Pidato
Pidato
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli
wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman
walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allal SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya
menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat
diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW
untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam
pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan
Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan
umat Islam untuk berbuat baik.
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan
kebaikan adalah kebaikan juga.
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang
dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal
yang diterima oleh Allah SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut
untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh
manusia.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer
karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah
SWT.
Dalam ayat lain disebutkan:
(Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu
mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn)