Anda di halaman 1dari 8

SCENARIO PROMOSI KESEHATAN

ROLE PLAY PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE DISKUSI PANEL DAN


FORUM PAN

Kelompok 4 yang terdiri dari :

Muhammad noor ainun ludfi berperan sebagai perawat 2


Muhammad yusuf romadhon berperan sebagai suami/Jodhi
Nathannael agung setya pratama berperan sebagai Erik
Novia anggun prastiwi berperan sebagai Ara
Novita kristiya ayu berperan sebagai ibu mertua/ibu tiwi
Pramudya erlangga berperan sebagai Roy
Putri endang pustikawati berperan sebagai Desi
Putri karisma berperan sebagai perawat 1
Rizka shofiyani berperan sebagai istri/Thania
Rizky tri lestari berperan sebagai psikolog
Broken home

Disuatu desa hiduplah keluarga dengan perekonomian menengah, yang terdiri dari suami
bernama (Jodhi) dengan status pengangguran yang sedang berusaha mencari pekerjaan, lalu ada
istri dari Jodhi yang bernama (Thania) menjadi salah satu staf di perusahaannya, mereka
dikaruniani 2 anak yang bernama Roy dan Ara. Roy berumur 18 tahun menginjak tingkatan
SMA kelas 12, sedangkan ara berumur 15 tahun menginjak tingkatan SMA kelas 10. Pada suatu
hari sepulang dari sekolah Ara langsung menuju ke rumah dengan jalan kaki lengkap dengan
sragam yang ia kenakan.

Sore harinya Thania yang pulang kerja dari kantor menuju ke rumahnya melihat ada dua orang
yang berhenti tepat didepan rumah, dengan kejelian Thania dia tahu bahwa sosok laki – laki itu
merupakan Jodhi suaminya sendiri, tetapi siapa perempuan yang disebelahnya? Dan mereka
sama – sama memanggil dengan panggilan yang mesra.

Jodhi : “hati – hati dijalan ya sayang, makasih udah nemenin aku ke barbershop hari ini. Kabarin
aku kalo udah sampai rumah sayang”

Desi : “pasti sayang nanti aku kabarin kalo udah sampai, aku pulang dulu yahh.. Dadahh”
(sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Jodhi)

Thania : “apa kamu bilang mas? SAYANG? Oh jadi selama ini kamu udah main main ya
dibelakang ku”

Jodhi : “aku bisa jelasin semua ini” (mengulurkan tanganya hendak menyentuh pundak istrinya)

Thania : “stop jangan pegang aku, ngga sudi aku dipegang – pegang sama pengkhianat”

Jodhi : “pulang sekarang des, cepat”

Desi : (mengangguk, dan akhirnya pulang)

Thania : "kamu itu keterlaluan, udah ngga kerja, semua kebutuhan aku yang tanggung, lagi-lagi
kamu bermain hal seperti itu dibelakang aku. Aku ga bisa terus terusan kaya gini."(memasuki
rumahnya dan didepan pintu ada anak perempuannya ara yang sedang menonton perdebatan tadi)
Thania : “ masuk ara kamu ngga boleh diluar” (Thania ke dalam rumah dan mengambil surat
cerai sedangkan Jodhi mengejar Thania yang memasuki rumah)

Thania : “tanda tangani surat ini, dengan itu kisah kita sudah usai sampai disini jodhi” (surat
cerai)

Jodhi : “tidak thania aku tidak mau pisah dari kamu, pikirin anak kita yang sudah tumbuh besar”

Ara : (Ara yang sedari tadi mendengarkan disamping kamar sambil menangis dan merenungkan
masalah orang tuanya)

Thania : (menyeret suamiya untuk keluar rumah tetapi ditahan oleh ara)

Ara : “bu, ini sebenernya ada apa sih? Sampai ibu ngusir ayah segala?”

Terdengarlah deru suara motor, ternyata Roy pulang dari tongkrongannya seketika dia
mendengar suara pertengkaran dari dalam rumah.

Thania : “ayah kamu ini sudah selingkuh dari ibu ara, bukan hanya sesekali ini dia kepergok
sama ibu. Saat ibu mau mencuci baju ayahmu minggu lalu ibu menemukan noda lipstick di
kemejanya dan parfum yang menempel dibaju itu. Hanya saja ibu selama ini diam dan berharap
buat pengkhianat ini berubah menjadi setia sama ibu, tapi kenyataannya malah semakin parah”.

FLASHBACK 1

Thania : (menemukan noda lipstik di kemeja suaminya) “perasaan dia bau ngelamar kerja masa
dimejanya ada noda lipstick? Mungkin aja ga sengaja ke tabrak karyawan lain”

FLASHBACK 2

Jodhi berpamitan terhadap istrinya yang hendak pergi mencari pekerjaan, tetapi ada sesuatu hal
yang Jodhi sembunyikan. Selang beberapa waktu ternyata lagi lagi Jodhi menemui
selingkuhannya disebuah taman, Terlihat desi yang sedang duduk sendiri disana, saat Jodhi
sampai di taman dia langsung mengajak Desi untuk pergi menghirup udara segar menggunakan
sepeda motor. Tiba – tiba diperjalanan ada jalan yang rusak, dan desi pun terdorong maju
sehingga bibir merona Desi menempel dikemeja Jodhi, dan meningggalkan bekas lipstik Desi
disana.
Ara : (ara yang langsung terdiam tidak menyangka bahwa ayahnya seperti itu, disisi lain Roy
yang sudah mendengar penjelasan dari ibunya tadi).

Roy : (langsung mendobrak pintu rumahnya) “APA YANG DIKATAKAN IBU SEMUA ITU
BENAR YAH?”

Jodhi : “tenang dulu kita bisa omongin baik baik”

Thania : “SEENAKNYA KAMU BILANG, pikir perasaanku mas. PILIH AKU YANG
KELUAR APA KAMU YANG KELUAR? YAUDAH AKU YANG KELUAR DARI SINI”

Akhirnya Thania pun keluar rumah entah kemana, Roy yang merasa jijik melihat ayahnya
langsung ikut keluar ke bescam temen temenya yang lain. Sedangkan Ara pergi ke kamar dengan
perasaan yang gelisah dan merenung tanpa menghiraukan ayahnya yang masih berada diruang
tengah. Ayah nya pun merenungkan masalah apa yang sudah diperbuatnya.

Disisi lain Roy pergi kerumanya Erik, sohibnya

Roy : “rik ayo ikut gua ke markas”

Erik : “ngapain bro? ada masalah apaan lu?

(roy tidak menjawab pertanyaan Erik, lalu mereka langsung otw ke markas dengan kecepatan
diatas rata – rata. Dan sampailah mereka di Markas)

Erik : “lu sebenernya kenapa bro?”

Roy : “bokap nyokap gua mau cerai” (sambil menuangkan minum – minuman keras ke gelas
mereka, dan mengasihkan gelas itu ke Erik)

Roy dan Erik selepas minum minuman keras dimarkas mereka balapan sepeda motor dengan
keadaan sedikit pusing, tiba – tiba Roy melihat seorang gadis yang tidak asing baginya, sedang
berdiri dan merentangkan tangan dipinggir jembatan, Roy langsung menghampiri dan menarik
tangan Ara. Ya gadis tersebut adalah Ara.

Roy : “MAU NGAPAIN KAMU ARA, JANGAN GILA KAMU, APA DENGAN CARA INI
KITA BISA KELUAR DARI MASALAH?
Ara : “TERUS SEKARANG KITA GIMANA BANG? KITA HARUS CARI IBU BANG!

Roy : “kita pulang dulu aja, (Roy berpamitan ke Erik) bro gua balik dulu sama adek gua ya”

Erik : “yoi take care”

Sesampainya dirumah tiba – tiba sang nenek datang unutuk menjenguk cucu cucu nya yang
sudah lama tidak ia temui.

Ibu Tiwi : "ada apa ini Roy? Kenapa wajah kalian sangat sedih?

Roy : ini semua terjadi karena orang yang didepan itu Nek!

Ibu Tiwi : " Kamu itu benar-benar ya, udah berulang kalii kamu giniin anak saya!

Akhirnya nenek tiwi pun menelpon Thania untuk segera pulang karena anak – anaknya masih
membutuhkannya. Satu jam berlalu Thania langsung menghampiri ibunya dirumah, dan bercerita
sedikit tentang kejadian tersebut.

Ibu Tiwi :

Thania :

Keesokan harinya ara tidak kunjung keluar kamar untuk sarapan. Saat Ibu Tiwi mengetuk dan
membuka pintu kamar Ara. Ia melihat cucunya melamun dan memegang gunting hendak
menggoreskan nadi di pergelangan tangannya. Ibu Tiwi terlihat gelisah langsung menghampiri
Ara dan memeluknya, ternyata tubunya panas, ia pun dibawa ke rumah sakit untuk di periksakan
dan meminta tolong kepada Roy dan, akhirnya semua keluarga pun ikut menghantarkan ara

Sesampainya di rumah sakit, ternyata ara demam dikarenakan faktor tekanan dan stress akibat
orang tuanya selalu bertengkar setiap hari.

Pemeriksaan fisik

Perawat 1 : "adek kemarin ada kegiatan di sekolah yang melelahkan ya? (Sambil melakukan
TTV"
Ara : "Tidak Sus"

Perawat 1 : "adek dirumah mengerjakan tugas dari sekolah yang terlalu bayak ya? Ini perut
adeknya kosong.... Sampai lupa untuk makan ya"

Ara : "Bukan Sus, ayah dan ibu saya berantem besar. Sayaa capek, saya bingung, rasanya saya
ga mau hidup ingin mati saja biar hidupku tenang"

Perawat 1 : "adek.. Dalam hidup memang tidak selalu baik-bak saja, ada kalanya kita mengalami
cobaan dalam hidup. Coba gini kalo adek pergi siapa yang rugi, siapa yang sedih? Masalah tidak
teratasi, namun akan membuat ibu, abang dan keluarga adek sedih" (Memberikan sentuhan) .

Ara : "tapi Sus.. Aku lelah "

Perawatan 1 : " Gini dek apa saja dalam hidup Ara yang perlu disyukuri ara punya ibu dan abang
yang sayang, Kakak juga yakin kalo ayah juga sayang sama Ara, ayah hanya butuh arah saja.
Coba Ara ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Ara. Keadaan yang bagaimana yang
membuat Ara merasa senang?

Ara : "Ara senang belajar, ara punya banyak temen yang baik, ara sering mengikuti lomba
olimpiade sains dan ara selalu mendapatkan juara 1, setelah itu ara, abang, ayah dan ibu, kami
semua berkumpul dan bersenang-senang. Aku sagat bahagia karena itu. Tapi dulu, sekarang
sudah berakhir"

Perawatan 1: " Wahh ternyata Ara anak yang sangat pintar ya. Ara punya hal baik yang patut ara
syukuri. Ara pernah terjatuh?

Ara : "pernah, sakit dan berdarah. "

Perawat 1: "dimana? "

Ara : "disini, tapi sudah sembuh dan baik-bak saja" (menunjukkan bekas luka di sikunya).

Perawat 1: Nah itu.. Sama seperti kondisi ayah dan ibu ara saat ini. Pasti akan kembali seperti
semula. Kakak akan membantu ara agar ayah dan ibu ara bisa seperti dahulu.
Ara : iya kak makasih banyak, aku yakin ibu dan ayah bisa baikan. Aku bisa menjalani hidup
seperti dulu lagi yang sangat kurindukan.

Perawatan 1: Nah sekarang ara istirahat yang cukup ya, jagan lupa minum obat dan makanan
secara teratur. Agar ara bisa belajar, melukis, dan berkumpul dengan teman-teman ara, ga perlu
mikirin yang lain. Enjoy aja Ara, nanti kakak akan bicara sama orang tua ara dan akan bantu ara.

Ara : makasih banyak Kak,

Perawatan 1 : iya sama-sama, kakak juga makasih ara mau cerita dan percaya sama kakak, kakak
permisi ya..

Ara : “ Baik kak terimakasih”

Terlihat si nenek di luar ruangan menunggu perawat 1 untuk keluar dari memeriksa cucunya,
sesampainya perawat 1 diluar nenek pun menghampiri perawat tersebut

Ibu Tiwi : “Bagaimana kondisi cucu saya suster ?”

Perawat 1 : “ Sebelumnya saya ingin bertanya, apa sebelumnya ara pernah melakukan tindakan
yang ingin mengakhiri hidupnya?

Ibu Tiwi : “saya pernah melihat cucu saya dikamar megang gunting ingin melukai diri sendiri”
(disamping Ibu Tiwi, Roy langsung menanggapi perkataan suster tersebut)

Roy : “Itu sus, sebelumya saya juga pernah lihat Ara ingin mengakhiri hidupnya dengan cara
melompat dari jembatan.”

Perawat : “Terimakasih atas informasinya, untuk pemeriksaan selanjutnya saya akan diskusikan
terlebih dahulu, bersama psikolog.”

Ibu Tiwi : “Baik suster.”

Perawat 1 menyampaikan kondisi dan hasil pemeriksaan pada perawat 2 terkait penyakit yang
diderita oleh Ara.
Perawat 2 : “siang bu saya ingin menyampaikan hasil pemeriksaan pasien atas nama saudara Ara
dengan keluhan depresi dikarenakan faktor keluarga, ayah dan ibunya ingin bercerai, dengan
kasus perselingkuhan.”

Anda mungkin juga menyukai