Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN

KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Provinsi/Kota/Kabupaten : Jawa Timur/Tulungagung/Tulungagung

Program Studi : Keperawatan Nama Penulis Soal : Satuan Kerja :


Mata Pelajaran : Undang-Undangan Kesehatan 1. Khunainatus Zuhro,’S.kep.Ners SMKN 1 Rejotangan
Kelas : XII 2. …………………………….. ……………………………..
Kurikulum : K-2013

KD – Kompetensi Dasar Buku Acuan / Referensi: √


Siswa mampu menjelaskanper Undang-Undangan Peraturan Perundang-undangan No. 5 Tahun 1997
tentang golongan psikotropika Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran
psikotropika dan penyalahgunaannya
Pemahaman

Deskripsi Soal
No. Soal
22
Ekstasi termasuk jenis psikotropika yang masuk pada golongan...
A. Golongan 1
Kunci
B. Golongan 2
Jawaban
C. Golongan 3
A D. Golongan 4
Konten/Materi E. Golongan 5
Undang-Undang Psikotropika

4
Indikator Soal
Diberikan ilustrasi mengenai jenis dan efek obat psikotropika,
siswa dapat menjelaskan golongan obat tersebut

4
4
PEMBAHASAN

MENURUT UNDANG – UNDANG NO. 5 TAHUN 1997 TENTANG GOLONGAN PSIKOTROPIKA

Pengertian Psikotropika dan Golongan Psikotropika |Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun sintesis, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan sistem saraf pusat, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan. Zat yang termasuk golongan psikotropika di antaranya adalah
amfetamin, ekstasi, dan sabu-sabu. Sedangkan penggolongan psikotropika dan contohnya secara lengkap diterangkan dengan UU No. 5 tahun 1997.
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997, narkoba jenis psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
 Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-
Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM.
 Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
 Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh:
amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon (sering disalahgunakan).
 Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh:
diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).

4
4

Anda mungkin juga menyukai