A. PENDAHULUAN
Para pengguna kendaraan saat ini tidak hanya mendambakan kendaraan dengan
performa mesin yang tinggi, konsumsi bahan bakar yang efisien dan ramah lingkungan. Akan
tetapi saat ini mereka juga mempertimbangkan aspek kenyamanan, keamanan dan kepraktisan
dalam penggunaannya. Salah satu yang menjadi titik perbaikan dan pengembangan teknologi
untuk memenuhi hal tersebut adalah pada bagian transmisi pada kendaraan.
Transmisi manual mengharuskan kita untuk menginjak kopling dan melakukan
perpindahan gigi untuk menyesuaikan dengan kecepatan dan beban kendaraan serta kondisi
jalan yang dilalui. Hal ini membuat pengemudi lebih cepat merasa lelah dan selain itu adanya
hentakan yang mungkin terjadi saat dilakukan perpindahan gigi ini menyebabkan
ketidaknyamanan bagi penumpang dan pengemudi itu sendiri. Oleh karena itu saat ini
dikembangkan transmisi otomatis, dimana pada jenis transmisi ini pengemudi tidak perlu
menginjak kopling untuk melakukan perpindahan gigi. Pengemudi hanya perlu melakukan
pemindahan posisi selector atau tuas transmisi sesuai dengan kondisi jalan dan arah kendaraan
yang diinginkan (maju atau mundur). Selain itu pada transmisi otomatis, perpindahan gigi yang
terjadi akan berlangsung lebih halus dan sesuai dengan kondisi pengendaraan. Hal ini
menjadikan pengemudian menjadi lebih mudah dan dapat mengurangi tingkat kelelahan
pengemudi serta meningkatkan kenyamanan pengendaraan.
P (Park)
Saat tuas transmisi (selector lever) diposisikan pada posisi ini, parking pawl akan
mengunci posisi parking ring gear yang berhubungan langsung dengan output shaft
transmisi sehingga kendaraan tidak dapat bergerak maju ataupun mundur. Pada posisi ini
kendaraan dapat di start.
R (Reverse)
Apabila selector lever diposisikan pada R, maka kendaraan akan berjalan mundur.
NB: Jangan melakukan starting mesin pada pada posisi ini.
N (Neutral)
Posisi netral memungkinkan untuk melakukan start, di mana pada posisi ini putaran dari
mesin tidak diteruskan sampai output transmisi.
D (Drive)
Pada posisi D, gear dapat berpindah secara otomatis. Misal untuk transmisi otomatis
yang memiliki empat percepatan maka posisi gear dapat berpindah secara otomatis dari
posisi gigi 1 sampai dengan 4. Di mana perpindahan posisi gear tersebut akan
disesuaikan dengan kondisi beban dan kecepatan kendaraan secara otomatis. Pada posisi
D saat terjadi deselerasi maka tidak akan terjadi engine brake.
NB: Jangan melakukan starting pada posisi ini.
Manual Second (2)
Pada posisi ini, posisi gear hanya bisa berubah secara otomatis hanya pada posisi gear 1
dan 2. Perbedaan yang terjadi pada gear posisi ini dengan posisi pada D adalah pada
posisi ini akan memungkinkan terjadinya engine brake saat terjadi deselerasi.
NB: Jangan melakukan starting pada posisi ini.
Manual Low (L)
Saat tuas transmisi dipindah pada posisi L, maka gear akan berpindah ke posisi gear 1
dan setelah itu tidak dapat berpindah ke gear 2, 3 atau 4 sampai tuas transmisi
dipindahkan pada posisi mode yang lain. Pada posisi ini akan terjadi engine brake saat
terjadi deselerasi.
NB: Jangan melakukan starting pada posisi ini.
Zc = Zr + Zs
Dimana: Zc = jumlah gigi karier
Zr = jumlah gigi ring gear
Zs = jumlah gigi sun gear
Sebagai contoh, apabila suatu planetary gear unit dengan jumlah gigi pada ring gear
(Zr) adalah 52 dan jumlah gigi pada sun gear (Zs) adalah 23. Ketika sun gear dikunci dan
ring gear beroperasi sebagai input, jadi gear rasio dari planetary gear unit tersebut adalah
sebagai berkut:
Gear rasio = jumlah gigi pada output gear
jumlah gigi pada input gear
= Jumlah gigi karier (Zc)
Jumlah gigi ring gear (Zr)
= 52 + 23 = 1,4423
52
Berikut merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila salah satu komponen dari
planetary gear unit ditahan dengan input putaran yang berbeda-beda terhadap besarnya
putaran, torsi dan arah putaran outputnya.
Tabel 1. Kombinasi input dan output pada planetary gear terhadap kecepatan putar, torsi
dan arah putaran.
Komponen Input Output Hasil pada output Arah putaran
yang ditahan Kecepatan Torsi output
Putar
Ring Gear Sun Gear Carrier Berkurang Bertambah Sama dengan
putaran input
Carrier Sun Gear Bertambah Berkurang
Sun Gear Ring Gear Carrier Berkurang Bertambah Sama dengan
Carrier Ring Gear Bertambah Berkurang putaran input
Carrier Sun Gear Ring Gear Berkurang Bertambah Berlawanan
Ring Gear Sun Gear Bertambah Berkurang dengan
putaran output
Aliran Tenaga Mekanik (Mechanical Power Flow) pada Transmisi Otomatis Empat
Percepatan
Transmisi otomatis empat percepatan untuk mesin depan dengan penggerak roda
belakang biasanya digunakan pada Mercedes Benz dan Nissan. Transmisi jenis ini memiliki
tiga planetary gear yaitu sebuah overdrive gear set, forward gear set dan reverse gear set.
Masing-masing planetary gear tersebut terdiri atas ring gear, pinion gear dan sun gear. Input
putaran dari planetary gear adalah dari torque converter. Masing-masing komponen pada
planetary gear dapat dikunci, dihubungkan satu sama lain dan dibebaskan untuk membuat
perbandingan gear rasio yang dikehendaki. Komponen yang melakukan hal tersebut terdiri
dari tiga buah multiple clutch, dua buah band brake dan sebuah first gear one way roller
clutch. Berikut merupakan penampang dari transmisi otomatis dengan empat percepatan.
Efektifitas kinerja dari transmisi otomatis tergantung dari sistem hidrolik yang
bertanggung jawab terhadap perubahan rasio gear tergantung dari kondisi jalan dan posisi pedal
gas yang merepresantasikan besarnya tenaga mesin yang dikeluarkan. Perubahan dari satu gear
rasio ke gear rasio yang lain kira-kira membutuhkan waktu satu detik atau kurang. Oleh karena
itu hydraulic control valve harus didesain agar dapat mengatur tekanan fluida sehingga sesuai
dengan tekanan kerja dari piston yang merubah tekanan fluida menjadi gerakan mekanik untuk
memberikan tenaga pada masing-masing clutch dan band brake dalam waktu yang cepat dan
presisi. Komponen dari sistem hidrolik pada transmisi otomatis adalah sebagai berikut:
Regulating valve
Katup ini menyesuaikan tekanan fluida dari pompa untuk semua sirkuit hidrolik atau
saluran di transmisi. Fungsi dari katup ini adalah untuk mengurangi beban mesin dan daya yang
hilang. Jika tekanan dipertahankan tinggi, maka akan menyebabkan perpindahan gigi yang
kasar dan akan menciptakan lebih banyak panas yang dapat mempercepat kerusakan pada sifat
dan karakteristik dari ATF. Selain itu juga dapat menambah daya yang digunakan untuk
menggerakkan pompa dan hal tersebut dapat menambah konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu
dengan mengurangi tekanan, daya yang diperlukan untuk memutar pompa menjadi lebih sedikit
dan mengurangi panas yang dihasilkan.
Besarnya tekanan memiliki efek langsung pada kekuatan kopling dan rem. Tekanan
harus dibuat tinggi saat dilakukan akselerasi, gigi pertama dan saat gigi mundur. Sebaliknya,
saat kecepatan kendaraan dan beban kendaraan rendah maka tekanan fluida diturunkan. Output
dari katup ini disebut dengan line pressure, yang pada gambar di bawah ditunjukkan dengan
warna merah. Posisi dari primary regulator valve ditentukan oleh throttle pressure, line pressure
and tegangan/kekuatan pegas. Kekuatan pegas akan menekan katup ke atas untuk memperoleh
tekanan fluida (line pressure) yang lebih besar. Line pressure diteruskan ke bagian atas katup
dan melawan tegangan pegas untuk mengurangi besarnya tekanan fluida (line pressure). Secara
keseluruhan efek yang terjadi adalah terjadinya keseimbangan antara line pressure dan
kekuatan pegas.
Pada bagian dasar dari katup, throttle pressure bekerja untuk mendorong katup ke atas
dan meningkatkan tekanan fluida (line pressure). Line pressure juga dibuat tinggi pada saat gigi
mundur dipilih. Line pressure dari manual valve secara langsung bekerja pada bagian bawah
dari katup dan mendorong ke atas, hal ini menyebabkan meningkatnya line pressure kira-kira
sebesar 50 %.
Pergerakan dari valve ini akan menutup atau membuka saluran sehingga hal ini akan
memungkinkan terjadinya pemilihan sirkuit hidrolik yang akan diaktifkan. Pemilihan sirkuit
hidrolik sama dengan pemilihan clutch atau brake yang akan diaktifkan sehingga terjadi
perubahan gear rasio sesuai dengan kecepatan kendaraan dan beban kendaraan.
Pergerakan gear shift valve dikontrol oleh throttle pressure pada satu sisi bersama
dengan pegas dan disisi lain adalah governor pressure. Jadi perubahan posisi dari shift valve
dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Perbedaan output torsi mesin akan menghasilkan
perbedaan besarnya throotle pressure dan juga akan merubah governor pressure hal ini akan
menyebabkan terjadinya perpindahan gigi. Saat beban mesin tinggi (high throttle pressure)
akan menunda terjadinya perpindahan gigi ke atas. Ketika beban mesin rendah (low throttle
pressure) dan kecepatan kendaraan yang tinggi (high governor pressure) akan mempercepat
terjadinya perpindahan gigi ke atas dan mencegah terjadinya perpindahan gigi ke bawah.
Sumber: Heinz Heisler, 1989
Gambar 13. Prinsip kerja dari gear shift valve
Perpindahan gigi atau perubahan gear rasio terjadi karena terdapat komponen dari
planetary gear unit yang ditahan atau dikunci. Komponen yang berfungsi untuk melakukan hal
tersebut adalah brake dan clutch. Berikut merupakan penjelasan dari komponen tersebut:
Clutch
Jenis clutch yang digunakan adalah jenis multiple clutch tipe basah. Komponen ini
berfungsi untuk mengunci dua komponen dari planetary gear unit secara bersama-sama atau
menghubungkan dua buah komponen secara cepat dan halus. Kerja dari multiple clutch ini
apabila terdapat tekanan yang masuk ke piston cylinder maka piston check ball akan terdorong
dan menutup saluran check valve sehingga piston akan terdorong karena adanya tekanan yang
bekerja pada piston tersebut. Gerakan piston tersebut akan menekan disk dan plate sehingga
multiple clutch akan menghubungkan putaran antara dua komponen. Di mana saat tekanan
fluida yang masuk ke piston cylinder dibebaskan, hal ini akan menyebabkan check ball terlepas
dari dudukan check valve karena tekanan yang menahan chek ball pada dudukan check valve
sudah berkurang dan adanya gaya sentrifugal yang bekerja pada check ball karena adanya
putaran dari clutch. Saat check ball terlepas dari dudukan check valve maka sisa tekanan yang
terdapat pada piston cylinder akan dibebaskan. Piston akan kembali ke posisinya semula karena
adanya tekanan dari pegas.
Brake
Tekanan fluida dirubah menjadi gerakan mekanik untuk menekan brake band oleh piston.
Saat fluida bertekanan bekerja dan masuk ke dalam piston cylinder dan menekan piston
maka brake band akan tertarik dan menahan brake drum. Saat tekanan fluida dibebaskan
maka piston akan kembali ke posisi semula karena adanya tekanan dari pegas pengembali.
Gigi kedua
Saat manual valve masih pada posisi D (drive position), keadaannya masih sama pada
posisi gigi pertama, di mana overdrive dan forward clutch saling berhubungan, kecuali saat
kecepatan kendaraan meningkat dan tekanan dari governor pressure cukup untuk mendorong 1-
2 shift valve melawan tekanan pegas dan throttle pressure. Hasilnya line pressure akan
diarahkan ke second gear band servo dan mengaktifkan second gear brake dan menyebabkan
forward dan reverse sun gear di tahan untuk tidak berputar.
Apabila terjadi pengurangan kecepatan kendaraan atau beban kendaraan bertambah, hal
ini akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara kekuatan pegas dan throttle
pressure dengan governor pressure. Di mana pada posisi tersebut maka kekuatan pegas dan
governor pressure lebih besar dari pada governor pressure. Sehingga sirkuit hidrolik akan
dikembalikan ke kondisi gigi pertama, sehingga menyebabkan gigi transmisi akan diturunkan
dari gigi ke dua ke gigi pertama.
Sumber: Heinz Heisler, 1989
Gambar 20. Pengontrolan dan aliran fluida pada gigi kedua
Gigi ketiga
Saat kecepatan kendaraan lebih tinggi pada posisi D (drive position), governor pressure
akan meningkat sampai titik dimana governor pressure akan dapat mengalahkan kekuatan dari
tekanan pegas dan throttle pressure pada 2-3 shift valve. Hal ini menyebabkan line pressure
dapat mengalir ke high and reverse clutch dan mengatifkannya. Pada waktu yang sama line
pressure tekanan pada second gear band servo dibebaskan. Akibatnya overdrive dan forward
planetary gear saling berputar menjadi satu kesatuan sehingga input putaran dari torque
converter akan langsung diteruskan ke output transmisi tanpa adanya reduksi putaran. Apabila
throttle pressure rendah maka akan menyebabkan terjadinya perubahan gigi ke atas dan ketika
beban kendaraan bertambah (high throttle pressure) maka akan mempercepat terjadinya
perpindahan gigi ke bawah.
Sumber: Heinz Heisler, 1989
Gambar 21. Pengontrolan dan aliran fluida pada gigi ketiga
Gigi keempat
Apabila kecepatan kendaraan semakin tinggi pada posisi D, governor pressure akan
semakin tinggi dan akan bekerja pada 3-4 shift valve. Hal ini akan mneyebabkan adanya aliran
line pressure ke overdrive band servo dan forward clutch sehingga brake dan clutch tersebut
aktif. Pada waktu yang sama drive clutch juga diaktifkan. Berdasarkan hal tersebut maka akan
terjadi peningkatan kecepatan yang ditransfer ke output shaft transmisi.
Sumber: Heinz Heisler, 1989
Gambar 22. Pengontrolan dan aliran fluida pada gigi keempat
ECU memiliki "PWR" terminal tetapi tidak memiliki "normal" terminal. Ketika mode
"Power" dipilih, tegangan 12 volt akan berhubungan dengan terminal "PWR" dari ECU dan
lampu power akan menyala. Ketika mode "Normal" dipilih, tegangan pada "PWR" adalah 0
volt. Ketika ECU menangkap signal 0 volt pada terminal, maka ECU akan menganggap mode
normal dipilih.
Neutral Start Switch
ECU ECT menerima informasi posisi tuas transmisi atau selector lever dari shift
position sensor yang terletak pada neutral start switch.
Tipe langsung
Dengan TPS jenis ini, sinyal input langsung dikirim ke ECT ECU. Tiga titik kontak
yang dapat bergerak memutar dengan katup throttle, memungkinkan kontak L1, L2, L3 dan
IDL untuk membuat dan memutus rangkaian dengan kontak E (ground). Sinyal tegangan yang
diberikan ke ECT ECU menunjukkan posisi throttle seperti pada TPS jenis tidak langsung.
Speed Sensors
Untuk memastikan bahwa ECU ECT menerima informasi kecepatan kendaraan yang
benar setiap saat, maka pada kendaraan dipasang dua buah speed sensor. Untuk meningkatkan
akurasi, ECU ECT terus membandingkan dua sinyal dari kedua speed sensor tersebut untuk
melihat apakah sinyal yang diberikan sama antara kedua speed sensor tersebut. Sensor
kecepatan digunakan untuk menggantikan posisi governor pressure yang digunakan pada
transmisi otomatis dengan pengontrol hidrolik.
Sumber: Kevin Sullivan’s, 2004
Gambar 31. Speed sensors
Main speed sensor terletak pada rumah transmisi. Sebuah rotor magnet yang dipasang
pada poros output. Ketika poros output transmisi berputar maka akan menghasilkan sinyal.
Sinyal ini dikirim ke ECU, yang digunakan oleh ECU sebagai pertimbangan untuk melakukan
perpindahan gigi dan mengaktifkan mekanisme lock up. Dimana sinyal yang dihasilkan adalah
satu sinyal untuk setiap satu putaran poros output transmisi.
Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan komponen yang mengontrol aliran sirkuit hidrolik
berdasarkan perintah dari ECT ECU dengan membuka dan menutup saluran fluida. Solenoid
valve no 1 dan 2 berfungsi unutk mengontrol perubahan gigi sedangkan solenoid no 3 berfungsi
untuk mengontrol mekanisme lock up pada torque converter.
ECU akan mencegah atau menunda terjadinya lock up apabila terjadi kondisi dibawah
ini:
Stop light switch On
Temperature air pendingin belum mencapai temperature kerja.
Kontak poin IDL pada throttle position sensor tertutup.
Keceptan kendaraan turun sekitar 6 mph atau lebih di bawah kecepatan yang telah
ditetapkan.
Stop light switch and IDL contacts are monitored in order to prevent the engine from
stalling in the event that the rear wheels lock up during braking. Coolant temperature is
monitored to enhance drivability and transmission warm-up. The cruise control monitoring
allows the engine to run at higher rpm and gain torque multiplication through the torque
converter.
Stop ligt switch dan kontak IDL pada throttle position sensor dimonitor untuk
mencegah mesin untuk terjadinya stalling yang terjadi ketika roda belakang kendaraan terkunci
saat terjadinya pengereman. Temperatur pendingin dimonitor unutk meningkatkan kemampuan
pengendaraan dan pemanasan transmisi. Cruise control memonitor untuk mengijinkan mesin
untuk melaju pada putaran tinggi dan meraih torsi yang berlipat dari torque converter.
Heinz Heisler. (1989). Advanced Vehicle Technology. United Kingdom : The Bath Press, Avon.
Sullivan, Kevin R. (2004). Simpson Planetary Gear Unit. http:// www.autoshop101.com.
Sullivan, Kevin R. (2004). Gear Selection and Function. http:// www.autoshop101.com.
Sullivan, Kevin R. (2004). Transmission Oil Pump. http:// www.autoshop101.com.
Sullivan, Kevin R. (2004). Valve Body Circuits. http:// www.autoshop101.com.
Sullivan, Kevin R. (2004). Electrical Control. http:// www.autoshop101.com.
Sullivan, Kevin R. (2004). Electronic Control Transmission (ECT). http:// www.autoshop101.com.