Anda di halaman 1dari 65

KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN

SAMPAH :
KONDISI EXISTING DAN TARGET NASIONAL

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

1
Outline Presentasi
1. Potret Pengelolaan Sampah
2. Persoalan Mendasar Persampahan
3. Statistik Capaian Pengelolaan Sampah 2015-2019
4. Kebijakan, Strategi, dan Program
5. KPI (key performance indikator)
6. Pendekatan Pengelolaan Sampah
7. Gerakan Pilah Sampah
8. Revitalisasi ADIPURA

2
POTRET DAN HIGHLIGHT PERSOALAN
SAMPAH

3
PERSOALAN MENDASAR PERSAMPAHAN

1. Rendahnya Kapasitas Pemerintah Daerah


2. Rendahnya Kepedulian Publik
3. Trend Komposisi Sampah Plastik
4. Peran dan Tanggung Jawab Produser (belum mandatory)
5. Penegakan Hukum
6. Impor Scrap tercampur Sampah

4
KONDISI SISTEM OPERASIONAL TPA DI
INDONESIA

44,44%
54,65% 52,96%
59,91%

55,56%
45,35% 47,04%
40,09%

2016 2017 2018 2019


Open Dumping Non Open Dumping
Sumber : Data Hasil Pemantauan Fisik Adipura tahun 2016-2019
PERSOALAN STRUKTURAL DAN
KELEMBAGAAN PERSAMPAHAN DI DAERAH
• Anggaran persampahan yang tidak memadai
(minimal 2-3 persen APBD)
• Kecenderungan Retribusi diturunkan/dihilangkan
(kebijakan populis kepala daerah/DPRD) contoh :
retribusi di Kota Tegal hanya Rp. 2000 tapi sulit
ditagih
• Investasi landfill tidak menarik bagi daerah

6
KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH

• Pengelolaan sampah yang baik dan benar pada tahun 2019


= ± 49,18%
• Pengelolaan sampah yang tidak baik dan benar (50,82%):
o Langsung dibuang ke lingkungan (leakage) = 18,02%
o Penanganan sampah dengan TPA open dumping = 32,8%
(40,09% TPA di Indonesia masih open dumping)

Sumber: Data series Adipura, 2018

7
INDEKS PERILAKU KETIDAKPEDULIAN
LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2018
0,71 0,72

0,44

0,16

Penghematan Air Pengelolaan Transportasi Pengelolaan


Energi Pribadi Sampah

Sumber : Laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia, 2018 – Badan Pusat Statistik

8
TREND PERSENTASE KOMPOSISI
SAMPAH PLASTIK
70

60

50

40

30

20

10

1995 2005 2015 2025 2035

9
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DAERAH TENTANG PEMBATASAN
SAMPAH PLASTIK SEKALI PAKAI DI INDONESIA
27 Kab/Kota
2 Provinsi

13

3
1

2012 2016 2018 2019


PERSOALAN
GLOBAL DAN
NASIONAL

11
Penegakan hukum pembuangan sampah illegal (Kab.Bogor)

12
Penyalahgunaan ijin impor limbah non B3 (Kota Batam)

13
STATISTIK CAPAIAN
PENGELOLAAN SAMPAH
(2015-2019)
14
15
TREND PERSENTASE KOMPOSISI SAMPAH

Source: Adipura Secretariat, 2013

Perubahan komposisi: Karet/Kulit


• Sampah organik: 60% (2013)  57% (2016) 2% Kaca Komposisi Sampah
2% Tahun 2019
• Sampah plastik : 14% (2013)  16% (2016) Kain/Tekstil
3% Lainnya
8%
Logam
2%

Sisa Makanan
Plastik 44%
Perubahan komposisi: 15%

• Sampah plastik : 16% (2016)  15% (2019) Kertas


• Pengurangan 1% = 650.000 Ton 11%
Kayu/Rantin
g/Daun
Sumber: Data Program Adipura 2018

16
PENGURANGAN DAN PENANGANAN SAMPAH DI
INDONESIA
80,00 %

70,00 %

60,00 %

50,00 %

40,00 %

30,00 %

20,00 %

10,00 %

0,00 %
2015 2016 2017 2018 2019
Pengurangan Sampah 1,74 % 1,73 % 2,12 % 2,76 % 14,58 %
Penanganan Sampah 62,96 % 64,90 % 67,06 % 68,83 % 67,40 %
Sumber : Data Jakstrada Kabupaten/Kota
PENGELOLAAN SAMPAH YANG BAIK DAN BENAR DI
INDONESIA
60

4…
50

40
3
% 30

20

10

0
2018 2019
KOMPOSISI SAMPAH NASIONAL 2018 &
KAWASAN KONSERVASI

Bandingkan dengan
komposisi sampah
secara nasional

Sampah plastik adalah sampah yang dominan Komposisi sampah secara nasional yang dominan
dihasilkan di destinasi wisata seperti tn bromo- adalah sampah organik sebesar 57%, sementara
tengger-semeru sebesar 56% sedangkan sampah sampah plastik sebesar 15%. Penurunan 1%
organik hanya 14% Komposisi Sampah Plastik dari tahun 2016.
19
Direktorat Pengelolaan Sampah
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN


PROGRAM

20
Rapat Koordinasi Proyek KPBU Infrastruktur Permukiman, 2019
PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SAMPAH

21
KEBIJAKAN, TARGET DAN PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH
HINGGA TAHUN 2025
ARAH KEBIJAKAN TARGE PROGRAM
T
1. PEMBATASAN TIMBULAN
SAMPAH
PENGURANGAN 30% PADA TAHUN 2025 DARI 2. PENDAURAN ULANG
SAMPAH TIMBULAN SAMPAH NASIONAL SAMPAH
3. PEMANFAATAN KEMBALI
SAMPAH

1. PEMILAHAN
PENANGANAN 70% PADA TAHUN 2025 DARI 2. PENGUMPULAN
3. PENGANGKUTAN
SAMPAH TIMBULAN SAMPAH NASIONAL 4. PENGOLAHAN
5. PEMROSESAN AKHIR

PARADIGMA JAKSTRANAS ADALAH


PENGURANGAN SAMPAH DI SUMBERNYA,
MENUNJUKKAN TEKAD YANG KUAT UNTUK 1. PROGRAM
PELIBATAN PARTISIPASI MASYARAKAT PENGURANGAN 1. STRATEGI PENGURANGAN
MELALUI PERUBAHAN PERILAKU DAN 2. PROGRAM 2. STRATEGI PENANGANAN
BUDAYA UNTUK MENJADI GERAKAN PENANGANAN
MASYARAKAT
22
TARGET PENGURANGAN DAN PENANGANAN SAMPAH

TARGET
INDIKATOR
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2004 2025

Proyeksi timbulan
65.8 66.5 67.1 67.8 68.5 69.2 69.9 70.6 71.3
sampah (juta ton)

Target Pengurangan
9.89 12 13.4 14 16.4 17.99 18.9 19.7 20.9
Sampah
(15%) (18%) ( 20%) (22%) (24%) (26%) (27%) (28%) (30%)
(juta ton)

Target Penanganan
47.3 48.5 53.7 50.8 50.7 50.52 50.3 50.1 49.9
Sampah
( 72%) ( 73%) (80%) (75%) (74%) (73%) (72%) (71%) (70%)
(juta ton)

23
KEY PERFORMANCE
INDICATOR (KPI)

24
Key Performance Indicator (KPI)
2019 2025
 Kapasitas Pengelolaan Sampah 32 %  Kapasitas Pengelolaan Sampah 100%
 Pengurangan 3%  Pengurangan 30%
 Penanganan 29%  Penanganan 70%
 Pengurangan Sampah Plastik ke Laut (0.25-  Pengurangan Sampah Plastik ke Laut (0.075-
0.59 juta ton/tahun) 0.18 juta ton/tahun)
 Indeks Ketidak Pedulian 0.72  Indeks Ketidak Pedulian 0.30
 Persentase Masyarakat Memilah 11%  Persentase Masyarakat Memilah 50%
 Recycling Rate 11-13%  Recycling Rate 50%
 PSEL (pengolahan sampah menjadi energi  PSEL (pengolahan sampah menjadi energi
listrik) = 0 Kota listrik) = 12 Kota
 Pembatasan “single use plastic”  Pembatasan “single use plastic”
 Propinsi = 1 Propinsi  Propinsi = 17 Propinsi
 Kab/Kota = 19 Kab/Kota  Kab/Kota = 257 Kab/Kota

25
PENDEKATAN
PENGELOLAAN SAMPAH

26
1. MINIM SAMPAH (less waste)

Konsep dasarnya : “Persoalan persampahan dapat diselesaikan melalui


perubahan perilaku”.
Nilai2 dasarnya adalah :
- Perubahan Perilaku
- Pengurangan, pencegahan atau pembatasan sampah
Konsep pemikiran ini sangat berkembang dengan baik, khususnya
dikalangan anak2 muda dan millenial, konsep ini cenderung mengikuti
teori dasarnya ”limit to growth” dan “disruption”.
Target pada pendekatan minim sampah : (1) single use plastic
bag/kantong kresek, (2) cutlery & plastic straw (alat2 makanan & sedotan
plastik, (3) Styrofoam, Phasing-Down tahun 2029.
27
Penerapan Kebijakan Pengurangan Sampah Kantong Belanja Plastik di Daerah
11 Kota Samarinda Perwali Kota Samarinda Nomor 1 Tahun 2019 tentang Diberlakukan mulai tanggal 21 Januari 2019
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik (pelarangan penggunaan kantong plastik di toko
modern)
12 Kota Jayapura Instruksi Walikota Jayapura Nomor 1 Tahun 2019 tentang Diberlakukan mulai tanggal 1 Februari 2019
Penerapan Penggunaan Kantong Belanja Alternatif
Pengganti Kantong Plastik di Kota Jayapura

13 Kota Bontang Perwali Kota Bontang Nomor 30 Tahun 2018 tentang Diberlakukan mulai tanggal 1 April 2019
Pengurangan Penggunaan Produk Plastik Sekali Pakai

14 Kabupaten Badung Peraturan Bupati Badung No. 47 Tahun 2018 tentang Terbit pada tanggal 28 Nopember 2018 dan sudah
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik diberlakukan mulai Februari 2019 (tiga bulan
setelah ditetapkan)
15. Kabupaten Biak Peraturan Daerah Kabupaten Biak tentang Pengelolaan Diberlakukan pelarangan kantong plastik dan
Sampah plastik sekali pakai mulai 1 Juni 2019

16. Kota Semarang Peraturan Wali Kota (Perwal) Semarang Nomor 27 Tahun Sosialisai dan Uji coba penerapan pelarangan
2019 tentang pengendalian sampah plastik. kantong plastik (data per agustus 2019)

17. Kabupaten Bogor Peraturan Bupati Bogor Nomor 13 Tahun 2019 tentang Diterbitkan tanggal 21 Februari 2019 dan mulai
Pengurangan Penggunaan Plastik dan Styrofoam. diberlakukan mulai tanggal 17 Agustus 2019
(pelarangan penggunaan kantong plastik dan
plastik sekali pakai)
18. Kabupaten Hulu Sungai Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 8 Tahun 2019 Mulai diberlakukan mulai tanggal 4 Maret 2019
Utara Tentang Pengurangan Pemakaian Kantong Plastik (kantong plastik wajib berbayar)
19. Kabupaten Nunukan Peraturan Bupati Nunukan Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Diterbitkan 3 Juli 2019, masa sosialisasi selama 6
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik bulan sejak tanggal diterbitkan
20. Kota Probolinggo Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 79 Tahun 2019 Masa sosialisasi (data per agustus 2019) - tidak
tentang pengurangan penggunaan kantong plastik menyediakan kantong plastik dan menerapkan
kantong plastik berbayar untuk ritel modern
Daftar Daerah Peraih Dana Insentif Daerah Tahun 2019

Pemberian Dana Insentif Daerah Tahun 2019 diberikan


kepada daerah yang memiliki kinerja terbaik dalam
pengurangan sampah khususnya sampah plastik

Provinsi DKI Jakarta, Kota Banjarmasin, Kota Balikpapan, Kota


Surabaya, Kota Malang, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Depok,
Kota Padang, Kota Bogor, dan Kota Makassar
Kebijakan dan Kampanye Pengurangan Sampah
 Less Waste Event (Penyelenggaraan acara minim sampah)
 Java Jazz Festival (sejak 2013 – 2019)
 Asian Games Jakarta 2018
 Gun’s n Roses Concert Jakarta, John Mayer dan Ed Sheeran Concert Jakarta
 Ubud Village Jazz Festival

 Mudik Asik Tanpa Sampah Plastik


 Pengendalian Sampah Plastik di Rest Area jalan tol jalur mudik

 Qurban tanpa Kantong Plastik


 Surat Edaran Dirjen PSLB3 kepada seluruh gubernur dan bupati/walikota, untuk menggunakan
bahan alternatif pembungkus daging qurban selain kantong plastik.

 Pramuka Bersih Negeri


 Pelibatan pramuka dalam pengurangan sampah plastik dalam setiap kegiatannya
31
Kolaborasi Pengurangan Sampah
 Program Daur Ulang Kemasan Botol Plastik oleh Danone Aqua

 Program Daur Ulang Kemasan Karton oleh TetraPak

 Program Tanpa Sedotan Plastik, Kantong Plastik, Alat makan dan minum sekali pakai
dan wadah makan styrofoam di Hotel, Restoran dan Café (Horeca)

 Kolaborasi pengurangan sampah plastik sekali pakai dengan Gojek dan Mitra Gojek
(gofood)

32
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH UNTUK PENDEKATAN MINIM SAMPAH

1. Penetapan kebijakan pembatasan sampah (khusus single use-plastic,


kantong kresek, sendok garpu plastik, sedotan plastik, kotak styrofoam, dan
karangan bunga)

2. Mendorong kebijakan eco office di semua kantor pemerintah dan non –


pemerintah.

3. Membangun Gerakan Pengurangan Sampah :


1. Gerakan Bawa Kantong Belanja
2. Gerakan Bawa Tempat Minum (tumbler)
3. Tidak menggunakan sendok garpu plastik/sedotan plastik sekali pakai
4. Tidak menggunakan styrofoam

4. Melakukan Edukasi dan Kampanye secara masif untuk pengurangan sampah


plastik sekali pakai 33
2. Circular Economy
Konsep Dasarnya : “Persoalan persampahan dapat diselesaikan dengan
menjadikan sampah sebagai sumber daya, serta pertumbuhan ekonomi
dapat tumbuh dengan baik”.
Nilai-nilai dasarnya :
• Perubahan perilaku (memilah sampah)
• Recycling Technology (daur ulang atau guna ulang)
Sebagai negara berkembang, konsep Circular Economy adalah pemikiran
yang paling ideal, karena Indonesia masih sangat membutuhkan
pertumbuhan ekonomi sebagai negara yang sedang menuju negara maju.

34
1. Pilar2 Circular Economy :
- Recycling Industry

- Bank Sampah

- TPS 3R

- Recycling Center (PDU, MRF, ITF)

- Sektor Informal (pemulung/pelapak)

- Sosial Enterpreneur

- dll

35
2. Kondisi yang mendukung :
 Insentif Fiskal (recycling industry, bahan baku scrap/waste dalam negeri, recycle
contain, dll)
 Kebijakan Impor Scrap (kertas, plastik, logam, karet, kaca, dan kain)(kebijakan
pengurangan atau phase down import scrap, secara tidak langsung akan
meningkatkan potensi sampah dalam negeri menjadi bahan baku industri).
 Kebijakan EPR (extended produser responsibility)
 Standardisasi produk recycling (daur ulang), dan diikuti kebijakan mendorong
penggunaan recycling content.

36
SAMPAH TERKELOLA
Praktek Circular Economy BANK SAMPAH
di Indonesia

Jumlah Bank Sampah 2018:


7.488 unit KONTRIBUSI BANK SAMPAH
Nilai Ekonomi DALAM PENGURANGAN
Bank Sampah SAMPAH NASIONAL
 TOOL REKAYASA SOSIAL UNTUK
PERUBAHAN PERILAKU
 TOOL STRATEGI PENGURANGAN
SAMPAH DI SUMBER
 PRAKTEK PENERAPAN SINERGI 3
PILAR PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (LINGKUNGAN,
EKONOMI & SOSIAL)
Profil Pengelolaan Sampah di Bank Sampah

Jenis Sampah Terkelola Praktek Bank Sampah


Lainnya
Pembuatan Kerajinan
11% Plastik (kg)
Botol/Kaca 30% 2%
15%

Alumunium/bes Lainnya
i/seng
48%
18% Kertas Dijual ke pengepul (kg)
26% 50%

 50% daur ulang bahan baku industri


 48% komposting
 2% daur ulang kerajinan tangan
 1.7% kontribusi pengurangan sampah
nasional
Perkembangan Bank Sampah Kontribusi Bank Sampah Dalam Pengurangan Sampah Nasional
2,50% 2,37%

2,00%
1,70%

1,50%

7.488 8.036 1,00%

5.244 0,50%
4.280 0,14%
3.075 0,00%
0,01%

1.172 2014 2015 2016 2017 2018

2014 2015 2016 2017 2018 2019


Pertumbuhan Jumlah Nasabah di Bank Sampah
Pertumbuhan Benefit Ekonomi Bank Sampah Bulanan
250.000

200.000 Rp2.508.618.485
209.144
150.000 174.904 Rp1.484.669.852
163.128
151.419 Rp1.145.731.446
100.000
99.634 Rp1.009.625.043
50.000 Rp1.009.625.043
0
2014 2015 2016 2017 2018
2018 2017 2016 2015 2014
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH UNTUK PENDEKATAN CIRCULAR ECONOMY
1. Memastikan sistem pengangkutan sampah terpilah & terjadwal

2. Mendorong tumbuhnya Bank Sampah & TPS 3R, paling tidak setiap RW atau Desa terdapat
satu Bank Sampah

3. Mendorong tumbuhnya iklim bisnis “material recovery”


4. Membangun sarana dan prasarana pusat daur ulang (recycling center) dengan skala-skala
besar.

5. Meregistrasi dan merekognisi sektor informal (pemulung dan pegerlapak) untuk menjadi
bagian dari sistem pengelolaan sampah di daerah

6. Mendorong kerjasama produsen dengan Bank Sampah, TPS 3R dan Sektor Informal dalam
konteks pengurangan sampah oleh produsen

7. Melakukan “Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah”

40
GERAKAN NASIONAL
PILAH SAMPAH

41
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

DKI Jakarta Bitung Mataram Semarang


15 September 2019 21 September 2019 06 Oktober 2019 13 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

DKI Jakarta
15 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

DKI Jakarta
15 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

Kota Bitung
21 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

Kota Bitung
21 September 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

Kota Mataram
06 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

Kota Mataram
06 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

Kota Semarang
13 Oktober 2019
Aktivasi Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah telah sukses dilaksanakan di beberapa
kota besar se-Indonesia yaitu DKI Jakarta, Kota Bitung Sulawesi Utara, Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat dan Kota Semarang Jawa Tengah.

Kota Semarang
13 Oktober 2019
SURAT EDARAN
TENTANG GERAKAN NASIONAL PILAH SAMPAH
DARI RUMAH

I. Pelembagaan Nilai-Nilai & Sosialisasi

II. Dukungan Infrastruktur

III. Pelaporan

52
Pelembagaan Nilai-Nilai & Sosialisasi :
 Melakukan gerakan peningkatan pemahaman dan kepedulian publik melalui kampanye,
edukasi, dan informasi kepada masyarakat untuk memilah sampah mulai dari rumah;

 Menyalurkan sampah layak daur ulang ke Bank Sampah atau melalui sedekah sampah
dan TPS3R/PDU terdekat serta mendaur ulang sampah organik menjadi kompos;

 Mendorong dan memastikan Gerakan Bank Sampah di setiap RW atau Kelurahan/Desa


 Menyediakan dan membangun tata kelola pengumpulan dan pengangkutan sampah
secara terpilah dan/atau terjadwal;

 Membangun integrasi program seperti Proklim dan Adiwiyata serta kolaborasi pelaku
usaha antara lain Pemda, masyarakat, LSM, serta dunia usaha dan lain-lain.

53
Dukungan Infrastruktur :
 Memastikan pengklasifikasian pemilahan sampah dari sumber dengan
pewarnaan pewadahan sampah, paling tidak 3 (tiga) kategori yaitu :
 Untuk Kompos
 Untuk Daur Ulang
 Residu (sampah tidak bisa dimanfaatkan)
 Memastikan sampah yang dibawa dan ditimbun di TPA adalah residu
 Memastikan sampah yang sudah terkumpul dan terangkut secara terpilah dibawa
ke fasilitas pengolahan sampah seperti pusat daur ulang, pusat pengkomposan,
material recovery facility (MRF), Intermediate Treatment Facility (ITF) dan fasilitas
waste to energy berupa biogas, refused derived fuel (RDF), atau Pengolahan
Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL)

54
Pelaporan :
 Kegiatan Gerakan Pilah Sampah dari rumah dijadikan bahan pelaporan
dalam pencapaian target Kebijakan dan Strategi Daerah (JAKSTRADA)
yang dituangkan dalam neraca pengelolaan sampah;

 Neraca pengelolaan sampah tersebut dilakukan updating setiap 2 (dua)


kali dalam 1 (satu) tahun;

 Pemerintah menyiapkan insentif atas keberhasilan usaha/kegiatan antara


lain dengan pelaporan yang baik dan sistematis.

55
3. Pendekatan Pelayanan dan Teknologi
Konsep Dasarnya :

“Konsep ini sebenarnya adalah konsep kumpul angkut buang yang lebih
advanced, dimana persoalan persampahan dapat diselesaikan melalui
pelayanan oleh Pemda dan pendekatan teknologi, tanpa perlu mendorong
perubahan perilaku”.

Nilai-nilai dasarnya :
- Penggunaan Teknologi (landfill, WtE, RDF,dll)
- Pelayanan 100 persen
Konsep ini membutuhkan biaya dan cost yang relatif cukup mahal, negara2
dengan GDP tinggi akan mudah melakukan konsep ini, seperti Singapura,dll.

56
TEKNOLOGI PENGELOLAAN SAMPAH
1. Recycling Facility (Material Recovery Facility)
2. Recycling Industry
3. Composting Industry
4. Thermal Technology
5. Plastic for Fuel Technology
6. RDF (Refuse Derived Fuel) Technology
7. Waste to Energy (fuel)
8. Landfill Technology
57
PETA POTENSI WTE

KRITERIA:
• Termasuk 12 Kota/Kabupaten yang disebutkan di Perpres 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah menjadi
Energi Listrik
• Timbulan sampah >1000 ton/hari

58
Kota/Kabupaten ini mempunyai Data Fiskal Daerah berkategori Tinggi dan Sangat Tinggi berdasarkan Permen Keuangan No. 119/PMK.07/2017 tentang
Peta Kapasitas Fiskal Daerah
PETA POTENSI RDF
KEP. RIAU KEP. BANGKA BELITUNG KALIMANTAN SELATAN SULAWESI SELATAN
• Kota Batam • Kab. Bangka*) • Kab. Tanah Laut • Kab. Maros*)
Aceh • Kab. Belitung*) • Kab. Kotabaru • Kab. Pangkajene Kepulauan*)
• Kota Banda Aceh

PAPUA
• Kab. Mimika
SUMATERA UTARA
• Kota Medan

SUMATERA BARAT
• Kota Padang

SUMATERA SELATAN
• Kota Palembang
• Kab. Musi Banyuasin
• Kab. Muara Enim
• Kab. Lahat
• Kab. Lampung Selatan*)

BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI NTB NTT
• Kab. Tangerang • Kab. Indramayu • Kab. Rembang* • Kab. Gresik • Kab. Buleleng • Kab. Lombok Barat*) • Kota Kupang*)
• Kota Cilegon • Kab. Sukabumi • Kab. Cilacap • Kab. Tuban
• Kota Sukabumi*) • Kab. Banyumas • Kab. Probolinggo Keterangan:
• Kota Bogor • Kab. Jepara*)
• Kab. Bogor *) Kab/Kota yang mempunyai Data Fiskal Daerah
• Kab. Bekasi berkategori ‘Sedang’, ‘Rendah’, atau ‘Sangat Rendah’
• Kota Bekasi berdasarkan Permen Keuangan No. 119/PMK.07/2017
• Kota Cirebon*) tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah.
• Kab. Cirebon

KRITERIA:
• Timbulan sampah >120 ton/hari
• Terdapat pabrik semen dan/atau PLTU di dekat kab/kota tersebut 59
DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENINGKATAN KAPASITAS

I. Kebijakan DAK (Dana Alokasi Khusus) LH 2020-2024


 Insentif & Afirmatif
 (PDU, BSI, Armroll Truck, Dump Truck, Motor Sampah, Rumah Kompos,
Kontainer, Gerobak Sampah, dll)
II. Dukungan APBN (KLHK, Kementerian PUPR dan Kementerian
terkait)
 Sarana & Prasarana
 TPA
III. Kerjasama Internasional dan Donor

60
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH UNTUK PENGKATAN KAPASITAS PELAYANAN

1. Memastikan dan meningkatkan pelayanan persampahan sampai dengan 100%


2. Memastikan semua Kabupaten/Kota memiliki atau paling tidak melayani TPA (landfill system)
yang dioperasikan secara sanitary/controlled landfill

3. Memastikan alokasi anggaran operasional yang cukup pengelolaan sampah yang cukup
(minimal 2 - 3% dari APBD)

4. Mendorong penerapan teknologi, antara lain :


 Waste to energy (insinerasi) di 12 kota
 RDF (refused derived fuel) untuk daerah-daerah yang terdapat industri semen dan power plant (boiler
industri)
 Teknologi lainnya seperti : komposting, industri, maggot, biodigester dan lain-lain

61
REVITALISASI ADIPURA

62
KONSEP ADIPURA 2025
Program ADIPURA harus dapat merespon Target JAKSTRANAS,
yaitu menjadikan semua kota-kota di Indonesia pada tahun 2025,
pengelolaan sampahnya 100%, dengan 30% pengurangan dan
70% penanganan. Sehingga Program ADIPURA harus dapat
mendorong daerah dalam pencapaian yang diamanatkan
JAKSTRANAS (Perpres No. 97 Tahun 2017).

6
3
KONSEP ADIPURA 2025

Sistem dan Bergerak ke Sistem


Data Hulu Klasifikasi

Mindsetnya “bergerak ke Mengklasifikasikan Kota ke


Berbasis “sistem dan
hulu”, sehingga dalam “Sistem Klasifikasi
data” (Kapasitas
“pengurangan” sampah Kota”
terpasang “sistem
menjadi determinan
pengelolaan sampah
kota”)
TERIMA KASIH

65

Anda mungkin juga menyukai