Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bintang Iswara Habibillah

NIM : 19/442675/PN/16081
Asisten : Pramesti Megayana

Tugas Praktikum MSDM (Individu)


Acara 4 Hubungan Industrial

1. Poin Penting
 Krisis karena pandemi COVID-19
 Penurunan penjualan hingga 80%
 Tuntutan dari serikat pekerja untuk pembayaran upah tepat waktu karena ada
pembayaran yang tertunggak
 Perusahaan bersedia dengan catatan jumlah tenaga kerja dikurangi 20% dan
upah tenaga kerja dikurangi 10%
Jawaban (Sudut pandang ketua serikat pekerja)
Melihat situasinya terdapat aib perusahaan yang masih bisa ditutupi
serta permasalahan masih bisa dibahas di forum internal maka saya
akan meminta dialog bipartit. Antara pihak perusahaan dengan kami
dari seriket pekerja harus mengusahakan perundingan internal
terlebih dahulu. Dari awal perundingan kita bersepakat bahwa akan
mengusahakan win win solution bagi semua pihak. Secara gamblang
saya akan mendorong pemenuhan hak upah bagi pekerja tetapi untuk
pengurangan tenaga kerja saya tidak setuju. Jadi saya mengajukan 2
opsi yaitu 20% pekerja dirumahkan “sementara” bukan pemecatan
atau upah dikurangi 15% tetapi tidak ada pekerja yang dipecat. Jika
memilih opsi 20% pekerja dirumahkan “sementara” maka
perusahaan harus memiliki target penjualan dan di bulan ke-berapa
penjualan dianggap sudah membaik sehingga di bulan selanjutnya
pekerja sudah bisa masuk kerja kembali secara berangsur. Apabila
target bulan tidak terpenuhi maka nantinya kita akan melakukan
perundingan kembali. Jika perusahaan memilih opsi upah dikurangi
15% tetapi tidak ada pekerja yang dipecat maka kami akan tetap
bekerja secara maksimal dan memberi jaminan tidak ada yang
mogok kerja. Apabila ada pekerja yang mogok kerja maka silahkan
untuk dipecat karena sudah melanggar kesepakatan bersama.
Namun, jika perusahaan tidak memilih antara 2 opsi tersebut serta
tidak memiliki penawaran lainnya maka kami akan mengajukan
perundingan dengan bantuan pihak ketiga.

2. Poin Penting
 Serikat pekerja meminta kenaikan gaji 20%
 Kondisi perusahaan beban cost inputs bertambah 10%
 Harga jual produk diturunkan 10% karena semakin banyak kompetitor
 Pemilik saham mengharap kenaikan dividen 10%
Jawaban (Sudut pandang perusahaan)
a) Sebelum merespon siapapun perusahaan perlu mengaudit permasalahan dan
hipotesa solusi dari setiap hubungan industrial yang melibatkan perusahaan.
Misal hubungan antara perusahaan-serikat pekerja atau perusahaan-pemilik
saham. Jadi setiap merespon suatu hal dalam hubungan industrial kita memiliki
bargaining position yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk
merespon serikat pekerja maka kita akan melakukan perundingan bipartit
dengan bahasan apa saja yang dikeluhkan pekerja dan opsi apa saja yang
ditawarkan oleh serikat pekerja setelah mengetahui kondisi perusahaan seperti
ini. Perundingan ini bertujuan agar kita memiliki data valid terkait kondisi
pekerja dan opsi apa saja yang dapat diambil. Setelah mendapatkan hasil
perundingan maka kita akan bawa hasil tersebut dalam perundingan dengan
pemilik saham. Dalam perundingan ini kita paparkan kondisi perusahaan serta
keluhan dari pekerja beserta kemungkinan opsi yang dapat diambil. Dalam
perundingan ini harapannya ada bantuan dari pemilik saham khususnya terkait
suntikan dana perusahaan. Hasil perundingan dengan pemilik saham terkait
jumlah kenaikan gaji akan kita bawa ke perundingan kedua dengan serikat
pekerja. Perundingan ini membahas penyesuaian gaji serta bertujuan menekan
jumlah kenaikan gaji agar dibawah 20%. Apabila dalam perundingan dengan
pemilik saham tidak ada respon positif terkait bantuan maka kita akan tetap
menaikkan gaji sesuai hasil perundingan kedua dengan pekerja dan mencari
pinjaman untuk menutup beban perusahaan untuk sementara. Jika situasi
pandemi dan penjualan tidak kunjung membaik maka kita akan berangsur-
angsur mengurangi jumlah pekerja.
b) Area yang dapat di explore adalah target penjualan dan jumlah pekerja. Explore
target penjualan didasari karena harga yang diturunkan akan membuka pasar
baru dikalangan tertentu apalagi penurunan harga jual hingga 10%. Hal ini yang
harus di explore dengan maksimal sehingga kenaikan gaji dapat lebih terjamin,
utang pinjaman terbayarkan, dan harapan pemilik saham terkait dividen juga
tercapai. Kemudian terkait jumlah tenaga kerja dapat berangsur-angsur
dikurangi jika melihat kondisi pandemi dan penjualan yang tidak kunjung
membaik. Hal ini juga akan memacu pekerja untuk bekerja dengan lebih baik
sehingga hasil explore di bagian penjualan juga akan meningkat positif.

3. Poin Penting
 Mahkamah Agung memutuskan perusahaan bersalah karena memaksa manajer
penjualan (EY) melakukan pemecatan karyawan dengan alasan yang
diskriminatif
 Titik kasusnya berarti “memaksakan kehendak” oleh perusahaan terhadap EY
bukan pada aksi “pemecatan” karena pemecatan belum dilakukan
 Diskriminasi yang dipermasalahkan adalah diskriminasi seksual karena
dianggap tidak “good looking”
Catatan : Jujur agak bingung memahami soal no 3. Jadi membingungkan
anatara kasus diangkat lalu EY resign atau EY resign lalu pengadilan
membahasnya? Mungkin bisa dicermati lagi oleh asisten agak tidak
terjadi kerancuan
Jawaban
a) Saya tidak sepenuhnya setuju perusahaan bersalah karena ada beberapa hal yang
tidak dijelaskan pada studi kasus. Pertama, apakah kehendak pemecatan
yang dilakukan oleh perusahaan melanggar isi kontrak kerja awal dengan
sales? Jika tidak melanggar maka itu menjadi hak prerogratif perusahaan untuk
memecat sales yang tidak sesuai kriteria apalagi ini adalah perusahaan kosmetik
maka wajar jika ada kriteria khusus untuk sales. Jika tidak melanggar tetapi EY
tidak setuju dengan keputusan perusahaan maka dapat menolak keputusan
perusahaan tanpa membawa kasus ini ke pengadilan. Apabila tidak tahan
dengan tekanan atasan maka silahkan resign saja. Jika melanggar isi kontrak
kerja maka EY bisa mengajukan kasus ke pengadilan agar sales mendapatkan
perlindungan kerja yang layak. Kedua, jika kasusnya adalah “pemaksaan
kehendak” maka apa yang didapatkan EY setelah memenangkan kasus?
Untuk si sales kita semua tau nantinya ia akan menerima perlindungan kerja
sehingga tidak terjadi pemecatan karena dianggap tidak “good looking”. Tetapi
EY secara studi kasus hanya mendapatkan tekanan dari atasan tanpa ada
kerugian materiil seperti penurunan/kehilangan jabatan atau pemotongan gaji.
Ketiga, terkait isi catatan yang saya sampaikan diatas. Jika EY mengajukan
kasus ini sebelum resign maka apa yang nantinya ia dapat setelah memenangkan
kasus? Ketika dia sudah menang mengapa malah resign? (Kembali ke
pembahasan kedua). Apabila kasusnya diangkat setelah EY resign berarti yang
terjadi EY membawa kasus ini ke pengadilan karena pengadilan tidak mungkin
tiba-tiba membahas kasus tanpa ada yang mengajukan permohonan. Jika
memang ini yang terjadi maka perlu dicek isi kontak kerja di awal (Kembali ke
pembahasan pertama). Karena ada beberapa hal yang belum jelas maka
sampai saat ini saya tidak setuju bahwa perusahaan dianggap bersalah.
b) Belum sesuai. Seharusnya dilakukan perundingan bipartit terlebih dahulu antara
perusahaan dengan EY untuk membahas solusi terbaik bagi kedua belah pihak
beserta nasib sales. Karena bisa jadi hasilnya sales dipindahkan ke bagian
manajemen marketing bukan pada frontliner penjualan menimbang kinerjanya
yang baik. Jika tidak mendapat hasil dari bipartit maka dilanjutkan terlebih
dahulu ke mediasi dan arbitrase bukan langsung ke pengadilan karena untuk
mengajukan kasus ke pengadilan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit,
alokasi banyak waktu yang tersita untuk persiapan sidang, dan aib perusahaan
akan tersebar sehingga akan menghancurkan stigma positif milik perusahaan
serta memperburuk penjualan produk kedepannya.
c) Sebenarnya adalah hal yang wajar bagi perusahaan untuk memberikan kriteria
terkait penampilan pada pekerjaan tertentu. Hal ini cukup penting dalam
menjaga citra perusahaan karena citra lah aspek yang dijual pertama kali oleh
perusahaan dan aspek yang akan dijaga dengan segala cara. Memang citra
perusahaan tidak harus ‘good looking’ tetapi bisa saja terkait kecepatan kerja
atau kreativitas. Apapun itu menjadi hak perusahaan untuk mengembangkan
citranya. Gampangnya saja dari poster atau spanduk terkait pendidikan yang
dapat notabene diliat secara umum dan kita semua pernah ada dalam sistem
pendidikan ini baik dari TK hingga lembaga kuliah seperti pembukaan
pendaftaran atau website lembaga pasti tidak asal menampilkan sosok disana.
Permasalahannya adalah ketika diskriminasi ini membatasi hak secara sporadis
atau melanggar kesepakatan kontrak kerja di awal maka masuk akal ketika
kasus ini diangkat. Contohnya ras kulit hitam tidak bisa jadi pimpinan
perusahaan atau karyawan muslim dilarang menggunakan hijab dan diganggu
secara verbal maupun psikologis oleh orang-orang di perusahaan karena pilihan
agamanya. Hal ini sudah melanggar hak asasi secara umum dan membatasi hak
secara sporadis oleh karena itu permasalahan seperti ini layak untuk dibahas
dengan seksama hingga dibawa ke pengadilan.
.

Anda mungkin juga menyukai