Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yovied Kurniansyah

No. absen : 29
Kelas : III

Penyesalan Seorang Bandar Narkoba

Lingkungan memang sangat mempengaruhi pergaulan seseorang, jika lingkungan nya baik maka
pergaulannya pun akan baik. Tapi jika lingkungannya buruk, maka pergaulannya pun akan ikut buruk.
Inilah yang dirasakan oleh Rinto laki-laki berusia 25 tahun itu di lingkungan rumahnya. Rinto tinggal di
Bandung dengan lingkungan rumahnya yang sangat buruk, banyak para pengedar narkoba di sekitar
rumahnya yang membuat Rinto tergiur untuk mengikuti jejak teman-temannya.

Malam itu sunyi, angin berhembus dengan lembut dan tak ada satu orang pun berada terlihat kecuali
akang warkop yang sedang duduk dan telfonan bersama pacarnya. Rinto yang sedang duduk di warung
kopi dengan di temani segelas kopi susu dan sebatang rokok di tangannya menunggu kabar dari partner
bisnisnya, Diki.

Diki adalah seorang Bandar narkoba sejak 2008, sudah 2 kali ia keluar masuk penjara tapi tak ada
sedikitpun rasa jera yang dirasa. Di warkop inilah awal mula Rinto dan Diki bertemu, selain memang
rumah mereka berdekatan. Tapi di warkop inilah keduanya memulai bisnisnya. Rinto yang awalnya tak
tahu tentang dunia narkoba, sekarang malah menjadi aset penting bagi Diki. Ya, karena pintarnya Rinto
dalam berbisnis illegal ini.

Rinto mulai jenuh menunggu sms dari Diki, karna sudah 1 jam lamanya ia menunggu Diki membalas
pesan nya. Di segukan kopi terakhir, hp Rinto tiba-tiba bergetar dan muncul nama pengirimnya, Diki.
''Buruan bro gue ditempat biasa nih.'' , Rinto langsung bediri merogoh kantong celana untuk membayar
kopi dan rokoknya. Lalu ia langsung berjalan menuju tempat biasa ia bertemu dengan Diki.

Dari kejauhan terlihat lampu kuning yang berkedap kedip di ujung Jalan Mangga, itulah tempat biasa
Rinto dan Diki bertemu. Walaupun rumah mereka berdekatan, tapi mereka tidak mau terlihat akrab untuk
masalah bisnis ini. Seperti biasa, Diki menggunakan hoodie hitam dan topi merah, ia berjalan dengan
cepat ke arah ujung Jalan Mangga.

Malam ini menjadi malam yang tidak akan pernah dilupakan oleh Rinto, karena Diki partner bisnisnya,
sekaligus teman dekatnya menjadi penghianat. Dari kejauhan suasana terlihat biasa saja, namun ketika
Rinto sudah sampai di ujung jalan ternyata tak terlihat wajah Diki di situ, hanya ada sms masuk darinya,
''barangnya disamping lampu.'' Rinto langsung menyeletuk ''Gak biasanya nih orang, naro barang
sembarangan.''.

Inilah jawaban dari kecurigaannya, setelah Rinto mengambil barang haram tersebut tiba-tiba di
belakangnya sudah ada 3 polisi yang siap menangkapnya. Dengan barang yang masih di tangannya,
Rinto tak bisa melakukan apa-apa, hanya perasaan dendam dan marah kepada Diki.

Keadaan di Penjara

Semenjak di dalam sel penjara, tak terlihat sekalipun wajah Diki menjenguknya. Perasaan dendam dan
marah berkecamuk kepada Diki. 6 tahun di penjara banyak pelajaran yang Rinto dapatkan. Awal mula ia
di penjara, ia harus menuruti setiap perintah kepala kamar karena terbiasa hidup bebas ia tak ikuti
perintahnya dan terus berkelahi. Sampai akhirnya ia dipindahkan di rutan daerah.

Di rutan itulah banyak hal-hal positif yang didapatkan oleh Rinto, dari mulai sholat berjamaah satu
kamar, melakukan sesuatu yang kreatif, mengaji dan yang penting ia mulai menyesali setiap perbuatan
yang ia lakukan selama ini.
Ketika ia di dalam, ternyata hanya keluarganya lah yang setia kepadanya. Menanyakan kabarnya,
menjenguknya setiap 2 atau 4 bulan sekali. Terkadang beberapa sahabat menanyakan kabar nya melalui
facebook. Ya walaupun Rinto berada di dalam jeruji besi, tapi Rinto masih tetap bisa memegang
handphone.

Mendapatkan beberapa teman yang juga pengedar narkoba, ternyata banyak yang mengalami nasib
yang sama seperti Rinto. Dikhianati partner bisnisnya dan yang lainnya lagi.

Hijrah dan Bekerja

2018 adalah tahun yang tidak akan dilupakan oleh Rinto, keluar dari jeruji besi menghirup udara segar
dan melihat dunia luar. Rinto telah menyesali perbuatan nya yang dulu dan sekarang ia sudah berubah.
Berubah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bertekad untuk membahagiakan keluarganya.

Sekarang kehidupan Rinto sudah jauh lebih baik, Memiliki keluarga dan 2 orang anak, memiliki pekerjaan
yang halal dan cukup untuk menafkahi keluarganya, dan sedang sama-sama berjuang bersama istri
tercintanya untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.

      

Anda mungkin juga menyukai