Anda di halaman 1dari 4

ETOS KERJA DALAM ISLAM

Sebagai satu-satunya agama yang diredhoi Allah SWT, Islam tidak hanya berfungsi mengatur
ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang
berkenaan dengan kerja. Hal ini juga telah dijelaskan dalam Al – Qur’an dan Hadits.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup
selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”

Dalam hadits lain juga dikatakan, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.

Namun kita masih melihat perilaku orang-orang yang bertentangan dengan hal di atas. Padahal
dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang tidak hanya rajin,
gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak
boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Naml: 88

َ‫ِي‬‫َه‬
‫و‬ ‫ة‬
ٗ‫د‬َِ
‫َام‬‫ها ج‬ َُ
‫ۡسَب‬
‫تح‬َ ‫ل‬ َ‫َا‬ ۡ ‫َى‬
‫ٱلجِب‬ ‫تر‬ََ‫و‬
‫َن‬
َ ‫َۡتق‬
‫أ‬ ‫ِي‬
ٓ َّ ِ‫ٱَّلل‬
‫ٱلذ‬ َّ َ ‫ۡع‬‫ُن‬ ‫َاب‬
‫ِِۚ ص‬ ‫َّ ٱلسَّح‬‫مر‬َ ُّ
‫ُر‬‫تم‬َ
٨٨ َ‫لو‬
‫ن‬ َُ ۡ‫ت‬
‫فع‬ َ ‫َا‬ ‫ِم‬‫ُۢ ب‬
ُ
‫ِير‬‫َب‬‫ه خ‬ ُ‫ن‬َِّ
‫ۥ‬ ‫ء إ‬ ‫َّ شَي‬
ِۚۡ ‫ُل‬‫ك‬
88. Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat
dan sempurna. (An-Naml : 88). Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan
lurus dalam memegang amanah.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang diantara kamu yang
melakukan pekerjaan dengan itqon (tekun, rapi dan teliti).” (HR. al-Baihaki)

Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal
materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah
keduniawian atau keakhiratan. KH. Toto Tasmara mendefinisikan makan dan bekerja bagi seorang
muslim adalah suatu upaya sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh asset dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah SWT yang menundukkan
dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain
dapat juga dikatakan bahwa dengan bekerja manusia memanusiakan dirinya.

Di dalam kaitan ini, al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan yang diikuti
oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut dikaitkan dengan masalah
kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan hukuman dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-
Qur’an juga mendeskripsikan kerja sebagai suatu etika kerja positif dan negatif.

Di samping itu, al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan bagian dari iman,
pembukti bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran pahala hukuman, Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Kahfi: 110 :

‫ي‬ َ
‫ل‬‫إ‬ ‫ى‬َ
‫ح‬ ‫و‬‫ي‬ُ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ُ
‫ل‬ۡ
‫ث‬ ِ
‫م‬ ‫ر‬َ‫ش‬ َ
‫ب‬ ۠
‫ا‬ َ
‫ن‬َ
‫ا أ‬ َٓ
‫نم‬ َِّ
‫ۡ إ‬‫ُل‬‫ق‬
َّ ِ ٓ ۡ ٞ
َ‫َا‬
‫ن‬ ‫َن ك‬ ‫َم‬
‫د ف‬ ِٞۖ‫َح‬
ٞ ‫ه و‬ ٞ‫َِل‬
‫ۡ إ‬ ‫ُم‬‫هك‬ُ‫َِل‬
‫ا إ‬ َٓ ََّ
‫نم‬ ‫أ‬
‫ٗا‬‫ِح‬‫َل‬
‫َٗٗل ص‬
‫َم‬‫ۡ ع‬‫َل‬‫ۡم‬‫َع‬‫لي‬َۡ‫ِ ف‬ ‫ِه‬‫َۦ‬
‫ب‬ ‫ء ر‬َ‫ا‬َٓ
‫ِق‬‫ْ ل‬ ‫ُوا‬ ‫ۡج‬
‫ير‬َ
١١٠ ‫ُۢا‬ ََ
‫د‬ ‫َح‬ ‫ِ أ‬ِٓ
‫ه‬ ‫َۦ‬
‫ب‬ ‫ِ ر‬‫دة‬َ‫َا‬‫ِب‬‫ِع‬‫ۡ ب‬‫ِك‬‫يشۡر‬ُ ‫َََل‬
‫و‬
110. Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya: 80

‫ُم‬
‫َك‬‫ِن‬
‫ۡص‬‫ُح‬
‫لت‬ِ ‫ُم‬
ۡ ‫ُوسٖ َّلك‬ ََ
‫ة َلب‬ ‫َن‬
‫ۡع‬ ‫ه ص‬ َُ‫من‬
ۡ‫ل‬ََّ
‫َع‬‫و‬
٨٠ َ‫ُو‬
‫ن‬ ‫ِر‬‫ۡ شَك‬
‫ُم‬‫َنت‬‫ۡ أ‬
‫هل‬ََ
‫ۡ ف‬‫ُم‬
ٞۖ ‫ۡس‬
‫ِك‬ َ ُۢ
‫بأ‬ ‫ِن‬‫م‬
80. Dan Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10 Allah SWT menyatakan :

‫ِي‬‫ْ ف‬‫ُوا‬ ‫َش‬


‫ِر‬ ‫َٱنت‬ ‫ة ف‬ ُ‫لو‬ََّ
‫َتِ ٱلص‬ ‫ُض‬
‫ِي‬ ‫َا ق‬ ‫إذ‬َِ ‫ف‬
ْ
‫ُوا‬‫ُر‬
‫ذك‬ۡ‫َٱ‬ َّ ِ
‫ٱَّللِ و‬ ‫َض‬
‫ۡل‬ ‫ِن ف‬‫ْ م‬ ‫ُوا‬‫َغ‬ ۡ َ
‫ٱبت‬ ‫ض و‬
ِۡ‫ٱۡلَر‬
ۡ
١٠ ‫ن‬ َ‫ُو‬‫ِح‬
‫فل‬ ُ ۡ
ۡ‫ت‬ ‫ُم‬ ََّ
‫لك‬ ‫ٗا َّلع‬
‫ِير‬‫َث‬
‫ٱَّللَ ك‬
َّ
10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Pandangan Islam tentang pekerjaan perlu kiranya diperjelas dengan usaha sedalam-dalamnya.
Sabda Nabi SAW yang amat terkenal bahwa nilai-nilai suatu bentuk kerja tergantung pada niat
pelakunya. Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya (nilai) pekerjaan itu tergantung pada apa yang
diniatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang tergantung dari tinggi rendahnya niat. Hal ini
juga tergambar pada firman Allah SWT agar kita tidak membatalkan sedekah (amal kebajikan) dan
menyebut-nyebutnya sehingga mengakibatkan penerima merasa tersakiti hatinya, dalam Al-Qur’an
surah Al-Baqarah: 264.

ْ
‫ِلوا‬ ُ‫ۡط‬ ُ ‫ْ ََل‬
‫تب‬ ‫ُوا‬‫من‬َ‫ءا‬ َ َ ‫ِين‬‫ٱلذ‬ َّ ‫ها‬َ‫ي‬َُّ
‫يأ‬ٓ
َ
ُ‫ِق‬ ‫ينف‬ُ ‫ِي‬ ‫ٱلذ‬ ‫َى ك‬
َّ َ ‫ٱۡلَذ‬
ۡ َ ‫َنِ و‬ ۡ ‫ُم ب‬
‫ِٱلم‬ ‫ِك‬‫َت‬
‫دق‬ ََ‫ص‬
َّ ‫ُ ب‬
ِ‫ِٱَّلل‬ ‫ِن‬‫ۡم‬
‫يؤ‬ُ ‫َََل‬
‫َّاسِ و‬ ‫ء ٱلن‬ َ‫ا‬ ٓ‫ئ‬ َِ
‫ه ر‬ ‫م َۥ‬
ُ‫ال‬ َ
‫َان‬ َۡ
‫فو‬ ‫ِ ص‬ ‫َل‬ ‫َم‬
‫َث‬ ‫ه ك‬ُ‫ل‬َُ
‫ۥ‬ ‫َث‬‫َم‬‫ِ ف‬ ‫ٱۡلٓخِر‬
ٞۖ ۡ ِ ‫َو‬
‫ۡم‬ ۡ َ
‫ٱلي‬ ‫و‬
َُ
‫ه‬ ‫ك‬‫َر‬
‫َۥ‬ ‫َت‬‫ ف‬ٞ ‫ِل‬‫َاب‬‫ه و‬ ُ‫ب‬َ‫َا‬
‫ۥ‬ ‫َص‬‫َأ‬
‫ ف‬ٞ ‫َاب‬ ‫تر‬ُ ِ ‫ۡه‬
‫لي‬ ََ‫ع‬
‫َّا‬ ‫ِم‬‫ء م‬ ‫لى شَي‬
ٖۡ ََ
‫ن ع‬ َ‫ُو‬ ‫ِر‬
‫قد‬ۡ‫ي‬َ ‫َل‬ َّ ٞۖ‫دا‬ٗ‫ل‬َۡ‫ص‬
َ
‫ِين‬ ‫َف‬
‫ِر‬ ۡ َ
‫ٱلك‬ ‫ۡم‬‫َو‬ ۡ ‫ِي‬
‫ٱلق‬ ‫هد‬ ۡ‫ي‬َ ‫ٱَّللُ ََل‬
َّ َ ‫ْۗ و‬
ْ
‫ُوا‬‫َسَب‬ ‫ك‬
٢٦٤
264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[168].

[168] mereka Ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula
mendapat pahala di akhirat.

Perlu kiranya dijelaskan disini bahwa kerja mempunyai etika yang harus selalu diikut sertakan
didalamnya. Hendaknya setiap pekerjaan disamping mempunyai tujuan akhir berupa upah atau
imbalan, namun harus mempunyai tujuan utama, yaitu memperoleh keridhaan Allah SWT.

Adapun hal-hal yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah, kesadaran bahwa Allah melihat, mengontrol
dalam kondisi apapun dan akan menghisab seluruh amal perbuatan secara adil kelak di
akhirat. Dalam sebuah hadis rasulullah bersabda, “sebaik-baiknya pekerjaan adalah usaha
seorang pekerja yang dilakukannya secara tulus.” (HR Hambali)
2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. Firman Allah SWT dalam
surah Al-Baqarah: 172

‫ْ م‬
‫ِن‬ ‫لوا‬ُُ
‫ْ ك‬ ‫ُوا‬
‫من‬ َ َ
َ‫ءا‬ ‫ِين‬ َّ
‫ٱلذ‬ َ‫ي‬
‫ها‬ َُّ
‫يأ‬ٓ
َ
َِّ ْ
‫َّللِ إ‬
‫ِن‬ ‫ُوا‬‫ُر‬
‫َٱشۡك‬
‫ۡ و‬ ‫ُم‬
‫َك‬ َۡ
‫قن‬ ‫َز‬
‫ما ر‬ َ ِ‫َت‬ ‫َيِب‬ ‫ط‬
١٧٢ ‫ن‬ َ‫دو‬ُُ‫ۡب‬
‫تع‬َ ‫ه‬
ُ‫يا‬َِّ
‫ۡ إ‬‫ُم‬‫ُنت‬ ‫ك‬
172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

1. Dilarang memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua
harus dipekerjakan secara professional dan wajar.
2. Islam tidak membolehkan pekerjaan yang mendurhakai Allah SWT yang ada kaitannya
dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah SWT.
3. Professionalisme yaitu kemampuan untuk memahami dan melakukan pekerjaan sesuai
dengan prinsip-prinsip keahlian. Pekerja tidak cukup hanya memegang teguh sifat amanah,
kuat dan kreatif serta bertaqwa tetapi dia juga mengerti dan benar-benar menguasai
pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai