SAMPAH :
KONDISI EXISTING DAN TARGET NASIONAL
1
Outline Presentasi
1. Potret Pengelolaan Sampah
2. Persoalan Mendasar Persampahan
3. Statistik Capaian Pengelolaan Sampah 2015-2019
4. Kebijakan, Strategi, dan Program
5. KPI (key performance indikator)
6. Pendekatan Pengelolaan Sampah
7. Gerakan Pilah Sampah
8. Revitalisasi ADIPURA
2
POTRET DAN HIGHLIGHT PERSOALAN
SAMPAH
3
PERSOALAN MENDASAR PERSAMPAHAN
4
KONDISI SISTEM OPERASIONAL TPA DI
INDONESIA
44,44%
54,65% 52,96%
59,91%
55,56%
45,35% 47,04%
40,09%
6
KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH
7
INDEKS PERILAKU KETIDAKPEDULIAN
LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2018
0,71 0,72
0,44
0,16
Sumber : Laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia, 2018 – Badan Pusat Statistik
8
TREND PERSENTASE KOMPOSISI
SAMPAH PLASTIK
70
60
50
40
30
20
10
9
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DAERAH TENTANG PEMBATASAN
SAMPAH PLASTIK SEKALI PAKAI DI INDONESIA
27 Kab/Kota
2 Provinsi
13
3
1
11
Penegakan hukum pembuangan sampah illegal (Kab.Bogor)
12
Penyalahgunaan ijin impor limbah non B3 (Kota Batam)
13
STATISTIK CAPAIAN
PENGELOLAAN SAMPAH
(2015-2019)
14
15
TREND PERSENTASE KOMPOSISI SAMPAH
Sisa Makanan
Plastik 44%
Perubahan komposisi: 15%
16
PENGURANGAN DAN PENANGANAN SAMPAH DI
INDONESIA
80,00 %
70,00 %
60,00 %
50,00 %
40,00 %
30,00 %
20,00 %
10,00 %
0,00 %
2015 2016 2017 2018 2019
Pengurangan Sampah 1,74 % 1,73 % 2,12 % 2,76 % 14,58 %
Penanganan Sampah 62,96 % 64,90 % 67,06 % 68,83 % 67,40 %
Sumber : Data Jakstrada Kabupaten/Kota
PENGELOLAAN SAMPAH YANG BAIK DAN BENAR DI
INDONESIA
60
4…
50
40
3
% 30
20
10
0
2018 2019
KOMPOSISI SAMPAH NASIONAL 2018 &
KAWASAN KONSERVASI
Bandingkan dengan
komposisi sampah
secara nasional
Sampah plastik adalah sampah yang dominan Komposisi sampah secara nasional yang dominan
dihasilkan di destinasi wisata seperti tn bromo- adalah sampah organik sebesar 57%, sementara
tengger-semeru sebesar 56% sedangkan sampah sampah plastik sebesar 15%. Penurunan 1%
organik hanya 14% Komposisi Sampah Plastik dari tahun 2016.
19
Direktorat Pengelolaan Sampah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
20
Rapat Koordinasi Proyek KPBU Infrastruktur Permukiman, 2019
PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SAMPAH
21
KEBIJAKAN, TARGET DAN PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH
HINGGA TAHUN 2025
ARAH KEBIJAKAN TARGE PROGRAM
T
1. PEMBATASAN TIMBULAN
SAMPAH
PENGURANGAN 30% PADA TAHUN 2025 DARI 2. PENDAURAN ULANG
SAMPAH TIMBULAN SAMPAH NASIONAL SAMPAH
3. PEMANFAATAN KEMBALI
SAMPAH
1. PEMILAHAN
PENANGANAN 70% PADA TAHUN 2025 DARI 2. PENGUMPULAN
3. PENGANGKUTAN
SAMPAH TIMBULAN SAMPAH NASIONAL 4. PENGOLAHAN
5. PEMROSESAN AKHIR
TARGET
INDIKATOR
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2004 2025
Proyeksi timbulan
65.8 66.5 67.1 67.8 68.5 69.2 69.9 70.6 71.3
sampah (juta ton)
Target Pengurangan
9.89 12 13.4 14 16.4 17.99 18.9 19.7 20.9
Sampah
(15%) (18%) ( 20%) (22%) (24%) (26%) (27%) (28%) (30%)
(juta ton)
Target Penanganan
47.3 48.5 53.7 50.8 50.7 50.52 50.3 50.1 49.9
Sampah
( 72%) ( 73%) (80%) (75%) (74%) (73%) (72%) (71%) (70%)
(juta ton)
23
KEY PERFORMANCE
INDICATOR (KPI)
24
Key Performance Indicator (KPI)
2019 2025
Kapasitas Pengelolaan Sampah 32 % Kapasitas Pengelolaan Sampah 100%
Pengurangan 3% Pengurangan 30%
Penanganan 29% Penanganan 70%
Pengurangan Sampah Plastik ke Laut (0.25- Pengurangan Sampah Plastik ke Laut (0.075-
0.59 juta ton/tahun) 0.18 juta ton/tahun)
Indeks Ketidak Pedulian 0.72 Indeks Ketidak Pedulian 0.30
Persentase Masyarakat Memilah 11% Persentase Masyarakat Memilah 50%
Recycling Rate 11-13% Recycling Rate 50%
PSEL (pengolahan sampah menjadi energi PSEL (pengolahan sampah menjadi energi
listrik) = 0 Kota listrik) = 12 Kota
Pembatasan “single use plastic” Pembatasan “single use plastic”
Propinsi = 1 Propinsi Propinsi = 17 Propinsi
Kab/Kota = 19 Kab/Kota Kab/Kota = 257 Kab/Kota
25
PENDEKATAN
PENGELOLAAN SAMPAH
26
1. MINIM SAMPAH (less waste)
13 Kota Bontang Perwali Kota Bontang Nomor 30 Tahun 2018 tentang Diberlakukan mulai tanggal 1 April 2019
Pengurangan Penggunaan Produk Plastik Sekali Pakai
14 Kabupaten Badung Peraturan Bupati Badung No. 47 Tahun 2018 tentang Terbit pada tanggal 28 Nopember 2018 dan sudah
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik diberlakukan mulai Februari 2019 (tiga bulan
setelah ditetapkan)
15. Kabupaten Biak Peraturan Daerah Kabupaten Biak tentang Pengelolaan Diberlakukan pelarangan kantong plastik dan
Sampah plastik sekali pakai mulai 1 Juni 2019
16. Kota Semarang Peraturan Wali Kota (Perwal) Semarang Nomor 27 Tahun Sosialisai dan Uji coba penerapan pelarangan
2019 tentang pengendalian sampah plastik. kantong plastik (data per agustus 2019)
17. Kabupaten Bogor Peraturan Bupati Bogor Nomor 13 Tahun 2019 tentang Diterbitkan tanggal 21 Februari 2019 dan mulai
Pengurangan Penggunaan Plastik dan Styrofoam. diberlakukan mulai tanggal 17 Agustus 2019
(pelarangan penggunaan kantong plastik dan
plastik sekali pakai)
18. Kabupaten Hulu Sungai Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 8 Tahun 2019 Mulai diberlakukan mulai tanggal 4 Maret 2019
Utara Tentang Pengurangan Pemakaian Kantong Plastik (kantong plastik wajib berbayar)
19. Kabupaten Nunukan Peraturan Bupati Nunukan Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Diterbitkan 3 Juli 2019, masa sosialisasi selama 6
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik bulan sejak tanggal diterbitkan
20. Kota Probolinggo Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 79 Tahun 2019 Masa sosialisasi (data per agustus 2019) - tidak
tentang pengurangan penggunaan kantong plastik menyediakan kantong plastik dan menerapkan
kantong plastik berbayar untuk ritel modern
Daftar Daerah Peraih Dana Insentif Daerah Tahun 2019
Program Tanpa Sedotan Plastik, Kantong Plastik, Alat makan dan minum sekali pakai
dan wadah makan styrofoam di Hotel, Restoran dan Café (Horeca)
Kolaborasi pengurangan sampah plastik sekali pakai dengan Gojek dan Mitra Gojek
(gofood)
32
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH UNTUK PENDEKATAN MINIM SAMPAH
34
1. Pilar2 Circular Economy :
- Recycling Industry
- Bank Sampah
- TPS 3R
- Sosial Enterpreneur
- dll
35
2. Kondisi yang mendukung :
Insentif Fiskal (recycling industry, bahan baku scrap/waste dalam negeri, recycle
contain, dll)
Kebijakan Impor Scrap (kertas, plastik, logam, karet, kaca, dan kain)(kebijakan
pengurangan atau phase down import scrap, secara tidak langsung akan
meningkatkan potensi sampah dalam negeri menjadi bahan baku industri).
Kebijakan EPR (extended produser responsibility)
Standardisasi produk recycling (daur ulang), dan diikuti kebijakan mendorong
penggunaan recycling content.
36
SAMPAH TERKELOLA
Praktek Circular Economy BANK SAMPAH
di Indonesia
Alumunium/bes Lainnya
i/seng
48%
18% Kertas Dijual ke pengepul (kg)
26% 50%
2,00%
1,70%
1,50%
5.244 0,50%
4.280 0,14%
3.075 0,00%
0,01%
200.000 Rp2.508.618.485
209.144
150.000 174.904 Rp1.484.669.852
163.128
151.419 Rp1.145.731.446
100.000
99.634 Rp1.009.625.043
50.000 Rp1.009.625.043
0
2014 2015 2016 2017 2018
2018 2017 2016 2015 2014
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH UNTUK PENDEKATAN CIRCULAR ECONOMY
1. Memastikan sistem pengangkutan sampah terpilah & terjadwal
2. Mendorong tumbuhnya Bank Sampah & TPS 3R, paling tidak setiap RW atau Desa terdapat
satu Bank Sampah
5. Meregistrasi dan merekognisi sektor informal (pemulung dan pegerlapak) untuk menjadi
bagian dari sistem pengelolaan sampah di daerah
6. Mendorong kerjasama produsen dengan Bank Sampah, TPS 3R dan Sektor Informal dalam
konteks pengurangan sampah oleh produsen
40
GERAKAN NASIONAL
PILAH SAMPAH
41
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
DKI Jakarta
15 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
DKI Jakarta
15 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
Kota Bitung
21 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
Kota Bitung
21 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
Kota Mataram
06 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
Kota Mataram
06 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
Kota Semarang
13 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.
Kota Semarang
13 Oktober 2019
SURAT EDARAN
TENTANG GERAKAN NASIONAL PILAH SAMPAH
DARI RUMAH
III. Pelaporan
52
Pelembagaan Nilai-Nilai & Sosialisasi :
Melakukan gerakan peningkatan pemahaman dan kepedulian publik melalui kampanye,
edukasi, dan informasi kepada masyarakat untuk memilah sampah mulai dari rumah;
Menyalurkan sampah layak daur ulang ke Bank Sampah atau melalui sedekah sampah
dan TPS3R/PDU terdekat serta mendaur ulang sampah organik menjadi kompos;
Membangun integrasi program seperti Proklim dan Adiwiyata serta kolaborasi pelaku
usaha antara lain Pemda, masyarakat, LSM, serta dunia usaha dan lain-lain.
53
Dukungan Infrastruktur :
Memastikan pengklasifikasian pemilahan sampah dari sumber dengan
pewarnaan pewadahan sampah, paling tidak 3 (tiga) kategori yaitu :
Untuk Kompos
Untuk Daur Ulang
Residu (sampah tidak bisa dimanfaatkan)
Memastikan sampah yang dibawa dan ditimbun di TPA adalah residu
Memastikan sampah yang sudah terkumpul dan terangkut secara terpilah dibawa
ke fasilitas pengolahan sampah seperti pusat daur ulang, pusat pengkomposan,
material recovery facility (MRF), Intermediate Treatment Facility (ITF) dan fasilitas
waste to energy berupa biogas, refused derived fuel (RDF), atau Pengolahan
Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL)
54
Pelaporan :
Kegiatan Gerakan Pilah Sampah dari rumah dijadikan bahan pelaporan
dalam pencapaian target Kebijakan dan Strategi Daerah (JAKSTRADA)
yang dituangkan dalam neraca pengelolaan sampah;
55
3. Pendekatan Pelayanan dan Teknologi
Konsep Dasarnya :
“Konsep ini sebenarnya adalah konsep kumpul angkut buang yang lebih
advanced, dimana persoalan persampahan dapat diselesaikan melalui
pelayanan oleh Pemda dan pendekatan teknologi, tanpa perlu mendorong
perubahan perilaku”.
Nilai-nilai dasarnya :
- Penggunaan Teknologi (landfill, WtE, RDF,dll)
- Pelayanan 100 persen
Konsep ini membutuhkan biaya dan cost yang relatif cukup mahal, negara2
dengan GDP tinggi akan mudah melakukan konsep ini, seperti Singapura,dll.
56
TEKNOLOGI PENGELOLAAN SAMPAH
1. Recycling Facility (Material Recovery Facility)
2. Recycling Industry
3. Composting Industry
4. Thermal Technology
5. Plastic for Fuel Technology
6. RDF (Refuse Derived Fuel) Technology
7. Waste to Energy (fuel)
8. Landfill Technology
57
PETA POTENSI WTE
KRITERIA:
• Termasuk 12 Kota/Kabupaten yang disebutkan di Perpres 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah menjadi
Energi Listrik
• Timbulan sampah >1000 ton/hari
•
58
Kota/Kabupaten ini mempunyai Data Fiskal Daerah berkategori Tinggi dan Sangat Tinggi berdasarkan Permen Keuangan No. 119/PMK.07/2017 tentang
Peta Kapasitas Fiskal Daerah
PETA POTENSI RDF
KEP. RIAU KEP. BANGKA BELITUNG KALIMANTAN SELATAN SULAWESI SELATAN
• Kota Batam • Kab. Bangka*) • Kab. Tanah Laut • Kab. Maros*)
Aceh • Kab. Belitung*) • Kab. Kotabaru • Kab. Pangkajene Kepulauan*)
• Kota Banda Aceh
PAPUA
• Kab. Mimika
SUMATERA UTARA
• Kota Medan
SUMATERA BARAT
• Kota Padang
SUMATERA SELATAN
• Kota Palembang
• Kab. Musi Banyuasin
• Kab. Muara Enim
• Kab. Lahat
• Kab. Lampung Selatan*)
BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI NTB NTT
• Kab. Tangerang • Kab. Indramayu • Kab. Rembang* • Kab. Gresik • Kab. Buleleng • Kab. Lombok Barat*) • Kota Kupang*)
• Kota Cilegon • Kab. Sukabumi • Kab. Cilacap • Kab. Tuban
• Kota Sukabumi*) • Kab. Banyumas • Kab. Probolinggo Keterangan:
• Kota Bogor • Kab. Jepara*)
• Kab. Bogor *) Kab/Kota yang mempunyai Data Fiskal Daerah
• Kab. Bekasi berkategori ‘Sedang’, ‘Rendah’, atau ‘Sangat Rendah’
• Kota Bekasi berdasarkan Permen Keuangan No. 119/PMK.07/2017
• Kota Cirebon*) tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah.
• Kab. Cirebon
KRITERIA:
• Timbulan sampah >120 ton/hari
• Terdapat pabrik semen dan/atau PLTU di dekat kab/kota tersebut 59
DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENINGKATAN KAPASITAS
60
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH UNTUK PENGKATAN KAPASITAS PELAYANAN
3. Memastikan alokasi anggaran operasional yang cukup pengelolaan sampah yang cukup
(minimal 2 - 3% dari APBD)
61
REVITALISASI ADIPURA
62
KONSEP ADIPURA 2025
Program ADIPURA harus dapat merespon Target JAKSTRANAS,
yaitu menjadikan semua kota-kota di Indonesia pada tahun 2025,
pengelolaan sampahnya 100%, dengan 30% pengurangan dan
70% penanganan. Sehingga Program ADIPURA harus dapat
mendorong daerah dalam pencapaian yang diamanatkan
JAKSTRANAS (Perpres No. 97 Tahun 2017).
6
3
KONSEP ADIPURA 2025
65