Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

“PENGELASAN LANJUT MESIN LAS MIG DAN TIG”

Di PT KTU Shipyard Tanjung Riau

Laporan ini di buat sebagai salah satu syarat siswa untuk mengikuti Ujian Kompetensi Kejuruan
(UKK) dan Ujian Nasional (UN) SMK Teladan Batam

Disusun Oleh:

Nama Siswa SUMARDIN RAF SARABITI

NIS : 21030

Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


TELADAN BATAM
TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022
MOTTO:

“DENGAN KERJA KERAS, DOA DAN DUKUNGAN ORANG TUA, KESUKSESSAN


AKAN MENJADI MILIKMU”

“HIDUP TIDAK BUTUH PROTES JIKA INGIN SUKSES, TAPI HIDUP BUTUH
PROSES JIKA INGIN SUKSES”

“KEGAGAL BUKAN KETIKA JATUH, TETAPI KEGAGLAN ADALAH KETIKA


DIRIMU TIDAK INGIN BANGKIT KEMBALI”

ii
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH

Telah diperiksa dan disetujui oleh Guru Pembimbing SMK Teladan Batam, dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima, pada;

Tanggal : .............. Agustus 2022

Waka Humas Guru Pembimbing

Ir. Alaris B Siregar SUGI HARYONO.ST


(NUPTK: 9150743644200033)

Mengetahui :
Kepala Sekolah
SMK TELADAN BATAM

Udrus Dedo, S. Ag
( NUPTK : 4536751656200002)

iii
HALAMAN PENGESAHAN INDUSTRI

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Industri di :

Pada Tanggal : ………….. Agustus 2022

Koordinator Pembimbing

Sri Nurhayati Iman Taufik

Mengetahui :
Kepala / Direktur/ Manager

Tuti Rahmawati

iv
KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
selalu memberi kita berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan dengan judul “PENGELASAN LANJUT MESIN LAS MIG DAN TIG”
laporan ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik yang datang dari diri penulis
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.

Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan dan dalam kesempatan ini penulis
berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan ini selesai,
yaitu, Kepada :

1. Orang tua serta Keluarga Besar yang penulis cintai dan yang telah memberikan doa,
semangat serta dukungannya
2. Bapak Udrus Dedo S.Ag selaku kepala sekolah SMK Teladan Batam
3. Bapak Sugi Haryono.ST selaku pembimbing SMK Teladan Batam
4. Bapak Ir Alaris B.Siregar selaku wakahumas SMK Teladan Batam
5. Ibu Santa Marina selaku HR Officer di PT . KTU Shipyard Indonesia
6. Ibu Tuti Rahmawati manager enginering di PT. KTU Shipyard Indonesia
7. Bapak Iman selaku pembimbing di PT. KTU Shipyard Indonesia
8. Kakak Sri Nurhayati selaku karyawan yang telah membantu dan membimbing selama
Pendidikan Sistem Ganda
9. Senior dari Universias Politeknik Negeri yang telah mengajari dan membantu saya
selama Pendidikan Sistem Ganda
10. Semua karyawan yang telah menerima kedatangan saya dalam melakukan kagiatan
Pendidikan Sistem Ganda
Demikian penulis sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak pendukung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka atas kritik dan saran yang
diberikan mengenai laporan PSG ini untuk memberikan hasil yang lebih baik. Penulis
juga berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan berguna
bagi para pembaca.

Batam, ……November 2022


Penulis

SUMARDIN RAF S.

v
DAFTAR ISI

ii.Motto
iii.Halaman Pengesahan Sekolah

iv.Halaman Pengesahan Industri


v.Kata Pengantar
vi.isi
viii.Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pelaksanaan PSG
B. Tujuan PSG
C. Alasan Pemilihan Judul PSG
D. Tekni Pengumpulan Data PSG

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


A. Sejarah
B. Visi dan Misi Perusahaan
C. Struktur Organisasi Perusahaan
D. Layout Perusahaan

BAB III PEMBAHASAN JUDUL PSG


A. Pengertian Pengelasan

B. Pengertian Las (Metal Inert Gas)

C.Proses mesin Las MIG( Metal Inert Gas)

E. Peralatan Utama Las MIG (Metal Inert Gas)


1. mesin las
2. Unit pengontrol kawat elektroda
3. Kabel las dan kabel kontrol
4. Regulator gas pelindung
5. Pipa kontak

vi
6. Nozzel gas pelindung

E. Pengertian Las TIG (Tungstent Inert Gas)

F. peralatan Utama Las TIG (Tungsten Inert Gas)

1 .Unit Tenaga (power Supply Unit)


2 .Unit control
3. Penindis
4. Mulut Pembakar (welding torch)
a. mulut pembakar dengan pendinginan udara
b. Mulut pembakar dengan pendinginan air (water cooled torches)
5. Nozel gas pelindung
6. Gas pelindung
7. Regulator
8. Alat pengukur aliran gas (flowmeter)
9. Bahan tambah (filler wires)
F. Peralatan bantu las MIG ( Metal Inert Gas ) dan TIG ( Tungsten Inert Gas)
1. Sikat baja
2. Smith tang / tang panas
3. Tang pemotong kawat
4. Palu

VIII.PENUTUP25

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Profil Perusahaan


Gambar 1.2 Denah Lokasi
Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT KTU
Gambar 1.4 Layout PT KTU
Gambar 1.5 Bagian Alur Gas GMAW / las MIG
Gambar 1.6 Proses Pemgelasan las MIG ( Metal Inert Gas )

vii
Gambar 1.7 Proses Pemindahan Sembur Pada Las MIG ( Wood 1979 )
Gambar 1.8 Rangkaian Las MIG
Gambar 1.9 Mesin Las MIG (Metal Inert Gas )
Gambar 2.1 Bagian Bagian Utama Wire Feeder
Gambar 2.2 Contoh Gambar Wire Feeder
Gambar 2.3 Welding Gun Las MIG
Gambar 2.4 Regulator Gas Pelindung
Gambar 2.5 Bentuk Bentuk Pipa Kontak
Gambar 2.6 Nozzel Gas Pelindung
Gambar 2.7 Unit Tenaga
Gambar 2.8 Mulut Pembakar ( Welding Torch ) Dengan Pendinginan Air
Gambar 2.9 Jenis pelindung Nozzel
Gambar 3.1 Nozzel Gas Pelindung
Gambar 3.2 Regulator
Gambar 3.3 Flowmeter
Gambar 3.4 Sikat Baja
Gambar 3.5 Smith Tang
Gambar 3.5 Tang Pemotong Kawat
Gambar 3.6 Palu

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pelaksanaan PSG

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan


kebijaksanaan ‘’link and match’’ yang berlaku pada semua jenis dan jenjang pendidikan di
Indonesia Direktorat Pendidikan Menengah kejuruan mendapat tugas langsung dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan dan melaksanakan pendekatan pendidikan
dengan Sistem ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Pendekatan Pendidikan dengan Sistem Ganda sebagai kajian tak terpisahkan dari
kebijakan ‘’link and match’’ dijadikan pola utama penyelenggaraan kurikulum sekolah
menengah kejuruan yang dimulai pada tahun pelajaran 1994/1995 Pada kurikulum. SMK
Teladan Batam tercantum bidang Pengalaman Kerja Lapangan pada program Kejuruan.

Penyelenggaraan Kurikulum SMK Teladan Batam mulai sepenuhnya dilaksanakan oleh


sekolah, lalu diberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di
Industri/Perusahaan dalam waktu antara 3 sampai dengan 6 bulan. Pada penyelenggaraan
Kurikulum SMK yang di mulai pada tahun pelajaran 1994/1995 dengan pola utama Sistem
ganda, pendidikan dimungkinkan dapat di laksanakan di sekolah dan di Industri/Perusahaan
semenjak tingkat I (satu) sampai dengan tingkat III (Tiga).

Upaya-upaya ini di lakukan dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu sumber daya
manusia yang memiliki keahlian profesional. Landasan Hukum Pendidikan Sistem Ganda
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan pada Undang-Undang Nomor 2 / 1989
tentang Sistem pendidikan Nasional, dan peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peranan
masyarakat Dalam Pendidikan Nasional, dan Kepmendikbud Nomor 080 / U / 1993 tenang
Kurikulum SMK, sebaagi berikut:

9
1. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah”[UUSPN, Bab IV, pasal 10, ayat (1)]”
2. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerjasama dengan masyarakat terutama dunia
usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan”[PP 29, Bab XI, pasal 29, ayat (1)]”
3. Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan di lakukan oleh Pemerintah,
masyarakat, dan keluarga peserta didik. [UUSPN, Bab VIII, pasal 33]
4. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan
serta dalam penyelenggaraan pendidikan Nasional “[UUSPN, Bab XIII, pasal 47, ayat
( 1 )]”
5. Peran serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan untuk magang dan atau
latihan kerja“. [PP 39, Bab III, pasal 4, butir ( 8 )]”
6. Pemerintah dan Masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
peran serta masyarakat dalam Sistem pendidikan Nasional “[PP 39,Bab VI, pasal 8, ayat
(2)]”
7. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang di perlukan dalam
rangka pengembangan pendidikan menengah “[PP 29, Bab XIII, pasal 32, ayat (2)]”

Sekolah Menengah Kejuruan dapat memilih pola penyelenggaraan pengajaran sebagai berikut:

a. Menggunakan unit produksi sekolah yang beroperasi secara profesional sebagai wahana
pelatihan kejuruan.
b. Melaksanakan sebagian kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan di sekolah, dan
sebagian lainnya didunia usaha atau industri.

B. Tujuan PSG
1. Penyelenggaraan pendidikan dengan Sistem ganda bertujuan untuk :
- Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan tingkat
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja).
- memperkokoh ” link and macth ” antara sekolah dengan dunia kerja.

10
- Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
- Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
2 Pendidikan di SMK bertujuan:
- Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan meluaskan pendidikan dasar.
- Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam
sekitarnya.
- Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
- Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap
professional
3 Tujuan Institusional SMK Teladan Batam Tujuan dari lembaga pendidikan SMK
Teladan Batam adalah menyiapkan teknisi Industri, yaitu tenaga kejuruan teknik tingkat
menengah yang:
- Berjiwa perintis
- Memiliki kemampuan kerjasama dan senang pada pekerjaannya.
- Dapat mengolah dan melaksanakan hasil pemikiran ahli tingkat di atasnya.
- Mampu memimpin dan membimbing para pelaksana teknik di bawahnya.

C. Alasan Pemilihan Judul PSG


Sebenarnya penulis sulit untuk menentukan judul terutama dikarenakan pekerjaan yang
penulis lakukan menyangkut tentang pengelasan lanjut mesin las mig dan tig. Karena hal itu
penulis mulai menanyakan atau mendiskusikan dengan Mentor selaku orang yang
memberikan arahan kerja dan akhirnya penulis memilih judul ‘’PENGELASAN LANJUT
MESIN LAS MIG DAN TIG’’ Walaupun penulis awalnya kurang mengerti tentang sistem
penerangan, penulis tetap ingin membuat laporan tentang menganalisa sistem penerangan
karena bagi penulis ini sangat bermanfaat karena masih menyangkut tentang jurusan dan
penulis ingin berbagi pengetahuan yang sudah di dapatkan oleh penulis.
11
D. Teknik Pengumpulan Data PSG
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukandengan cara melakukan wawancara secara
langsung kepada narasumber.
2. Observasi
Penulis memperoleh data dengan mengamati kegiatan yang ada pada PT KTU Shipyard
3. Studi Kepustakaan
4. Data yang diperoleh penulis dengan membaca buku atau catatan yang ada hubungannya
dengan penyusunan laporan ini.

12
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah

KTU telah berada di industri maritime selama kurang lebih 30 tahun. Perusahaan ini
pertama kali didirikan pada tahun 1983, dimulai dengan sebuah bengkel kapal di Jakarta. Tidak
lama setelah itu KTU memperoleh sebuah galangan kapal di Jakarta, awalnya di tujukan pada
kapal kayu penangkap ikan. KTU mulai berkembang dan terbangunlah galangan kapal kedua
yang ada di Sagulung pada tahun 2000, Sekupang pada tahun 2005. Pada tahun 2019, Galangan
Kapal KTU membeli galangan terbarunya di Tanjung Riau, Batam,

Pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat karena banyaknya permintaan dan


kepercayaan, dan di dorong dengan fasilitas dan tenaga kerja yang terampil.

13
1.1. Gambar PT KTU Shipyard Tanjung Riau

14
Gambar 1.2 Denah Lokasi PT.KTU Shipyard Tanjung Riau

B. Visi dan Misi Perusahaan

PT. KTU Shiyard Indonesia yang merupakan bagian dari perusahaan galangan kapal
yang berlokasi dikawasan industri sekupang ini untuk mengelola pengalaman perusahaan. PT
KTU Shipyard Tanjung Riau baru berdiri pada mei 2019. Adapun visi dan misi dari PT KTU
Shipyard yaitu:

Visi:

Kunci Untuk Keberhasilan PT. KTU Shipyard adalah mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan industri maritim di indonesia. Tata kelola perusahaan yang baik yang
menekankan pada keselamatan kerja, tanggung jawab terhadap lingkungan dan komitmen yang
kuat kepada masyarakat, PT. KTU Shipyard akan lebih memperkuat posisinya sebagai
perusahaan terkemuka di industri maritim. Singkatnya, setelah menaklukkan pasar domestik,
PT KTU Shipyard fokus untuk menjadi galangan berkualitas tinggi yang diakui dunia.

Misi:

1. Kepastian dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan


2. Kepastian dalam kualitas
15
3. Kepastian dalam layanan purna jual
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Saya akan melampirkan gambar struktur organisasi perusahaan pada halaman lampiran
D. Layout PT KTU Shipyard

Gambar 1.4 Layout PT.KTU Shipyard Tanjung Riau

16
BAB III

PEMBAHASAN JUDUL

A. Pengertian Pengelasan

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sepele dan sederhana, namun Sebenarnya


didalamnya banyak masalah-masalah yag harus diatasi di mana Pemecahannya
memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu dalam Pengelasan, pengetahuan
harus turut serta mendampingi praktek. Secara lebih Terperinci dapat dikatakan bahwa
dalam perancangan konstruksi bangunan dan mesin Dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara pengelasan, cara Pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang
akan dipergunakan berdasarkan fungsi Dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang
dirancang. Definisi las berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam Atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Secara dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari beberapa batang
logam Dengan memanfaatkan energi panas.

pengelasan secara umum adalah suatu proses penyambungan logam menjadi Satu
akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga Didefinisikan sebagai
ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik Antara atom. Menurut
“Welding Handbook” pengelasan adalah bahan yang menghasilkan peleburan bahan
dengan memanasinya Dengan suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan
dengan atau Tanpa pemakaian bahan pengisi. Pengelasan adalah suatu proses
penggabungan Logam dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa
pengaruh Tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi ( Howard,1981 )

B. Pengertian Las MIG ( Metal Inert Gas )

Las MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu merupakan proses penyambungan dua material atau
lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan elektroda
gulungan ( Filler Metal ) yang sama dengan logam dasarnya (Base Metal) dan
menggunakan gas pelindung ( Inert Gas ).

17
`Las MIG ( Metal Inert Gas ) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las
sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang
gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai
pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.

secara bagian perkembangan las GMAW ( Gas Metal Arc Welding ) dapat dilihat
dalam gambar sebagai berikut dibawah ini.

Gambar 1. Bagian alur las GMAW / las MIG

C. Proses Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )

Proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ), panas dari proses pengelasan ini
dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat ( wire electrode )
dengan benda kerja, selama proses las MIG (Metal Inert Gas ), elektroda akan meleleh
kemudian menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las ( las beads ). Gas
pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las
selama pembekuan ( solidification ). Masa proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ),
beroperasi menggunakan arus searah ( DC ), biasanya menggunakan elektroda kawat
positif. Ini dikenal sebagai polaritas “terbalik” ( reverse polarity ). Polaritas searah sangat

18
jarang digunakan karena transfer logam yang kurang baik dari elektroda kawat benda
kerja. Hal ini karena pada polaritas searah, panas terletak pada elektroda. Proses
pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ), menggunakan arus sekitar 50 A hingga mencapai
600 A, biasanya digunakan untuk tegangan las 15 volt hingga 32 volt. Adapun proses Las
MIG dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

Gambar 1.6 Proses pengelasan las MIG ( Metal Inert Gas )

Gambar 1.7 Proses pemindahan sembur pada alas MIG ( wood 1979 )

D. Peralatan utama las MIG ( Metal Inert Gas )


Peralatan utama adalah perlatan yang berhubungan langsung dengan proses
pengelasan, yakni minimum terdiri dari:
1. Mesin las

19
Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG ( metal inert gas ) pada
prinsipnya adalah sama dengan mesin SMAW yang dibagi dalam 2 golongan,
yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan
Mesin las arus searah (Direct Current/DC Welding Machine), namun sesuai dengan
tuntutan pekerjaan dan jenis bahan yang di las yang kebanyakan adalah jenis baja,
maka secara luas proses pengelasan dengan MIG ( metal inert gas
) adalah menggunakan mesin as DC. Adapun gambar rangkaian perlengkapan
mesin las adalah sebagai berikut:

Gambar 1.8 Rangkaian las MIG

Mesin las MIG merupakan mesin las DC, umumnya berkemampuan sampai
250 amper. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas pelindung,
system pendingin dan rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las MIG ( metal inert
gas ) merupakan mesin las bertegangan konstan. Tenaga yang dikeluarkan dapat
berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur. Panjang busur adalah jarak
antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang busur ini bisa

20
distel. Bila busur berubah menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus
bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali
semula. Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang,
kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini, yaitu
mesin yang mengatur sendiri, maka panjang busur akan konstan dan hasil
pengelasan akan tetap baik. Adapun contoh gambar mesin las mig sesuai
keterangan diatas adalah sebagai berikut :

Gambar 1.9 Mesin Las MIG ( Metal Inert Gas )

Umumnya mesin las arus searah (DC) mendapatkan sumber tenaga listrik dari
trafo las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage yang
konstan (constant-voltage ). Pemasangan kabel-kabel las (pengkutuban) pada mesin
las arus searah dapat diatur/dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan,
ialah dengan cara:
a) Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity/DCSP/DCEN)
Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif(+) mesin las
dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif (-) dihubungkan
dengan kabel elektroda. Dengan hubungan seperti ini panas pengelasan
yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan elektroda sedangkan 2/3
bagian memanaskan benda kerja.
b) Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity /DCRP/ DCEP) Pada
pengkutuban terbalik, kutub negatif (-) mesin las dihubungkan dengan
21
benda kerja, dan kutub positif (+) dihubungkan dengan elektroda.
Pada hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian
panas memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian memanaskan elektroda.

2. Unit pengontrol kawat elektroda


Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan
utama pada pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak
menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan
berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sebagai berukut:
a. Menempatkan rol kawat elektroda
b. Menempatkan kabel las (termasuk welding gun dan nozzle) dan sistem
saluran gas pelindung
c. Mengatur pemakaian kawat elektroda(sebagian tipe mesin,Unit
pengontrolnya terpisah dengan wire feeder unit )
d. Mempermudah proses/penanganan pengelasan, dimana wire
tersebut dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan.

Gambar 2.1 Bagian Bagian Utama Wire Feeder

Pada dasarnya terdapat tiga jenis wirefeeder; yaitu jenis dorong, jenis tarik,
jenis dorong-tarik. Perbedaannya adalah dari cara menggerakan Elektroda dari
spool ke tourch. Kecepatan dari wirefeeder dapat diatur mulai dari 1 hingga
22 m/menit pada mesin las MIG ( metal inert gas ) performa tinggi,
kecepatannya dapat mencapai 30 m/menit).

22
Gambar 2.2 Contoh gambar wire feeder

Untuk jenis rolnya wirefeeder dibagi dalam dua jenis yaitu sistem 2 (dua) rol
dan sistem 4 ( empat ) rol. Sedangkan menurut bidang kontaknya rol dari
wirefeeder dapat dibagi menjadi jenis trapesium halus, jenis setengah
lingkaran halus, dan jenis setengah lingkaran kasar.

Gambar 2.3 Welding Gun Wire Feeder


3. Kabel las dan kabel
control
Pada mesin las
terdapat kabel
primer (primary
powercable) dan
kabel sekunder atau kabel las (welding cable). Kabel primer ialah kabel yang
menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti
pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu
kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-
kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang
dihubungkan dengan tang las dan benda kerja serta kabel- kabel control.

23
Inti Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan
kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter kabel
atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik,
sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan
rendah. Pada ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk
pengikatan kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit elektroda maupun
pada penjepit masa.
4. Regulator gas pelindung
fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk
pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2
diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan
regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang
berakibat terganggunya aliran gas.

Gambar 2.4 Regulator Gas Pelindung

3. Pipa kontak
pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak
terbuat dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda
yang bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut ke daerah kerja
pengelasan. Torch dihubungkan dengan sumber listrik pada mesin las dengan

24
menggunakan kabel. Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan
melakukan kontak listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa
kontak sangat berpengaruh. Adapun gambar dari pipa kontak dapat dilihat dalam
gambar 2.5.

Gambar 2.5 Bentuk Bentuk Pipa Kontak


4. Nozzel gas pelindung
Nozzle gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung kepada daerah
las. Nozzle yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik
yang tinggi. Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk pngelasan dengan arus
listrik yang lebih kecil. Adapun gambar dari Nozzle dapat dilihat dalam gambar
2.6.

Gambar 2.6 Nozzel Gas Pelindung


E. Pengertian Las TIG (Tungsten Iner Gas)

Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) Merupakan salah

25
satu pengembangan dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari
pengelasan secara manual yang khususnya untuk pengelasan non ferro
(alumunium, magnesium kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan
logam-logam anti korosif. lainnya Juga Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini
tidak menggunakan proses elektroda sekali habis (non consumable electrode) ,
Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini adalah 30.000 0
F atau
16.648 0C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi
udara luar terhadap cairan logam yang dilas, maka menggunakan gas Argon,
helium murni atau campuran salah satu sifat dari gas ini adalah bukan
merupakan bahan b akar,melainkan sebagai gas pelindung. Pengelasan Tungsten
Inert Gas (TIG) merupakan pengelasan yang sangat tinggi qualitasnya,juga dapat
meningkatkan :
5. Kontrol yang sangat baik terhadap kemampuan adanya perubahan arus
listrik dalam pengelasan

6. Hasil pengelasan pada sambungan secara visual sangat baik

7. Ujung elektroda terpusat pada bagian yang akan di las

Pengertian dari pengelasan Tungsten Inert Gas sendiri yaitu Tungsten suatu
logam yang digunakan untuk elektroda yang tidak mencair pengelasan (non
cosumable), fungsinya hanya menghubungkan arus listrik dari sumber daya ke
logam yang berbentuk busur panas, Inert artinya tidak giat (aktip). Gas adalah
bahan salutan yang melindungi busur dan daerah cairan logam.

F. Peralatan Utama Las TIG (Tungsten Inert Gas)

1. Unit Tenaga (Power Supply Unit)

26
Gambar 2.7 Unit Tenaga

a) Karakteristik penggunaan unit tenaga listrik yang diberikan bisa dilakukan,


apabila :
1) Open circuit harus antara 50 volts sampai dengan 100 volts.
2) Aliran yang dipergunakan antara 50 amp sampai dengan 250 amp dan bisa
diatur sesuai dengan keperluan dengan memutarkan alat kontrol (Current
Control) dan ada juga mesin yang mengunakan alat kontrol yang
menggunakan remote yang dioperasikan dengan cara injakan kaki.
3) Mesin las Tungsten Inert Gas (TIG) yang modern sudah menggunakan arus
AC/DC dan diatur dengan menggunakan kaki, juga mesin las ini bisa
dioperasikan secara multi fungsi yaitu : bisa digunakan untuk pengelasan
las busur manual (MAW) dan Pengelasan dengan TIG.
b) Karakteristik pengelasan.
Secara operasional mesin las TIG menggunakan 3 macam proses yaitu :
Alternating Curent High Frequency (ACHF), Direct Current Straight Polarity
(DCSP), Direct Current Reverse Polarity (DCRP).

2. Unit control
Fungsi switch on/of yang ada pada unit kontrol adalah untuk mengatur :
a. Besarnya arus untuk pengelasan
b. Aliran gas Pelindung

27
c. Aliran air pendingin
Kontrol unit akan bersama-sama operasional dengan sistem tenaga yang ada
pada mesin las ,juga bisa dioperasikan dengan remote kontrol yang
menggunakan injakan kaki.

3. Penindis.
Tempat penyimpan kapasitor, sering dikatakan juga penindis fungsi penindis
ini adalah untuk mengatur perubahan pemakaian arus AC menindis komponen
DC ini akan menghasilkan sirkuit pengelasan.
4. Mulut Pembakar (welding torch)
a. Mulut pembakar dengan pendinginan udara
Pendinginan untuk pengelasan dengan menggunakan udara hanya
digunakan untuk pengelasan dibawah 50 amp, sedangkan untuk pengelasan
diatas 50 amperes mengunakan sampai dengan 200 amperes atau lebih
menggunakan air. Selang saluran yang mengalirkan udara dengan gas
digabungkan dengan melalui tabung PVC ,juga disatukan dengan kabel
arus listrik .
b. Mulut pembakar dengan pendinginan air (water cooled torches)
Mulut pembakar dengan pendinginan air dibuat dengan berbagai ukuran,
karena akan dioperasikan dalam berbagai besar arus listrik untuk
pengelasan. Isi selang gabungan terdiri dari :
1) Saluran aliran gas yang masuk
2) Saluran aliran air yang masuk
3) Saluran aliran air keluar
4) Juga terdapat unit fuse atau tombol untuk menjalankan dan
memberhentikan aliran air.
Ada beberapa jenis, kabel remot kontrol disatukan dengan tombol
yang ada pada pemegang mulut pembakar (torch handle).

28
Gambar 2.8 Mulut Pembakar
( Welding Torch ) Dengan
Pendinginan Air
5. Nozel gas pelindung
Ukuran nozel yang akan
digunakan oleh operator harus terlebih
dahulu melihat petunjuk atau data–data
atau tabel yang dikeluarkan oleh perusahan yang membuat mesin las juga
berapa ketetapan ukuran nozel yang sesuai dengan ukuran mulut pembakar.
Seorang operator harus melihat besar kecilnya ukuran pelindung nozel dengan
kesesuaian terhadap keperluan pengelasan.

Gambar 2.9 Jenis Pelindung Nozzel

Lensa gas harus berfungsi baik terhadap mulut pembakar karena gas akan
melindungi terjadinya oksidasi udara luar terhadap elektroda pengelasan.

29
Gambar 3.1 Nozzel Gas Pelindung
6. Gas pelindung
Fungsi gas pelindung adalah untuk menghindari terjadinya oksidasi udara
luar terhadap cairan dan akan mengakibatkan kurang sempurnanya perpaduan
antara bahan tambah (filler rod) dengan cairan bahan yang disambung.
Jenis gas pelindung
a. Gas argon (Ar)
b. Gas helium (He)
c. Gas campuran helium dengan argon (75 % He, 25 %Ar)
d. Gas campuran argon/helium/hydrogen.
7. Regulator
Fungsi regulator adalah untuk mengetahui tekanan botol dan mengatur tinggi
rendahnya tekanan yang akan digunakan. Regulator untuk pengelasan tungdten
inert gas di set maksimum sampai 200 Kpa.

30
Gambar 3.2 Regulator

8. Alat pengukur aliran gas (flowmeter)


Alat pengukur aliran gas (flowmeter) adalah untuk mengukur aliran gas yang
digunakan untuk melidungi proses pencairan dalam pengelasan. Di dalam alat
ini mempunyai bola dalam tabung gelas yang berfungsi sebagai penunjuk
ukuran gas yang dikehendaki dengan satuan cubic feet per hour (CFH)
Juga ada Flowmeter yang dilengkapi dengan ekonomiser. Fungsi ekonomiser
adalah untuk menghemat gas, karena gas yang digunakan apabila tidak dipakai
akan terus menerus leluar, oleh karena itu maka digunakan ekenomiser sebagai
pengatur gas apabila kait yang sebagai tempat menyimpan mulut pembakar
mendapat beban, maka gas akan tertutup dan apabila mulut pembakar dipoakai
lagi maka gas akan bekerja kembali.

Gambar 3.3 Flowmeter

9. Bahan tambah (filler wires)

31
Bahan tambah untuk pengelasan TIG harus spesial, karena apabila
menggunakan tambah tidak terstandar kemungkinan kesempurnaan pengelasan
tidak akan terbentuk. Oleh karena itu penggunaan bahan tambah harus
berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh perusahaan elektroda atau asosiasi
pengelasan.
Bahan tambah harus dibersihkan sebelum digunakan dan pada saat mengelas
tangan harus bersih dan memakai sarung tangan, sehingga bahan tambah tidak
terkontiminasi oleh kotoran yang ada pada tangan .Diameter bahan tambah yang
terstandar adalah : 0,8, 1,1, 1,6, 2,4 ,3,2 , 4,0 mm dan panjang 60 cm.
Cara menyimpan bahan tambah
a. Jaga kawat bahan tambah jangan sampai teroksidasi udra luar
b. Tempat penyimpanan harus selalu bersih.
G. Peralatan bantu las MIG ( Metal Inert Gas ) dan TIG (Tungsten Inert Gas)

1. Sikat baja
Untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga rigi-
rigi las benar-benar bebas dari kotoran, selain itu digunakan untuk membersihkan
bidang benda kerja sebelum di las.

Gambar 3.4 Sikat Baja


2. Smith Tang / tang panas
Untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan smith tang atau tang
panas penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk moncong rata,
moncong ulat, moncong serigala dan moncong kombinasi.

1
Gambar 3.5 Smith Tang

3. Tang pemotong kawat

Pada kondisi tertentu, terutama setiap akan memulai pengelasan kawat elektroda
perlu dipotong untuk memperoleh panjang yang ideal. Untuk itu diperlukan tang
pemotong kawat. Dalam penggunannya pada proses las TIG bisa digunakan pada
pemotongan bahan tambah.

Gambar 3.6 Tang Pemotong Kawat


4. Palu
Setelah proses pengelasan biasanya benda kerja mengalami kerusakan atau
cacat pengelasan. Untuk itu dugunakan palu untuk membantu proses
pembersihan benda kerja akibat cacat las.

Gambar 3.7 Palu

2
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan PSG industri di PT KTU Shipyard, penulis mendapatkan


banyak pengalaman kerja dan ilmu baru yang sangat bermanfaat selama enam bulan. Berikut
kesimpulan yang dapat diambil ialah :

a. PT KTU Shipyard adalah perusahaan galangan kapal yang bergerak dibidang


pembangunan kapal baru, dan reparasi kapal.
b. Penulis berkesempatan PKL di industri departemen Engineering. Kegiatan selama
proses PKL di industri ialah mengobservasi aktivitas kerja pada departemen yang telah
ditempatkan kepada penulis.
c. Memahami alur dan prosedur kerja pada sebuah projek.
d. Memahami prosedur keselamatan dan kesehatan kerja ketika dilapangan.
e. Mampu menyusun laporan dengan baik dan benar.

B. Saran
Selama melakukan kegiatan PSG di industri, penulis ingin menyampaikan saran yang
mungkin dapat berguna bagi pihak industri dalam pengembangan industri kedepannya, saran
yang ingin penulis sampaikan yaitu penulis berharap kerjasama yang terjalin antara pihak
industri dengan pihak sekolah tidak terputus dan siswa selanjutnya dapat diterima kembali untuk
dapat melakukan kegiatan PSG di industri, karena dengan melaksanakan PSG kami bisa

3
mengetahui sedikit atau banyaknya hal-hal baru yang tidak kami dapat selama berada disekolah,
walaupun ada kami dapat saat berada disekolah itu hanya sebagian teori saja dan secara
lansungnya kami dapat di perusahaan.

Daftar Pustaka:

Anonim, 2001. “Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project Paket Pembelajaran dan Penilaian
Las TIG”
Anonim, 2004. “Diklat Las MIG Teknik Pengelasan”

https://id.scribd.com/doc/237274116/laporan-pengelasan-lanjut-pdf

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai