NIM : 1911311033 Kelas : 3A 2019 STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT JOINT COMMISSION INTERNATIONAL
BAGIAN I : STANDAR YANG BERFOKUS PADA PASIEN
1. Sasaran Internasional Keselamatan Pasien a) Sasaran 1: Mengidentifikasi Pasien dengan Tepat IPSG.1 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk meningkatkan ketepatan identifikasi pasien. b) Sasaran 2: Meningkatkan Komunikasi Efektif IPSG.2 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara para pemberi pelayanan. IPSG.2.1 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses serah terima untuk hasil kritis dari pemeriksaan diagnostik. IPSG.2.2 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses komunikasi untuk serah terima. c) Sasaran 3: Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Risiko Tinggi IPSG.3 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat-obatan risiko tinggi. IPSG.3.1 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk mengatur keamanan penggunaan elektrolit pekat. d) Sasaran 4: Memastikan Keamanan Operasi IPSG.4 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk verifikasi praoperasi dan penandaan lokasi operasi/tindakan invasif. IPSG.4.1 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses time out di kamar operasi sesaat sebelum operasi/tindakan invasif dan untuk proses sign out yang dilakukan setelah tindakan selesai. e) Sasaran 5: Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan IPSG.5 Rumah sakit mengadopsi dan menerapkan pedoman kebersihan tangan yang berbasis bukti untuk mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. f) Sasaran 6: Mengurangi Risiko Cedera Pasien akibat Jatuh IPSG.6 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses yang bertujuan mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh. IPSG.6.1 Rumah sakit menyusun dan melaksanakan proses untuk mengurangi risiko pasien cedera akibat jatuh pada populasi rawat jalan. 2. Akses ke Perawatan dan Kesinambungan Perawatan (ACC) a) Skrining untuk Penerimaan Pasien di Rumah Sakit ACC.1 Pasien yang akan diterima sebagai pasien rawat inap atau yang mencari layanan rawat jalan menjalani proses skrining untuk mengidentifikasi apakah kebutuhan perawatan kesehatan mereka sesuai dengan misi serta sumber daya rumah sakit. b) Penerimaan di Rumah Sakit ACC.2 Rumah sakit memiliki proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran pasien rawat jalan.. c) Kesinambungan Pelayanan ACC.3 Rumah sakit menyusun dan menjalankan proses untuk memberikan pelayanan pasien yang berkesinambungan di seluruh rumah sakit dan memastikan adanya koordinasi antar praktisi kesehatan. d) Pemulangan Pasien, Rujukan dan Tindak Lanjut ACC.4 Terdapat proses untuk merujuk atau memulangkan pasien yang didasarkan pada status kesehatan pasien dan kebutuhan akan perawatan atau pelayanan selanjutnya. e) Transfer Pasien ACC.5 Pasien ditransfer ke institusi lain berdasarkan status pasien, kebutuhan perawatan pasien selanjutnya, dan kemampuan institusi penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut. f) Transportasi ACC.6 Pelayanan transportasi yang dimiliki rumah sakit mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku dan memenuhi persyaratan transportasi yang bermutu dan aman 3. Hak Pasien dan Keluarga (PFR) PFR.1 Rumah sakit bertanggung jawab menyediakan proses yang mendukung hak- hak pasien dan keluarganya selama dirawat. PFR.2 Pasien diberikan informasi mengenai semua aspek perawatan dan penanganan medis serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai terapi dan perawatan. PFR.3 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana rumah sakit menerima dan menanggapi keluhan, tindakan rumah sakit bila ada konflik dan perbedaan pendapat tentang perawatan pasien, serta hak pasien untuk berperan dalam semua proses ini. PFR.4 Semua pasien diberitahu tentang hak dan tanggung jawab mereka dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami. Persetujuan Umum PFR.5 Persetujuan umum untuk perawatan yang diperoleh jika pasien menjalani rawat inap atau didaftarkan pertama kalinya sebagai pasien rawat jalan, memiliki lingkup dan batasan yang jelas. Donasi Organ PFR.6 Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang bagaimana cara memilih untuk mendonorkan organ dan jaringan lainnya. 4. Pengkajian Pasien (AOP) AOP.1 Semua pasien yang dirawat oleh rumah sakit diidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatannya melalui suatu proses pengkajian yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. AOP.2 Semua pasien dikaji ulang pada interval tertentu berdasarkan kondisi dan tata laksana mereka untuk menentukan respons mereka terhadap tata laksana dan untuk merencanakan kelanjutan tata laksana atau pemulangan. AOP.3 Individu yang kompeten melaksanakan pengkajian dan pengkajian ulang. AOP.4 Dokter, perawat, serta individu dan layanan lain yang bertanggung jawab terhadap perawatan pasien bekerja sama untuk menganalisis dan mengintegrasikan pengkajian pasien serta memprioritaskan kebutuhan perawatan pasien yang paling mendesak/penting. Layanan Laboratorium AOP.5 Layanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua layanan tersebut memenuhi standar lokal dan nasional, serta undang-undang dan peraturan yang berlaku. Layanan Radiologi dan Pencitraan Diagnostik AOP.6 Layanan radiologi dan pencitraan diagnostik tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua layanan tersebut memenuhi standar lokal dan nasional, serta undang-undang dan peraturan yang berlaku. 5. Perawatan Pasien (COP) Perawatan untuk Semua Pasien COP.1 Keseragaman perawatan diberikan untuk semua pasien dengan mengikuti undang-undang dan peraturan yang berlaku. COP.2 Terdapat suatu proses untuk mengintegrasi dan mengoordinasikan perawatan yang diberikan kepada setiap pasien Perawatan Pasien Berisiko Tinggi dan Penyediaan Layanan Berisiko Tinggi COP.3 Terdapat panduan praktik profesi, peraturan dan undang-undang untuk memandu perawatan pasien berisiko tinggi dan penyediaan layanan berisiko tinggi. Terapi Makanan dan Gizi COP.4 Berbagai pilihan makanan yang sesuai untuk status gizi pasien dan konsisten dengan perawatan klinis pasien tersedia secara teratur. COP.5 Pasien dengan risiko menderita gangguan gizi menerima terapi gizi. Manajemen Nyeri COP.6 Pasien didukung secara efektif dalam mengelola rasa nyerinya. Perawatan di Akhir Hayat COP.7 Rumah sakit menyediakan perawatan di akhir hayat untuk pasien menjelang ajal yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien. Rumah Sakit yang Menyediakan Pelayanan Transplantasi Organ dan/atau Jaringan COP.8 Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung program transplantasi organ/jaringan. 6. Perawatan Anestesi dan Bedah (ASC) Pengaturan dan Manajemen ASC.1 Layanan sedasi dan anestesi tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua layanan tersebut memenuhi standar profesional serta standar, undang- undang dan peraturan lokal dan nasional yang berlaku. ASC.2 Seorang (atau beberapa) individu yang kompeten bertanggung jawab untuk mengelola layanan sedasi dan anestesi. Perawatan Sedasi ASC.3 Pemberian sedasi prosedural distandarisasi untuk seluruh rumah sakit. Perawatan Anestesi ASC.4 Seorang individu yang kompeten melaksanakan pengkajian pra-anestesi dan pengkajian prainduksi. ASC.5 Perawatan anestesi setiap pasien direncanakan dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien, dengan mencantumkan jenis anestesi dan teknik yang digunakan. ASC.6 Status fisiologis setiap pasien selama anestesi dan pembedahan dipantau sesuai dengan panduan praktik profesional dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien. . Perawatan Bedah ASC.7 Perawatan bedah setiap pasien direncanakan dan didokumentasikan berdasarkan hasil-hasil pengkajian. 7. Manajemen dan Penggunaan Obat-obatan (MMU) Pengaturan dan Manajemen MMU.1 Obat-obatan yang digunakan di dalam rumah sakit diatur untuk memenuhi kebutuhan pasien dan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku, dan diarahkan serta dipantau oleh seorang apoteker berizin atau petugas profesional lain yang memenuhi kualifikasi. Pemilihan dan Pengadaan MMU.2 Terdapat stok obat untuk peresepan atau instruksi pengobatan, dan terdapat proses untuk menyediakan obat yang tidak ada di dalam stok atau yang biasanya tidak tersedia di rumah sakit ataupun untuk waktu-waktu saat farmasi tutup. Penyimpanan MMU.3 Obat-obatan disimpan dengan baik dan aman. Permintaan dan Penyalinan MMU.4 Peresepan, permintaan/instruksi pengobatan dan penyalinan resep diatur oleh kebijakan dan prosedur. Penyiapan dan Penyerahan MMU.5 Obat disiapkan dan diserahkan dalam lingkungan yang aman dan bersih. Pemberian MMU.6 Rumah sakit mengidentifikasi orang-orang yang memenuhi kualifikasi dan diizinkan untuk memberikan obat. Pemantauan MMU.7 Efek obat pada pasien dipantau. 8. Penyuluhan Pasien dan Keluarga Pasien (PFE) PFE.1 Rumah sakit memberikan edukasi yang mendukung partisipasi pasien dan keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan. PFE.2 Kebutuhan edukasi setiap pasien dinilai dan dimasukkan ke dalam rekam medisnya. PFE.3 Metode edukasi dipilih dengan mempertimbangkan nilai yang dianut dan preferensi pasien dan keluarganya serta memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien, dan staf sehingga terjadi proses pembelajaran. PFE.4 Praktisi kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk memberikan edukasi.
BAGIAN II : STANDAR MANAJEMEN ORGANISASI PELAYANAN
KESEHATAN 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Manajemen Kegiatan Mutu dan Keselamatan Pasien QPS.1 Individu yang kompeten memberikan arahan untuk pelaksanaan dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit serta mengelola kegiatan yang harus dilakukan demi menjalankan program yang efektif dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang berkesinambungan. Seleksi Indikator dan Pengumpulan Data QPS.2 Staf untuk program mutu dan keselamatan pasien mendukung proses pemilihan indikator di seluruh rumah sakit dan menggalang koordinasi dan integrasi dari kegiatan pengukuran di seluruh rumah sakit. QPS.3 Program mutu dan keselamatan pasien menggunakan informasi ilmiah dan informasi lainnya yang terkini untuk mendukung perawatan pasien, pendidikan tenaga profesional kesehatan, penelitian klinis, dan manajemen. Analisis dan Validasi Data Pengukuran QPS.4 Rumah sakit menggunakan proses yang sudah ditetapkan untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan staf nonklinis sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dan sesuai dengan persyaratan untuk posisi tersebut. QPS.5 Proses analisis data mencakup setidaknya satu penentuan dampak dari prioritas perbaikan rumah sakit secara keseluruhan terhadap biaya dan efisiensi per tahunnya. QPS.6 Rumah sakit menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data. QPS.7 Rumah sakit menggunakan proses yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi dan mengelola kejadian sentinel. QPS.8 Data selalu dianalisis ketika muncul tren atau variasi yang tidak diinginkan dari data itu. QPS.9 Rumah sakit menggunakan proses yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kejadian nyaris cedera. Mencapai dan Mempertahankan Perbaikan QPS.10 Peningkatan mutu dan keselamatan dicapai dan dipertahankan. QPS.11 Semua program manajemen risiko yang berkelanjutan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi Kejadian Tak Diharapkan (KTD) dan risiko- risiko keselamatan lainnya pada pasien dan staf. 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tanggung Jawab PCI.1 Semua tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi diawasi oleh satu atau lebih individu. Individu tersebut memiliki kompetensi di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi yang didapat dari pendidikan, pelatihan, pengalaman atau sertifikasi. PCI.2 Semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi memiliki mekanisme koordinasi yang melibatkan para dokter, perawat, dan lain-lain, berdasarkan ukuran dan kompleksitas rumah sakit. Sumber Daya PCI.3 Program pencegahan dan pengendalian infeksi didasarkan pada pengetahuan ilmiah terkini, pedoman praktik yang diterima, peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta standar-standar untuk sanitasi dan kebersihan. PCI.4 Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian infeksi. Tujuan Program Pengendalian Infeksi PCI.5 Rumah sakit merancang dan menerapkan suatu program pengendalian infeksi terpadu yang mengidentifikasi prosedur dan proses-proses terkait dengan risiko infeksi serta menerapkan strategi untuk mengurangi risiko infeksi. PCI.6 Rumah sakit menggunakan pendekatan berbasis risiko dalam menetapkan fokus program pencegahan dan penurunan infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Peralatan, Perangkat, dan Perbekalan Medis PCI.7 Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait peralatan, perangkat, dan perbekalan medis/bedah dengan memastikan kebersihan, disinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan yang memenuhi syarat; dan mengimplementasikan suatu proses untuk mengelola perbekalan yang kedaluwarsa. Penularan Infeksi PCI.8 Rumah sakit menyediakan alat pelindung untuk kewaspadaan (barrier precautions) dan prosedur isolasi yang melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien imunosupresi dari infeksi yang rentan mereka alami. PCI.9 Sarung tangan, masker, pelindung mata, alat pelindung lainnya, sabun, dan desinfektan tersedia dan digunakan secara tepat apabila disyaratkan. Peningkatan Mutu dan Edukasi Program PCI.10 Proses pencegahan dan pengendalian infeksi terintegrasi dengan program rumah sakit keseluruhan untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien, dengan menggunakan parameter-parameter yang secara epidemiologis penting untuk rumah sakit. PCI.11 Rumah sakit melakukan edukasi mengenai praktik pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf, dokter, pasien, keluarga, dan petugas perawatan lainnya bila terindikasi, berdasarkan keterlibatan mereka dalam perawatan. 3. Tata Kelola Kepemimpinan dan Arah (GLD) Tata Kelola Rumah Sakit GLD.1 Struktur dan wewenang badan tata kelola dideskripsikan dalam peraturan internal rumah sakit (bylaws), kebijakan dan prosedur, atau dokumen lain yang serupa. GLD.2 Direksi bertanggung jawab untuk mengoperasikan rumah sakit dan menaati peraturan dan undang-undang yang berlaku. GLD.3 Pimpinan rumah sakit diidentifikasi dan secara kolektif bertanggung jawab untuk mendefinisikan misi rumah sakit dan membuat rencana serta kebijakan yang diperlukan untuk memenuhi misi tersebut. Kepemimpinan Rumah Sakit untuk Mutu dan Keselamatan Pasien GLD.4 Pimpinan rumah sakit merencanakan, mengembangkan, dan menerapkan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. GLD.5 Pimpinan rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program perbaikan dan kegiatan keselamatan pasien yang akan diterapkan, dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini. Kepemimpinan Rumah Sakit untuk Kontrak Pihak Ketiga GLD.6 Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk meninjau, memilih, dan memantau kontrak klinis dan nonklinis. Kepemimpinan Rumah Sakit untuk Keputusan Terkait Sumber Daya GLD.7 Pimpinan rumah sakit membuat keputusan yang berhubungan dengan pembelian atau penggunaan sumber daya manusia dan teknis dengan pengertian mengenai mutu dan implikasi keselamatan dari keputusan tersebut. Organisasi Staf Klinis dan Pertanggungjawaban SQE.8 Pimpinan medis, keperawatan dan layanan klinis lainnya merencanakan dan menerapkan struktur organisasi yang efektif untuk mendukung tanggung jawab dan wewenang mereka. Arahan untuk Departemen dan Unit Layanan Rumah Sakit GLD.9 Satu atau lebih individu yang kompeten memberikan arahan untuk setiap departemen atau unit layanan dalam rumah sakit. GLD.10 Setiap departemen/unit layanan mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh departemen tersebut, serta mengintegrasikan dan mengoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari departemen lain. GLD.11 Kepala departemen/unit layanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam peningkatan prioritas secara menyeluruh di dalam rumah sakit dan dalam pengawasan dan peningkatan perawatan pasien secara spesifik di setiap departemen/unit layanan. Etika Klinis dan Organisasi GLD.12 Rumah sakit menetapkan kerangka kerja manajemen etis yang mendukung budaya praktik etis dan pengambilan keputusan yang dapat memastikan bahwa perawatan pasien diberikan dengan mengindahkan norma bisnis, keuangan, etika dan hukum, serta melindungi pasien dan hak-hak pasien. GLD.13 Pimpinan rumah sakit menciptakan dan mendukung program budaya rasa aman di seluruh rumah sakit. Pendidikan Tenaga Medis GLD.14 Pendidikan profesional kesehatan, bila dilakukan di rumah sakit, dipandu oleh parameterparameter pendidikan yang ditetapkan oleh program sponsor akademis dan pimpinan rumah sakit. Penelitian dengan Subjek Manusia GLD.15 Penelitian dengan manusia sebagai subjek penelitian, apabila dilakukan dalam lingkup rumah sakit, harus berpedoman kepada peraturan, undang-undang dan kepemimpinan rumah sakit. GLD.16 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang cara memperoleh akses ke penelitian klinis, investigasi klinis atau uji klinis yang melibatkan manusia. GLD.17 Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang memilih berpartisipasi dalam penelitian klinis, investigasi klinis atau uji klinis akan dilindungi. GLD.18 Informed consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian klinis, investigasi klinis dan uji klinis. GLD.19 Rumah sakit memiliki komite atau cara lain untuk mengawasi seluruh penelitian dalam rumah sakit yang melibatkan pasien/manusia. 4. Manajemen dan Keamanan Fasilitas (FMS) Kepemimpinan dan Perencanaan FMS.1 Rumah sakit mematuhi peraturan dan undang-undang, regulasi bangunan dan penanganan kebakaran serta persyaratan inspeksi/pemeriksaan fasilitas yang relevan. FMS.2 Rumah sakit menyusun dan memelihara program tertulis yang menggambarkan proses pengelolaan risiko yang bisa timbul pada pasien, keluarga, pengunjung, dan staf. FMS.3 Perencanaan dan pelaksanaan program untuk mengelola risiko dalam lingkungan perawatan diawasi oleh satu atau lebih individu yang kompeten untuk hal tersebut. Keselamatan dan Keamanan FMS.4 Rumah sakit merencanakan dan menerapkan suatu program untuk menyediakan fasilitas fisik yang aman, melalui pemeriksaan dan perencanaan untuk mengurangi risiko. Bahan-bahan Berbahaya FMS.5 Rumah sakit memiliki program untuk inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan-bahan dan limbah berbahaya. Kesiagaan Menghadapi Bencana FMS.6 Rumah sakit menyusun, menjalankan, dan menguji program pengelolaan keadaan darurat untuk menanggapi keadaan darurat, epidemi, serta bencana alam maupun bencana lainnya yang mungkin terjadi dalam masyarakat. Penanganan Kebakaran FMS.7 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan suatu program untuk pencegahan, deteksi dini, supresi, pengurangan bahaya kebakaran, dan penyediaan jalan keluar yang aman dari fasilitas sebagai tanggapan terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya. Peralatan Medis FMS.8 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan program untuk menginspeksi, menguji, dan memelihara peralatan medis serta mendokumentasikan hasilnya. Sistem Utilitas FMS.9 Rumah sakit menetapkan dan menerapkan suatu program untuk menjamin semua sistem utilitas berjalan secara efektif dan efisien. Pemantauan Program Manajemen dan Keamanan Fasilitas FMS.10 Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisis data dari setiap program manajemen dan keamanan fasilitas untuk menunjang program penggantian atau perbaikan peralatan medis, teknologi, serta sistem, dan untuk menunjang program pengurangan risiko lingkungan. Edukasi Staf FMS.11 Rumah sakit memberikan edukasi, melatih dan menguji semua anggota staf mengenai peran mereka dalam menyediakan fasilitas perawatan pasien yang aman dan efektif. 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (SQE) Perencanaan SQE.1 Pimpinan departemen dan unit layanan di rumah sakit menetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua anggota staf. SQE.2 Pimpinan departemen dan unit layanan rumah sakit menyusun dan menerapkan prosesproses untuk merekrut, mengevaluasi, dan mengangkat staf serta prosedur-prosedur terkait lainnya yang diidentifikasi oleh rumah sakit. SQE.3 Rumah sakit menggunakan proses yang sudah ditetapkan untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien. SQE.4 Rumah sakit menggunakan proses yang sudah ditetapkan untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan staf nonklinis sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dan sesuai dengan persyaratan untuk posisi tersebut. SQE.5 Terdapat informasi kepegawaian yang terdokumentasi untuk setiap anggota staf. SQE.6 Rencana susunan kepegawaian bagi rumah sakit, yang disusun secara kolaboratif oleh pimpinan departemen dan unit layanan, mengidentifikasi jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang diinginkan. SQE.7 Semua anggota staf klinis dan nonklinis diberikan orientasi mengenai rumah sakit, departemen atau unit layanan tempat mereka ditugaskan dan mengenai tanggung jawab pekerjaan spesifik mereka pada saat pengangkatan. SQE.8 Tiap anggota staf diberikan pelatihan internal serta pendidikan dan pelatihan lain yang berkelanjutan untuk menyokong atau meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya. Penentuan Keanggotaan Staf Medis SQE.9 Rumah sakit mempunyai satu proses yang sama untuk mengumpulkan kredensial para anggota staf medis yang diizinkan untuk memberikan perawatan pasien tanpa supervisi. Penugasan Kewenangan Klinis Staf Medis SQE.10 Rumah sakit memiliki tujuan dan prosedur berbasis bukti yang terstandar untuk mengesahkan semua anggota staf medis untuk menerima dan merawat pasien serta untuk memberikan pelayanan klinis lainnya yang konsisten dengan kualifikasi mereka. Pemantauan dan Evaluasi Anggota Staf Medis yang Berkesinambungan SQE.11 Rumah sakit menggunakan proses standar yang berkesinambungan untuk mengevaluasi mutu dan keselamatan serta pelayanan pasien yang disediakan oleh tiap anggota staf medis. Pengangkatan Kembali Staf Medis dan Pembaharuan Kewenangan Klinis SQE.12 Sedikitnya setiap tiga tahun, berdasarkan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap setiap anggota staf medis, rumah sakit menentukan jika keanggotaan staf medis dan kewenangan klinis dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi. Staf Keperawatan SQE.13 Rumah sakit memiliki proses yang seragam untuk mengumpulkan, memverifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (izin praktik, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja). SQE.14 Rumah sakit memiliki prosedur standar untuk menentukan tanggung jawab pekerjaan dan untuk membuat penugasan pekerjaan klinis berdasarkan kredensial anggota staf keperawatan dan persyaratan menurut peraturan yang berlaku. Praktisi Kesehatan Lainnya SQE.15 Rumah sakit memiliki proses yang seragam untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan mengevaluasi kredensial anggota praktisi kesehatan lainnya (izin praktik, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman). SQE.16 Rumah sakit memiliki proses yang seragam untuk mengidentifikasi tanggung jawab pekerjaan dan untuk membuat penugasan klinis berdasarkan kredensial praktisi kesehatan lain dan persyaratan menurut peraturan yang berlaku. 6. Manajemen Informasi (MOI) Manajemen Informasi MOI.1 Rumah sakit merencanakan dan merancang proses-proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. MOI.2 Privasi, kerahasiaan, dan keamanan informasi termasuk integritas data harus dijaga. MOI.3 Rumah sakit menentukan lama penyimpanan rekam medis, data, dan informasi. MOI.4 Rumah sakit menggunakan kode diagnosis dan kode prosedur yang terstandardisasi serta memastikan standardisasi penggunaan simbol dan singkatan baku yang ditetapkan di seluruh rumah sakit. MOI.5 Kebutuhan data dan informasi dari pihak dalam dan luar rumah sakit dipenuhi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang diinginkan. MOI.6 Rekam medis dan informasi lain terlindung dari risiko hilang, rusak, manipulasi, serta akses dan penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang. MOI.7 Para pengambil keputusan dan anggota staf lainnya diberikan edukasi dan dilatih mengenai prinsip manajemen dan penggunaan informasi. Manajemen dan Penerapan Dokumen MOI.8 Dokumen tertulis, termasuk kebijakan, prosedur, dan program dikelola secara konsisten dan seragam. Rekam Medis MOI.9 Rumah sakit memprakarsai dan mempertahankan rekam medis klinis yang terstandardisasi untuk setiap pasien yang dikaji atau ditangani, serta menetapkan isi, format, dan lokasi penulisan dalam rekam medis. MOI.10 Rekam medis pasien yang menerima perawatan kegawatdaruratan mencakup waktu datang dan keluar, kesimpulan saat penghentian tata laksana, kondisi pasien saat pulang, dan instruksi perawatan tindak lanjut. MOI.11 Rumah sakit mengidentifikasi pihak-pihak yang berwenang menulis di dalam rekam medis pasien. MOI.12 Sebagai bagian dari kegiatan pemantauan dan peningkatan kinerja, rumah sakit secara rutin mengkaji isi dan kelengkapan rekam medis pasien. Teknologi Informasi dalam Pelayanan Kesehatan MOI.13 Sistem teknologi informasi kesehatan dikaji dan diuji sebelum diterapkan di dalam rumah sakit dan dievaluasi dalam hal mutu dan keselamatan pasien setelah diterapkan. MOI.14 Rumah sakit mengembangkan, memelihara, dan menguji program untuk mengantisipasi waktu henti (downtime) sistem data, baik yang terencana maupun yang tidak terencana.
BAGIAN III : STANDAR UNTUK RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Profesi Medis (MPE) MPE.1 Badan tata kelola dan kepemimpinan rumah sakit menyetujui dan memantau partisipasi rumah sakit dalam menyelenggarakan program pendidikan kedokteran. MPE.2 Staf klinis, populasi pasien, teknologi, dan fasilitas rumah sakit harus konsisten dengan sasaran dan tujuan program pendidikan. MPE.3 Staf pengajar klinis diidentifikasi, dan peranan serta hubungan setiap anggota staf dengan institusi akademik perlu dijelaskan. MPE.4 Rumah sakit mengerti dan menyediakan supervisi medis dengan frekuensi dan intensitas yang diperlukan untuk setiap jenis dan jenjang mahasiswa kedokteran dan trainee. MPE.5 Pendidikan kedokteran yang diselenggarakan di rumah sakit dikoordinasi dan diatur melalui mekanisme operasional serta struktur manajemen yang jelas. MPE.6 Mahasiswa kedokteran dan trainee tunduk pada semua kebijakan dan prosedur rumah sakit, dan semua pelayanan yang diberikan berada dalam parameter mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. MPE.7 Trainee yang memberikan perawatan atau pelayanan di rumah sakit di luar penilaian program akademiknya diberikan izin untuk memberikan pelayanan dengan melalui proses kredensial, pemberian kewenangan klinis, spesifikasi tugas, dan proses relevan lain yang sudah baku di rumah sakit. 2. Subjek Penelitian dengan Subjek Manusia (HRP) HRP.1 Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi manusia sebagai subjek penelitian. HRP.2 Pimpinan rumah sakit menetapkan ruang lingkup program penelitian. HRP.3 Pimpinan rumah sakit menetapkan persyaratan bagi sponsor penelitian untuk memastikan komitmen mereka dalam menjalankan etika penelitian. HRP.4 Pimpinan rumah sakit membuat suatu proses atau ikatan kerja sama yang menyediakan peninjauan awal dan selama penelitian berjalan, untuk semua penelitian dengan subjek manusia. HRP.5 Rumah sakit mengidentifikasi dan mengelola konflik kepentingan yang terjadi pada penelitian yang dilakukan di rumah sakit. HRP.6 Rumah sakit mengintegrasikan program penelitian dengan subjek manusia ke dalam program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. HRP.7 Rumah sakit menyusun dan menerapkan proses persetujuan yang memungkinkan pasien mendapatkan informasi dan kemudian dapat memutuskan secara sukarela untuk berpartisipasi dalam penelitian klinis, investigasi klinis, atau uji klinis.