Tingkat kelengkapan dan kesesuaian peralatan praktik mata diklat overhoul mesin di
SMK PGRI 3 MALANG
Permendiknas No.40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana untuk SMK merupakan upaya
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan dengan harapan kualitas lulusan SMK lebih baik.
Secara garis besar SMK PGRI 3 MALANG mengacu pada standar dari BNSP serta permendiknas RI No.40
tahun 2008, berdasarkan hasil analisis data bahwa tingkat kelengkapan peralatan praktik overhoul mesin masuk
katergori sesuai dengan rata-rata perolehan 69,68%. Berikut peralatan yang masuk dalam kategori sangat sesuai
dan tidak sesuai, harus segera dipenuhi, antara lain:
Manfaat kelengkapan peralatan praktek ternyata mampu meningkatkan dan memperlancar proses belajar
mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari, mengolah dan menyelesaikan atau memecahkan masalah atas
tanggungbjawab dan usaha sendiri dan akhirnya muncul sikap untuk belajar mandiri.
Tingkat kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Ruang Praktik di SMK
PGRI 3 Malang
Bila ditinjau dari keseluruhan, presentase tingkat kelengkapan pada ruang teori dan ruang praktik pada
mata diklat overhoul mesin SMK PGRI 3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka hasil yang
dicapai 137,5%, maka standar minimum SMK capaian tersebut masuk kategori sangat sesuai. Berikut
perlengkapan pada ruang teori dan ruang praktik yang masuk dalam kategori sangat sesuai dan tidak sesuai,
harus segera dipenihi, antara lain:
Jumlah perabot
Jumlah perabot standar minimum SMK 3 set/area. Keadaan sebenarnya di SMK PGRI 3 Malang
sebanyak 3 set stsu 3 unit/area dan kondidinya masih baik dengan kategori sangat baik. Sebaiknya pihak sekolah
atau kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan terus menghimbau para siswanya untuk
menggunakan perabotan sesuai SOP.
Jumlah peralatan
Jumlah minimum peralatan standar minimum SMK 1 set/area. Keadaan sebenarnya di SMK PGRI 3
Malang sebanyak 1 set/area dan kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya
pihakmsekolah atau kepala sekolah memeprtahankan jumlah peralatan dan terus menghimbau para siswanya
untuk menggunakan perabotan sesuai SOP.
Sementara sonhadji (2000), menyatakan bahwa pendidikan kejuruan itu sangat memerlukan sarana dan
prasarana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan pemebelajarandan berorientasi pada pasar kerja. Sarana
bengkel praktik merupakan tempat pembelajaran praktik yang mempunyai peranan sangat penting dalam
pembekalan keterampilan untuk bekal yang mereka praktikkan ditempat kerja nantinya. Maka sarana ini harus
memenuhi syarat agar para siswa yang melakukan oraktik di dalamnya merasa aman dan nyaman sehingga
mereka bisa melaksanakan praktik secara maksimal.
Ditengah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jumlah SMK, persoalan mutu pendidikan
dijenjang SMK masih menghadapi permasalahan. Pasalnya, pendidikan berfokus untuk menyiapkan tenaga
kerja terampil di tingkat menengah ini justru menghadapimkendala dalam penyediaan peralatan praktik kerja.