Anda di halaman 1dari 2

1. JELASKAN MENGAPA SAMPLING DIGUNAKAN DALAM AUDIT.

Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus
persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan
untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi
tersebut.Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian
pengendalian, maupun pengujian substantif. Meskipun demikian, auditor biasanya
tidak menerapkan sampling audit dalam prosedur pengujian yang berupa
pengajuan pertanyaan atau tanya jawab, observasi, dan prosedur analitis.
Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa
vouching, tracing, dan konfirmasi. Sampling audit jika diterapkan dengan
semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan
yang diinginkan standar pekerjaan lapangan.
2. JELASKAN BAGAIMANA PENGUJIAN SUBSTAANTIF ATAS SALDO TERINCI
MENGGUNAKAN SAMPLING.
Langkah-langkah sampling dibagi dalam enam tahap:
✔ Menyusun Rencana Audit
Kegiatan sampling audit diawali dengan penyusunan rencana audit. Pada
tahap ini ditetapkan:
Jenis pengujian yang akan dilakukan, karena berpengaruh pada jenis sampling
yang akan digunakan. Pada pengujian substantif digunakan sampling variabel.
Tujuan pengujian, pada pengujian substantif tujuannya meneliti kewajaran nilai
informasi kuantitatif yang diteliti.
Populasi yang akan diteliti, disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengujian
yang akan dilakukan.
Asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam penelitian, terutama yang
diperlukan untuk menentukan unit sampel dan membuat simpulan hasil audit,
seperti tingkat keandalan, toleransi kesalahan, dan sebagainya.
✔Menetapkan Jumlah/Unit Sampel
Tahap berikutnya adalah menetapkan unit sampel. Jika digunakan metode
sampling statistik, unit sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus/formula
statistik sesuai dengan jenis sampling yang dilakukan. Pada tahap ini hasilnya
berupa pernyataan mengenai jumlah unit sampel yang harus diuji pada
populasi yang menjadi objek penelitian.
✔Memilih Sampel
Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya adalah
memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling
statistik, pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak (random).
✔ Menguji Sampel
Melalui tahap pemilihan sampel, peneliti mendapat sajian sampel yang harus
diteliti. Selanjutnya, auditor menerapkan prosedur audit atas sampel tersebut.
Hasilnya, auditor akan memperoleh informasi mengenai keadaan sampel
tersebut.
✔ Mengestimasi Keadaan Populasi
Selanjutnya, berdasarkan keadaan sampel yang telah diuji, auditor melakukan
evaluasi hasil sampling untuk membuat estimasi mengenai keadaan populasi.
Misalnya berupa estimasi tingkat penyimpangan/kesalahan, estimasi nilai
interval populasi, dan sebagainya.
✔ Membuat Simpulan Hasil Audit
Berdasarkan estimasi (perkiraan) keadaan populasi di atas, auditor membuat
simpulan hasil audit. Biasanya simpulan hasil audit ditetapkan dengan
memperhatikan/ membandingkan derajat kesalahan dalam populasi dengan
batas kesalahan yang dapat ditolerir oleh auditor. Jika kesalahan dalam
populasi masih dalam batas toleransi, berarti populasi dapat dipercaya.
Sebaliknya, jika kesalahan dalam populasi melebihi batas toleransi, populasi
tidak dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai