Anda di halaman 1dari 2

Tiga Macam Perilaku Zalim yang Mencelakai Manusia

Dalam sebuah hadits Qudsi, yang shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah‫ ﷺ‬bersabda, Allah berfirman:

‫ْس‬
‫ِي‬ َ َ‫َلى‬
‫نف‬ ‫َ ع‬ ُّْ
‫لم‬ ‫ُ الظ‬ َّْ
‫مت‬ ‫َر‬‫ِي ح‬ ‫ِن‬
‫ِي إ‬ ‫َاد‬
‫ِب‬‫يا ع‬ َ
‫ُوا‬ ََ
‫الم‬ ‫تظ‬ ‫ ف‬،ً
َ َ‫َل‬ ‫َّما‬‫َر‬
‫مح‬ ‫ُم‬
ُ ْ ‫َك‬
‫ْن‬‫بي‬ ُُ
َ ‫ه‬ َْ
‫لت‬ ‫َج‬
‫َع‬ ‫و‬
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan
haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.”

Perbuatan zalim itu dibagi menjadi tiga.

1. Pertama, kezaliman seseorang terhadap Allah Azza wa Jalla. Wujudnya adalah melakukan kesyirikan terhadap
Allah ta’ala dengan beribadah kepada selain Allah.

‫لم‬
ٍ ُْ
‫ِظ‬‫ْ ب‬
‫هم‬ َ َ
ُ‫ان‬ ‫ِسُوا إ‬
‫ِيم‬ ْ‫ي‬
‫لب‬ ‫ََلم‬
َ ْ ‫ُوا و‬ َ‫آ‬
‫من‬ َ
‫ِين‬‫الذ‬َّ
َ‫دو‬
‫ن‬ َُ ْ‫م‬
‫هت‬ ُ ْ
‫هم‬ ‫ُ و‬
َُ َْ‫اْل‬
‫من‬ ْ ُ ُ‫َل‬
‫هم‬ َ‫ِك‬ َ ُ
َٰ
‫ولئ‬ ‫أ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah
orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-An’am:
82)

Para sahabat sulit memahami ayat tersebut, sehingga mereka datang mengadu kepada Rasulullah‫ﷺ‬:
“Wahai Rasulullah siapa di antara kita yang tidak menzalimi dirinya?” Rasulullah‫ ﷺ‬menjawab:
“Sesungguhnya bukan seperti yang kalian sangka! Apakah kalian belum mendengar apa yang dikatakan oleh seorang
hamba yang saleh:

ٌ ‫َظ‬
‫ِيم‬ ‫ٌ ع‬
‫لم‬ُْ
‫َ َلظ‬
‫ْك‬‫ِر‬ َِّ
‫ن الش‬ َّ ‫ْ ب‬
‫ِاَّللِ إ‬ ‫تشْر‬
‫ِك‬ ُ ‫َيَّ ال‬
‫بن‬ َ
ُ ‫يا‬
‫إنما هو الشرك‬
‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.’ (Luqman : 13). Sesungguhnya yang dimaksud dengan hal tersebut adalah kesyirikan.”

2. Kemudian kezaliman yang kedua adalah kezaliman seseorang terhadap makhluk.

Rasulullah‫ ﷺ‬bersabda:

‫من حلف على يمين يستحق بها ماال وهو‬


َّ
‫َق‬ ‫َ ح‬‫َع‬
‫َط‬‫ْت‬
‫منِ اق‬ َ ‫فيها فاجر لقي هللا وهو عليه‬
‫َ هللاُ َله‬
ُ ‫َب‬‫ْج‬‫َو‬
‫د أ‬ َْ
‫َق‬‫ ف‬،ِ ‫ِه‬ ‫َم‬
‫ِين‬ ‫ِي‬
‫ٍ ب‬ ‫ِم‬ ‫مسْل‬
ُ ٍ‫ِئ‬‫مر‬ ْ‫ا‬
:ٌ ‫َج‬
‫ُل‬ ‫ه ر‬ُ‫ل َل‬ َ‫َا‬‫َق‬
‫ة” ف‬ ََّ
‫َن‬ ْ ِ
‫الج‬ ‫ْه‬
‫لي‬ََ
‫َ ع‬‫َّم‬
‫َر‬ ‫َح‬
‫ و‬،َ ‫َّار‬
‫الن‬
:‫ل‬ َ‫َا‬‫ل هللاِ؟ ق‬َ‫َسُو‬
‫يا ر‬ َ ‫ًا‬ ‫ِير‬ َ ‫ًا‬
‫يس‬ ‫ن شَي‬
‫ْئ‬ َ‫َا‬
‫ن ك‬ِْ ‫َإ‬
‫و‬
‫َاك‬
ٍ ‫َر‬
‫ْ أ‬‫ِن‬‫ًا م‬ ‫ِيب‬‫َض‬
‫ن ق‬ِْ
‫َإ‬ ‫“و‬
“Barangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan
mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau
menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak). (HR. Muslim)

3. Kezaliman yang ketiga adalah kezaliman seseorang kepada dirinya sendiri.


Imam Nawawi di dalam kitab Arba’in-nya menorehkan sebuah hadits yang cukup untuk menjadi pelajaran bagi
kita. Rasulullah‫ ﷺ‬bersabda:

ِ ‫ْن‬
‫ِيه‬ َ َ‫ما ال‬
‫يع‬ ُُ
َ ‫ه‬ ‫ْك‬
‫تر‬َ ‫ء‬
ِْ‫َر‬ ْ ِ
‫الم‬ ‫ِسْلَم‬ ‫ْ ح‬
‫ُسْنِ إ‬ ‫ِن‬‫م‬
“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kita dilahirkan dan hidup dalam banyak kenikmatan, tangan, kaki, mata, telinga dan akal yang sehat. Bila itu kita
pakai untuk urusan yang tidak bermanfaat, artinya kita sedang menzalimi diri sendiri. Maka ukurlah dengan timbangan
dien, apakah Anda sedang melakukan hal yang bermanfaat atau sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai