingkat inflansi rata-rata 6% dan suku
FV = PV ( 1 + i )n
n = Tahun
= Rp. 2.150.285.533.-
pada tahun 2026 sebesar Rp. 2.150.285.000,-. Jelasnya hasil perhitungan biaya
Tabel 4.26
Biaya Operasional TPA Sampah Kota Buntok di Kabupaten Barito Selatan
no jenis uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
volume harga satuan jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah jumlah
1 Gaji 40 orang 2,150,000.00 86,000,000.00 91,160,000.00 96,629,600.00 102,427,376.00 108,573,018.56 115,087,399.67 121,992,643.65 129,312,202.27 137,070,934.41 145,295,190.47 154,012,901.90
BBM/minyak
2 pelumas 1 tahun 367,500,000.00 367,500,000.00 389,550,000.00 412,923,000.00 437,698,380.00 463,960,282.80 491,797,899.77 521,305,773.75 552,584,120.18 585,739,167.39 620,883,517.43 658,136,528.48
3 Sparepart 1 tahun 67,680,000.00 67,680,000.00 71,740,800.00 76,045,248.00 80,607,962.88 85,444,440.65 90,571,107.09 96,005,373.52 101,765,695.93 107,871,637.68 114,343,935.95 121,204,572.10
Pemeliharaan
4 /servis 1 tahun 53,000,000.00 53,000,000.00 56,180,000.00 59,550,800.00 63,123,848.00 66,911,278.88 70,925,955.61 75,181,512.95 79,692,403.73 84,473,947.95 89,542,384.83 94,914,927.92
3021
5 Tanah urug m3/tahun 180,000.00 543,780,000.00 576,406,800.00 610,991,208.00 647,650,680.48 686,509,721.31 727,700,304.59 771,362,322.86 817,644,062.23 866,702,705.97 918,704,868.33 973,827,160.43
Alat berat
(bulldozer/ex 3021
6 cavator) m3/tahun 27,391.00 82,748,211.00 87,713,103.66 92,975,889.88 98,554,443.27 104,467,709.87 110,735,772.46 117,379,918.81 124,422,713.94 131,888,076.77 139,801,361.38 148,189,443.06
179