11
1 Sinyal dan Sistem
12
1 Sinyal dan Sistem
13
1 Sinyal dan Sistem
medium ini. Kecocokan antara karakteristik frekuensi sinyal dan respon frekuensi medi-
um menentukan apakah sinyal berhasil merambat untuk tiba di pengamat dengan energi
yang cukup untuk diukur atau tidak. Sifat medium yang menapis atau melalukan sinyal
berdasarkan karakteristik frekuensi disebut filter .
Dengan hadirnya komputer, yang merupakan teknologi digital, maka sinyal dapat di-
representasikan sebagai data komputer. Sinyal yang berupa data komputer ini disebut
sinyal digital . Sebuah alat yang disebut analog to digital converter (ADC) dapat meng-
ubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Karakteristik utama sinyal digital adalah
varibel independen dari sinyal digital tidak lagi waktu kontinu, melainkan waktu diskrit
(discrete time).
Sinyal digital juga merambat secara digital melalui sistem komputer dan jaringan data.
Sistem digital ini menjadi medium bagi sinyal digital, dan juga memiliki karakteristik
frekuensi. Sehingga medium digital ini adalah juga filter, tepatnya filter digital .
Resistor ini dimodelkan sebagai sistem yang mengubah kandungan energi dari sinyal i(t).
Besaran listrik lain yang umum dikenal adalah tegangan listrik (v(t) = i(t)R). Kita
dapat mendefinisikan daya listrik sebagai P (t) = v(t)i(t). Bagi kasus beban resistif,
energi yang dibawa arus listrik adalah
14
1 Sinyal dan Sistem
t2 t2 t2
1 2
ˆ ˆ ˆ
E= v (t)dt = v(t)i(t)dt = P (t)dt (1.2)
t1 R t1 t1
Dalam konteks ini, baik arus listrik (i(t)) maupun tegangan listrik (v(t)) dipandang
sebagai sinyal yang membawa informasi mengenai sumber dari energi yang dibawanya.
Dinamika berubahnya sinyal terhadap waktu mencerminkan dinamika sumber dari sinyal
itu.
Perhatikan bahwa bila resistor bernilai 1 Ohm, maka energi yang didisipasi adalah
ˆ t2
E= v 2 (t)dt (1.3)
t1
dengan daya
t2
1
ˆ
P = v 2 (t)dt (1.4)
t2 − t1 t1
Sinyal listrik seperti v(t) dan i(t) adalah besaran dengan variabel independen waktu
yang kontinu (continuous time). Sinyal ini dapat digambarkan seperti gelombang, di
mana semakin kuat sinyal ini semakin besar gelombangnya. Besar energi yang dibawa
sinyal dicerminkan oleh besar gelombang. Sinyal gelombang yang berubah terhadap
waktu yang kontinu ini disebut sinyal analog.
Sinyal analog disebut membawa energi sebesar
ˆ t2
E= x2 (t)dt (1.5)
t1
dengan daya
t2
1
ˆ
P = x2 (t)dt (1.6)
t2 − t1 t1
Dengan meminjam analogi yang sama, ’energi’ yang dibawa sebuah sinyal digital se-
lama durasi indeks waktu [n1 , n2 ] didefinisikan sebagai
n2
X
E= x2 [n] (1.7)
n=n1
dengan daya
n2
1 X
P = x2 [n] (1.8)
n2 − n1 + 1 n=n
1
Dalam praktek dikenal besaran root mean square (rms) untuk sinyal x(t) dalam durasi
waktu[t1 , t2 ] dengan definisi
s ˆ t2
1
xrms ≡ |x(t)|2 dt (1.9)
t2 − t1 t1
dan untuk besaran digital dalam durasi indeks [1, N ]
v
u
u1 X N
xrms = t |x[n]|2 (1.10)
N
n=1
15
1 Sinyal dan Sistem
P = x2rms (1.11)
Untuk bisa memahami bagaimana filter bekerja —yakni meredam atau memperkuat
energi sinyal dalam medium— kita perlu mendefinisikan dahulu karakteristik frekuensi
dari sinyal, baik sinyal analog maupun sinyal digital. Konsep frekuensi dapat didekati
melalui fenomena periodisitas.
16
1 Sinyal dan Sistem
17
1 Sinyal dan Sistem
Latihan Buktikan bila f = Nk adalah pecahan yang sudah disederhanakan, maka x[n]
pada Pers. (1.24) periodik dengan periode N .
Bukti: x[n + N ] = A cos 2π Nk (n + N ) + θ = A cos 2π Nk n + 2πk + θ
k
Karena f = N, maka
x[n + N ] = A cos 2π Nk n + θ = A cos (2πf t + θ) = x[n]
Frekuensi dari sinyal sinusoidal digital memiliki sifat periodik. Sinyal dengan frekuensi
ω1 dan ω2 = ω1 + 2πk (k = · · · − 2, −1, 0, 1, 2, · · · ) adalah identik. Jadi sinyal sinusoidal
dengan frekuensi yang unik adalah sinyal sinuosidal yang memiliki frekuensi −π < ω < π.
Sinyal sinusoidal pada frekuensi ω2 di luar interval ini merupakan alias (identik) dengan
ω1 di mana −π < ω1 < π dan ω2 = ω1 + 2πk.
Latihan: Buktikan x1 [n] = A cos (ωn + θ) identik dengan
x2 [n] = A cos ((ω + 2πk)n + θ)
Bukti:
x2 [n] = A cos ((ω + 2πk)n + θ) = A cos (ωn + 2πkn + θ)
sehingga x2 [n] = A cos (ωn + θ) = x1 [n]
Sebagai sinyal periodik, energi sinyal sinusoidal tak terhingga. Daya sinyal sinusoidal
adalah
1 T 2
ˆ
P = A cos2 (ωt + θ)dt (1.25)
T 0
P = A2 /2 (1.26)
Hasil yang sama diperoleh juga untuk sinusoidal digital periodik. Dapat disimpulkan,
besar daya dari sinyal sinusoidal diperlihatkan oleh besar amplituda. Semakin besar
amplituda sinusoidal maka semakin besar xrms secara proporsional, dan semakin besar
daya secara kuadratik.
Melalui sinyal sinusoidal kita mengenal frekuensi (ω atau f ). Frekuensi dari sinyal si-
nusoidal berhubungan erat dengan periodisitas. Bagi sinyal sinusoidal analog, frekuensi
adalah jumlah osilasi gelombang per satuan waktu. Frekuensi berbanding terbalik de-
ngan periode. Bagi sinyal sinusoidal digital, adanya frekuensi tidak otomatis berarti per-
iodik. Kemudian sinyal sinusoidal yang unik hanya terbatas pada frekuensi −π < ω < π.
Dan setiap sinyal sinusoidal membawa daya (atau energi rata-rata) yang besarnya ber-
banding lurus dengan kuadrat amplituda. Setiap sinyal sinusoidal membawa nilai RMS
berbanding lurus dengan amplituda.
18
1 Sinyal dan Sistem
P = |c|2 (1.28)
Lebih lanjut, sinyal eksponensial kompleks dapat dianggap penyusun dari sinyal sinu-
soidal, karena sinyal sinusoidal dapat diuraikan ke dalam sinyal eksponensial kompleks
melalui identitas
1 jx 1
sin x = e − e−jx (1.29)
2j 2j
1 jx 1 −jx
cos x = e + e (1.30)
2 2
Perhatikan bahwa sinyal x(t) = A cos (ωt + θ) dapat ditulis menjadi
A j(ωt+θ) A j(ωt+θ)
x(t) = e + e (1.31)
2 2
A jθ jωt A
= ( e )e + ( e−jθ )e−jωt (1.32)
2 2
= s1 (t) + s2 (t) (1.33)
di mana s1 (t) = ( A2 ejθ )ejωt dan s2 (t) adalah konjugasi kompleks dari s1 (t). Dengan
kata lain dua eksponensial kompleks s1 (t) dan s2 (t) adalah komponen penyusun sinyal
sinusoidal. Karena setiap eksponensial kompleks memiliki frekuensi sendiri, maka s1 (t)
dan s2 (t) juga dibedakan melalui frekuensi nya.
2
Perhatikan bahwa daya dari s1 (t) dan s2 (t) masing-masing adalah A4 , sehingga total
2
daya adalah A2 seperti yang diperoleh sebelumnya. Dengan kata lain komponen kom-
pleks eksponensial adalah komponen pembawa energi dari sinyal sinusoidal. Merambat-
nya sinyal sinusoidal ditentukan oleh merambatnya komponen eksponensial kompleks.
Kemampuan sinyal sinusoidal menembus medium ditentukan oleh kemampuan indivi-
dual eksponensial kompleks menembus medium ini. Energi sinyal sinusoidal dibagikan
kepada komponen frekuensi berbeda untk dikirim oleh masing-masing komponennya.
Dengan demikian, perilaku filter terhadap sinusoid dapat dipelajari melalui perilaku
filter terhadap eksponensial kompleks.
Konsep bahwa energi sinyal yang merambat melalui medium dibawa oleh komponen
kompleks eksponensial dengan frekuensi tertentu melalui amplitudanya adalah konsep
paling dasar dari dari pemrosesan sinyal.
19
1 Sinyal dan Sistem
untuk DT, kedua sinyal itu adalah δ [n] dan u [n]. Sinyal-sinyal primitif ini di definisikan
sebagai
( (
1, t = 0 1, t ≥ 0
δ (t) = ; u (t) =
( 0, else ( 0, else (1.34)
1, n = 0 1, n ≥ 0
δ [n] = ; u [n] =
0, else 0, else
N
X −1 N
X −1
x(t) = sk (t) = ck ejωk t (1.37)
k=0 k=0
N
X −1 N
X −1
x[n] = sk [n] = ck ejωk n (1.38)
k=0 k=0
Ini berarti sinyal x(t) (atau x[n]) jenis ini merupakan penjumlahan (superposisi) dari
N buah komponen eksponensial kompleks sk (t) = ck ejωk t (dan sk [n] = ck ejωk n ). Setiap
komponen memiliki frekuensi ωk yang berbeda. Daya dari masing-masing komponen ini
adalah
Pk = |ck |2 (1.39)
dan daya dari sinyal x(t) (atau x[n]) adalah
N −1
Pk = |c0 |2 + |c1 |2 + · · · + |cN −1 |2
X
P = (1.40)
k=0
ωk = kω0 (1.41)
20
1 Sinyal dan Sistem
N
X −1 N
X −1
x(t) = sk (t) = ck ejkω0 t (1.42)
k=0 k=0
N
X −1 N
X −1
x[n] = sk [n] = ck ejkω0 n (1.43)
k=0 k=0
Daya dari masing-masing komponen ini masih tetap sama seperti sebelumnya. Demi-
kian juga daya totalnya. Di sini sk (t) (atau sk [n]) adalah pembawa energi x(t) (atau
x[n]) dengan daya sebesar Pk = |ck |2 pada frekuensi ωk = kω0
Perhatikan bahwa sebuah sinyal dasar s0 (t) = c0 ejω0 t (atau s0 [n] = c0 ejω0 n ) cukup
untuk digunakan membangun komponen sinyal sk (t) (atau sk [n]) yang lain. Jadi seka-
rang komponen eksponensial terhubung secara harmonis. Komponen yang satu adalah
harmonis dari komponen dasar s0 (t) (atau s0 [n]).
Dengan demikian maka sinyal jenis ini adalah sinyal periodik dengan periode T =
2π/ω0 atau N = 2πk/ω0 (di mana f0 = ω2π0 = Nk adalah bilangan pecahan/rasional yang
sudah disederhanakan).
Latihan: Buktikan bahwa x(t) = N jkω0 t periodik dengan periode T = 2π/ω .
P −1
k=0 ck e 0
Jawab: Perhatikan bahwa sk (t + T ) = ck ejkω0 (t+2π/ω0 ) .
= ck ejkω0 t ejk2π = ck ejkω0 t = sk (t).
PN −1
sk (t + T ) = N
P −1
Maka x(t + T ) = k=0 k=0 sk (t) = x(t)
21
1 Sinyal dan Sistem
22