LAUNDRY
RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013
RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO – BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................. 1
1.2. Tujuan Pedoman............................................................... 1
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................ 1
1.4. Batasan Operasional ......................................................... 1
1.5. Landasan Hukum ............................................................. 2
BAB II. KETENAGAAN........................................................... 3
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusi ....................................... 3
2.1.1. Pola Ketenagaan Laundry ................................................. 3
2.1.2. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga ..................... 4
BAB III. STANDAR FASILITAS ............................................. 5
3.1. Denah Ruang ....................................................................... 5
3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas ............... 5
3.3. Lingkup Sarana Pelayanan................................................... 6
3.4. Persyaratan Khusus ............................................................. 7
3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci .............................................. 7
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ............................. 9
4.1. Manajemen Laundry............................................................ 9
4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan .......................................... 9
4.1.2. Pelayanan Laundry ........................................................... 9
4.1.3. Staf Laundry ..................................................................... 10
4.2. Alur Masuk Dan Keluar Laundry ........................................ 10
4.3. Pembersihan Laundry .......................................................... 10
4.4. Pengolahan Linen ................................................................ 10
ii
4.5. Pemakaian Mesin ................................................................ 11
4.6. Pelaporan............................................................................. 12
4.7. Perawatan Alat Dan Medis .................................................. 12
4.8. Pelayanan Laundry .............................................................. 12
BAB V. LOGISTIK ................................................................... 13
5.1. Pengadaan Alat Dan Bahan Di laundry................................ 13
5.2. Persediaan Barang ............................................................... 13
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN ........................................ 14
6.1. Pengertian............................................................................ 14
6.2. Tujuan ................................................................................. 14
6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien ....................................... 14
BAB VII. KESELAMATAN KERJA ........................................ 16
7.1. Pengertian............................................................................ 16
7.2. Tujuan ................................................................................. 16
7.3. Tata Laksana ....................................................................... 16
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU....................................... 18
BAB IX. PENUTUP................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit
adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Salah satu usaha
pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit adalah penyehatan
laundry dan linen. Penyehatan laundry dan linen juga menambah kenyamanan
bagi pasien untuk tinggal di Rumah Sakit, sebab pasien hampir 24 jam berada di
tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen yang baik dalam arti
bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu Rumah Sakit.
Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada
pengelolanya. Juga sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada
suatu Rumah Sakit. Oleh karena itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani
secara professional oleh pengelolanya.
1
1.5 Landasan Hukum.
1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI
tahun 2004
3. Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C,
Departemen Kesehatan RI Tahun 2007
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1
2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia.
Kualifikasi tenaga :
1. Tenaga perawat : minimal D III
Tenaga non medis : minimal pendidikan SMU
2. Tenaga penunjang : minimal SMU
JUMLAH
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
KEBUTUHAN
Pengalaman kerja 1
Ka. Sub. Unit Laundry D3 keperawatan
minimal 5 tahun
Tenaga non medis Minimal SMU - Pelatihan interna 4
- Minimal kerja 3
tahun
Tenaga penunjang Minimal SMU - Pelatihan interna 1
3
2.1.2 Distribusi Ketenagaan Dan pengaturan Jaga
No. Jabatan Fungsi Jadwal kerja
1. Manajerial Senin- sabtu
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.
3.1. Denah Ruang.
Ada pada lampiran.
5
3.3. Lingkup Sarana Pelayanan
Kegiatan pencucian terdiri dari :
1) Pengumpulan
a. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari
sumber dan memasukkan linen dalam tempat yang berbeda. Kresek /
bak kuning untuk linen infeksius, linen non infeksius ditempatkan
pada tempat yang berbeda.
b. Kotoran seperti feses, muntahan di bersihkan di ruangan.
c. Linen dari ruangan khusus IGD dan rawat inap akan diambil oleh
sirkulair laundry
d. Selain IGD dan rawat inap linen diantar dan diambil sendiri oleh
petugas ruangan
2) Penerimaan
a. Menimbang linen dari tiap ruangan ( infeksius dan non infeksius )
b. Memilah disesuaikan dengan jenis linen, bentuk linen, tingkat
kekotorannya, warna, untuk dilakukan penghitungan jumlah dan
pencatatan.
c. Setelah pemilahan selesai, linen ditimbang ulang untuk disiapkan
masuk mesin cuci sesuai kapasitas mesin.
3) Pencucian
a. Linen dimasukkan mesin sesuai jenis linen infeksius dan non infeksius
b. Mesin cuci terbagi 2 : khusus infeksius, dan non infeksius
4) Pengeringan
Setelah proses pencucian linen dikeringkan
5) Penyeterikaan
Setelah proses pengeringan selesai, linen diseterika dan dilipat
6) Penyimpanan
a. Linen dipisahkan sesuai jenis
b. Linen baru disimpan di bagian bawah
c. Pintu / selambu selalu tertutup
6
7) Distribusi
a. Linen diantar berdasarkan kebutuhan ruangan
b. Linen diambil berdasarkan kebutuhan ruangan
8) Pengangkutan
a. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan
kantong untuk membungkus linen kotor
b. Menggunakan kereta dorong yang berbeda
c. Waktu pengangkutan linen kotor dan linen bersih tidak boleh
bersamaan
7
2) Bahan pencuci
a. Alkali
Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergent dan
emulsifier serta membuka pori dari linen
b. Detergent
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara
global
c. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk
minyak dan lemak
d. Bleach / pemutih
Mengangkat kotoran / noda, mencemerlangkan linen, berlaku
sebagai desinfektan. Linen berwarna (ozone), line putih (chlorine)
e. Penetral / sour
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga PH menjadi 7
atau netral
f. Softener
Melembutkan linen, diberikan pada akhir proses pencucian
g. Kanji / starch
Digunakan pada proses pencucian, supaya linen menjadi kaku, juga
sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak sampai
ke serat linen
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.
4.1. Manajemen Laundry
4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan
a. Rumah sakit menetapkan Instalasi kamar operasi sebagai koordinator
pelayanan laundry sesuai dengan struktur organisasi laundry
b. Pengorganisasian selengkapnya diatur dalam pedoman organisasi
laundry
c. Tindakan pencucian di Laundry dilaksanakan kerjasama antara laundry
dan unit terkait yang membutuhkan pencucian linen
d. Pelayanan di Laundry dikoordinasi dan dikepalai oleh perawat kamar
operasi.
e. Peyananan pencucian linen dilakukan oleh petugas / pekerja laundry
sesuai dengan tugasnya.
9
(b) Melakukan koordinasi dengan bagian/ instalasi terkait.
(c) Mengawasi pelaksanaan pelayanan laundry setiap hari.
(d) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
laundry
(e) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan
kegiatan berkala.
2) Tanggung Jawab
(a) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang
melaksanakan pelayanan laundry
(b) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan standar.
(c) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan laundry yang
bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien.
(d) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya
manusia pelayanan laundry secara berkesinambungan.
(e) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan
kegiatan di dalam rumah sakit.
(f) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan laundry dan
keselamatan pasien di dalam rumah sakit.
10
b. Masuk ruang ganti sesuai dengan jenis kelamin (ruang ganti pria dan
perempuan) .
c. Petugas mengganti baju luar dengan baju khusus laundry
d. Mengenakan topi / penutup kepala
2. Alur Keluar untuk Petugas
a. Untuk alur keluar petugas kamar operasi sesuai dengan alur masuk
petugas
b. Sandal disimpan di rak sepatu yang telah disediakan di ruang ganti
dan tidak boleh dipakai keluar.
3. Alur masuk untuk pengantar linen kotor : masuk lewat pintu terima linen
kotor
4. Alur masuk pengambil linen bersih : masuk lewat pintu ruang linen
bersih
11
4.6 Pelaporan
Pelaporan hasil laundry dalam bentuk hard copy dan soft copy. Dibuat
dalam laporan kinerja laundry dan laporan bulanan
12
BAB V
LOGISTIK
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.
6.1. Pengertian.
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
7. Di Laundry , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur
operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laundry harus ditaati,
tidak ada kesalahan pemberian bahan chemical, pencucian yang bersih sehingga
pasien merasa nyaman dan bebas dari efek samping yang ditimbulkan dari
pengelolaan linen yang tidak benar
6.2 Tujuan.
8. Memenuhi standar keselamatan pasien melalui pemakaian linen oleh
pasien tanpa menimbulkan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen
yang tidak benar.
9.
6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien.
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :
a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO)
b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laundry
c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang
tidak diharapkan (KTD)
d. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan
terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system
sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak
lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan
mengevaluasi system yang baru tersebut
e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat
kerja bulanan dengan direksi yaitu :
14
a. Kejadian yang berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan
dari pengelolaan linen
b. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi ( cuci
tangan )
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
g. Memilih chemical yang bermutu dan aman bagi linen yang dipakai
pasien
15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
7.2 Tujuan
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya
setiap pekerja laundry aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari
paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.
16
d. Tempat penyimpanan chemical didesign untuk mengurangi resiko
sampai sekecil mungkin
e. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
f. Sistem pembuangan limbah yang aman
2. Peralatan Laundry
a. Semua alat di laundry memiliki kemanan sedemikian rupa
sehingga pekerja tidak terpapar aliran listrik
3. Alat Pengaman Diri.
a. Cuci tangan harus dijadikan budaya dalam setiap melakukann
pekerjaan di laundry
b. Penggunaan Alat pengaman wajib dilakukan.
4. Monitoring Kesehatan
a. Monitoring Kesehatan pekerja laundry dilakukan setiap 1 tahun
sekali
b. Bila terjadi luka tusuk, akibat tertinggalnya benda tajam di linen
maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan / tes Panel
Hepatitis dan HIV.
17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
18
BAB IX
PENUTUP
19