Anda di halaman 1dari 2

A.

Pendahuluan
Afrodisiak diartikan sebagai suatu agen (makanan atau obat) yang dapat
meningkatkan gairah seksual. Beberapa negara telah menggunakan bermacam-macam
tanaman dalam meningkatkan gairah seksual seperti Arab yang menggunakan jahe
(Zingiber officinale) sebagai afrodisiak dan merangsang seksualitas pria. Kejadian
impotensi atau erectile dysfunction (ED) merupakan salah satu penyebab infertilitas
atau kemandulan. Meningkatnya kejadian ini disebabkan oleh eberapa faktor seperti
adanya penyakit kronis, merokok, stres, alkohol, obat terlarang hingga gaya hidup
sedenter. ED sendiri didefinisikan sebagai ketidakmampuan ereksi secara konsisten
dalam tujuan pemenuhan kepuasan seksual, atau ketidakmampuan untuk ejakulasi
atau keduanya. Sementara itu pengobatan secara medis cukup mahal dan sulit
dijangkau maka dari itu pengobatan secara alami dengan tumbuh-tumbuhan muncul
sebagai pilihan.
WHO sendiri memperkirakan bahwa 80% masyarakat masih bergantung pada
pengobatan tradisional berupa tanaman herbal, salah satunya adalah Psoralea
corylifolia (Linn). Suatu daerah di India sendiri sudah menggunakan Psoralea
corylifolia sebagai obat tradisional lebih dari beberapa dekade sebagai laksatif
(pencahar), afrodisiak, antelmintik (obat cacing), diuretik, diaforetik (merangsang
pengeluaran keringat saat demam), leukoderma, kusta yang mana dapat dikonsumsi
secara oral maupun berupa salep. Meski begitu belum terdapat literatur ilmiah yang
membahas mengenai kepercayaan masyarakat Maharashtra (India) bahwa Psorelea
corylifolia sebagai afrodisiak.
B. Bahan dan Metode yang Digunakan
Bahan yang digunakan berupa bibit Psoralea corylifolia yang dikumpulkan dari
daerah tersebut selama masa berbunga yaitu Oktober hingga Januari. Subyek yang
digunakan adalah tikus albino laki-laki berusia 2 bulan dengan berat 200-300 gram.
Subyek ditempatkan pada kandang polipropilena dan dengan pengaturan
perbandingan cahaya 12:12 serta suhu 25oC. Subyek diberi makan berupa pelet dan
air keran dan melakukan penyesuaian selama 15 hari sebelum ekperimen.
Bibit Psoralea corylifolia dikumpulkan, dikeringkan, dibubukkan lalu diekstraksi
menggunakan soklet secara berturut-turut dengan air suling, etanol, kloroform.
Ekstrak diuapkan sampai mendekati tingkat kekeringan pada waterbath, ditimbang
lalu disimpan pada suhu 4oC sampai penggunaan berikutnya.
Ada berbagai uji yang dilakukan terhadap subyek berupa uji toksisitas akut, uji
mating behaviour, uji libido, dan uji potensi. Dimana pada uji-uji tersebut
menggunakan tikus jantan putih dan tikus betina yang reseptif. Untuk uji toksisitas
akut, tikus dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri 6 tikus. Kelompok
tersebut dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok uji yang menerima suspensi
ekstrak yang berbeda dari bibit Psoralea corylifolia dalam jangka tertentu. Tes
mating behaviour dilakukan dengan 5 kelompok yang terdiri atas 6 ekor tikus lalu
dikandangkan secara terpisah. Kemudian dibagi menjadi kelompok kontrol, kelompok
uji dan kelompok standar. Untuk tikus pejantan dikondisikan pada laboratorium redup
cahaya, sementara tikus betina diberikan suspensi etinil estradiol untuk meningkatkan
birahi Daya penerimaan tikus betina diuji sebelum percobaan dengan
mempertemukan dengan pejantan selain kontrol, percobaan, dan standar. Betina yang
paling reseptif akan dipilih untuk penelitian. Hewan betina reseptif diperkenalkan ke
dalam kandang hewan jantan dengan rasio 1 perempuan untuk 1 laki-laki.
Uji Libido dengan membagi 5 kelompok masing-masing terdiri atas 6 ekor tikus di
kandang yang terpisah. Terdapat kelompok kontrol, kelompok uji, dan kelompok
standar. Pada kelompok uji penis tikus diolesi salep xylocaine 5% pada 5, 15, 30
menit sebelum memulai percobaan. Setiap subyek ditempatkan secara individual
kemudian tikus betina reseptif ditempatkan pada kandang yang sama.
Uji potensi menggunakan 5 kelompok terdiri atas masing-masing 6 ekor, yang terbagi
menjadi kelompok kontrol, kelompok uji, dan kelompok standar. Pada pengujian hari
ke-21, pada uji ini terdapat tes refleks penis untuk melihat refleks genital.

Anda mungkin juga menyukai