Anda di halaman 1dari 17

Ica pengalamannya kecanduan hubungan layaknya suami istri dengan banyak pria.

berusia 37
tahun ia melakukannya untuk mengalihkan perhatian dari perasaan malu dan benci pada dirinya
sendiri. Sekali waktu, dia mulai fokus pada yoga, terapi, dan bahkan pergi ke Bali. Sebuah
langkah yang mengubah hidupnya selamanya seperti dikisahkan berikut ini.

Dilahirkan di Los Angeles dari orangtua Indonesia, ia menghabiskan sebagian besar masa
dewasanya bepergian dan tinggal di luar negeri. Dia menggambarkan bagaimana peralihan
hidupnya dari seorang siswa di sekolah menjadi seorang dewasa yang bergaul dengan apa saja
yang berhubungan dengan dunia seks.

Dia mengaku merasakan percampuran antara rasa malu dan kegembiraan seksual yang rumit
sejak berusia 12 tahun. Hal itu menjadikan hidupnya lebih gelap sekaligus menimbulkan
malapetaka. Kebiasaan tak senonoh tersebut dimulai saat ia menyesuaikan diri di sekolah
menengah pinggiran kota Los Montebello, Los Angeles. Dia harus memakai penopang punggung
karena menderita skoliosis dan hal itu membuat penampilannya diejek.

Tetangga Julid 1 : Ica itu sudah cacat, kehidupan nya bebas. kenapa dia masih tidak sadar juga ?

Tetangga Julid 2 : orang tua nya mungkin tidak mengurus nya

Setelah kehilangan keperawanannya pada usia 17, ia hampir sampai pada tahap di mana dia tidak
bisa membayangkan hubungan seksual tanpa penopang pada punggungnya. Setelah kuliah, ia
terlibat dalam seks dengan kekerasan dan birisiko saat pindah ke Hawaii, LA, London dan New
York. Sering kali ia berhubungan dengan orang asing tanpa menggunakan pengaman dan
preferensi pornonya meningkat pada porno hard-core. Seringkali, kehidupan seks realita meniru
adegan porno di mana wanita diremehkan.
Ayah : Ica saat nya kamu sudah merubah perilaku mu.. Apa kamu tidak sadar bahwa tetangga
sudah tau perilaku mu

Ibu : coba lah untuk periksa pada bagian tubuh mu ? Sudah berapa kali kamu melakukan nya ?

Lama-kelamaan ia akan merasa lelah, tidak dicintai, tidak berharga, dan seperti sampah.
Akhirnya ica pergi ngekos di sebuah kos'an yang bebas kos ini bernama melati didalam kos
tersebut laki-laki dan perempuan menjadi 1 lingkungan tidak di bedakan,kos tersebut terkenal
dengan ibu kos biasa tetangga memanggil nya dengan teteh. Ica merasakan putus asa akhirnya
melakukan penggunaan narkotika bersama teman terdekat nya yang bernama lestri dan barbara.

Ica : bawa pesanan ku lestri

Lestri : iya aku membawa nya.. Dosis nya lebih tinggi dari yang kemarin

Barbara : bagus itu,gimana efek nya ? Kita bergantian saja menggunakan nya

Ica, lestri, Barbara menggunakan narkotika di dalam 1 kamar kos. Ketika suasana tidak kondusif
datang lah Hendra yang merupakan tetangga kos mereka sebelah kamar

Hendra : kalian kenapa? Bisa terjadi keributan

*Suasana Hening hanya diam dan mereka tidak ingat apapun

Dikarenakan kunci kamar kos mereka tidak di kunci masuk lah hendra. Setelah yang di tau
mereka tidak sadar kan diri akhirnya Hendra berfikir negatif dan merencanakan bersama teman
nya bernama boy.

Hendra : kamu dimana?

Boy : aku mau otw ke kos mu capek aku kerja ada saja masalah yang terjadi

Hendra : cepat datang ada cewek ini tetangga baru ku di kamar kos
Setelah datang boy Langsung menuju kamar hendra yang berada di lantai 2 sebelahan dengan
Ica.

Boy : kenapa pada gak sadar semua ?

Hendra : mereka habis pakai narkoba,gimana kalau dicoba seperti nya ada 1 perempuan yang
pengalaman

Boy : jangan dulu kita coba dengar masalah mereka kita dekatin saja dulu baru kita coba

Mereka ber2 pun menunggu Ica dan teman nya sadar. Tidak lama kemudian datang Fitri

Fitri : kalian siapa ? Kok ada di depan kos kamar teman ku (dengan nada curiga)

Hendra : aku yang tinggal di kamar sebelah tadi aku dengar ribut jadi aku datang tapi keadaan
teman mu sudah tidak sadar akibat memakai narkoba

Fitri :oo begitu ya udah aku mau masuk dulu mau liat kondisi nya

Fitri pun masuk dan membangunkan teman-temannya setelah beberapa jam kemudian

Ica : aku kenapa?

Fitri : kamu pakai narkoba jadi kamu sampai membuat ribut dan akhirnya tidak sadar lagi

Ica : iya kah ? Ada yang tau

Fitri : iya ada cowok kamar sebelah


Ica : ya udah aku bereskan badan ku dulu setelah itu aku datangin cowok kamar sebelah

Ica pergi mandi dan telah merapikan badan nya dengan menggunakan pakaian yang terbuka

Ica : maaf nya atas kejadian tadi

Hendra : tidak papa karna aku sudah terbiasa,siapa nama mu ? Karna setelah kamu pindahan aku
belum tau nama mu

Ica : nama aku Ica,nama kamu siapa?

Hendra : nama aku hendra

Ica : kamu sendiri?

Hendra : aku sama teman ku tadi lagi pergi mandi

Boy pun keluar setelah dia mandi di karenakan mau pergi dengan hendra. Boy melihat Ica ada
dikamar dan langsung mengajak kenalan

Boy : Hay,siapa nama mu?

Ica : aku Ica kamu siapa?

Boy : aku boy

Hendra : kalian ngobrol saja dulu aku mau pergi mandi

Boy : iya mandi sudah setelah itu kita jalan supaya stres dan capek ku hilang

*Setelah ditau mereka ingin pergi Ica buru-buru mau kembali ke kamarnya,boy pun mencegat
nya

Boy : mau kemana?

Ica : mau balik dulu gak enak kalian mau jalan


Boy : gak papa santai aja,apa kamu mau ikut ?

Ica : tapi ada teman ku gimana?

Boy : gak papa gabung aja,have fun

*Ica pun pamit pergi untuk mengajak teman nya untuk siap-siap pergi

Ica : Boy aku ke kamar dulu mau siap-siap dan kasih tau teman ku

Boy : oke,jika sudah siap tunggu saja

*Ica pun balik untuk memberitahu teman-teman yang lain

Ica : Guys,ayo kita pergi

Fitri : kemana ? Mereka berdua saja baru sadar

Barbara: iya mau kemana? Aku masih merasa juga belum kembali nyawa ku

Ica : kita pergi sama Hendra dan boy ayo cepat siap-siap

Mereka menjawab bersama oke kita siap-siap..

*Setelah beberapa lama mereka sudah siap boy dan Hendra juga keluar kamar

Boy : udah siap ? Ayo kita pergi

*Mereka pun jalan bersama ke parkiran kos untuk masuk ke mobil boy. Didalam mereka
bercerita masalah yang terjadi setelah beberapa menit kemudian Hendra memberikan ide

Hendra : kenapa kita tidak ke club' saja disana bisa have fun masalah pun lepas. Kebetulan
sebelah nya juga ada penginapan jadi kita bisa tidur 1 malam dulu disana karna kita gak mungkin
setelah have fun pulang ke kos jarak nya terlalu jauh

‘Serentak menjawab boleh’

*Ketika sudah sampai di tempat mereka pun memesan kamar 2 setelah itu mereka pergi ke club'
yang di rencanakan. Setelah mereka hafe fun dalam keadaan mabuk mereka pun salah kamar
seharusnya Ica di kamar bersama 3 teman nya tetapi masuk kamar lain bersama hendra dan boy
dikarenakan terpengaruh minuman mereka tidak sadar sudah melakukan hal yang sama di ulang
lagi. Kejadian terus berulang sampai pada akhirnya Ica dan boy sakit dan di bawa ke rumah
sakit*

Tetangga Julid 1 : kenapa ? Itu anak ya kos teteh kok gak sehat jangan-jangan hamil ?

Tetangga Julid 2 : aku liat dia bebas karna kek gak ada orang tua nya datang

Tetangga Julid 1 : kita perlu datang ke teteh kalau bisa tutup aja kos nya

Tetangga Julid 2 : iya meresahkan sekali jika seperti ini

*Sementara Ica dan teman teman pergi tetangga pun mendatangi teteh sebagai ibu kos*

Tetangga Julid 1 : teteh keluar teh ada hal yang perlu kita sampaikan sebagai warga

Tetangga Julid 2 : keluar teh

*Teteh pun keluar menemui warga*

Teteh : ada apa ini ramai sekali datang ketempat saya

Tetangga Julid 2 : begini teh kita sudah melihat kegiatan di kos teteh

Teteh : ada apa nya?

Tetangga Julid 1 : itu yang di lantai 2 selalu ribut, pulang pagi tau tau ini tadi mereka seperti
keadaan sakit

Tetangga Julid 2 : seperti ditau ya teh yang perempuan orang tua nya dengar cerita tidak di
jenguk keluarga dan juga masa lalu nya di kucilkan

Teteh : baik sudah di kasih tau saya akan menegaskan mereka

*Teteh pun menunggu mereka pulang tetapi tidak pulang teteh berfikir apa yang terjadi, Hendra
pun pulang setelah 3 hari tidak ada dan kebetulan bertemu dengan teteh*
Teteh : Hendra

Hendra : iya Bu kos

Teteh : ada apa kamu baru pulang kenapa sendiri? Apa Ica sakit parah? Apa teman mu sakit
parah? Malu saya sebagai ibu kos kalian tetangga sudah lapor ke saya

*Hendra terlihat diam dan menceritakan yang terjadi*

Hendra : kami datang kerumah sakit disitu Ica dan boy mengalami gejala sariawan,diare,dan
demam dan tidak kunjung sembuh. Dan disitu ada dokter,perawat,dan petugas lab dan
memberikan penanganan dan dokter serta perawat berkata begini ibu kos

Dokter: kenapa teman nya ? Mempunyai gejala apa ? Sudah berapa lama?

Hendra : terus Bu dokter juga berkata

Dokter : tolong sus di cek dahulu

*Diruangan perawat dan dokter memeriksa dan menanyakan gejala pada teman Ica dan boy*

Dokter : gimana cerita nya ?

Barbara : kami menggunakan narkoba, berhubungan sex,dan ini terjadi lebih dari 2 tahun Ica
punya nafsu yang hebat dikarenakan masih sekolah sudah tau hubungan sex

*Suster pun pengkajian dan memeriksa tanda tanda vital pasien,dokter melihat hasil pengkajian
dan memanggil petugas lab untuk cek Lab lengkap*

Dokter : Panggilan lab siapkan 2 form untuk 2 pasien yang baru masuk

Petugas lab : Permisi dok,mau ambil sampel dari pasien yang baru masuk

Dokter : silahkan
Kejadian Dirumah Sakit

*sambil menunggu petugas lab mengambil sampel darah perawat bercerita pada dokter*

Perawat 1 : dok seperti nya pasien gejala seperti HIV

Perawat 2 : dok untuk pasien laki-laki sudah dapat identitas nya dan dari keluhan pasien lebih
merasakan lemas,pusing,dan nyeri

*setelah dilakukan pengkajian lengkap hasil lab keluar,dan dinyatakan pasien atas nama ica
positif HIV pagi jam 08.00*

Petugas lab 1 : dok ini hasil dari pasien

Petugas lab 2 : pasien dengan hasil hiv positif

Dokter : dilakukan rawat inap dan di pindahkan keruang perawatan saya tuliskan resep untuk
terapi nya selama di rumah sakit

*sudah dilakukan proses handover pasien ica dan boy di rawat di ruang yang bersamaan dengan
kasus HIV dan berbeda kelas antara perempuan dan laki-laki*

Perawat 1 dan Perawat 2 : sudah jam 10 mari kita cek TTV pasien

*perawat berjalan menuju ruangan yang 1 disitu boy di rawat*

Perawat 1 : selamat pagi perkenalkan nama saya ayu disini saya berjaga dari jam 7 pagi sampai
jam 15.00

Boy : pagi sus,ada apanya ?

Perawat 2 : baik mas saya della ,disini kita berdua mau memeriksa tekanan darah,suhu,denyut
nadi,dan pernafasan guna nya untuk tau apakah ada gejala lain setelah masuk ruangan ini ?
sebelum dilakukan tindakan apakah ada yang mau ditanya kan lagi ?

Boy : Tidak ada sus

Perawat 1 : baik langsung saya periksa ya mas. namanya siapa? Tanggal lahir nya ? (perawat
sambil melihat gelang identitas pasien)
Boy : Boy 10-10-1990

*setelah perawat selesai melakukan TTV kamar terakhir adalah kamar rawat inap ica disana ica
terlihat murung,menangis,dan rasa menyesali perbuatan nya perawat pun mencoba mendekati
nya untuk melakukan pemeriksaa TTV*

Perawat 1 :selamat pagi mba perkenalkan saya della dan ayu perawat yang berjaga dari jam
07.00 pagi sampai 15.00. kami mau melakukan pemeriksaan tekanan darah,suhu,denyut nadi,dan
pernafasan guna nya mengetahui apakah ada kejala lain setelah masuk di ruangan rawat inap

Ica : baik sus,silahkan

Perawat 1 ; sebelum melakukan tindakan apakah ada yang ingin ditanyakan ?

Ica : tidak ada sus

Perawat 2 : nama nya siapa ? tanggal lahir nya kapan ? ( perawat sambil melihat ke gelang
identitas pasien)

Ica : Ica 12-12-1992

*setelah dilakukan pemeriksaan ica masih terlihat murung dan para perawat telah membagikan
obat sesuai pada jam terapi. 2 hari kemudian perawat ayu mendekatkan diri pada pasien
dikarenakan pasien terlihat murung*

Perawat 1 : selamat pagi pasien ica, gimana kabar nya ?

Ica : masih kurang membaik sus,

Perawat 1 : mohon maaf sebelumnya kenapa setelah dirawat 3 hari ini masih terlihat murung
bagaimana keadaan nya ?

*ketika perawat bertanya ica pun bercerita semua bahwa dia telah melalukan kesalahan yang
sangat besar dan merugikan nya. Perawat pun memberikan aspek psikosoial dan spiritual kepada
pasien tersebut dan meminta pasien untuk menghubungi keluarga nya*
Ica : teman apakah ada yang bisa mengkabarin keluarga ku bahwa aku sakit

Barbara : baik ca

*keluarga di telpon untuk datang kerumah sakit*

   Disalah satu rumah sakit di Bali, terdapat pasien yang menderita penyakit HIV/AIDS. Pasien
bernama Ica pada awalnya dibawa ke Rumah Sakit dengan sariawan,diare,dan demam dan tidak
kunjung sembuh . Pasien mendapatkan perawatan dan meminum obat secara rutin. Akan tetapi,
setelah mendapatkan perwatan yang intensif, kondisi pasien bukannya membaik akan tetapi
sebaliknya, kondisi pasien justru kian hari kian memburuk. Pasien mengalami peningkatan suhu
tubuh serta mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis. Dokter dan Perawat pun
melakukan pemeriksaan kembali berupa tes darah. Ternyata dari hasil pemeriksaan, pasien
positif terkena HIV/AIDS. Perawat pun memberitahukan hal tersebut kepada keluarga pasien.
Keluarga pasien sangat terkejut mendengar hal tersebut dan berniat untuk tidak memberitahukan
hal tersebut kepada pasien.

Perawat  2         : “Assalamualikum, apakah benar ini dengan keluarga dari pasien yang bernama
Ica?”

Keluarga          : “Wa’alaikum salam, iya saya ibunya. Ada apa sus?”

Perawat           : “Ibu boleh bicara sebentar?”

Keluarga          : “Oh..baik sus”

Perawat           : “Baik, mari ikut dengan saya”

            Perawat dan Ibu pasien pun pergi menuju Nurse Station.

Perawat           : “Silahkan duduk bu” (sambil menunjuk kearah kursi)


Keluarga          : (ibu pasien duduk)

Perawat           : “Begini bu, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata anak ibu positif
terkena HIV/AIDS” (sambil memperlihatkan hasil pemeriksaan)

Keluarga          : “Astagfirullah, itu bukannya penyakit yang berbahaya dan mematikan


ya?” (dengan raut wajah kaget)

Perawat           : “Iya bu, HIV/AIDS termasuk salah satu pentakit yang sangat berbahaya.
HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga
pasien sangat rentang untuk terkena penyakit. Pada saat anak ibu batuk-batuk
yang tak kunjung henti, itu merupakan salah satu tanda bahwa sistem kekebalan
tubuhnya sudah terserang oleh virus. HIV/AIDS juga termasuk salah satu
penyakit yang menular. Oleh sebab itu anak ibu akan kami pindahkan ke ruangan
isolasi, guna mencegah terjadinya penularan pada pasien lainnya”

Keluarga          : “Bagaimana dengan pengobatannya sus, bisa sembuh


kan?”                                              (sambil menangis dan terlihat panik)

Perawat           : “Untuk sembuh, kemungkinannya memang kecil, akan tetapi kita dapat menekan
pergerakan dari virus tersebut, agar virus tidak menimbulkan kerusakan yang
semakin parah”

Keluarga          : “Tapi.. apa penyebabnya apa sus? (dengan wajah yang cemas)

Perawat           : “Biasanya virus ini bisa ditularkan dari penggunaan jarum suntik, pergaulan
bebas, atau dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS yang kemudian menyusui anaknya.
Nah bagaimana dengan pola pergaulan dan lingkungan anak ibu sendiri?”

Keluarga          : “Setau saya anak saya sering keluar malam, dan saya tidak dapat memantau
anak saya selama 24 jam. Dikarenakan beda tempat tinggal ”
Perawat           : “ohh... kalau begitu sebaiknya kita fokus saja ke pengobatan yang akan
ditempuh anak ibu”

Keluarga          : “Iya sus.. tolong sembuhkan anak saya ya sus..”

            Ibu pasien pun kembali menuju ke ruangan dimana anaknya dirawat, dan ia
memberitahukan hal tersebut kepada anaknya.

Keluarga          : “Assalamualaikum” (dengan raut wajah yang lemas dan mata yang sembab)

Pasien              : “Waalaikumsalam, mamah kenapa?”

Keluarga          : (langsung memeluk anaknya)

Pasien              : “kenapa mah?”

Keluarga          : “Nak, ada yang ingin mamah sampaikan, kamu harus kuat ya nak...”

Pasien              : “Memangnya ada apa mah? Aku sakit apa mah?”

Keluarga          : “Tadi setelah mamah dipanggil sama perawat terkait dengan kondisi kamu saat
ini. (menghela nafas). Kamu harus rajin minum obat ya nak, biar kamu cepet
sembuh”
Pasien              : “Memangnya aku sakit apa?”

            Setelah beberapa hari mendapatkan perawatan, kondisi pasien tak kunjung membaik. 

Pasien              : “Mah aku tuh kenapa sih? Kok semakin hari aku merasa kalau kondisi aku
semakin lemah, badan aku juga jadi kurus”

Keluarga          : “Sebenarnya kamu itu sakit HIV/AIDS”

Pasien              : (hanya terdiam dan menangis)

Keluarga          : “Kamu yang sabar nak, mamah juga mengusahakan yang terbaik buat
kesembuhan kamu”

            Semenjak pasien mengetahui penyakit yang dideritanya, pasien sangat terpukul. Pasien
tidak mau makan, tidak mau bertemu dengan siapa pun, dan kondisinya semakin memburuk.
Semangat hidupnya seakan sudah hilang.

Dihari yang berbeda, perawat mengadakan doa bersama sebelum memulai aktivitas.
Perawat mendatangi pasiennya satu persatu untuk memimpin doa untuk kesembuhan pasien.

Salah satu perawat pun datang ke ruangan dimana Ica dirawat.

Perawat           : “Assalamualaikum”
Keluarga          : “Waaliakum salam”

Pasien              : (hanya terdiam)

Perawat           : “Ibu sekarang akan diadakan pergantian shift, sekarang saya yang akan merawat
anak ibu, jika ada yang harus dibantu ibu bisa panggil saya”

Keluarga          : “ohh, iya sus”

Perawat           : “Sekarang kita berdoa terlebih dahulu ya, untuk kesembuhan pasien, mari kita
berdoa bersama-sama ya bu”

Keluarga          : “baik, terimaksih sus”

Perawat           : “Sama-sama bu, sekarang saya permisi dulu ya bu”              

Setelah beberapa saat perawat pun datang ke ruangan pasien.

Perawat           : “Assalamualaikum”

Pasien              : (tidak menjawab salam dan hanya terdiam)

Perawat           : “Sekarang sudah waktunya makan dan minum obat ya


intan”                                            (sambil menyodorkan obat)
Pasien              : “Untuk apa makan dan minum obat, penyakit saya juga kan ga sembuh-
sembuh” (menepis obat yang dipegang oleh perawat)

Perawat           : “Ica kamu ga boleh kaya gitu, kamu harus yakin kalau kamu akan sembuh.
Kamu harus percaya bahwa ada kekuatan yang lebih besar, yaitu Allah SWT.
Allah akan memberikan yang terbaik bagi umatnya yang berikhtiar dan sabar”

Pasien              : “Engga, saya mending mati aja. Dari pada hidup, tapi saya hanya menyusahkan
dan mempermalukan keluarga saya”

Perawat           : “Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, kamu harus percaya akan hal itu.
Kamu juga harus ingat bahwa orang di sekitar kamu itu sayang samu kamu, dan
menginginkan kamu sembuh. Keluarga kamu sudah berusaha untuk kesembuhan
kamu, sekarang tinggal kamu yang harus berjuang untuk melawan penyakit kamu,
kamu harus sembuh setidaknya untuk orang-orang yang sayang sama kamu”

Pasien              : (terdiam)

Perawat           : “Apa yang kamu pikirkan?”

Pasien              : “Saya merasa malu dengan masa lalu saya sus, jikalau saya hidup pun, saya
hanya akan membawa rasa malu yang akan di tanggung oleh keluarga saya”

Perawat           : “Tidak ada orang tua yang akan membenci anaknya sendiri, jika kamu hidup itu
tidak akan membuat mereka malu, melainkan akan membawa kebahagiaan bagi
mereka”

Pasien              : “Apa itu benar sus?”


Perawat           : “Tentu saja”

Pasien              : (mulai tersenyum)

Perawat           : “Nah sekarang kan sudah waktunya sholat Dzuhur, Ica bisa sekalian berdoa
agar diberikan kesembuhan. Apakah Ica sudah solat?”

Pasien              : “Belum sus, saya tidak tahu caranya”

Perawat           : “Baiklah saya akan menuntun Ica untuk melakukan sholat Dzuhur ya. Apakah
Ica bersedia?”

Pasien              : “Iya sus”

Perawat           : “Baiklah, sekarang kita lakukan tayamum dulu ya. Caranya ica pukulkan kedua
telapak tangan ke tembok, lalu tiup, kemudian usapkan pada telapak tangan kanan
dan kiri, lalu sebaliknya. Kemudian usapkan ke wajah dengan kedua telapak
tangan. Dilakukan sekali usap saja ya. (sambil mempraktekan)

Pasien              : (mengkuti cara tayamum yang dicontohkan oleh perawat)

Perawat           : “Nah tayamumnya sudah selesai, sekarang Ica sholatya, niatkan didalam hati Ica
dan mintalah kesembuhan”

Pasien              : “Baik sus, terimakasih banyak”

Perawat           : “nah makan dan obatnya saya simpan disini, nanti jika Ica sudah selasai
sholatnya, Ica makan dan jangan lupa obatnya juga diminum ya. Kalau begitu,
saya permisi dulu ya”
Pasien              : “Baik sus”

Perawat           : “Assalamualaikum”

Pasien              : “Waalikumsalam”

            Setelah berbincang dengan perawat, pasien sudah mulai menerima penyakit yang di
deritanya. Sekarang pasien juga menjadi rajin sholat, mau makan dan menunjukan perubahan
kondisinya ke arah yang lebih baik.

*setelah lama tidak kembali ke kos dikarenakan ica sudah kembali bersama orang tua nya ibu
kos pun menutup kos nya dikarenakan tidak ada lagi yang mau tinggal disana akibat kos yang
bebas dan tetangga yang julid. Kehidupan Ica serta teman-teman nya berubah hingga pada
akhirnya ica pun menikah dengan pria yang baik mau menuntut dia kejalan yang benar selesai
cerita dari roleplay ini*

Anda mungkin juga menyukai