Anda di halaman 1dari 32

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 1

Daftar Isi

KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Susunan Redaksi

PENANGGUNG JAWAB
Kepala Biro Hukum
Lasminingsih

PEMIMPIN REDAKSI
5 Hak Jaminan Atas Resi Gudang,
Terobosan Dalam Hukum Jaminan
Yuni Hadiati

REDAKTUR
Maryam Sumartini
Kartika Puspitasari
Sara Lingkan Mangindaan

PENYUNTING /EDITOR
Eko Prilianto Sudrajat
Didit Achdiat Suryo
Sosi Pola

DESAIN GRAFIS
Sulastri

SEKRETARIAT
Aminah
Armiyati

ALAMAT
M.I. Ridwan Rais No. 5 , Jakarta Pusat
Telp. (021) 23528444; Fax. (021) 23528454

EMAIL
9 Akses Bagi Masyarakat Dalam Penyelesaian
Sengketa Di Bidang Perdagangan

jendela_informasihukum@yahoo.com

Redaksi menerima artikel, berita yang terkait


dengan “Informasi Hukum Bidang Perdagangan”
dan disertai identitas penulis/pengirim. Kritik
dan saran kami harapkan demi kelengkapan dan
kesempurnaan majalah kami.
ii JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
17 Hukum dan Norma
23 Quo Vadis Perundingan
Putaran Doha (Doha Development Agenda)

Dampak Pembentukan World Trade


28 Konsultasi Hukum

19 Organization Dalam Ekonomi


Negara Berkembang

30 Hukum, Transformasi Sosial

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan iii
Pengantar Redaksi................

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan.
Hukum mempunyai kedudukan begitu penting di setiap kehidupan bermasyarakat.
Edisi perdana “Jendela Informasi Hukum Bidang Perdagangan” ini lahir sebagai bentuk kepedulian
kami untuk mengisi ruang kosong yang tak terisi oleh media lain. Banyaknya majalah dan buletin
terbitan kemendag maupun diluar sana tidak menyurutkan bahkan memacu dan memicu kami
untuk ikut menghadirkan informasi yang tak sempat diisi media lain khususnya seputar hukum
dibidang perdagangan.
Terbitan perdana “Jendela Informasi Hukum di Bidang Perdagangan” oleh Biro Hukum ini memuat
beberapa rublik bahasan dari beberapa aspek Perdagangan Dalam Negeri. Pedagangan Luar Negeri,
Hukum Internasional dan Bantuan Hukum.
Dalam Rubrik Bahasan, kami sajikan Qua Vadis Perundingan Putaran Doha (Doha Development
Agenda) yang dicanangkan pada tahun 2001. Putaran ini bertujuan membantu perekonomian
di negara berkembang lewat pemberian akses pasar kepada produk-produk pertanian negara
berkembang di negara maju.
Selain itu, kami juga sajikan artikel mengenai Perkembangan dunia khususnya dalam bidang
perdagangan menuju pasar bebas dimulai pada tahun 1994, dimana terbentuk World Trade
Organization (WTO). WTO organisasi yang terbentuk untuk menjadi wadah bagi negara – negara
dunia khususnya negara anggota WTO, untuk berkonsultasi dan menyepakati aturan – aturan
perdagangan internasional, yang lebih terbuka, dan lebih adil.
Sebagai bayi yang baru lahir kami meyadari terbitan ini masih sangat jauh dari harapan pembaca
yang budiman. Namun langkah awal ini kami harapkan tanggapan
berupa saran dan kritik dari pembaca agar Buletin yang kami buat ini akan
menjadi lebih baik dan lebih baik lagi untuk terbitan selanjutnya..

Selamat membaca ……………

4 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 4
HAK JAMINAN ATAS RESI GUDANG,
TEROBOSAN DALAM HUKUM JAMINAN
Oleh: Naui Ahmad Naufal

T ahun 2006 disahkan Undang-Undang Nomor


9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang (UU
Sistem Resi Gudang). Tujuan diberlakukannya UU
dialihkan, dijadikan jaminan utang, atau digunakan
sebagai dokumen penyerahan barang”, dan Pasal 4
Ayat (2) “Resi Gudang sebagai dokumen kepemilikan
Sistem Resi Gudang adalah untuk memberikan dan dapat dijadikan jaminan utang sepenuhnya tanpa
meningkatkan akses masyarakat terhadap kepastian dipersyaratkan adanya agunan lainnya”.
hukum, melindungi masyarakat dan memperluas
Resi gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang
akses untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan. UU
dan dapat digunakan sebagai dokumen penyerahan
tersebut menjawab kebutuhan akan suatu instrumen
barang. Sebagai alas hak atau document of title, maka
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang
resi gudang dapat dijadikan sebagai jaminan utang
selama ini terkendala untuk memperoleh pembiayaan
sepenuhnya tanpa perlu dipersyaratkan adanya
usaha. UU Sistem Resi Gudang memberikan manfaat,
jaminan lain. Ketentuan ini diharapkan akan sangat
terutama bagi pengusaha kecil dan menengah,
membantu usaha kecil dan menengah, petani serta
petani dan kelompok tani, perusahaan pengelola
kelompok tani yang selama ini mengalami kesulitan
gudang, perusahaan pemberi pinjaman dan bank,
dalam mendapatkan akses kredit, karena umumnya
untuk mengakses permodalan guna meningkatkan
mereka tidak memiliki ixed asset untuk dijadikan
usahanya.
sebagai jaminan/agunan.
Konsep resi gudang sesuai dengan UU tentang
Skim penjaminan atas resi gudang merupakan
Sistem Resi Gudang dapat dijadikan jaminan
terobosan baru yang melengkapi hukum jaminan
tertuang dalam pasal 4 Ayat (1) “Resi Gudang dapat
yang berlaku di Indonesia saat ini seperti gadai dan

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 5
jaminan idusia. Gadai adalah jaminan atas benda dari berbagai ketentuan jaminan tersebut, dan
bergerak namun penguasaan objek jaminan berada dengan memperhatikan sifatnya, resi gudang tidak
di tangan kreditur. Jaminan idusia adalah jaminan dapat dijadikan objek yang dapat dibebani oleh satu
untuk benda bergerak dan benda tidak bergerak, di antara bentuk jaminan tersebut. Undang-Undang
namun penguasaan objek jaminan berada di tangan ini dimaksudkan untuk menampung kebutuhan
debitur. Sedangkan dalam sistem resi gudang yang pemegang resi gudang atas ketersediaan dana
menjadi obyek jaminan adalah resi gudang di mana melalui lembaga jaminan tanpa harus mengubah
penguasaan terhadap barang berada di tangan bangunan hukum mengenai lembaga-lembaga
pengelola gudang. jaminan yang sudah ada.
Dalam sistem resi gudang, yang menjadi objek Dengan demikian, UU Sistem Resi Gudang
jaminan adalah resi gudang yang mewakili barang menciptakan lembaga hukum jaminan tersendiri di
bergerak yang ada di gudang, sehingga penguasaan luar lembaga-lembaga jaminan yang telah ada yang
barang berada di pihak ketiga, yaitu pengelola disebut “Hak Jaminan atas Resi Gudang” sebagai
gudang. Guna menampung kebutuhan penjaminan salah satu sarana untuk membantu kegiatan usaha
atas barang yang dikuasai pihak ketiga, maka dan memberikan kepastian hukum kepada para
dibentuk skim penjaminan baru yang disebut “Hak pihak yang berkepentingan. Secara khusus, Pasal 12
Jaminan atas Resi Gudang”, yang selanjutnya disebut ayat (1) UU Sistem Resi Gudang menegaskan kembali
Hak Jaminan. ketentuan mengenai dibuatnya terlebih dahulu
perjanjian kredit antara pemegang resi gudang
UU Sistem Resi Gudang membentuk lembaga
dengan kreditur yang menjadi perjanjian pokok untuk
jaminan baru dalam konsep hukum jaminan. Sepeti
dapat diberikannya jaminan dengan resi gudang
di jelaskan dalam Pasal 12 Ayat (1) menyebutkan
sebagaimana sifat hak jaminan pada umumnya. Hak
“Perjanjian Hak Jaminan merupakan perjanjian ikutan
Jaminan dalam Undang-Undang ini meliputi klaim
dari suatu perjanjian utang-piutang yang menjadi
asuransi dalam hal barang sebagaimana tersebut
perjanjian pokok”, dan Pasal 12 Ayat (2) “Setiap Resi
dalam resi gudang yang menjadi objek hak jaminan
Gudang yang diterbitkan hanya dapat dibebani satu
diasuransikan.
jaminan utang”.
Ketentuan pemberian jaminan atas Resi Gudang
Lembaga jaminan telah diatur dalam Undang-
diatur dalam ketentuan pasal 14 UU Sistem Resi
Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Gudang menyebutkan bahwa “ Pembebanan Hak
Tanggungan yang merupakan pelaksanaan Pasal
Jaminan terhadap Resi Gudang dibuat dengan Akta
51 Undang-Undang Pokok Agraria dan sekaligus
Perjanjian Hak Jaminan, dan Perjanjian Hak Jaminan
sebagai pengganti Lembaga Hipotek atas tanah dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
creditverband. Di samping itu, hak jaminan lainnya
kurangnya memuat: identitas pihak pemberi dan
yang banyak digunakan dewasa ini adalah gadai,
penerima Hak Jaminan; data perjanjian pokok yang
hipotek selain tanah dan jaminan idusia. Namun,
dijamin dengan Hak Jaminan; spesiikasi Resi Gudang
yang diagunkan; nilai jaminan utang; dan nilai barang

6 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
berdasarkan harga pasar pada PPA (Penyisihan Penghapusan Hak jaminan atas resi gudang
saat barang dimasukkan ke dalam Aktiva). hapus karena hapusnya utang
Gudang. pokok dan pelepasan hak Jaminan
Penjelasan Peraturan Bank
oleh penerima Hak Jaminan.
Penerima Hak Jaminan harus Indonesia memberikan pengertian
Apabila hak jaminan atas resi
memberitahukan perjanjian Hak Jaminan atas resi gudang
gudang hapus, maka penerima
pengikatan resi gudang sebagai adalah hak jaminan yang
hak jaminan memberitahukan
hak jaminan kepada Pusat dibebankan pada resi gudang
secara tertulis atau elektronis
Registrasi dan Pengelola Gudang. untuk pelunasan utang, yang
kepada Pusat Registrasi. Adapun
Pembebanan Hak memberikan kedudukan untuk
kewajiban Pusat Registrasi seteleh
diutamakan bagi penerima hak
Jaminan terhadap resi gudang hapusnya hak jaminan atas resi
jaminan terhadap kreditur yang
dibuat dengan Akta Perjanjian gudang adalah sebagai berikut:
lain, sebagaimana dimaksud
Hak Jaminan. Apabila pemberi hak
dalam Undang-Undang Nomor 9 a. Mencoret catatan pembebanan
jaminan wanprestasi, penerima
tahun 2006 tentang Sistem Resi Hak Jaminan yang hapus dalam
hak jaminan mempunyai hak
Gudang dan peraturan perundang- Buku Daftar Pembebanan Hak
untuk menjual obyek jaminan
undangan lainnya. Jaminan Pusat Registrasi
atas kekuasaan sendiri melalui
lelang umum atau penjualan UU Sistem Resi Gudang tidak b. Menerbitkan konirmasi
langsung, dan dilakukan dengan mengatur mengenai kewajiban pencoretan pembebanan Hak
sepengetahuan pihak pemberi pendaftaran hak jaminan yang Jaminan secara tertulis atau
jaminan. Di dalam praktek diikuti dengan penerbitan sertiikat elektronis kepada penerima
perbankan dikuatkan lagi yang mempunyai titel eksekutorial. Hak Jaminan, pemberi Hak
dengan keluarnya Peraturan Bank Dalam Undang-Undang ini hanya Jaminan dan Pengelola
Indonesia Nomor 9/6/PBI/2007 diatur kewajiban Penerima Hak Gudang paling lambat pada
tentang Perubahan Kedua Atas Jaminan untuk memberitahukan hari berikutnya.
Peraturan Bank Indonesia Nomor perjanjian pengikatan resi gudang
Untuk memperjelas perbedaan
7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian sebagai Hak Jaminan kepada
antara Hak Jaminan atas resi gudang
Kualitas Aktiva Bank Umum, Pusat Registrasi dan Pengelola
dengan jaminan kebendaan lain,
Pasal 46 huruf f menerangkan Gudang. Pasal 13 UU Sistem Resi
berikut dipaparkan perbandingan
resi gudang yang diikat dengan Gudang mewajibkan penerima
antara gadai, jaminan idusia dan
hak jaminan atas resi gudang Hak Jaminan memberitahukan
Hak Jaminan atas resi gudang;
merupakan salah satu agunan yang perjanjian pengikatan resi gudang
dapat diperhitungkan sebagai sebagai Hak Jaminan kepada Pusat
pengurang dalam pembentukan Registrasi dan Pengelola Gudang.

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 7
PERBANDINGAN GADAI, JAMINAN FIDUSIA DAN HAK JAMINAN ATAS
RESI GUDANG
NO. PERIHAL GADAI JAMINAN FIDUSIA HAK JAMINAN ATAS RESI GUDANG

1. DASAR HUKUM KUH Perdata Pasal 1150 – 1160 Bab XX Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 UU No. 9 Tahun 2006
Buku II Tentang Jaminan Fidusia Tentang Sistem Resi Gudang

2. PENGERTIAN Gadai adalah suatu hak yang diperoleh Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas Hak Jaminan atas Resi Gudang, yang
kreditur atas suatu barang bergerak, benda bergerak baik yang berwujud selanjutnya disebut Hak Jaminan, adalah
yang diserahkan kepadanya oleh debitur, maupun yang tidak berwujud dan benda hak jaminan yang dibebankan pada
atau oleh seorang lain atas namanya, dan tidak bergerak khususnya bangunan yang Resi Gudang untuk pelunasan utang,
yang memberikan kekuasaan kepada tidak dapat dibebani Hak Tanggungan yang memberikan kedudukan untuk
kreditur itu untuk mengambil pelunasan sebagaimana dimaksud dalam UU Hak diutamakan bagi penerima hak jaminan
dari barang tersebut secara didahulukan Tanggungan yang tetap berada dalam terhadap kreditur yang lain.
daripada kreditur-kreditur lainnya; dengan penguasaan pemberi idusia, sebagai
kekecualian biaya untuk melelang barang agunan bagi pelunasan utang tertentu,
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan yang memberikan kedudukan yang
untuk menyelamatkannya setelah barang diutamakan kepada penerima idusia
itu digadaikan, biaya-baiya mana harus terhadap krditur lainnya
didahulukan.

3. ASAS-ASAS HAK  Droit de suite, hak kebendaan  Droit de suite, hak kebendaan  Droit de suite, hak kebendaan
JAMINAN senantiasa mengikuti bendanya ke senantiasa mengikuti bendanya ke senantiasa mengikuti bendanya ke
mana pun benda tersebut beralih mana pun benda tersebut beralih mana pun benda tersebut beralih
 Hak Droit de Preference (bentuk  Hak Droit de Preference (bentuk  Hak Droit de Preference (bentuk
jaminan yang diberikan sebagai jaminan yang diberikan sebagai jaminan yang diberikan sebagai
pelunasan mendahului) pelunasan mendahului) pelunasan mendahului)
 Assesoir (mengikuti perikatan pokok)  Assesoir (mengikuti perikatan  Assesoir (mengikuti perikatan pokok)
 Hak Absolut pokok)  Hak Absolut
 Hak Absolut

4. SUBJEK JAMINAN Pemberi Gadai (Pandgever); Penerima Pemberi idusia dan penerima idusia Pemberi hak jaminan resi gudang dan
Gadai (Pandnemer) dan pihak ketiga penerima hak jaminan resi gudang.
Pemegang Gadai (apabila ada). Pandgever
maupun Pandnemer sama-sama berupa
orang ataupun badan hukum.

5. OBJEK JAMINAN Barang Bergerak, dibagi dua: Barang Benda bergerak baik yang berwujud Resi gudang yaitu dokumen bukti
bergerak berwujud dan tidak berwujud. maupun yang tidak berwujud dan benda kepemilikan atas barang yang disimpan di
Barang bergerak berwujud seperti: emas, tidak bergerak khususnya bangunan yang Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola
arloji dan lain-lain sedangkan barang tidak tidak dapat dibebani Hak Tanggungan. Gudang.
berwujud seperti: piutang, hak memungut
hasil atas benda dan atas piutang.

6. BENTUK PENGUASAAN Berada di tangan kreditur (adanya syarat Constitutum Posserium (penguasaan Resi gudang dipegang oleh penerima
ATAS OBJEK JAMINAN inbezetsteling) secara yuridis ada pada kreditur, tapi hak hak jaminan (kreditur) sedangkan barang
pemanfaatan ada pada debitur. berada di gudang di bawah pengelola
gudang.

7. TATA CARA, BENTUK Perjanjian gadai dapat dilakukan dalam Pembebanan Benda dengan Jaminan Pembebanan Hak Jaminan terhadap Resi
DAN SUBSTANSI bentuk perjanjanjian tertulis (bawah Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam Gudang dibuat dengan Akta Perjanjian
PERJANJIAN/AKTA tangan dan akta otentik) pada prakteknya Bahasa Indonesia dan merupakan akta Hak Jaminan.
PEMBERIAN HAK perjanjian gadai dilakukan dalam bentuk Jaminan Fidusia.
JAMINAN akta dibawah tangan yang ditandatangani Bisa perjanjian/akta bawah tangan
oleh pemberi gadai dan penerima gadai. Akta Notariil ataupun akta otentik

Bentuk dan isi serta syarat-syaratnya telah


ditentukan oleh Perum Pegadaian secara
sepihak.

8. ADA ATAU TIDAK TITEL Tidak Ada titel eksekutorial Ada titel eksekutorial Tidak Ada titel eksekutorial
EKSEKUTORIAL

9 PENDAFTARAN HAK Tidak ada pendaftaran, karena barang Pendaftaran idusia dilakukan di Kantor Tidak ada pendaftaran hanya diatur
JAMINAN jaminan (gadai) harus berada pada Pendaftaran Fidusia pada pada Kantor kewajiban Penerima Hak Jaminan untuk
penerima gadai (inbezetstelling) Departemen Hukum dan Hak Asasi memberitahukan perjanjian pengikatan
Manusia Resi Gudang sebagai Hak Jaminan kepada
Pusat Registrasi dan Pengelola Gudang

10. HAPUSNYA JAMINAN Pasal 1152 KUH Perdata menentukan 2 Ada tiga sebab : Ada dua sebab :
(dua) cara hapusnya hak gadai yaitu:  Hapusnya utang yang dijamin  Hapusnya utang pokok yang dijamin
 barang gadai hapus dari kekuasaan dengan idusia dengan hak jaminan atas resi
pemegang gadai; dan  Pelepasan hak atas jaminan idusia gudang
 hilangnya barang gadai atau oleh penerima idusia  Pelepasan hak jaminan atas resi
dilepaskan dari kekuasaan penerima  Musnahnya benda yang menjadi gudang oleh penerima hak jaminan.
gadai surat bukti kredit. objek jaminan idusia.

11. EKSEKUSI HAK Ada dua cara: Kreditur mempunyai hak parate excutie. Kreditur mempunyai hak melaksanakan
JAMINAN  Kreditur diberikan hak untuk menjual Tiga cara eksekusi : eksekusi atas kekuasaan sendiri tanpa
benda gadai di muka umum.  Pelaksanaan titel eksekutorial membutuhkan penetapan pengadilan.
 Kreditur dapat meminta penetapan  Lelang umum Dua cara eksekusi:
pengadilan untuk menetapkan  Penjualan di bawah tangan  Lelang umum
mekanisme penjualan benda gadai.  Penjualan langsung

8 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
AKSES BAGI MASYARAKAT DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA DI BIDANG PERDAGANGAN
“dimana ada masyarakat, di situ ada hukum”
Oleh : Didit Akhdiat suryo

K
utipan adagium hukum dinamakan sengketa bisnis atau
tersebut di atas mengilustrasikan sengketa dagang.
bahwa hukum mempunyai
kedudukan penting dalam kehidupan Semakin luas dan banyak kegiatan
bermasyarakat. Hal itu dapat dalam bidang perdagangan dapat
juga mengakibatkan tingginya
dipahami mengingat dalam
frekuensi terjadinya sengketa, hal
kehidupan bermasyarakat baik
ini juga berarti semakin banyak
individu maupun kelembagaan
sengketa yang harus diselesaikan
terdapat berbagai macam dari waktu ke waktu yang perlu
perbedaan kepentingan yang mendapatkan penanganan
rentan menimbulkan konlik, yang tepat dan cepat. Berlarut-
sehingga dengan ini hukum larutnya penyelesaian sengketa
diharapkan dapat mengakomodir di bidang perdagangan akan
dan mengatur kepentingan mengakibatkan perkembangan
sehingga tidak menimbulkan pembangunan ekonomi tidak
sengketa. Adapun sengketa yang eisien, produktiitas menurun,
timbul di antara pihak-pihak yang dunia bisnis mengalami
terlibat karena aktiitasnya dalam kemerosotan, dan biaya produksi
bidang bisnis atau perdagangan meningkat.

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 9
Langkah preventif yang
diupayakan pemerintah termasuk
Kementerian Perdagangan dan/
atau DPR untuk meminimalisir
atau bahkan meniadakan
timbulnya konlik di bidang
perdagangan adalah dengan
membuat regulasi yang mampu
menampung berkembangnya
kegiatan perdagangan di
masyarakat dan mengantisipasi
adanya dorongan pertumbuhan
ekonomi nasio n al maupun
global yang begitu cepat serta
kompleks. Selain hal tersebut,
diperlukan juga langkah represif
dalam rangka penegakan hukum
termasuk didalamnya adalah
disediakannya akses dalam rangka
penyelesaian permasalahan atau kalanya tidak dapat memuaskan Hukum terhadap permasalahan/
sengketa di bidang perdagangan semua pihak, sehingga dapat sengketa di bidang perdagangan
bagi masyarakat. mengakibatkan sengketa baik di luar maupun melalui badan
itu secara horisontal antara pihak peradilan.
Dalam konteks ketatanegaraan,
dimasyarakat ataupun secara
posisi Kementerian Perdagangan Penyelesaian di luar badan
vertikal antara masyarakat dengan
ditempatkan sebagai institusi peradilan yang dimaksud disini
Kementerian Perdagangan.
yang diberikan tugas membantu selain sebagaimana diatur secara
Kemudian menjadi pertanyaan
presiden dalam mengawal formil melalui hukum positif
adalah “bagaimanakah negara
kegiatan perdagangan Indonesia, juga penyelesaian
atau dalam hal ini Kementerian
d i Indonesia dengan salah satu yang ditempuh oleh masyarakat
Perdagangan memberik an
kewenangan merumuskan dan/ dengan melakukan negosiasi
akses kepada masyarakat untuk
atau membuat berbagai kebijakan dan kesepakatan damai yang
menyelesaikan permasalahan
ataupun peraturan yang terkait di fasilitasi oleh Kementerian
atas kebijakan dan peraturan di
di bidang perdagangan. Dalam Perdagangan. Sehubungan
bidang perdagangan terutama
proses perumusan/pembuatan. dengan hal tersebut, tulisan
perutama yang dirumuskan
Kebijak an dan Peraturan, ini mencoba menjelaskan cara
atau dibuat oleh Kementerian
K e me nte r i an Perdagan gan penyelesaian diluar pengadilan
Perdagangan?”.
berusaha semaksimal mungkin yang dilakukan oleh Kementerian
mempertimbangkan dan Akses terhadap penyelesaian Perdag ang an berd a s a r k a n
mengakomodir berbagai permasalahan atas kebijakan pengalaman secara empiris,
kepentingan baik pelaku usaha dan peraturan yang dikeluarkan sedangkan penyelesaian sengketa
maupun konsumen dengan Kementerian Perdagangan telah dalam kerangka formil hukum
tujuan kegiatan perdagangan menjadi perhatian penting positif akan dijelaskan secara
dapat dijalankan dengan fair dari Kementerian Perdagangan teoritis dan garis besarnya
o le h m as yarak at. S eb agai khususnya Biro Hukum, hal saja, hal tersebut dikarenakan
gambaran dalam kurun waktu tersebut diantaranya dapat Kementerian Perdagangan belum
dua tahun terakhir. Kementerian ditunjukan dengan diadakannya pernah menangani penyelesaian
Perdagangan telah berhasil kegiatan sosialisasi oleh Biro melalui mekanisme tersebut.
membuat 126 Peraturan Menteri Hukum berupa pemberian
Perdagangan, yaitu 66 Peraturan Penyelesaian sengketa diluar
informasi kepada masyarakat
pada tahun 2009 dan 60 peraturan pengadilan dilakukan Biro Hukum
termasuk pelaku usaha dan
pada tahun 2010. Kementerian Perdagangan dengan
konsumen terkait penyelesaian
memper temukan berbagai
permasalahan/sengketa di bidang
Peraturan yang dibuatoleh pihak yang bersengketa. Adapun
perdagangan maupun penanganan
Kementerian Perdagangan ada jangka waktu penyelesaiannya
yang dilakukan oleh Biro

10 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
tidak dapat ditentukan dan kemudian dituangkan secara penegakan kebijakan dan peraturan
sangat tergantung pada keinginan tertulis dengan suatu perjanjian K em enter ian Perd a g a n g a n
ataupun negoisasi para pihak itu yang fungsinya dapat digunakan memperhatikan keadilan yang ada
sendiri dalam menyelesaikan sebagai alat bukti oleh para pihak di masyarakat.
permasalahan. Sebagai contoh jika terjadi sengketa di kemudian
pada tahun 2010, Kementerian hari, namun sampai saat ini hasil Perlu dipahami juga bahwa
Perdagangan berhasil membantu penyelesaian yang difasilitasi penyelesaian secara damai yang
menyelesaikan satu permasalahan oleh Kementerian Perdagangan dilakukan di luar pengadilan
bersifat keperdataan di bidang tidak sampai diproses di badan yang difasilitasi oleh Kementerian
perdagangan khususnya peradilan. Perdagangan memang masih
perlindungan konsumen, yang rentan terhadap gugatan oleh para
dalam hal ini Biro Hukum bersama Dalam rangka melakukan pembinaan pihak di kemudian hari, hal tersebut
Direktorat Pengawasan Barang dan penegakan hukum terhadap dikarenakan hasil perdamaian itu
Beredar dan Jasa Kementerian permasalahan di luar pengadilan, secara hukum hanya mempunyai
Perdagangan membantu Kementerian Perdagangan bertindak kekuatan hukum seperti perjanjian
menyelesaikan permasalahan antara memperhatikan unsur kepastian tertulis. Kemudian yang mungkin
pelaku usaha dengan konsumen. hukum, kemanfaatan, dan keadilan. menjadi permasalahan adalah
Adapun langkah pertama yang Kepastian hukum dipahami tidak adanya pihak yang
dilakukan oleh Kementerian sebagai perlindungan kepada berwenang dalam hal ini termasuk
Kementerian Perdagangan untuk
melakukan upaya paksa terhadap
pemenuhan perjanjian apabila
ada pihak yang tidak bersedia
memenuhi perjanjian tersebut
(wanprestasi), sehingga masih ada
kemungkinan permasalahan ini
berlanjut apabila terdapat pihak
yang tidak puas mengajukan
gugatan perdata di Pengadilan
Negeri. Namun demikian, langkah
penyelesaian permasalahan di
luar pengadilan yang dilakukan
oleh Kementerian Perdagangan
tersebut merupakan langkah
positif yang dapat dilakukan dalam
rangka menjalankan fungsinya
untuk melakukan pembinaan
Perdagangan terhadap masyarakat terhadap kebijakan di bidang perdagangan, walaupun
laporan adanya permasalahan dan peraturan yang dikeluarkan belum ada peraturan perundang-
tersebut adalah melakukan oleh Kementerian Perdagangan, undangan sebagai hukum positif
pemanggilan kepada pihak yang dalam arti adanya kesesuaian yang mengatur prosedur dan tata
bersengketa guna menjelaskan dan konsistensi terhadap caranya.
dan menerangkan duduk hierarki peraturan perundang-
permasalahannya yang hasilnya undangan dalam pembuatan Secara umum ketentuan mengenai
kemudian dapat digunakan kebijakan dan peraturan sehingga penyelesaian sengketa di luar
oleh Kementerian Perdagangan dapat menciptakan ketertiban pengadilan yang terkait bidang
dalam hal ini Biro Hukum untuk masyarakat. Manfaat dipahami perdagangan diatur secara
membuat legal opinion dan bahwa pelaksanaan hukum atau formil dalam hukum positif
rekomendasi penyelesaian. penegakan hukum harus memberi melalui UU No. 30 Tahun 1999
Setelah dilakukannya beberapa manfaat bagi masyarakat dan tentang Arbitrase dan Alternatif
pertemuan antara para pihak jangan sampai pelaksanaan Penyelesaian Sengketa, dan
bersengketa akhirnya pelaku kebijakan atau peraturan secara khusus diatur dalam
usaha bersedia untuk membayar K e m e n t e r i a n Pe rd a g a n g a n UU No. 32 Tahun 1997 tentang
sejumlah uang kepada semua menimbulkan keresahan dan Perdagangan Berjangka Komoditi,
k ons ume n yan g merasa konilk di masyarakat. Keadilan UU No. 9 Tahun 1999 tentang
dirugikan. Kesepakatan tersebut dipahami bahwa pelaksanaan atau Larangan Praktek Monopoli dan

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 11
Persaingan Usaha Tidak Sehat, den g an hu k u m di bidang bersengketa. Putusan arbitrase
serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang perdagangan yang adapun bersifat inal, mengikat, dan
Perlindungan Konsumen. Selain isinya terkait dengan ketentuan mempunyai kekuatan hukum
hal tersebut ketentuan umum mengenai penyelesaian di luar mengikat yang harus segera
mengenai penyelesaian sengketa pengadilan dengan cara arbitrase diputuskan selambat-lambatnya
di luar pengadilan diatur dalam dan Alternatif Penyelesaian 30 hari terhitung sejak selesainya
UU No. 18 Tahun 1999 tentang Sengketa yang berupa konsultasi, pemeriksaan sengketa, dan
Jasa Konstruksi, UU No. 31 Tahun negosiasi, mediasi, konsiliasi, terhadap putusan arbitrase
2000 tentang Disain Industri, dan atau penilaian ahli. Penyelesaian tersebut tidak dapat dilakukan
UU No. 32 Tahun 2000 tentang menggunakan cara arbitrase upaya hukum keberatan ke
Tata Letak Sirkuit Terpadu, UU diperiksa dan diputuskan oleh satu Pengadilan Negeri, dan kasasi
No.17 Tahun 1997 tentang Badan arbiter atau lebih yang didasarkan ke Mahkamah agung. Namun
Penyelesaian Sengketa Pajak pada perjanjian tertulis dari putusan arbitrase tersebut masih
(BPSP), UU No. 2 Tahun 2000 para pihak untuk menyelesaikan dapat dilakukan upaya hukum
tentang Penyelesaian Perburuhan sengketa dengan cara arbitrase, luar biasa yaitu dapat dibatalkan
dan Hubungan Industrial, dan baik sebelum maupun sesudah oleh ketua Pengadilan Negeri.
PP No. 54 Tahun 2000 tentang terjadinya sengketa. Adapun
Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan waktu untuk menyelesaikan Selain melalui mekanisme secara
Sengketa Lingkungan Hidup di proses arbitrase adalah 180 hari arbitrase, UU 30 Tahun 1999
Luar Pengadilan. sejak arbiter atau majelis arbiter juga mengatur secara terbatas
terbentuk, sedangkan tempat hanya dalam pasal 6 tentang
UU No 30 Tahun 1999 tentang dan hukum acara penyelesaian penyelesaian sengketa diluar
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian melalui arbitrase secara prioritas pengadilan dengan mekanis
Sengketa dapat dilakukan terhadap ditentukan oleh pihak yang Alternatif Penyelesaian Sengketa
sengketa yang berhubungan (APS) melalui konsultasi, negosiasi,

12 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
mediasi, konsiliasi, dan penilaian
ahli. Dalam pasal 6 tersebut diatur
tentang waktu dan tahap-tahap
penyelesaian melalui APS, yaitu
pada awalnya diadakan pertemuan
para pihak secara langsung dalam
jangka waktu 14 hari yang hasilnya
dituangkan dalam kesepakatan
tertulis. Apabila tidak dapat
diselesaikan maka para pihak
menunjuk penasihat ahli atau
mediator, dan jika dalam jangka
watu 14 hari para pihak tidak dapat
dipertemukan atau diselesaikan
maka para pihak dapat dapat
menunjuk mediator atau lembaga
APS untuk menunjuk mediator.
Dalam jangka waktu 7 hari setelah
penunjukan mediator, usaha
mediasi harus sudah dilakukan
penyelesaian sengketa di luar disediakan oleh Bappebti dan/
dan dalam jangka waktu 30 hari
pengadilan yang terkait bidang atau Bursa Berjangka apabila
harus sudah diselesaikan dan
perdagangan, yaitu: musyawarah untuk mencapai
kesepakatan tersebut wajib di
mufakat tidak tercapai.
daftarkan ke Pengadilan Negeri. 1. UU No. 32 Tahun 1997 tentang
Namun, apabila tidak dapat Perdagangan Berjangka Komoditi 2. UU No. 9 Tahun 1999 tentang
diselesaikan, maka para pihak khususnya Pasal 61 memberikan Larangan Praktek Monopoli
masih dapat menyelesaikan di peluang kepada para pihak untuk dan Persaingan Usaha Tidak
lembaga arbitrase dalam hal ini menyelesaikan permasalahan Sehat memberikan kewenangan
dapat juga melalui Badan Arbitrase di bidang perjangka komoditi dan mewajibkan KPPU untuk
Nasioanal Indonesia (BANI) atau memeriksa dan memutuskan
melalui mekanisme arbitrase
arbitrase Ad-Hoc. permasalahan di bidang monopoli
dalam hal ini sebagai arbiter
dan persaingan usaha tidak
adalah seorang atau lebih
Selain UU 30 Tahun 1999, terdapat sehat dalam jangka waktu 150
yang terdaftar dalam Badan hari. Namun para pihak masih
beberapa undang-undang yang
Arbitrase Perdagangan Berjangka dapat mengajukan keberatan
secara khusus mengatur mengenai
Komoditi (BAKTI). Adapun jangka atas putusan KPPU tersebut
waktu pemeriksaan sampai ke Pengadilan Negeri dengan
dengan putusan arbitrase jangka waktu dari proses
adalah 210 hari dan putusan pemeriksaan sampai dengan
arbitrase tersebut bersifat inal, putusan adalah 58 hari. Sebagai
mengikat, dan mempunyai contoh kasus pada tahun 2006,
kekuatan hukum tetap yang Kementerian Perdagangan
artinya tidak dapat dilakukan dalam hal ini diwakili oleh Biro
upaya keberatan ataupun Hukum pernah melakukan
kasasi. Dalam UU No. 32 Tahun intervensi terhadap putusan
1997 juga dikenal penyelesaian KPPU pada saat banding di
sengketa di luar pengadilan Pengadilan Tinggi Jakarta
terkait dengan dengan dugaan
lainnya yaitu sebelum di
pelanggaran UU No. 9 Tahun
tempuh arbitrase, para pihak
1999 oleh PT. Superintending
waj ib m enyel es aik annya
Company of Indonesia (SCI)
dengan musyawarah untuk dan PT. Surveyor Indonesia
mencapai mufakat di antara (SI). Adapun dalam kasus
Pihak yang berselisih; atau tersebut SCI dan SI dimenangkan
memanfaatkan sarana yang karena perbuatannya hanya

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 13
menjalankan Peraturan Menteri waktu penyelesaian di tingkat peradilan, hal tersebut diantaranya
Perdagangan dan hal tersebut banding dan kasasi yang melalui selain karena penyelesaian di luar
merupakan pengecualian dalam proses penyelesaian sengketa pengadilan tidak dapat memberikan
pelaksanaan UU No. 5 tahun diluar sengketa sebagaimana solusi yang memuaskan, juga karena
1999. dimaksud di atas lebih terukur hukum positif mengatur penyelesaian
3. UU No. 8 Tahun 1999 tentang karena jangka waktu penyelesaian harus melalui mek anisme
Perlindungan Konsumen sudah ditentukan dalam undang- melalui badan peradilan. Adapun
memberikan kewenangan dan undangnya. badan peradilan yang dimaksud
sekaligus kewajiban kepada mempunyai kompetensi masing
Sampai saat ini Kementerian sesuai dengan perkaranya, dalam
BPSK untuk menyelesaikan
Perdagangan dalam hal ini hal ini khususnya terkait dengan
dan menjatuhkan putusan
sengketa di bidang perlindungan Biro Hukum belum pernah kasus yang pernah ditangani
konsumen dalam jangka waktu secara langsung menangani atau oleh Kementerian Perdagangan
21 hari terhitung sejak gugatan menyelesaikan permasalahan adalah penyelesaian sengketa di
diterima BPSK dan dalam di bidang perdagangan melalui Peradilan Umum, Peradilan Tata
jangka waktu 7 hari sejak mekanisme di luar badan peradilan Usaha Negara, Mahkamah Agung,
putusan diterima, pelaku usaha sebagaimana diatur secara formal dan Mahkamah Konstitusi.
wajib melaksanakan putusan menurut hukum positif seperti
tersebut. Terhadap putusan tersebut di atas, namun hal tersebut Penyelesaian sengketa perdata
BPSK masih dapat dilakukan bukan berarti Kementerian di bidang perdagangan dapat
upaya keberatan ke Pengadilan Perdagangan tidak menghendaki dilakukan di badan peradilan
Negeri dengan jangka waktu atau memilih penyelesaian secara umumya itu Pengadilan Negeri dan
penyelesaian 21 hari, kemudian damai akan tetapi hal tersebut kemudian banding kepengadilan
atas keberatan tersebut dalam lebih disebabkan karena posisi tinggi, sampai dengan kasasi
jangka waktu 14 hari masih Kementerian Perdagangan sebagai ke Mahkamah Agung, bahkan
dapat dilakukan upaya kasasi pihak tergugat. Pada dasarnya Peninjauan Kembali ke Mahkamah
ke Mahkamah Agung dan penyelesaian permasalahan atau Agung. Adanya jenjang pengadilan
dalam waktu 30 hari sejak sengketa di bidang perdagangan tersebut mengakibatkan kemungkinan
diajukan permohonan kasasi sebaiknya diselesaikan di luar lamanya waktu penyelesaian,
harus diputuskan. pengadilan, namun ada beberapa sebagai gambaran jangka waktu
sengketa yang memang harus penyelesaian sengketa perdata
Penyelesaian sengketa diluar
diproses dan diputus melalui badan di Pengadilan Negeri menurut
pengadilan di bidang perdagangan
secara formil sebagaimana diuraikan
singkat di atas menunjukan
bahwa ternyata putusan arbitrase
menurut UU No. 30 Tahun 1999
dan UU No. 32 Tahun 1997 yang
bersifat inal, mengikat dan
mempunyai kekuatan hukum tetap,
sedangkan penyelesaian diluar
pengadilan dengan mekanisme
UU No. 9 Tahun 1999 serta UU
No. 8 Tahun 1999 dalam hal ini
termasuk artbitrase yang secara
teori seharusnya putusannya
inal dan mengikat, masih dapat
dilakukan upaya hukum keberatan
di Pengadilan Negeri dan Kasasi
di Mahkamah Agung. Walaupun
dapat diajukan keberatan, jangka

14 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
Peratutan Mahkamah Konstitusi
adalah 6 bulan, namun kadangkala
pada prakteknya penyelesaiannya
bisa berlangsung lebih dari 6
bulan, bahkan ada yang sampai
dengan satu tahun, belum lagi jika
upaya banding dan kasasi serta
peninjauan kembali. Dalam konteks
tugas Kementerian Perdagangan,
kasus ini timbul karena adanya
pihak yang dirugikan terutama
secara materil oleh Kementerian
Perdagangan atau ada pihak
dirugikan oleh pihak dan kemudian
menyertakan K ementer ian
Perdagan gan sebagai pihak
TurutTergugat sebagai pemenuhan
syarat suatu gugatan saja.

Untuk menjawab permasalahan


penyelesaian sengketa perdata
di peradilan umum tersebut,
sebenarnya Mahkamah Agung
melalui Peraturan Mahkamah
Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2008
telah mencoba memutus rantai
panjang proses peradilan, yaitu
dengan dengan mewajibkan para
perkara ini timbul karena Mahkamah Konstitusi mempunyai
pihak melakukan proses mediasi
pencabutan surat ijin oleh Pejabat kompetensi untuk menguji
sebelum masuk ke pokok perkara
di Kementerian Perdagangan secara materil Undang-Undang
dipersidangan. Apabila proses
ataupun tidak diterbitkannya terhadap Undang-Undang Dasar
mediasi tersebut berhasil, maka
ijin yang seharusnya di terbitkan 1945. Dalam konteks kasus yang
tidak dapat dilakukan proses
oleh Pejabat di Kementerian ditangani oleh Kementerian
banding maupun kasasi karena
Perdagangan. Perdagangan kapasitas Menteri
akta perdamaian yang merupakan
Perdagangan adalah sebagai
hasil mediasi bersifat inal dan Apabila terdapat peraturan penerima kuasa dari presiden untuk
mempunyai kekuatan hukum perundang-undangan dibawah mewakili persidangan di Mahkamah
mengikat. undang-undang dalam hal ini Konstitusi apabila Undang-Undang
termasuk Peraturan Menteri yang dimohonkan uji materil
Terhadap keputusan tertulis pejabat
Perdagangan yang melanggar merupakan pengajuan atau
tata usaha negara yang bersifat
Undang-Undang dapat dimohonkan berkaitan dengan Kementerian
inal, individual, dan kongkrit, setiap
uji materil ke Mahkamah Agung. Perdagangan.
orang yang dirugikan haknya
Adapun selama ini Biro Hukum
dapat mengajukan gugatan ke
K e m e n t e r i a n Pe r d a g a n g a n Dari berbagai badan peradilan
Pengadilan Tata Usaha Negara
hanya memberikan jawaban tersebut, Kementerian Perdagangan
(PTUN). Apabila ada pihak yang
secara tertulis beserta bukti telah menangani sebanyak 10
tidak puas terhadap putusan di
kepada Mahkamah Agung kasus pada tahun 2009 dimana dari
PTUN dapat melakukan banding
atas permohonan uji materil 10 kasus tersebut 5 diantaranya
ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha
yang diajukan oleh pemohon, adalah kasus perdata terkait
Negara, dan bahkan kasasi dan
sedangkan terkait dengan jangka dengan perdagangan berjangka
peninjauan kembali ke Mahkamah
waktu dikeluarkannya putusan komoditi yang diajukan di
Agung. Dalam konteks tugas
oleh Mahkamah Agung tidak bias Pengadilan Negeri, 1 kasus terkait
Ke me nte r i an Perdagan gan ,
ditentukan secara pasti. keputusan pencabutan ijin usaha

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 15
pialang berjangka oleh Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (BAPPEBTI) yang
diajukan di Pengadilan Tata Usaha
Negara, 2 uji materil terhadap
peraturan Menteri Perdagangan
yang di ajukan di Mahkamah
Agung, 1 Uji Materil terkait UU
Perseroan Terbatas yang diajukan
di Mahkamah Konstitusi, serta
1 kasus pra-peradilan terhadap
dugaan penghentian penyidikan
oleh PPNS BAPPEBTI yang diajukan
di Pengadilan Negeri. Selanjutnya
pada tahun 2010 gugatan
yang ditujukan ke Kementerian
Perdagang mengalami penurunan
menjadi 3 kasus, yaitu 1 kasus
perdata terkait dikeluarkannya
Peraturan Menteri Perdagangan
tentang ketentuan impor dan 2
kasus di Mahkamah Konstitusi
terkait dengan UU Perseroan
Terbatas dan UU Kesehatan.

Dari berbagai kasus yang terjadi


pada tahun 2009 dan 2010 tersebut,
secara garis besar pengadilan
telah memenangkan Kementerian
Perdagangan atau dengan kata
lain bahwa kebijakan maupun
peraturan yang dirumuskan
maupun dibuat oleh Kementerian
Perdagangan telah sesuai dengan
hukum. Adapun terhadap putusan
pengadilan yang mengalahkan
Kementerian Perdagangan harus
dilihat dari sisi positifnya, yaitu
masih adanya kritik dan masukan
dari masyarakat terhadap kinerja
Kementerian Perdagangan demi
memajukan perdagangan di
Indonesia.

Dari uraian tersebut di atas dapat


ditarik benang merah bahwa
pemerintah dalam hal ini termasuk
juga Kementerian Perdagangan
telah memberikan akses maupun melalui pengadilan, upaya penyelesaian masalah/
kepada masyarakat untuk dapat sehingga diharapkan akses sengketa dengan main hakim
menyelesaikan permasalahan, baik tersebut dapat meminimalisir atau sendiri (eigenrichting).
itu di lakukan di luar pengadilan bahkan menghilangkan upaya-

16 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
HukumdanNorma Oleh : Kartika Puspitasari

H ukum dan norma merupakan dua hal yang


tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Kedua hal tersebut saling berkaitan dan biasa disebut
dalam satu kesatuan. Baik hukum maupun norma
berperan dalam mengatur kehidupan manusia
atau individu dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Untuk lebih memahami keterkaitan antara
keduanya, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu
ialah memahami pengertian dari hukum dan norma
itu sendiri. Tulisan ini akan menguraikan mengenai
pengertian keduanya serta membahas mengenai
hierarki hukum di Indonesia.

Hukum memiliki pengertian yang beragam karena


memiliki ruang lingkup dan aspek yang luas.
Hukum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan,

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 17
peraturan negara atau sumber hukum tertinggi
dan menjadi sumber bagi peraturan perundang-
undangan lainnya. Kedua, UU/Peraturan
Pemerintah Pengganti UU (Perpu), kewenangan
penyusunan undang-undang berada pada DPR
denga persetujuan bersama dengan presiden.
Dalam kepentingan yang memaksa presiden
bisa mengeluarkan Perpu. Ketiga, Peraturan
Pemerintah (PP), yang berhak menetapkan
PP adalah presiden. Dalam hal ini presiden
melakukan sendiri tanpa persetujuan dari DPR.
Keempat adalah Peraturan Presiden, di dalamnya
berisi materi yang diperintahkan oleh undang-
disiplin, kaedah, tata hukum, petugas (hukum), undang atau materi untuk melaksanakan
keputusan penguasa, proses pemerintahan, peraturan pemerintah. Selanjutnya adalah
perilaku yang ajeg atau sikap tindak yang teratur Peraturan Daerah (Perda). Perda ini meliputi
dan juga sebagai suatu jalinan nilai-nilai. Hukum Perda provinsi, Perda kabupaten/kota dan
juga merupakan bagian dari norma, yaitu norma peraturan desa atau peraturan yang setingkat.
hukum. Adapun wewenang untuk menetapkan Perda
berada pada kepala daerah atas persetujuan
Norma itu sendiri merupakan bahasa latin
DPRD.
yang dapat diartikan sebagai suatu ketertiban,
preskripsi atau perintah. Sistem norma yang Pembahasan di atas telah menunjukan bahwa
berlaku bagi manusia sekurang-kurangnya ada hubungan yang sangat dekat antara hukum
terdiri atas norma moral, norma agama, norma dan norma. Dalam kehidupan sehari-hari,
etika atau kesopanan dan norma hukum. Norma hukum Indonesia juga dianggap sebagai sistem
hukum adalah sistem aturan yang diciptakan norma yang berlaku di Indonesia yang mengatur
oleh lembaga kenegaraan yang ditunjuk kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan
melalui mekanisme tertentu. Artinya, hukum bernegara.
diciptakan dan diberlakukan oleh institusi yang
memiliki kewenangan dalam membentuk dan
memberlakukan hukum, yaitu badan legislatif.
Hukum merupakan norma yang memuat
sanksi yang tegas. Di Indonesia, istilah hukum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menunjukkan norma yang berlaku di Indonesia.
Hukum Indonesia adalah suatu sistem norma
atau sistem aturan yang berlaku di Indonesia.
Sistem aturan tersebut diwujudkan dalam
perundang-undangan.

Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004 tentang tata


urutan perundang-undangan, jenis dan hierarki
perundang-undangan menyebutkan bahwa
hierarki perundang-undangan Indonesia
meliputi; pertama UUD 1945, yang merupakan

18 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
DAMPAK PEMBENTUKAN
WORLD TRADE ORGANIZATION
DALAM EKONOMI NEGARA
BERKEMBANG
Oleh: Eko Prilianto Sudradjat

W orld Trade Organization


(WTO), merupakan organisasi
perdagangan dunia yang dibentuk
internasional, yang lebih terbuka,
dan lebih adil.
oleh Amerika Serikat. Konferensi
Bretton Wood menghasilkan konsep
dasar dari globalisasi ekonomi
pada tahun 1994, pembentukan Indonesia semenjak diundangkannya yang saat ini terjadi. Pada tahun
WTO merupakan tindak lanjut Undang-Undang No 7 Tahun 1980, dengan berkembangnya
dari General Agreement on Trade 1994 tentang Pengesahan perdagangan internasional, maka
and Tarifs (GATT) 1947, yang Agreement Establishing The World konsep perdagangan bebas
merupakan suatu perjanjian yang Trade Organization (Persetujuan mulai menyentuh negara–negara
menyepakati prinsip dan aturan – Pembentuk an Organisasi berkembang dan terbelakang.
aturan dasar perdagangan antara Perda g ang an D u nia) pada Pengaruh perdagangan bebas
negara di dunia. Latar belakang tahun 1994 telah meratiikasi tersebut merupakan pengaruh
dari dibentuknya GATT 1947 perjanjian pembentukan organisasi dari 2 (dua) organisasi ekonomi
sebagai salah satu pilar ekonomi perdagangan dunia (WTO) dan internasional yaitu International
dunia selain IMF dan World Bank menjadi anggota pendiri dari WTO. Monetary Fund (IMF) dan World
adalah adanya kebijakan ekonomi Dalam wadah WTO negara-negara Bank. Pengaruh tersebut masuk
yang dilaksanakan oleh negara- anggota GATT 1947 menyepakati ke negara berkembang dan
negara pada saat itu didasarkan beberapa perjanjian perdagangan terbelakang dilakukan melalui
kepada usaha untuk melakukan yang merupakan pengaturan lebih desakan dari IMF, yang ikut
perlindungan ekonomi yang lanjut dari ketentuan dalam GATT campur dalam kebijakan ekonomi
salah satunya adalah dengan 1947. Prinsip dari pembentukan makro negara berkembang dan
penerapan tarif bea masuk untuk perjanjian dalam wadah WTO terbelakang.
produk-produk dari negara lain pada saat itu WTO dianggap
dengan nilai yang sangat tinggi, sebagai adalah single undertaking Fenomena ekonomi dunia pada
hal ini sebagai upaya melindungi dimana artinya semua negara masa kini, membuat negara-negara
industri didalam negeri. Posisi WTO anggota WTO menandatangani termasuk Indonesia, dituntut
sebagai organisasi perdagangan perjanjian – perjanjian WTO, sebagai untuk mengikuti kecenderungan
internasional pada prinsipnya satu kesatuan paket dan secara globalisasi ekonomi, yang mengarah
adalah memberikan wadah bagi otomatis mengikatkan diri dalam pada penduniaan dalam arti
negara – negara dunia khususnya perjanjian-perjanjian yang telah ada peringkasan atau perapatan dunia
negara anggota WTO, untuk didalamnya. Sejarah dari diawali (compression of the world) dalam
berkonsultasi dan menyepakati dengan diadakannya Konferensi bidang ekonomi. Globalisasi ekonomi
aturan – aturan perdagangan Bretton Wood yang diprakarsai yang juga semakin dikembangkan

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 19
oleh prinsip liberalisasi perdagangan bebas telah menimbulkan akibat yang ditangani WTO diperluas
(trade li be ralizat ion ) atau yang besar sekali pada bidang sampai mencakup bidang-bidang
perdagangan bebas (free trade) hukum. Negara-negara di dunia baru (new issues) yang sebelumnya
lainnya, telah membawa pengaruh yang terlibat dengan globalisasi tidak pernah dimuat dalam GATT,
pada hukum setiap negara yang ekonomi dan perdagangan bebas seperti masalah perlindungan
terlibat dalam globalisasi ekonomi itu, baik negara maju maupun Hak Atas Kekayaan Intelektual
dan perdagangan bebas tersebut. sedang berkembang bahkan (HAKI), masalah kebijakan di
Oleh karena arus globalisasi negara yang terbelakang harus bidang investasi yang mempunyai
ekonomi dan perdagangan bebas membuat standarisasi hukum dampak terhadap perdagangan,
itu sulit untuk ditolak dan harus dalam kegiatan ekonominya yang dan masalah perdagangan jasa
diikuti. Sebab globalisasi ekonomi mendasarkan standar tersebut General Agreements on Trade in
dan perdagangan bebas tersebut kepada hukum internasional yang Services (GATS).
berkembang melalui perundingan telah disepakati.
dan perjanjian internasional. Sebelum terbentuknya WTO
Implikasi globalisasi ekonomi Tujuan utama WTO sebagai organisasi dalam wadah GATT 1947
itu terhadap hukum tidak dapat perdagangan internasional adalah sejak pembentukannya telah
dihindarkan. Sebab globalisasi meliberalisasikan perdagangan dis el eng g arak an S e m b i l a n
hukum mengikuti globalisasi internasional dan menjadikan putaran negosiasi perdagangan.
ekonomi tersebut, dalam arti perdagangan bebas sebagai Putaran negosiasi ini tujuan
substansi berbagai undang- landasan perdagangan internasional utamanya adalah untuk melakukan
undang dan perjanjian-perjanjian untuk mencapai pertumbuhan perundingan masalah penurunan
menyebar melewati batas-batas ekonomi, pembangunan dan tarif atas barang impor. Hasil yang
negara (cross-border). Globalisasi kesejahteraan umat manusia. telah dicapai melalui perundingan
ekonomi dan perdagangan Sekarang ini substansi pengaturan – perundingan tersebut adalah

20 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
penurunan tingkat tarif secara dunia dimana keseluruhan yang tidak dikategorikan sebagai
teratur atas produk industri yang perjanjian pada WTO pada akhirnya invensi seperti benih atau
berkisar pada persentase 6,3% hanya memberikan keuntungan varietas unggul tanaman yang
pada akhir era 1980. Perkembangan pada segelintir perusahaan sangat penting bagi negara
yang timbul pada masa setelah era multinasional dengan modal yang berkembang yang mayoritas
1980, mendorong pembahasan besar, tujuan utama dari WTO untuk merupakan negara agricultural.
tentang hambatan – hambatan mengembangkan pembangunan Kebijakan perdagangan dalam
non – tarif yang terdapat didalam ekonomi yang merata saat TRIPs disebutkan di atas akan
barang, jasa dan hak kekayaan ini, dikesampingkan dengan mempersulit negara berkembang
intelektual. pengembangan pasar bebas untul untuk meningkatkan tingkat
perusahaan multinasional yang ekonominya yang sangat
Berkembangnya prinsip free kecenderungannya merupakan bergantung pada sektor pertanian,
trade dalam wadah WTO, juga perusahaan-perusahaan dari dikarenakan akses atas benih dan

varietas
menimbulkan kerugian unggul menjadi
pada negara maju, dengan kelompok negara maju seperti terbatas, mengingat perusahaan
penerapan pasar bebas oleh Amerika Serikat, Jepang atau negara multinasional akan menjual
WTO, banyak sekali perusahaan di di benua Eropa. Pengesampingan produknya sebagai komoditi
negara maju yang memindahkan dari tujuan utama tersebut dapat dengan harga sesuai permintaan
proses industri ke negara dilihat dari beberapa perjanjian (harga pasar).
berkembang yang dianggap perdagangan dalam wadah WTO
memiliki tingkat biaya rendah, seperti Trade Related Investment Selain TRIPS, perjanjian WTO
sehingga mengakibatkan Measures (TRIMs) dan Trade Related yang juga tidak mengakomodir
penurunan penyerapan tenaga Aspect of Intellectual Property kepentingan dari negara berkembang
kerja di negara industri maju, yang Rights (TRIPs). Berdasarkan TRIPs adalah TRIMs. Sebelum diterapkannya
dalam jangka panjang menciptakan perusahaan multinasional saat TRIMs, prinsip penanaman modal
tingkat pengangguran yang ini tidak hanya dapat menjadi internasional didasarkan pada
tinggi dan tingkat kesejateraan pemegang paten penemuan – Pasal 7 dari Charter of Economic
yang menurun. Sedangkann penemuan baru (invention), tetapi Rights and Duties of States
dampak yang saat ini timbul juga kini perusahaan multinasional juga (CERD) yang menyatakan negara
memberikan pengaruh besar dimungkinkan dapat memegang memiliki kedaulatan dan tanggung
terhadap pertumbuhan ekonomi hak intelektual terhadap produk jawab untuk mengembangkan

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 21
peningkatan ekonomi, sosial dan infant industry, yang pada intinya selaku pengekspor udang ke
budaya, yang pelaksanaannya merupakan industri yang masih Amerika Serikat. Argumentasi
dilakukan dengan kebebasan dalam tahap pengembangan keempat negara tersebut adalah
penetapan kebijakan – kebijakan dengan tingkat produksi rendah. larangan import udang Amerika
yang dapat mendukung tujuan Serikat merupakan pelanggaran
pembangunannnya. CERD Didalam GATT 1994, tidak mengatur dari Pasal XI, GATT 1994 tentang
didalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, secaraspesiiktentangdampakpasar quantitativerestriction. Bilamana
juga menentukan negara yang bebas terhadap lingkungan hidup dilihat dari keadaan perdagangan
berdaulat memiliki hak untuk atau pembatasan akan tindakan udang di Amerika Serikat pada
mengatur dan mengawasi kegiatan perdagangan yang memberikan saat itu, keempat negara pemohon
– kegiatan usaha dari perusahaan dampak negatif pada lingkungan menguasai sebagian besar dari
multinasional dinegaranya untuk hidup. Saat ini banyak negara 85 persen pasar udang Amerika
melindungi sektor ekonomi dan anggota yang menggunakan isu Serikat. Hal tersebut juga menekan
sosialnya. Kedua prinsip dasar yang lingkungan hidup sebagai salah industi udang Amerika Serikat
ditetapkan oleh CERD pada intinya satu alasan penerapan kebijakan untuk menjual murah udang dan
menentukan hak negara untuk proteksionis. Salah satunya adalah produksi udangnya.
membentuk kebijakan penanaman sebagaimana yang terjadi pada
modal yang lebih ditujukan kepada penyelesaian sengketa melalui DSB Menelaah perkembangan
pembangunan nasional. Penerapan atas Sengketa US – Shrimp yang dari pelaksanaan perjanjian
TRIMs telah melanggar segala didasarkan pada tindakan Amerika perdagangan internasional dalam
kebijakan yang dapat dilakukan Serikat melarang import udang wadah WTO maka tujuan yang
oleh negara untuk melaksanakan dari negara – negara anggota WTO terdapat dalam pembukaan dari
pembangunan ekonomi nasional. berdasarkan peraturan Section pejanjian pembentukannya belum
Salah satu kegiatan yang dilarang 609 of US Public Law 101-162 mencapai, yaitu mendukung
adalah ketentuan tentang yang ditangkap dengan cara yang perkembangan ekonomi dari
diskriminasi produk nasional dan dapat membunuh kura – kura. anggota negara berkembang
asing. Kebanyakan industri nasional Pengajuan penyelesaian sengketa dan miskin serta meningkatkan
di negara berkembang dapat tersebut diajukan oleh India, kesejahteraan bagi masyarakat
digolongkan dalam kelompok Pakistan, Malaysia dan Thailand dunia. Sehubungan dengan
hal tersebut maka selayaknya
mulai dikembangkan prinsip
perdagangan yang adil (fair
trade) dengan memberikan ruang
gerak yang seimbang antara
anggota negara maju dan negara
berkembang atau miskin. dalam
konsepsi fair trade maka WTO
harus memberikan perlakuan
khusus dengan memandang
tingkat ekonomi dari negara
tersebut, penentuan penetapan
penurunan tarif untuk negara maju
selayaknya diatur berbeda untuk
negara berkembang dan miskin,
dan pemberlakuan perlindungan
perdagangan oleh negara
berkembang harus dipandang
sebagai usaha membentuk
keseimbangan dalam persaingan
perdagangan internasional.

22 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
Quo Vadis Perundingan
Putaran Doha
(Doha Development Agenda)
Penulis :
Christhophorus Barutu, SH.,MH
Kepala Seksi Tinjauan Ketentuan
Perdagangan,Direktorat Kerja Sama
Multilateral, Ditjen Kerjasama Doha Development Agenda (DDA), oase bagi negara-negara
Perdagangan Internasional Berkembang

P erdagangan internasional adalah


salah satu instrumen penting
dalam meningkatkan pertumbuhan
harus dilaksanakan atas dasar
nondiskriminasi, perlakuan
yang sama di pasar domestik
ekonomi suatu negara yang pada dan saling memberikan konsesi
gilirannya akan menciptakan atau resiprokal. Dibentuknya
kesejahteraan rakyatnya. Agar World Trade Organization (WTO)
semua negara dapat merasakan sebagai sebuah organisasi yang
manfaat yang sebesar-besarnya memiliki otorita dalam mengatur
dari perdagangan internasional, suatu sistem perdagangan
sistem perdagangan diatur global yang bersifat multilateral
sedemikian rupa sehingga sifatnya diharapkan dapat menjawab hal-
transparan, predictable dan hak tersebut diatas, baik dalam
equitable, bebas dan fair. Atas dasar bentuk tarif dan non-tarif barriers,
ini pula, perdagangan internasional serta meningkatkan kesejahteraan

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 23
penduduk dunia secara keseluruhan pendekatan kepada negara-negara alasan pasti kalah bersaing dengan
dan menghapuskan kemiskinan. anggota untuk kembali kepada meja negara maju yang sudah lebih
perundingan. Namun pada bulan kuat. Sementara itu negara maju
Sekitar 153 negara anggota WTO
Juli 2006 tidak ada kemajuan yang masih tetap enggan membuka
saat ini memasuki pembicaraan
substansial yang mengakibatkan pasarnya terhadap produk pertanian.
yang dinamakan Putaran Agenda
kemacetan perundingan. Negara-negara berkembang
Pembangunan D o h a (D o h a
Development Agenda/Doha Round) Masing-masing kelompok negara menginginkan negara maju
yang dicanangkan pada tahun berkembang dan maju masih menurunkan subsidi pertaniannya
2001. Putaran kali ini bertujuan bertahan pada posisi defensif, yang mendistorsi pasar. Subsidi
membantu perekonomian di negara sehingga Dirjen WTO kembali dan dukungan domestik dianggap
berkembang lewat pemberian terpaksa menghentikan untuk menyebabkan distorsi dalam
akses pasar kepada produk-produk sementara (temporary suspension) perdagangan internasional. Subsidi
pertanian negara berkembang di seluruh proses perundingan. melalui berbagai cara dan jenis,

negara maju. Proses perundingan dilakukan untuk membantu dan


Dalam Perundingan Putaran melindungi sektor pertanian di
Putaran Doha telah beberapa kali
Doha, negara maju diminta dalam negeri. Pemberian subsidi
mengalami kemacetan sebagai
membuka pasar mereka, untuk dapat meningkatkan kuantitas
akibat terdapatnya perbedaan
itu dimintakan penghapusan dan kualitas produk pertanian.
posisi runding di antara negara-
subsidi pertanian di negara maju, Sehingga menyebabkan produksi
negara anggota pada isu-isu
yang menjadi faktor penghambat lokal cukup memenuhi permintaan
sensitif, khususnya isu pertanian
utama masuknya produk pertanian dalam negeri yang berarti
dan akses pasar produk non-
negara berkembang. Di sisi lain akan mengurangi permintaan
pertanian (Non-Agricultural Market
negara maju meminta imbalan impor produk serupa dari luar
Access – NAMA). Hal tersebut
kepada negara berkembang untuk negeri. Selain isu utama di atas,
mengakibatkan mandat K TM
membuka sektor industri dan perundingan juga membahas isu
Doha agar perundingan DDA
jasa, untuk bisa digeluti negara special and diferential treatment
diselesaikan pada akhir tahun 2004
maju juga. Hal ini dinilai tidak fair yang bertujuan untuk memberikan
tidak tercapai. Pada pertengahan
oleh negara berkembang dengan leksibilitas bagi negara – negara
tahun 2005, Dirjen WTO melakukan

24 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
berkembang khususnya dalam di Doha, Qatar, pada tahun 2001, Kecendrungan bilateral ini
mengatasi masalah food security, bertujuan memberi akses lebih perlu diwaspadai oleh negara
rural development, dan poverty besar pasar negara maju. Hal itu berkembang. Dibandingkan dengan
alleviation. terkait dengan misi Millennium sistem mulatilateral, bilateralisme
Development Goals (MDGs/tujuan- memiliki beberapa kelemahan,
Sudah berlangsung beberapa
Tujuan Pembangunan Milenium) pertama, negara berkembang
pertemuan, namun hasilnya masih
yang dicanangkan PBB, yakni memiliki posisi tawar yang lemah
tetap sama, perbedaan prinsip
pemberantasan kemiskinan dengan bila secara langsung berhadapan
antar negara maju dan negara
mempermudah akses bagi produk dengan negara maju; kedua, isu-isu
berkembang. Juga ada perbedaan
pertanian negara berkembang. yang selama ini ditolak oleh negara
mendasar di antara negara maju
berkembang untuk dirundingkan
sendiri, khususnya antara Eropa Direktur Jenderal WTO Pascal Lamy
dalam kerangka WTO dengan
dan Amerika Serikat, antara Eropa mencoba untuk bersepakat. Deadlock
mudah akan menjadi bagian dari
dan Amerika Serikat tetap terjadi nya perundingan WTO berlarut-larut
FTA; ketiga, banyaknya FTA dengan
perbedaan defenisi dan sikap soal dikhawatirkan akan melahirkan
aturan main dan jenis produk
penghapusan subsidi untuk sektor sistem perdagangan bilateral, bukan
yang beragam menambah biaya
pertanian. multilateral. Konsekuensinya adalah
birokrasi karena rumitnya koordinasi
munculnya sistem perdagangan dunia
Terhentinya perundingan di WTO di negara berkembang. Sistem
yang tak beraturan dan menghambat
menghentikan pula penciptaan multilateral memiliki keuntungan
kemajuan perekonomian global.
sistem perdagangan. Hal itu dimana negara berkembang dapat
Sejarah pernah mengalami perang
membuat agenda pembangunan menggunakan sistem multilateral
dagang di era merkantilisme, yang
Doha tertunda. Hal itu jelas untuk menekan negara maju
kemudian berujung dengan resesi
merugikan negara berkembang karena dalam sistem WTO nothing
ekonomi dunia.
karena putaran doha, yang dimulai is agreed until everything is agreed.

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 25
Penelitian WTO mengenai
Dampak Subsidi
WTO mengakui subsidi pemerintah
dapat memperbaiki kegagalan
pasar dan membantu masyarakat.
Namun, subsidi juga dapat
mendistorsi perdagangan
dan memicu reaksi keras dari
mitra dagang suatu negara.
Selama ini, negara-negara maju
mengalokasikan dana ratusan
milyar dolar AS untuk menyubsidi
berbagai sektor sebagai
proteksi. Para eknom WTO telah
melakukan penelitian secara
cermat kegunaan dan dampak
subsidi yang diberikan pemerintah sistematis yang diperburuk oleh berkembang dalam menghadapi
suatu negara diberbagai sektor, kurangnya defenisi mengenai proses liberalisasi.
hal ini diungkapkan oleh Dirjen praktik pemberian subsidi.
Kelompok G-33 adalah aliansi
WTO, Pascal Lamy dalam laporan Pengertian subsidi secara
perundingan pertanian yang
WTO yang dipublikasikan di luas meliputi pembangunan
anggota-anggotanya terdiri dari
Jenewa , Juli 2006. Menurut Lamy, infrastruktur, membantu industri
negara-negara berkembang
beberapa subsidi menguntungkan dalam negeri atau membantu
yang dipimpin oleh Indonesia,
masyarakat dan mengimbangi perkembangan industri yang
memperjuangkan Special Products
pengaruh masyarak at dan baru, mendorong penelitian
(SP) dan Special Safeguard
mengimbangi pengaruh negatif dan membangun pengetahuan
Mechanism (SSM) sebagai fokus
eksternal suatu kegiatan ekonomi. baru, melindungi lingkungan,
utama perjuangan kelompok.
Disisi lain, ada juga beberapa membagikan kembali pendapatan
Indonesia dan beberapa negara
jenis subsidi yang merusak. negara, serta membantu
berkembang telah mengajukan
Lebih lanjut lamy mengatakan konsumen-konsumen yang kurang
konsep SP dan SSM untuk
bahwa salah satu bagian penting mampu.
melindungi komoditas-komoditas
dari perundingan Doha adalah pangan sensitifnya terhadap
untuk mengurangi subsidi yang produk-produk impor dari negara
mendistorsi perdagangan tapi Eksistensi G-33 dalam
yang menerapkan berbagai subsidi
juga yang mendorong pemerintah Mendorong Penyelesaian
tersebut di atas. Sebagian besar
menggunakan bentuk subsidi Putaran Doha
negara berkembang berpandangan
lain yang dapat memfasilitasi Sementara itu, negara- bahwa konsep SP akan mampu
pembangunan dan perlindungan negara berkembang sepak at menjawab problem pertanian di
lingkungan. Sejumlah negara memperjuangkan Special Product negara berkembang
dinilai berupaya mempertahankan (SP) dan Special Safeguard
program subsidinya, baik pada level Special Product merupakan
Mechanism (SSM) sebagai upaya
nasional maupun level di bawahnya. kategori produk yang dikecualikan
mengatasi kepekaan negara-
Pemerintah negara tersebut juga dari program liberalisasi sektor
negara berkembang terhadap
berupaya meloloskan program pertanian berdasarkan kriterian
proses liberalisasi. Pada konferensi
kebijakan subsidi dimaksud. ketahanan pangan, pengembangan
tingkat menteri (KTM) WTO di
daerah pedesaan dan jaminan
W TO m e n g u r a i k a n d a l a m Hong Kong, Desember 2005,
penghidupan. Sedangkan SSM
laporannya, walaupun semua negara-negara anggota sepakat
adalah instrumen yang bisa
anggota WTO diwajibkan melaporkan bahwa SP dan SSM merupakan
dimanfaatkan negara berkembang
semua bentuk subsidinya karena bagian integral perundingan.
untuk memberlakukan pembatasan
dianggap mengganggu perdagangan, Negara-negara anggota WTO
impor sementara bila terjadi
masih banyak negara yang belum juga sepakat bahwa SP dan SSM
peningkatan volume impor atau
memenuhi kewajibannya. Hal itu bukan berkaitan dengan akses
penurunan harga secara tajam.
terjadi akibat kurangnya informasi pasar, melainkan instrumen efektif
untuk mengatasi kepekaan negara

26 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
Khusus di Kelompok G-33, selaku Penutup Doha, terutama ketidakseriusan
Koordinator, Indonesia terus negara maju untuk kembali pada
Lahirnya GATT yang kemudian
melaksanakan komitmen dan komitmen melaksanakan prinsip
bermetaformisis menjadi WTO,
peran kepemimpinannya dengan fundamental dari tujuan semula
disambu t baik o l eh du nia
mengadakan serangkaian dan dibentuknya Perundingan Putaran
internasional. W TO sebagai
berbagai pertemuan tingkat pejabat Doha.
organisasi internasional yang
teknis dan Dubes/HODs, SOM dan
bergerak menangani masalah Indonesia sebagai negara
Tingkat Menteri baik secara rutin
perdagangan antar negara, yang memotori Kelompok
di Jenewa maupun di Jakarta demi
diharapkan dapat mendukung G-33, kelompok negara-negara
tercapainya kesepakatan yang
terciptanya perdagangan yang adil berkembang berperan aktif dalam
memberikan ruang bagi negara
dan fair sebagaimana tercermin mendorong penyelesaian Putaran
berkembang untuk melindungi
dalam prinsip-prinsip tujuan dan Doha. Indonesia menjembatani
petani kecil dan miskin. Sebagai
fungsi WTO. perbedaan sikap antara negara-
koalisi negara berkembang yang
neg ara m aj u dan n e g a ra
memperjuangkan kepentingan Perunding an Pu taran D o ha
berkembang untuk kembali duduk
petani kecil di negara berkembang, yang dicanangkan pada tahun
bersama di meja perundingan
dibawah kepemimpinan Indonesia 2001 di Doha, mengagendakan
dengan satu tujuan menuntaskan
G-33 berkembang menjadi kepentingan negara berkembang
Perundingan Putaran Doha.
kelompok yang memiliki pengaruh melalui akses pasar di negara
besar dalam perundingan maju. Hal ini diharapkan dapat Indonesia berkepentingan
pertanian. menunjang pertumbuhan ekonomi untuk mendorong penyelesaian
negara-negara berkembang dan Perundingan Putaran Doha sebagai
Indonesia selaku koordinator
selanjutnya dapat menekan angka wujud komitmen Indonesia untuk
G-33 juga berupaya memberikan
kemiskinan dimana sebagian ikut serta menciptakan tatanan
dorongan politis melalui
besar penduduk negara-negara dunia perdagangan internasional
penyelenggaraan tingkat Menteri
berkembang berprofesi sebagai yang adil dan fair, yang merupakan
kelompok G-33 di Jakarta pada
petani, banyak hidup dibawah garis dambaan dan harapan masyarakat
tanggal 20-21 Maret 2007.
kemiskinan. dunia. Semoga Perundingan
Pertemuan tersebut berhasil
Putaran Doha dapat diselesaikan
menghasilkan suatu Ministerial Namun dalam implementasinya,
dalam waktu dekat untuk
Communique yang memajukan Perundingan Putaran Doha jauh
mendorong kesejahteraan bagi
kesatuan dan usaha kolektif para dari harapan akibat seringnya
masyarakat dunia khususnya
anggota kelompok G-33 dalam mengalami kebuntuan. Banyak
negara-negara berkembang.
mencapai collective political faktor yang mendorong macetnya
decisions, terutama berkaitan penyelesaian Perundingan Putaran
dengan isu-isu penting bagi negara
berkembang.
Dalam berbagai kesempatan,
G-33 tetap memegang komitmen
mendorong penyelesaian
Putaran Doha melalui berbagai
Communique sebagai wujud
pandangan bersama seluruh
negara anggota G-33. Kelompok
G-33 menekankan bahwa kunci
penyelesaian Putaran Doha adalah
terletak pada kemauan bersama
seluruh negara anggota WTO untuk
kembali melanjutkan komitmen
dan keseriusan dalam menuntaskan
pokok-pokok perundingan DDA
yang fundamental.

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 27
“ Perlindungan Konsumen”
Team Redaksi

PERTANYAAN : YANG DIMAKSUD PENGADUAN ?


Ketika anda sebagai konsumen, menggunakan,
Nama Pengirim : deddy memanfaatkan barang atau jasa, dan merasa
dirugikan, maka anda dapat menyampaikan keluhan
Tanggal Kirim : 11 April 2011
atau pengaduan pada pihak yang tepat.

PERMASALAHAN :
KEMANA KONSUMEN MENGADU?
Pengasuh, mohon advisnya
1. PELAKU USAHA apabila masalah yang anda
Sebagai seorang konsumen terkadang kita mengalami hadapi dapat diselesaikan dengan jalan damai.
masalah/kerugian dalam transaksi perdagangan
2. LPKSM (Lembaga Perlindungan Konsumen
barang dan/atau jasa, lalu bagaimana konsumen
Swadaya Masyarakat), apabila:
melakukan pengaduan apabila mengalami masalah/
kerugian transaksi perdagangan tersebut ? a. Anda membutuhkan ganti rugi atas
penggunaan barang dan jasa yang tidak
Terima kasih atas advisnya.
sesuai dengan persyaratan melalui sebuah
Mediasi
JAWABAN : b. Untuk menyelesaikan permasalahan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang tersebut diperlukan satu gerakan advokasi
Perlindungan Konsumen mengatur hak anda sebagai dan dukungan kelompok
konsumen, tercantum antara lain dalam : 3. PEMERINTAH,
Pasal 4 ayat (c,d,e dan h) a. Dinas Indag Propinsi/Kabupaten/Kota
(c) “Hak atas informasi yang benar, jelas, jujur, b. Direktorat Perlindungan Konsumen
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
Kepada butir a dan b apabila :
jasa”
 anda membutuhkan fasilitas melalui mediasi
(d) “Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
untuk meminta ganti rugi atas terjadinya
atas barang dan/atau jasa”
kerugian konsumen.
(e) “Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan,
 anda membutuhkan informasi mengenai
dan upaya penyelesaian sengketa Perlindungan
kebijakan perlindungan konsumen.
Konsumen secara Patut”
c. Unit/Instansi Pemerintah terkait lainnya.
(h) ”Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan atau penggantian, apabila barang dan atau Apabila berkaitan dengan masalah pangan
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dapat mengadu kepada Badan POM.
atau sebagaimana mestinya”.

28 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
4. BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) massa dan elektronik sesuai akses yang
Apabila masalah yang anda hadapi adalah dimiliki agar didengar masyarakat luas.
perkara Konsumen, dan ingin penyelesaian di
luar pengadilan melalui : Konsiliasi, Mediasi dan PASTIKAN PENGADUAN ANDA DITERIMA!!!
Arbitrasi.
Perlu sebuah bukti untuk mengetahui pengaduan anda
5. POLISI, apabila konsumen mengalami kerugian diterima, pastikan :
dalam lingkungan hukum pidana.
a. Nomor registrasi pengaduan.
6. PENGADILAN, apabila permasalahan antara
b. Tanggal penerimaan pengaduan.
konsumen dan pelaku usaha tidak dapat
diselesaikan diluar Pengadilan. c. Nama dan alamat pengadu
d. No telp/HP pengadu
CARA MENGADU SECARA SEDERHANA e. Nama Pejabat Penerima pengaduan.
1. Bagaimana ketika masalah muncul? f. Diskripsi singkat pengaduan.
a. Ajukan masalah secepat mungkin g. Advis sementara yang diperlukan.
b. Identiikasi permasalahannya
c. Kumpulkan bukti yang mendukung dan PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT
sesuaikan dengan komoditi yang ada Direktorat Perlindungan Konsumen menerima
d. Simpan bukti asli dan tunjukan fotocopy pengaduan konsumen dengan cara:
sebagai buktinya. 1. Melalui telepon
2. Ganti rugi yang diharapkan ? a. Memberi pelayanan dalam bentuk telepon.
a. Perbaikan barang. b. Konsumen dicatat pada formulir / lembaran
b. Penggantian barang. pengaduan dengan klasiikasi Pengaduan
c. Penggantian uang dll. melalui telpon.
3. Kepada siapa diajukan ? c. Mengupayakan agar dapat disesuaikan
Pengaduan dapat disampaikan kepada: pelaku melalui telpon (konsultasi via telpon).
usaha; LPKSM; Pemerintah (Dinas Indag Propinsi, 2. Datang langsung
Kabupaten/Kota, Direktorat Perlindungan
Konsumen, Departemen Perdagangan, Unit/ a. Konsumen mengisi formulir / lembaran
Instansi pemerintah terkait lainnya) dan BPSK. pengaduan / pendaftaran pengaduan.
4. Bagaimana tahapannya ? b. Siapkan bukti dan data pendukung yang
a. Bantuan pengaduan dapat menghubungi akurat.
Dinas Indag Provinsi / Kabupaten / Kota, c. Klariikasi pengaduan dilakukan kepada
Direktorat Perlind Konsumen, LPKSM atau Konsumen dan Pelaku Usaha dalam bentuk
BPSK melalui telepon, surat atau datang surat.
langsung. d. Upaya mediasi dilakukan atas persetujuan
b. Mengisi Formulir Pengaduan. Konsumen dan Pelaku Usaha.
c. Menyimpan ile hasil pengaduan dari 3. Melalui surat
institusi yang bersangkutan.
a. Tulis keluhan dan pengaduan anda dengan
d. Konsumen memenuhi panggilan institusi/
lembaga pengaduan yang menangani / cermat.
menerima formulir pengaduan konsumen b. Klariikasi dan konirmasi kepada Konsumen
untuk mediasi. dan Pelaku Usaha.
e. Konsumen atau pelaku usaha menerima/ c. Siapkan bukti dan data pendukung yang
menolak hasil mediasi akurat.
f. Apabila konsumen / pelaku usaha menerima d. Pertemuan dalam bentuk Mediasi
hasil mediasi maka konsumen mendapatkan
e. Hasil pertemuan akan diberitahukan melalui
ganti kerugi yang telah disepakati pada
mediasi. surat.
g. Apabila kedua belah pihak menolak akan 4. Melalui Kotak Pengaduan
disarankan untuk diselesaikan ke BPSK atau Didaerah, pengaduan dapat ditujukan pada Dinas
pengadilan. Perdagangan setempat. Bidang yang menangani
h. Jika dari instansi/lembaga pengaduan yang perlindungan konsumen atau LPKSM dan BPSK
menerima formulir tidak ada tanggapan, yang ada diwilayahnya.
maka dapat disampaikan melalui media

JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 29
Hukum, Transformasi Sosial
Oleh : Kartika Puspitasari

P embentukan hukum,
dalam wujud peraturan
perundang-undangan,
ini. Transformasi sosial adalah
perubahan sosial yang bersifat
mendasar dan mengubah
untuk mengatasi perilaku yang
bermasalah tersebut.
Untuk merancang peraturan
harus melibatkan partisipasi pola-pola hubungan dalam
yang dapat mengatasi perilaku
masyarakat. Dengan begitu, masyarakat. Hukum responsif bermasalah tersebut, digunakan
hukum lebih mampu menempatkan diri dekat metode perancangan
menangkap hal-hal yang dengan masyarakat, dan peraturan yang disebut Metode
diinginkan dan dibutuhkan berupaya mewujudkan tujuan Pemecahan Masalah (MPM).
oleh masyarakat. Inilah yang bersama, bukan tujuan negara. MPM selalu mensyaratkan
disebut hukum responsif. analisis sosial dalam merancang
Pembentuk hukum responsif Transformasi sosial hanya
sebuah peraturan. Untuk
akan menempatkan dirinya terjadi jika perancangan menemukan penyebab sebuah
sebagai fasilitator. Ia akan peraturan bertujuan mengubah perilaku bermasalah seorang
memfasilitasi berbagai institusi sosial. Institusi adalah perancang mengajukan
kebutuhan dan keinginan perilaku yang dilakukan pertanyaan penting: mengapa
masyarakat. Bukan semata- oleh individu atau kelompok seseorang berperilaku tertentu
mata keinginan penguasa. secara berulang-ulang atau dihadapan hukum? Jadi tidak
Hukum responsif diyakini dapat terus menerus. Ketika ada langsung mengatur mengenai
mendorong transformasi sosial perilaku yang bermasalah, sanksi terhadap suatu perilaku
yang demokratis di negeri maka peraturan itu dibuat bermasalah.

30 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan
JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan 31
32 JendelaInformasiHukumBidangPerdagangan

Anda mungkin juga menyukai