Anda di halaman 1dari 4

Kenaikan Gaji Karyawan

Dalam suatu perusahaan produksi barang, ada seorang karyawan bernama John yang bekerja dalam
perusahaan tersebut dalam bidang periklanan di bawah kepemimpinan atasannya. Ia telah bekerja
selama kurang lebih satu tahun sejak pertama kali bergabung pada perusahaan produksi tersebut.
Dalam satu tahun terakhir, ia memiliki kinerja yang sangat baik sehingga memiliki dampak yang
cukup besar pada perusahaan tersebut. Namun suatu saat John tersebut merasakan ketidakpuasan
pada atasannya.

Karyawan : *Mengetuk pintu* “Permisi, apakah saya bisa bicara dengan Bapak Richard selaku
HRD dari perusahaan ini?”

HRD : “Iya dengan saya sendiri, apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?”

Karyawan : “Selamat siang pak.”

HRD : “Siang.”

Karyawan : “Jadi begini pak, saya sebagai salah satu karyawan dalam perusahaan ini yang
bekerja dalam bidang periklanan ingin mengajukan permintaan kenaikan gaji kepada bapak, dan
saya berharap bapak bisa menyampaikan permintaan ini ke atasan bapak apakah bapak bisa
mengajukan permintaan saya?”

HRD : “Dengan alasan apa saya bisa menaikkan gaji Anda?”

Karyawan : “Berdasarkan kinerja saya selama satu tahun terakhir, saya merasa ada kenaikan
secara signifikan yang dialami oleh perusahaan ini jika dibandingkan dari sesudah dan sebelum saya
bergabung dengan perusahaan ini pak, terutama dalam penjualannya.”

HRD : “Memangnya kenaikan dalam bentuk apa yang Anda bicarakan?”

Karyawan : “Berdasarkan persentase keuntungan tahun ini dan tahun kemarin dapat dilihat
bahwa ada kenaikan sebesar 80%. Apalagi ketika dipikirkan bahwa perusahaan ini masih bisa
dibilang baru, jadi mungkin perlu orang-orang seperti saya ke depannya.”

HRD : “Memang benar ada kenaikan pada penjualan di perusahaan ini, tapi tentunya ini
bukan karena pekerjaan Anda seorang. Jika setiap karyawan datang kepada saya dan meminta
kenaikan gaji untuk disampaikan ke atasan saya karena merasa memiliki kinerja yang baik seperti
Anda dan tidak dituruti permintaannya, maka akan banyak karyawan yang resign dan perusahaan ini
bisa berakhir bangkrut.”

Karyawan : “Namun saya merasa sayalah orang yang paling berperan dalam kenaikan
penjualan tahun ini pak, terutama karena banyak perusahaan-perusahaan lain yang memutuskan
untuk bekerja sama dengan perusahaan ini dari resume yang saya berikan pak.”

HRD : “Oh, jadi hubungan kerja sama perusahaan ini dengan perusahaan-perusahaan atas
itu datangnya dari kamu?”

Karyawan : “Benar, pak.”

HRD: : “Memangnya bagaimana Anda bisa menghubungkan perusahaan ini dengan


perusahaan besar seperti perusahaan Toto yang terletak di pusat kota?”

Karyawan : “Saya melakukan riset pada perusahaan itu pak, lalu saya lihat bagian mana yang
merupakan kekurangan dari perusahaan tersebut dan apa-apa saja yang dibutuhkan sehingga bisa
terus berkembang. Lalu saya menghubungkan kekurangan yang dimiliki perusahaan tersebut dengan
apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan ini lalu menawarkan keuntungan yang bisa didapatkan oleh
perusahaan tersebut dengan perusahaan kita pak.”

HRD : “Memangnya apa kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan itu?”

Karyawan : “Mereka memiliki kekurangan pada jumlah produksi pak, meskipun memiliki
kualitas yang sangat baik pada barang-barangnya, tetapi mereka tidak memiliki banyak tempat untuk
melakukan produksi sehingga jumlahnya sedikit, dan banyak konsumen yang tidak puas karena
kurangnya barang untuk dijual belikan. Jadi saya menawarkan tempat bagi mereka sehingga bisa
melakukan produksi yang lebih banyak, tetapi dengan kesepakatan yang dilanjutkan oleh atasan
saya pak.”

HRD : “Saya pernah mendengarkan cerita itu beberapa kali, memang dikatakan menjadi
salah satu kerja sama terbaik yang pernah dialami oleh perusahaan ini sehingga bisa membuka lebih
banyak tempat dan berani menerima lebih banyak karyawan”

Karyawan : “Benar pak saya berharap bisa melakukan hal seperti itu lagi kedepannya.”

HRD : “Baiklah kalau memang begitu, sebesar apa kenaikan gaji yang Anda harapkan?”

Karyawan : “Saya berharap bisa mendapatkan kenaikan gaji setidaknya sebesar 40% dari gaji
saat ini pak. Apalagi jika dipikirkan bahwa saya belum pernah menerima kenaikan gaji ataupun
bonus selama satu tahun ini dari atasan saya pak.”

HRD : “Kalau dilihat di sini, gaji awal Anda adalah 8 juta, benar?

Karyawan : “Benar pak.”

HRD : “Apabila menerima kenaikan gaji sebesar 40% maka gaji per bulan Anda menjadi
sekitar 11 juta betul?”

Karyawan : “Betul pak.”

HRD : “Saya akan meminta atasan saya untuk menaikkan gaji Anda, namun untuk saat ini
hanya akan dinaikkan sebesar 20%, namun jika dalam 8 sampai 12 bulan berikutnya memang ada
peningkatan yang lebih signifikan pada penjualannya, Anda bahkan bisa mendapatkan kenaikan gaji
sebesar 50%.

Karyawan : “Bagaimana kalau 30% untuk saat ini karena perusahaan Toto juga sempat
memberikan saya penawaran yang cukup besar, tapi saya tolak karena ingin terus bekerja di sini pak
Apalagi ketika dipikirkan ada peningkatan kebutuhan rumah tangga saya dikarenakan anak dan istri
saya pak.”

HRD : “Kalau 25% saja bagaimana? Soalnya jika untuk saat ini langsung dinaikkan sebesar
30% maka akan terjadi kelebihan pada pengeluaran dalam perusahaan ini.”

Karyawan : “Memang betul sih, tapi seperti yang saya bilang tadi pak, perusahaan Toto
menawarkan gaji yang juga cukup besar kepada saya, jadi saya ingin perusahaan ini juga
menawarkan gaji yang besar pula karena perusahaan ini membutuhkan orang seperti saya. Saya juga
berjanji untuk terus meningkatkan keuntungan perusahaan ini pak.”
HRD : “Baiklah kalau itu keinginanmu, saya akan meminta atasan saya untuk menaikkan
gaji Anda sebesar 30% untuk saat ini, namun saya berharap agar Anda bisa menutupi pengeluaran
yang berlebih ini melalui kinerja Anda kedepannya.”

Karyawan : “Baik pak, terima kasih karena telah mau mendengar permintaan saya.”

HRD : “Iya, sama-sama saya harap Anda akan terus bekerja dengan baik di kedepannya
dan perusahaan ini bisa berada di level perusahaan Toto atau bahkan lebih baik lagi.”

Karyawan : “Baik pak saya akan terus bekerja dengan seluruh usaha saya.”

HRD : “Bagus kalau begitu.”

Karyawan : “Selamat siang pak.”

HRD : “Iya, selamat siang.”

Karena kenaikan gaji yang didapatkan oleh John, ia menjadi orang yang pemalas karena merasa
cukup dengan gaji yang ia dapatkan dan tidak berusaha untuk bekerja lebih keras lagi. Dalam 6 bulan
berikutnya, karena John tidak memenuhi perkataannya, ia tidak mendapatkan kenaikan gaji sebesar
50% seperti yang dijanjikan. Tidak hanya itu, perusahaan yang ia tempati untuk bekerja mengalami
kerugian yang sangat besar, yang mengakibatkan banyaknya PHK pada karyawan. Lalu karena John
merasa dirugikan, ia kembali meminta pertanggungjawaban.

Karyawan : “Apa-apaan ini, mengapa saya mengalami penurunan gaji, padahal perjanjiannya
tidak begitu.”

HRD : “Apakah Anda tidak ingat dengan apa syarat dari perjanjiannya?”

Karyawan : “Memangnya apa syaratnya?”

HRD : “Berdasarkan kesepakatan kita dulu itu kan gajimu akan dinaikkan jikalau ada
kenaikan pada keuntungan dalam perusahaan ini. Tetapi bukannya mengalami keuntungan,
perusahaan ini malah mengalami kerugian. Meskipun hanya dalam jangka waktu yang pendek,
perusahaan ini sudah mengalami kerugian yang sangat besar yang juga berdampak pada karyawan-
karyawan lain. Masih bagus gajimu hanya diturunkan sekian persen.”

Karyawan : “20% tidaklah kecil pak ini sama saja seperti sebelum saya mengalami kenaikan
gaji.”

HRD : “Memang begitu adanya, hal ini juga disebabkan oleh keegoisanmua dan
penurunan kualitas kerja yang Anda miliki.”

Karyawan : “Mengapa bisa begitu?”

HRD : “Memangnya Anda tidak merasa bahwa sifat malas Anda yang baru-baru ini
muncul menjadi penyebab dari kerugian perusahaan ini? Kalau saya bisa, saya ingin memecat Anda,
namun atasan saya masih mengharapkan kinerja yang baik dari Anda.”

Karyawan : “Jadi gaji saya tidak bisa mengalami perubahan lagi?”

HRD : “Ya begitulah adanya kecuali Anda ingin terus meningkatkan kinerja Anda dan
mengembalikan apa yang dilepaskan oleh perusahaan ini.”

Karyawan : “Tapi saya merasa bahwa kinerja saya sudah baik pak.”
HRD : “Lihat saja persentase ini, terlihat bahwa karena pengiklanan Anda yang buruk,
banyak perusahaan lain yang menolak keinginan untuk bekerja sama.”

Karyawan : “Tapi itu bukanlah salah saya, hal itu disebabkan oleh perusahaan ini yang tidak
mau berani untuk mengeluarkan dana untuk memenuhi kebutuhan perusahaan lain.”

HRD : “Yang ada karena dulu kita mengambil risiko tersebut dan gagal yang menyebabkan
kerugian yang amat besar ini.”

Karyawan : “Baiklah kalau begitu, mulai saat ini saya akan berhenti bekerja di sini dan pergi
bekerja untuk perusahaan Toto yang terus mengalami kenaikan pada keuntungannya!”

HRD : “Ok kalau itu mau Anda, saya akan menyampaikan pesan tersebut pada atasan
saya, dan jangan injakkan kakimu di tempat ini lagi!”

Karena keegoisan dari John, ia memutuskan untuk resign dari perusahaan tersebut tanpa
memikirkan konsekuensi yang akan dia dapatkan nantinya. Lalu ia memutuskan untuk melamar ke
perusahaan Toto, namun permintaannya tidak diterima dan ia menjadi seorang pengangguran yang
tidak memiliki pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai