Anda di halaman 1dari 26

Kurangi Mengonsumsi Gula

Tesis

Coba bayangkan bagaimana jika dalam sehari, manusia menghindari konsumsi gula.
Gambaran yang akan terjadi, sarapan hanya dengan kopi pahit dengan oatmeal.  Makan
siang dengan daging dan sayuran hijau rebus. Camilan yang bisa dipilih hanya kacang-
kacangan, sementara air minum yang bisa dipilih hanya air putih, teh tawar, dan kopi
pahit. 

Tentunya menu-menu tersebut bisa jadi jauh dari pola konsumsi kita yang
ketergantungan dengan gula. Bagaimana tidak, nasi putih yang biasa kita makan,
mengandung gula, minuman boba yang nikmat juga tinggi akan gula, bahkan yang sehat
seperti buah-buahan, juga tetap mengandung gula. Lalu apakah mengonsumsi gula
setiap harinya akan buruk bagi kesehatan kita?

Argumentasi

Mengenai sehat atau tidak, jawabannya: tergantung. Nyatanya konsumsi gula juga
penting, dengan syarat tidak berlebihan dan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang ditetapkan. 

Menurut American Heart Association (AHA) batas konsumsi gula yang wajar untuk orang
dewasa wanita, yakni sebanyak 100 kalori atau kurang lebih 6 sendok teh gula, dan
sebanyak 150 kalori atau 9 sendok teh gula untuk pria.

Jika konsumsi gula melebihi batas tersebut, akan beresiko terkena beberapa penyakit
serius seperti obesitas, diabetes, dan penyakit pembunuh no. 1 di dunia, jantung koroner
(WHO).

Bagi anda yang mungkin rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik, risiko akan
turun karena tubuh anda rutin membakar kalori. Namun bagi anda yang kurang aktivitas
fisik dan mengonsumsi gula melewati batas, hal tersebut dapat membahayakan
kesehatan anda. 

Penegasan ulang (reiteration)

Menganut gaya hidup sehat sedari muda sangat penting karena tidak jarang, penyakit
kronis yang diderita di usia tua merupakan akumulasi dari gaya hidup tidak sehat sedari
muda. 
Selalu perhatikan bagaimana pola konsumsi anda dan awasi nilai gizi yang ada pada
makanan. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti donat, kue,
soda, boba milkshake, minuman berenergi, permen, dan makanan manis lainnya. 

Jangan lupa juga untuk membatasi jumlah karbohidrat anda karena ketika makanan yang
mengandung karbohidrat dicerna, sistem pencernaan memecah karbohidrat menjadi zat
yang menjadi gula.

2. Teks editorial berjudul Menghadapi Era Gelap Ekonomi

Menghadapi Era Gelap Ekonomi

Tesis

Dunia di ambang resesi. Sejumlah pengamat ekonomi, Bank Dunia, maupun Dana
Moneter Internasional (IMF) telah melihat potensi ke arah itu. Indikatornya, kata mereka,
antara lain semakin melambatnya perekonomian di sejumlah negara maju, seperti
Amerika Serikat, sebagian wilayah Eropa, dan Tiongkok. 

Selain itu, inflasi yang bergerak cepat di sejumlah negara juga berpotensi memperparah
krisis. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyebut roda perekonomian di
wilayah Eropa melambat karena harga gas alam melonjak sebagai dampak konflik Rusia-
Ukraina. Sementara itu, perlambatan ekonomi Tiongkok terjadi akibat kebijakan zero
COVID policy dan volatilitas (melonjaknya harga) di sektor properti. 

IMF memprediksi sekitar sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami kontraksi
setidaknya dua kuartal berturut-turut tahun ini dan tahun depan. Itu artinya, resesi global
membayang di depan mata. Dunia pun menghadapi era kegelapan ekonomi. 

Argumentasi

Pada The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting di Washington DC, Amerika
Serikat, Selasa (11/10) malam waktu setempat atau Rabu WIB, Menteri Keuangan Sri
Mulyani juga menyampaikan hal yang kurang lebih senada. Dia menyebut krisis pangan
akan menghampiri dunia dalam kurun waktu 8–12 bulan ke depan. Kondisi itu, kata dia,
diperparah dengan ketersediaan pasokan pupuk sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina. 

Dalam menyikapi hal tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan Lembaga Ketahanan


Nasional (Lemhannas) untuk membuat kajian yang cepat tentang antisipasi yang dapat
dilakukan pemerintah dalam melakukan mitigasi krisis energi, pangan, dan keuangan,
baik makro maupun mikro. Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dalam kanal Youtube
Sekretariat Presiden, kemarin, mengatakan Presiden mendorong lembaganya untuk
fokus melakukan kajian dalam lima hal, yaitu konsolidasi demokrasi, transformasi digital,
ekonomi hijau, ekonomi biru, dan Ibu Kota Negara (IKN). 

Titah Presiden ini tentu harus dilaksanakan sungguh-sungguh. Pemerintah memang


harus punya cetak biru untuk mengantisipasi krisis, sehingga dapat mengambil sejumlah
langkah yang tepat. Berbeda halnya ketika pandemi COVID-19, di saat seluruh negara
tidak siap, kali ini sejumlah lembaga internasional maupun para pakar telah
memberi warning tentang ancaman resesi global. 

Peringatan ini tentu harus ditindaklanjuti dengan menyiapkan sejumlah langkah strategis
yang melibatkan sejumlah instansi/lembaga terkait. Selain membuat kajian untuk
memitigasi risiko di tengah ketidakpastian ini, langkah lain yang diperlukan ialah
meningkatkan kolaborasi, baik di tingkat nasional maupun global. Seperti halnya saat
pandemi, tidak ada satu pun negara yang bisa menghindar dari situasi sulit itu. 

Apalagi di era inflasi dan suku bunga tinggi seperti sekarang ini, tentu dibutuhkan adanya
kerja sama di antara negara-negara di dunia. Sikap egois akan membuyarkan semua
upaya keluar dari kondisi yang oleh para pengamat disebut sebagai perfect long storm
(badai panjang yang sempurna). 

Di dalam negeri, seluruh elemen bangsa juga harus merapatkan barisan. Apalagi
antarinstansi pemerintah. Tidak boleh ada ego sektoral, baik di antara
kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah. Tiap-tiap kepala daerah harus
mampu membangun situasi sosial dan politik yang kondusif untuk menjaga stabilitas
ekonomi, terutama dengan menekan laju inflasi, menjaga pasokan dan ketersediaan
pasokan pangan maupun energi. 

Selain menjaga stabilitas, langkah lain yang diperlukan ialah berhemat.


Kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah harus mengencangkan ikat pinggang.
Kurangi anggaran untuk proyek-proyek yang tidak perlu. Lebih baik dana itu disimpan
untuk membantu masyarakat bila krisis betul-betul terjadi. 

Penegasan ulang (reiteration)

Sejauh ini, Indonesia memang belum terdampak krisis. Direktur Pelaksana IMF bahkan
mengapresiasi Indonesia yang bisa meraih pertumbuhan ekonomi tinggi di tengah kondisi
dunia yang berat. Indonesia, kata dia, ibarat titik terang di tengah kondisi ekonomi global
yang memburuk. Namun, pujian ini jangan membuat kita lengah dan terlena.
Kewaspadaan dan kehati-hatian perlu agar kita tidak terombang-ambing dan tenggelam
dalam badai.

3. Teks editorial berjudul Mempersiapkan Akhir Pandemi

Mempersiapkan Akhir Pandemi

Tesis

Titik akhir pandemi COVID-19 semakin dekat. Begitu kira-kira kesimpulan dari penilaian
terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis tengah pekan ini. Dengan melihat
angka kematian akibat COVID-19 dan penambahan jumlah kasus baru yang turun
signifikan di seluruh dunia, selama sepekan ini, WHO menilai dunia kini sedang menuju
garis finis pandemi. 

"Kita belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi ujungnya sudah terlihat," kata
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada jumpa pers di Jenewa, Rabu
(14/9). 

Argumentasi

Pertanyaannya, siapkah kita ketika pandemi betul-betul berakhir? Saat pandemi


dinyatakan selesai, artinya semua pelarangan dan pembatasan yang selama ini dilakukan
untuk mencegah penyebaran virus korona juga tidak akan ada lagi. Warga dunia mungkin
kembali menjalani kehidupan seperti ketika COVID-19 belum muncul, sedangkan virusnya
sebetulnya tidak pernah benar-benar hilang. 

Siapkah kita? Jika kita bicara dalam konteks Indonesia, sedikitnya ada tiga isu pokok yang
mesti menjadi perhatian sebelum menjawab pertanyaan itu. 

Yang pertama, kiranya kita perlu memikirkan bagaimana agar perilaku, kebiasaan, dan
budaya berkesehatan yang sudah terbentuk di masyarakat selama pandemi dapat
dilanggengkan hingga nanti selepas pandemi. Disiplin tinggi terhadap protokol
kesehatan, menjalankan pola hidup sehat, dan responsif terhadap perubahan dalam
berbagai aspek, menjadibeberapa contoh budaya yang sudah terbangun dan semestinya
tidak berhenti ketika pandemi berakhir. Sungguh sia-sia 'pengorbanan' kita selama ini
bila kebiasaan-kebiasaan baik itu ikut lenyap seiring dengan kelarnya pandemi.
Dalam konsep berkehidupan dalam kenormalan baru (new normal) pun ujian
sesungguhnya bukan ketika pandemi masih berlangsung, melainkan masa pasca
pandemi. Kenormalan baru ialah norma baru yang memang tercipta pada saat pandemi.
Eksekusinya pun pada waktu itu lebih mudah karena ditopang oleh pembatasan-
pembatasan yang diregulasikan. 

Tantangannya ialah bagaimana agar konsep new normal itu tidak ditinggalkan atau


sekadar menjadi artefak sisa peninggalan masa pandemi. Kenormalan baru mesti dapat
diimplementasikan terus-menerus meskipun tidak ada lagi perangkat aturan yang
menyokongnya. 

Pada sisi yang lain, peran negara juga teramat penting. Dampak mengerikan dari
penyebaran COVID-19 selama 2,5 tahun terakhir ini sedikit banyak telah membuka mata
kita betapa pemerintah sesungguhnya belum terlalu siap menghadapi gelombang
serbuan patogen dalam skala masif. Kebijakan dan infrastruktur kesehatan terbukti
kepayahan merespons hantaman virus yang seketika menggila. Belajar dari pandemi ini,
penguatan infrastruktur kesehatan harus menjadi perhatian utama pemerintah. Skala
fokus, anggaran, dan prioritas untuk pengembangan infrastruktur kesehatan sudah
saatnya mulai disejajarkan dengan pembangunan infrastruktur krusial lain seperti
pendidikan dan transportasi. 

Penegasan ulang (reiteration)

Kita tidak tahu patogen apalagi selanjutnya yang akan mewabah di masa depan.
Infrastruktur ialah salah satu prasyarat yang mesti disiapkan untuk menghadapi musuh
tak kasatmata itu. Infrastruktur kesehatan ibarat fondasi yang akan memudahkan
pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait mitigasi, pencegahan, dan penanganan
pagebluk di masa mendatang. 

Tidak kalah penting untuk disorot bahwa pandemi COVID-19 ini merupakan momentum
membangun sekaligus memperkuat kemandirian vaksin. Ancaman wabah tidak akan
hilang sampai kapan pun. Hal yang bisa dilakukan ialah menekan penyebarannya, salah
satunya dengan memperkuat proteksi diri melalui vaksinasi. Karena itu, ketika bangsa ini
bisa menghasilkan vaksin sendiri, tanpa harus bergantung pada negara lain,
sesungguhnya itu ialah tangga pertama menuju kemenangan melawan pandemi dan
ancaman wabah.

 
4. Teks editorial berjudul Pengembangan Ekonomi Biru Sektor Kelautan

Pengembangan Ekonomi Biru Sektor Kelautan

Tesis

Di tengah situasi ketidakpastian global saat ini, Indonesia didorong untuk bangkit lebih
cepat guna mencapai target proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2045
mendatang. Dan, ekonomi biru diperkirakan menjadi peluang baru dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi.

Meski mungkin terdengar baru, konsep ekonomi biru sebenarnya sudah tercetus sejak
1972, melalui konferensi PBB di Stockholm. Bank Dunia misalnya, mengartikan ekonomi
biru sebagai pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan untuk pertumbuhan
ekonomi, peningkatan mata pencaharian, dan pekerjaan sembari menjaga kesehatan
ekosistem laut. 

Kontribusi sektor maritim ke perekonomian global ini ternyata tidak main-main. World
Wildlife Fund (WWF) mencatat, potensi yang dapat diraih dengan pendekatan ekonomi
biru mencapai USD 24 triliun atau setara dengan Rp319 triliun. Tidak dapat dipungkiri
wilayah laut Indonesia sangat luas dengan potensi kekayaan yang melimpah, merupakan
sektor yang bisa menjadi tumpuan perekonomian. 

Dari sektor perikanan telah menyumbang 270 miliar USD setiap tahun ke global Gross
Domestic Product (GDP) atau total dari seluruh penjualan barang atau jasa sebuah
negara. Sedangkan pengangkutan barang melalui jalur laut pertumbuhannya mencapai
80 persen, dan diprediksi akan bertambah dua kali lipat pada 2030.

Argumentasi

Pertanyaannya, bagaimana negara kita mengimplementasikan konsep ekonomi biru?


Pada 2012, Presiden SBY pernah mencanangkan cita-cita Indonesia untuk menjadikan
laut sebagai kekuatan guna mewujudkan keamanan nasional, kemandirian ekonomi serta
peningkatan sumber daya maritim.

Presiden Jokowi pun memiliki kebijakan yang mulai mengarah untuk mendukung
ekonomi biru. Sebut saja pembukaan tol laut dan pembatasan illegal fishing untuk
meningkatkan pendapatan dari perikanan sampai meningkatkan wisata bahari.
Pemerintah bahkan telah menyusun strategi penerapan ekonomi biru guna memulihkan
kesehatan laut serta mempercepat pertumbuhan ekonomi kelautan yang berkelanjutan
di tingkat nasional dan daerah.

Memang tidak bisa dipungkiri, jika membahas masalah maritim dan perikanan di
Indonesia itu memang kompleks. Ada persoalan krusial pada konsep ekonomi biru ini,
yaitu mahalnya biaya investasi. Tambahan investasi ini kadang menjadi satu
pertimbangan, padahal dalam jangka panjang sejatinya akan lebih bermanfaat.

Penegasan ulang (reiteration)

Meski demikian, Indonesia sudah waktunya untuk gencar mewujudkan program ekonomi
biru tersebut, apalagi potensi industri kelautan kita yang luar biasa besar. Sesungguhnya
inti ekonomi biru adalah sustainable development. Suatu gambaran betapa kepedulian
terhadap lingkungan yang tetap lestari adalah tujuan utama konsep ekonomi ini, tapi
bagaimanapun kita senantiasa berharap agar langit dan laut tetap biru.

5. Teks editorial berjudul Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Tesis

Pendidikan yang berkualitas menjadi sangat penting agar suatu negara dapat sejajar
dengan negara maju. Namun, kenyataannya pendidikan di tanah air belum sebanding
dengan pendidikan yang ada di negara maju.

Setiap lembaga pendidikan perlu mencetak lulusan yang berkualitas. Hal tersebut
menjadi antisipasi terhadap perubahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap
orang dalam menjalani kehidupan. Peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan
dengan upaya yang serius untuk menjawab persoalan yang dihadapi di masa depan.

Argumentasi:

Agar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu, maka setiap lembaga pendidikan
perlu memberikan dukungan kepada setiap peserta didik. Beberapa tantangan yang akan
dihadapi diantaranya kemajuan IPTEK, globalisasi, dan tenaga ahli yang mumpuni.

Namun saat ini, semua sudah lebih mudah dengan adanya teknologi seperti internet.
Dengan internet, materi belajar dapat dicari dengan mudah. Hal itu juga menjadikan guru
bukanlah satu-satunya sumber ilmu. Peran guru pun sudah bergeser menjadi motivator,
dinamisator, dan motivator.

Penegasan ulang (reiteration)

Peran guru masih sangat penting dan tidak tergantikan untuk memberikan pendidikan
terbaik. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang ada di lembaga pendidikan juga perlu
ditingkatkan untuk memberikan kualitas terbaik terhadap pendidikan di Indonesia.

6. Teks editorial berjudul Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Indonesia

Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Indonesia

Tesis

Sebuah pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pepatah


tersebut memberi makna bahwa kesehatan adalah hal yang utama bagi manusia. Namun
nyatanya, masih banyak kebiasaan yang berakibat buruk pada kesehatan, tak hanya pada
diri sendiri, namun juga menularkan orang lain, seperti merokok. 

Argumentasi

Selama lebih dari tiga abad, industri rokok tumbuh dan berkembang di Indonesia, serta
bertanggung jawab pada buruknya kesehatan masyarakat. Menurut Kementerian
Kesehatan, kerugian total akibat konsumsi rokok selama 2013 mencapai Rp378,75 triliun.
Padahal nilai pasar industri saat ini ditaksir berkisar hingga Rp224,2 triliun.

Tak hanya membengkak dari tagihan pengobatan, angka kerugian lainnya juga diderita
dari pembelian rokok mencapai Rp138 triliun. Kerugian ini berasal dari hilangnya
produktivitas akibat sakit, disabilitas, dan kematian prematur di usia muda sebesar 235,4
triliun dan biaya berobat akibat penyakit-penyakit terkait tembakau sebanyak Rp5,35
triliun.

Tak hanya buruk bagi anak-anak, industri rokok juga semakin berbahaya karena mulai
menyasar pada konsumen generasi muda, khususnya kalangan remaja. Hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun, yakni sebesar
1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas).
Penegasan ulang (reiteration)

Hal tersebut tentu memprihatinkan. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita menyadari hal-hal
krusial ini. Kita bisa menolak dan melarang konsumsi rokok sejak di lingkungan keluarga
sendiri karena industri rokok juga banyak didukung oleh pihak-pihak yang menerima
keuntungan tinggi dari penjualan rokok selama berabad-abad di Indonesia.

7. Teks editorial berjudul Rencana Konversi Kompor Gas ke Listrik

Rencana Konversi Kompor Gas ke Listrik

Tesis

Setelah “berhasil” memangkas anggaran subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
membengkak, kini pemerintah kembali mengkaji anggaran untuk subsidi LPG tabung 3kg.
Anggaran untuk subsidi gas tabung hijau ini diklaim mencapai lebih dari Rp149 triliun
atau setara 192,61 persen dari postur APBN 2022. 

Pemerintah menyebut konversi kompor elpiji ke kompor listrik atau kompor induksi bisa
menghemat APBN karena harga keekonomian listrik lebih murah ketimbang harga
keekonomian elpiji. Namun, belum bisa dipastikan berapa anggaran yang bisa dihemat
kalau konversi ini diberlakukan. Kabarnya, pemerintah berniat menyetop impor LPG pada
2030.

Argumentasi

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, membengkaknya anggaran subsidi LPG 3kg


ini disebabkan kesenjangan harga jual eceran dengan harga keekonomian yang
terlampau tinggi.  Presiden Joko Widodo bahkan memerintahkan segera dilakukan
pengalihan kompor gas berbasis energi impor (LPG) ke kompor berbasis energi domestik
(kompor listrik).

Meski demikian, rencana pemerintah mengonversi energi dari gas LPG subsidi 3kg ke
kompor listrik dinilai mustahil diterapkan secara nasional, selama keandalan pasokan
listrik di Indonesia belum kuat. Hal itu mengingat infrastruktur kelistrikan yang mumpuni
hanya ada di Pulau Jawa dan Bali.

Anggota Komisi VII DPR RI Sartono ikut berpendapat, bahwa program konversi ini harus
diperhitungkan dengan matang agar tidak membebani masyarakat. Ia mengingatkan
pemerintah agar membuat kajian mendalam sebelum benar-benar menjadikan uji coba
ini sebagai kebijakan nasional.  Jangan sampai terulang kasus konversi energi dari minyak
tanah ke LPG pada 2007 yang persoalannya tidak diselesaikan hingga sekarang.

Menjawab hal itu, Kementerian ESDM memastikan masyarakat tidak akan dikenakan
beban jika berpindah dari gas LPG ke kompor listrik. Masyarakat justru bisa lebih
menghemat biaya masak hingga 10–15 persen. Kementerian ESDM juga bakal mengurangi
konsumsi gas LPG 3kg dan menggantinya dengan kompor listrik secara bertahap.

Penegasan ulang (reiteration)

Program konversi dari kompor LPG ke kompor induksi ini sesungguhnya diharapkan tidak
hanya dapat memangkas defisit neraca perdagangan. Namun, bisa menjadi jalan
alternatif untuk dapat menyelesaikan permasalahan subsidi energi yang selama ini dinilai
kurang tepat sasaran.

Untuk itu, pemerintah harus dapat meyakinkan keamanan penggunaan kompor listrik,
selain mungkin menyediakan barangnya yang gratis kepada konsumen pengguna elpiji
3kg. Bahkan jika perlu, PLN bisa memberlakukan tarif listrik khusus terhadap golongan
ini. Apabila hal ini mampu dipenuhi, konversi kompor gas ke listrik akan dapat diterima
masyarakat, serta terhindar dari berbagai kontroversi.

8. Teks editorial berjudul Perlukah Transportasi Umum Untuk Kita

Perlukah Transportasi Umum Untuk Kita

Tesis

Dari tahun ke tahun, kemacetan menjadi masalah yang terus bertambah parah. Anekdot
kemudian bermunculan seperti “Tua di Jalan” datang untuk mengkritik pemerintah
mengenai kebijakannya dalam mengatur transportasi Indonesia. 

Kemacetan di jalan tetap terjadi dan semakin parah memang hasil yang logis dari
beberapa faktor, seperti meningkatnya jumlah penduduk, naiknya jumlah pembelian
kendaraan pribadi, dan lambatnya pembangunan infrastruktur penghubung antar lokasi.

Argumentasi
Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO, pada tahun 2019, Indonesia
menduduki peringkat kedelapan di Asia Tenggara dengan tingkat kematian akibat
kecelakaan lalu lintas, dengan data kematian mencapai 12,2 persen dari 100.000 populasi.

Hal ini tentu saja dapat diminimalisasi dengan beralihnya kebiasaan perjalanan dengan
menggunakan angkutan umum. Saat ini, peran pemerintah sangat penting dalam hal
pembangunan infrastruktur transportasi, baik dari kualitas armada maupun fasilitas yang
memudahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.

Namun, tantangan selanjutnya adalah besarnya anggaran dan biaya yang harus dibayar
untuk membangun sebuah sistem transportasi tersebut. Dengan keadaan melemahnya
seluruh ekonomi di dunia pasca pandemi berlangsung, pemerintah perlu bijak dalam
menetapkan prioritas pembangunan. 

Penegasan ulang (reiteration)

Keadaan ini tentunya tak hanya dihadapi Indonesia. Banyak negara lain dengan kondisi
yang relatif sama, tapi cukup berhasil mengatasi masalah kemacetan tersebut dengan
mengembangkan transportasi umum yang memadai.

Indonesia tentunya dapat mencontoh hal positif tersebut untuk kebaikan bagi generasi
selanjutnya. Namun, jika keputusan sudah dibuat, seharusnya konsisten dengan hal
tersebut agar kita tak kembali mendengar hal buruk semacam proyek mangkrak, dan hal-
hal negatif lainnya yang hanya menghabiskan anggaran negara.

9. Teks editorial berjudul Meneruskan Jejak sang Ratu

Meneruskan Jejak sang Ratu

Tesis

Dunia seketika berduka saat Kerajaan Inggris menyampaikan pernyataan resmi tentang
wafatnya Ratu Elizabeth II di Balmoral, Skotlandia, pada Kamis (8/9). Sang Ratu mangkat
di usia ke-96 setelah selama tujuh dekade memimpin Kerajaan dan Persemakmuran
Inggris. Ia tercatat sebagai pemangku takhta terlama dalam sejarah Inggris. Rakyat Inggris
sudah tentu menjadi pihak yang paling merasakan kehilangan atas kematian Ratu
Elizabeth II tersebut, selain keluarga kerajaan. 
Rasa kehilangan itu mereka ekspresikan dengan berkumpul di depan Istana Buckingham,
di tengah hujan deras, demi menyampaikan duka cita kepada keluarga Kerajaan Inggris.
Begitu pun para pemimpin dunia yang sepanjang hari kemarin tak berhenti mengucapkan
dukacita dan belasungkawa atas berpulangnya sosok yang terlahir dengan nama
Elizabeth Alexandra Mary Windsor itu. 

Bagi masyarakat Inggris, Elizabeth memang layak mendapatkan cinta dan rasa hormat.
Selama 70 tahun memimpin, ia tidak sekadar menjadi kepala negara dan simbol abadi
Inggris. Lebih dari itu, Elizabeth mampu menjadi sosok dengan tanggung jawab dan
dedikasi yang tinggi untuk memberikan pengabdian kepada rakyatnya. Era dia memimpin
Kerajaan Inggris (1952-2022) ialah era ketika perubahan bergerak begitu cepat. Era yang
penuh dengan pergolakan sosial, guncangan, bahkan perang. Pada titik-titik masa
tertentu, pengaruh kerajaan mulai memudar. 

Argumentasi

Bahkan peran monarki kerap dipertanyakan seiring dengan berkembangnya prinsip


demokrasi dan pemikiran egaliterianisme. Namun, dengan modal ketulusan serta
dedikasi untuk mengabdi dan tentu saja kemampuan untuk beradaptasi, Elizabeth
mampu membawa Inggris melewati itu semua. Terbukti sang Ratu tetap berdiri konstan
di tengah segala perubahan itu sekaligus berhasil mengawal keberadaan monarki
mengarungi dunia yang sudah sangat modern ini. 

Tidak salah kiranya bila Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, yang baru saja diangkat
mendiang Ratu pada Selasa (6/9), mengatakan kerajaan ialah sumber kekuatan negara
dan stabilitas Inggris modern. Di zaman Elizabeth-lah dekolonisasi kekaisaran Inggris
terjadi. Negara-negara di bawah koloni Inggris satu per satu 'diberi' kemerdekaan.
Gongnya, penyerahan Hong Kong kembali kepada Tiongkok pada 1997 menandai akhir
dari kekaisaran Inggris. 

Meski demikian, pengaruh kekuasaannya masih sangat signifikan sebagai pemimpin


sekaligus pemersatu negara-negara bekas koloni yang tergabung dalam Persemakmuran
Inggris itu. Pada sisi inilah sesungguhnya tampak kelihaian Elizabeth dalam berpolitik. Di
satu sisi mempertahankan eksistensi kerajaan, tapi di sisi lain ia juga ingin negara-negara
koloni punya eksistensi masing-masing. 

Di tataran lain, Ratu Inggris juga aktif mempromosikan perdamaian dan amal dalam
segala hal yang dia lakukan. Menurut The Independent, selama masa pemerintahannya,
Ratu Elizabeth II bekerja dengan lebih dari 600 badan amal, dari yang bergerak di bidang
kesehatan hingga masalah-masalah perempuan. 
Penegasan ulang (reiteration)

Semua jejak dan warisan Ratu Elizabeth II itu sejatinya mengandung makna teramat
dalam terkait dengan bagaimana seharusnya seorang pemimpin memperlakukan
kekuasaan yang ia miliki. Ia boleh saja berstatus ratu kerajaan yang tentu saja sangat
elitis, tapi ketika tindakan dan kebijakannya tidak elitis, rakyat tanpa diminta akan
memberikan cinta dan rasa hormatnya. 

Pangeran Charles yang sebentar lagi akan naik tahta menjadi Raja Inggris tentu punya
tugas besar untuk meneruskan jejak baik sang ibunda. Satu kaki masa depan Inggris akan
ditopang kepemimpinan Raja Charles. Karena Inggris negara maju yang punya pengaruh
kuat di kancah global, masa depan negara itu sedikit banyak pasti akan menentukan
masa depan dunia.

10. Teks editorial berjudul Mencetak Calon Juara dengan Pembinaan Usia Dini

Mencetak Calon Juara dengan Pembinaan Usia Dini

Tesis

Indonesia memiliki impian mencetak atlet-atlet hebat yang akan mengukir prestasi dan
membawa Merah Putih berkibar tinggi di pentas dunia. Tagline  Peringatan Hari Olahraga
Nasional (Haornas) 2022 pun menyiratkan keinginan dan mimpi besar tersebut. Haornas
2022 yang diperingati hari ini mengangkat tagline  "Bersama Cetak Juara". 

Indonesia sebuah bangsa besar dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.
Populasi Indonesia kini mencapai 273 juta penduduk. Potensi Indonesia untuk menjadi
negara dengan prestasi besar di bidang olahraga sejak dulu ada. Namun, seperti kita tahu,
prestasi olahraga kita masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. 

Memang diakui sudah banyak prestasi yang ditorehkan atlet-atlet kita, terutama di
cabang favorit, seperti Bulutangkis. Namun, pencapaian di acara multi event seperti
Olimpiade, Indonesia belum mampu bersaing dengan raksasa dunia, termasuk dengan
negara-negara Asia, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. 

Argumen

Bahkan, di level SEA Games sekalipun, beberapa kali kita masih kalah dalam perolehan
medali dari negara sekawasan, seperti Thailand dan Vietnam. Terakhir, pada SEA Games
Vietnam 2021 yang berlangsung tahun ini, Indonesia finis di bawah tuan rumah Vietnam
dan Thailand. Indonesia total mengumpulkan 69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu. Hasil
ini lebih baik dibanding event  serupa sebelumnya di mana Indonesia finis keempat pada
2019 dan 2013 serta dua kali berada di posisi kelima pada 2017 dan 2015. 

Prestasi terbaik terakhir untuk SEA Games dicapai pada 2011 ketika Indonesia tuan rumah
dan menjadi juara umum terakhir kalinya. Satu di antara banyak faktor yang membuat
pencapaian atlet kita kurang maksimal adalah kendala anggaran. Pembinaan talenta
muda akan sulit optimal jika anggaran tidak mencukupi. 

Beberapa waktu lalu pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengklaim
Indonesia kalah dari Thailand dan Singapura soal fokus pembinaan atlet. Dua negara
tetangga tersebut mengalokasikan masing-masing 0,2% dan 4% dari total Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mereka untuk olahraga, sedangkan Indonesia
hanya 0,03%. 

Dengan lahirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar
Olahraga Nasional (DBON) kita berharap capaian olahraga kita akan semakin baik. DBON
diterbitkan sebagai panduan arah kebijakan pembinaan dan pengembangan
keolahragaan nasional jangka panjang secara terintegrasi dan kolaboratif. Harapannya,
dengan desain tersebut daya saing bangsa dalam bidang keolahragaan kian meningkat. 

Melalui DBON terdapat 14 cabang olahraga unggulan Olimpiade berdasarkan prestasi dan
peluang medali. Sedangkan untuk Paralimpiade ada 5 cabang olahraga. Dengan desain
tersebut Indonesia berharap bisa menjadi negara lima besar Olimpiade pada 2045. 

Pada Olimpiade 2032 Indonesia berharap sudah masuk 10 besar. Membuat target tinggi
tentu sah-sah saja. Namun, untuk bisa mencapainya sangat bergantung pada program
yang dijalankan, terutama pembinaan usia muda. Satu hal yang perlu dioptimalkan
dalam rangka mencetak atlet andal adalah menjaring bibit-bibit muda potensial di
seluruh wilayah tanah air. 

Sejak usia dini, calon-calon atlet potensial harus bisa ditemukan. Indonesia sejatinya
memiliki banyak talenta muda mulai Sabang sampai Merauke. Namun karena model
pembinaan yang lemah, maka talenta muda tersebut tidak pernah mencapai potensi
maksimalnya. Setiap cabang olahraga seyogianya bertanggung jawab untuk menemukan
bibit muda potensial ini. 

Selain itu, kompetisi atlet muda untuk cabang-cabang olahraga, terutama cabang
Olimpiade, juga harus diintensifkan. Kemenpora perlu mengoptimalkan kerja sama
dengan pemerintah daerah, termasuk dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan
Riset Teknologi. 

Hal lain yang perlu ditumbuhkan adalah minat masyarakat untuk menggeluti olahraga,
terutama dengan menjadi pelatih. Berdasarkan Sport Development Indeks (SDI) 2021
yang dilakukan Kemenpora, rasio Sumber Daya Manusia (SDM) olahraga dan jumlah
penduduk usia ≥5 tahun secara nasional adalah 1:3487. Ini menunjukkan kesenjangan
yang terlalu tinggi antara ketersediaan SDM olahraga dan jumlah penduduk yang harus
dilayani. 

Sebagai perbandingan, rasio polisi dan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1:411 atau
243 per 100.000 penduduk. Demikian juga rasio dokter dan jumlah penduduk di Indonesia
sebesar 1:2.500 atau 0,4 per 1.000 penduduk. Perlu kembali menumbuhkan atmosfer
olahraga di masyarakat. Tidak ada salahnya kembali menggaungkan jargon populer
beberapa puluh tahun lalu, yakni "Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan
Masyarakat".

Penegasan ulang (reiteration)

Dimulai dengan memasifkan olahraga masyarakat atau olahraga non prestasi, diharapkan
akan tumbuh atmosfer berolahraga di tengah masyarakat. Dari proses pembudayaan
olahraga, gairah untuk berkompetisi diharapkan ikut tumbuh. Masyarakat akan antusias
berolahraga dan talenta-talenta muda pun diharapkan bermunculan. Dengan begitu
harapan untuk mencetak juara-juara olahraga tingkat dunia juga bisa dicapai.

11. Teks editorial berjudul Menghargai Nyawa di Jalan Raya

Menghargai Nyawa di Jalan Raya

Tesis

Nyawa kembali melayang sia-sia di jalan raya. Kemarin, sebuah truk trailer menyeruduk
kerumunan orang di Bekasi, Jawa Barat. Akibatnya, belasan orang tewas, sebagian besar
di antaranya murid sekolah dasar yang sedang jajan di pinggir jalan. Polisi menduga truk
mengalami rem blong saat melaju di kecepatan 60 km. Insiden semacam ini bukan kali
pertama terjadi. 

Pertengahan Agustus lalu, sebuah truk yang mengangkut terigu juga menyeruduk
sejumlah kendaraan lainnya di Cianjur, Jawa Barat, dan menewaskan 6 orang, termasuk
pengemudi truk. Bulan sebelumnya, peristiwa serupa juga terjadi di Cibubur, Jakarta
Timur; dan Balikpapan; Kalimantan Timur pada awal tahun. 

Dari investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada beberapa


kecelakaan truk trailer, sebagian besar diawali dengan ketidakmampuan pengemudi
menguasai keadaan. Lembaga itu juga pernah mengusulkan truk trailer mesti dilengkapi
perangkat safety brake. Berkaca pada kejadian kemarin di Bekasi, rekomendasi KNKT ini
sepertinya belum dijalankan serius oleh pihak terkait, khususnya para pengusaha atau
pemilik truk. 

Argumentasi

Faktor safety atau keamanan sepertinya masih dianggap sepele, bukan perkara utama.


Ingat, kelalaian sekecil apa pun dapat berujung fatal. Karena itu pula penindakan pada
setiap kelalaian mutlak untuk mencegah kejadian serupa terulang. Harus ada investigasi
serius dari pihak terkait. 

Meski hanya menyumbang sekitar 12% pada jumlah kasus kecelakaan lalu lintas
sepanjang tahun lalu, mungkin sudah seharusnya ada evaluasi menyeluruh terhadap
angkutan berat semacam ini. Apalagi, kejadiannya kerap berulang. Truk yang berbadan
besar dapat menjadi mesin pembunuh yang mengerikan jika tidak hati-hati
mengoperasikannya. 

Untuk ke depan, pengetatan cek kendaraan dan pengemudi angkutan berat mesti
dilakukan berkala dan serius, jangan sekadar formalitas. Langkah ini penting untuk
memastikan keamanan, baik untuk si pengemudi maupun masyarakat pengguna jalan
lainnya. Para pengusaha truk ataupun perusahaan ekspedisi, yang menggunakan
kendaraan operasional besar, harus memperhatikan hal kecil semacam ini, termasuk
memperhatikan kesehatan dan kondisi pengemudi, baik fisik maupun psikis. 

Tugas para pengemudi truk ini tidak ringan, sehingga harus betul-betul diisi oleh orang
ahli di bidangnya, bukan sembarangan. Pemberian lisensi khusus kepada para
pengemudi kendaraan ini juga tidak boleh dilakukan main-main. Dalam berlalu lintas,
faktor kedisiplinan ialah kunci dan itu harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Dari proses
perekrutan pengemudi, pemberian surat izin mengemudi, hingga pemeriksaan kondisi
kelaikan kendaraan. 

Pentingnya keselamatan transportasi juga perlu diimbangi keterlibatan dan partisipasi


aktif dari pihak-pihak terkait, baik pengguna jasa maupun pemilik dan operator, serta
pemerintah sebagai pengatur sistem transportasi. Semuanya harus mengacu pada
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi
Keselamatan Jalan. 

Penegasan ulang (reiteration)

Kecelakaan di jalan raya bukan semata menghilangkan nyawa, tapi juga merugikan
secara ekonomi. Data Kementerian Perhubungan mengungkapkan nilai kerugian materi
akibat kecelakaan lalu lintas selama 2020–2021 mencapai Rp246 miliar. Angka ini tentu
tidak sedikit, apalagi jika kasusnya terus meningkat, baik secara kuantitas maupun
kualitas. 

Oleh karena itu, penting untuk menekan laju angka ini. Pekerjaan rumah di sektor
transportasi tentu bukan semata pada kondisi fisik kendaraan, melainkan juga pada
mentalitas manusianya. Kendaraan, entah itu truk, motor, pesawat, sepeda, hanyalah
teknologi yang membantu dalam mobilitas sehari-hari. Kitalah yang mesti bijak serta
disiplin merawat dan menggunakannya. Angka kecelakaan lalu lintas yang dirilis setiap
tahun, faktor utamanya lantaran kita abai pada hal-hal kecil semacam ini, termasuk
dalam mematuhi rambu dan marka jalan.

12. Teks Editorial berjudul Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina

Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina

Tesis

Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat. Menaikkan
harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di tingkat konsumen
harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di lokasi yang relatif jauh
dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00–Rp200.000,00.

Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak
logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa
didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya
dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak
kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS.

Argumentasi
Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan
kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik Indonesia menggelar
rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi
Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada
Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan
harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.

Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga


elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah
pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan
secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati
undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal
ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai
pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

Penegasan Ulang

Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai
langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk
kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat
luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi yang
cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah
memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.

Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi
regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji? Dalam peran dan
tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar
dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan
memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari
perut bumi Indonesia.

Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran


dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian
persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat
menengah ke bawah.

Sumber: Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2014

 
13. Teks Editorial berjudul Rio Ingin Jadi Pembalap Utama

Rio Ingin Jadi Pembalap Utama

Tesis

Beredarnya rumor tim balap Formula 1 Manor Racing akan menggunakan tiga pembalap
pada musim balap pada tahun ini ditepis manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett. Menurut
pria asal Inggris itu, negosiasi dengan Manor hingga saat ini terus berlanjut sampai Manor
mengumumkan pembalapnya.

Hunnisett juga menegaskan posisinya bahwa pihaknya hanya ingin Rio menjadi pembalap
utama dalam tim asal Inggris itu berpasangan dengan pembalap Jerman, Pascal Wehrlein
yang sudah diumumkan sebelumnya sebagai pembalap manor. Menurut Piers, Manor
akan segera mengumumkan pembalapnya dalam beberapa hari ke depan.

Argumentasi

”Semua kemungkinan dapat terjadi dalam F1. Tahun lalu Roberto Merhi dan Alexander
Rossi sempat berganti posisi. Tapi yang kami inginkan adalah bagaimana Rio bisa menjadi
pembalap utama. Negosiasi terus berlangung hingga saat ini,” kata Hunnisett kepada
pers di Jakarta (16/2).

Rumor tiga pembalap yang akan digunakan oleh Manor dilontarkan oleh sejumlah media
otomotif asing. Seperti dikutip dari grandprix.com, salah satu rumor menyebutkan tiga
pembalap yang akan digunakan oleh Manor adalah Wehrlein, Rossi, dan Rio. Wehrlein
akan menjadi pembalap utama, sedangkan Rio dan Rossi akan berbagi tempat di
sejumlah seri tertentu.

Rio yang ditemui pada kesempatan yang sama mengatakan hanya ingin menjadi
pembalap utama. Dengan menjadi pembalap utama, menurut pembalap asal Surakarta,
Jawa Tengah itu, dirinya akan bisa mendapatkan pengalaman berharga sebagai
pembalap debutan di Formula 1.

”Untuk saat ini saya berusaha keras untuk bisa tampil semusim penuh karena akan sangat
memberikan pelajaran sebagai pembalap yang pertama kali berlaga di F1. Satu musim
pertama di F1 akan menjadi bagian dari pembelajaran,” ujar Rio yang ingin segera
mendengar pengumuman pembelap dari Manor.

Penegasan Ulang
Dengan menjadi pembalap utama, Rio tentu memerlukan dukungan dana yang besar.
Sejauh ini manajemen Rio, PT Kiky Sport baru membayarkan 3 juta Euro dari total 15 juta
Euro yang diminta oleh Manor. Indah Pennywati, Ibunda Rio yang juga perwakilan Kiky
Sport pun terus menggalang dana untuk Rio.

Pada Selasa, (16/2), Indah bersama Rio dan Hunnisett menemui pendiri PT Saratoga
Investama Sedaya, Sandiaga S. Uno. Sandiaga mengatakan akan segera mempelajari
proposal permohonan dari Rio dan segera berkomunikasi dengan Ketua Kamar Dagang
dan Industri Indonesia (Kadin), Roeslan P. Roeslani.

”Ini adalah anak bangsa yang perlu dukungan dari kalangan pengusaha. Saya akan segera
memberikan jawaban mengenai proposal yang saya terima. Saat ini, prestasi olahraga
kita perlu didorong, karena itu semua pihak harus bergandengan tangan,” kata pria yang
juga Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI). (OL-1)

(Sumber: Ghani Nurcahyadi, Media Indonesia, media indonesia.com, 16 Februari 2016)

14. Teks Editorial berjudul Rio Haryanto Berlaga di F1 Grand Prix Australia

Rio Haryanto Berlaga di F1 Grand Prix Australia

Tesis

JAKARTA – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang pembalap asal Indonesia akan
berlaga di arena balap mobil paling bergengsi di dunia, Formula Satu (F1). Tim asal
Inggris, Manor Racing Ltd, memastikan secara resmi bahwa mereka mengontrak Rio
Haryanto sebagai salah satu pembalap utama dalam ajang F1 musim 2016 ini.

Argumentasi

Dalam konferensi pers di kantor Pusat Pertamina, Rio mengaku lega dengan status
resminya sebagai pembalap tim Manor Racing. Ia menambahkan, setelah hiruk pikuk
permasalahan pendanaan sebelum ini, dia akan fokus mempersiapkan diri, baik fisik
maupun teknis.

”Saat ini saya lega bahwa karena dukungan dana sudah terpecahkan. Kita sudah lepas itu.
Hanya tinggal saya untuk bisa hasilkan yang terbaik untuk prestasi,” kata Rio, Kamis
(18/2). Rio nantinya akan bertandem dengan pembalap asal Jerman, Pascal Wehrlein, di
Tim Manor Racing.
Ketika ditanya soal target, Rio mengatakan akan berupaya sebaik mungkin dalam
menjalani seluruh sesi di F1 tahun ini. ”Targetnya jadi, di mana yang miliki scores point.
Itu salah satu poin besar kalau packages mobil sangat bagus. Ini adalah bonus bagi saya.
Saya bisa masuk ke F1 dan bisa tunjukkan potensi saya. Di segi mobil, cukup bagus. Kita
tidak tahu hingga nanti kita jajal mobil itu,” katanya.

Terkait nomor mobil, dia menyatakan, hingga saat ini masih dalam proses. Namun, dalam
keterangan resmi Manor Racing melalui Twitter, Rio akan menggunakan nomor 88.

Dalam pernyataan terpisah, Rio juga menyatakan kegembiraannya. Menurutnya, Manor


adalah tim dengan visi dan rencana yang ambisius. Ia juga bangga dapat mewakili
bangsanya sekaligus sebagai satu-satunya perwakilan dari Benua Asia.

Pengumuman resmi juga dirilis lewat situs resmi Manor, kemarin. ”Kami senang dengan
adanya Rio sebagai pembalap kami musim ini,” demikian bunyi pengumuman resmi
tersebut. Pemilik Manor Racing, Stephen Fitzpatrick, dalam pengumuman tersebut
mengatakan, sebuah kebanggaan bagi Manor dapat menunjuk Rio sebagai pembalap tim
tersebut.

Fitzpatrick mengatakan, Rio akan menjadi salah satu andalannya musim ini. ”Rio itu
pembalap ulet. Kami melihat dia sangat piawai di trek dengan membuat kesan saat
tampil di GP2 musim lalu,” ujarnya. Ia yakin Rio bersama Manor akan memberi kesan
serupa di musim ini.

Dalam pernyataan itu, Fitzpatrick juga menyinggung banyaknya jumlah penggemar Rio di
Indonesia. Hal tersebut menurutnya baik bagi tim dan F1 secara keseluruhan.

Penegasan Ulang

Balapan resmi perdana Rio nanti adalah Australian Grand Prix yang bertempat di
Melbourne Grand Prix Circuit pada Maret. Sebelum ke Melbourne, Rio akan menjalani dua
kali uji coba di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Spanyol. Uji coba pertama harus diikuti Rio
pada 22 hingga 25 Februari mendatang dan uji coba kedua pada 1 hingga 4 Maret 2016.

(Sumber: Republika, 19 Februari 2016. Koran Republika.co.id).

15. Teks Editorial berjudul Pengangguran Makin Bertambah

Pengangguran Makin Bertambah


Tesis

Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional mulai membawa dampak serius bagi


kehidupan masyarakat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut melemahnya
perekonomian berimbas pada melonjaknya angka pengangguran yang pada kuartal III
tahun 2015 ini mencapai 7,56 juta orang. Karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini harus bekerja lebih keras lagi
agar roda perekonomian kembali bergerak cepat.

Percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan untuk menciptakan lapangan


kerja baru, sebab saat ini banyak sektor lapangan kerja yang tersedia turun daya
serapnya. Salah satu yang terbesar adalah sektor pertanian yang dalam setahun terakhir
turun daya serapnya dari 38,97 juta orang menjadi 37,75 orang atau turun 1,2 juta orang.

Argumentasi

Data-data BPS ini harus dijadikan acuan pemerintah untuk serius dalam menangani
masalah pengangguran. Karena kalau perlambatan pertumbuhan ekonomi ini tidak
segera diantisipasi dengan kebijakan yang tepat, jumlah angka pengangguran
dikhawatirkan akan terus bertambah. Kita juga tak bisa menyalahkan industri-industri
yang akhirnya melakukan PHK sebagai upaya efisiensi agar tetap bisa bertahan (survive).

Pertumbuhan ekonomi di kuartal III sebanyak 4,73% ini memang membaik dibanding
sebelumnya yang mencapai 4,65%. Namun, kenaikannya belum cukup tinggi untuk
menciptakan tenaga kerja, sehingga pemerintah jangan terlalu hanyut dengan kenaikan
angka pertumbuhan ekonomi yang sedikit tersebut.

Di sinilah pemerintah harus hadir untuk menyelamatkan dan melindungi berbagai bidang
industri yang kini sedang ”megap-megap”. Jangan sampai industri dibiarkan sendirian
menyelesaikan masalahnya tanpa ada bantuan dari pemerintah.

Pemerintah memang sudah mengeluarkan enam paket ekonomi sebagai upaya untuk
memulihkan perekonomian nasional dari keterpurukan. Namun, rata-rata paket ekonomi
yang dicanangkan pemerintah merupakan kebijakan yang berorientasi jangka panjang.
Hal inilah yang menyebabkan paket-paket kebijakan tersebut belum banyak berperan
dalam memperbaiki masalah ekonomi bangsa ini.

Paket kebijakan yang dikeluarkan sebenarnya cukup baik. Namun karena perlambatan
pertumbuhan ekonomi sudah berimplikasi serius pada kehidupan masyarakat, yang
diperlukan adalah kebijakan berorientasi jangka pendek sehingga cepat menyelesaikan
persoalan yang ada.

Selain paket ekonomi belum bisa bekerja optimal, terbatasnya kenaikan pertumbuhan
ekonomi nasional juga disebabkan sejumlah faktor lain, di antaranya masih minimnya
realisasi belanja pemerintah dan menurunnya ekspor komoditas.

Faktor melambatnya ekonomi global memang ikut memengaruhi ekonomi nasional.


Namun, tidak bijaksana juga kalau pemerintah terus-menerus menjadikan faktor
eksternal sebagai kambing hitam permasalahan ekonomi bangsa ini. Sudah saatnya
pemerintah melakukan introspeksi dan segera merevisi kebijakan-kebijakan yang dinilai
tidak tepat.

Penegasan Ulang

Intinya, pemerintah harus tetap optimistis untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Hal
mendesak yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah bagaimana menciptakan
lapangan kerja yang padat karya. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbaiki sektor
pertanian dan merealisasikan proyek-proyek pembangunan infrastruktur.

Pemerintah mungkin dahulu masih bisa beralibi ada kendala administrasi dalam
pelaksanaan proyek infrastruktur. Namun, di tahun kedua pemerintahan ini, pemerintah
harus mampu mempercepat jalannya proyek infrastruktur tersebut. Hal ini penting
karena sektor pertanian dan infrastruktur bisa banyak menyerap tenaga kerja yang kini
sangat dibutuhkan.

Selain itu, realisasi belanja pemerintah harus didorong secepat mungkin termasuk
pemerintah daerah yang selama ini sangat rendah penyerapan anggarannya. Belanja
pemerintah terutama belanja barang sangat diperlukan untuk menggerakkan roda
perekonomian. Kita tunggu gebrakan pemerintah untuk menangani membludaknya
angka pengangguran tersebut.

Sumber: Koran Sindo, Sabtu 7 November 2015

16. Teks Editorial berjudul Pabrik Toshiba dan Panasonic Tutup, 2.500 Buruh Kena
PHK

Pabrik Toshiba dan Panasonic Tutup, 2.500 Buruh Kena PHK


Tesis

Liputan6.com, Jakarta – Penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia


membawa dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak lebih dari 2.500
karyawan. Hal ini terimbas dari lesunya penjualan produk elektronik dua perusahaan
raksasa asal Jepang itu akibat penurunan daya beli masyarakat.

Argumentasi

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI), Said Iqbal mengungkapkan, Toshiba telah
menutup pabrik televisi di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Padahal satu pabrik ini
yang tersisa dari enam perusahaan Toshiba lain yang sudah tutup sebelumnya dalam 10
tahun terakhir.

Penegasan Ulang

”Yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang.
Karyawan yang di PHK lebih dari 900 orang,” tegasnya saat Konferensi Pers di Jakarta,
Selasa (2/1/2016).

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2426737/pabrik-toshiba-dan-panasonic-tutup-
2500-buruhkena-phk

17. Teks Editorial berjudul Banyak Tenaga Kerja RI Tak Kompeten

Banyak Tenaga Kerja RI Tak Kompeten

Tesis

Liputan6.com, Jakarta – Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat


tahun ini, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri masih cukup tinggi.

Argumentasi

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Syarief Hidayat, menyatakan kebutuhan


tenaga kerja di sektor industri masih sangat besar. Setidaknya setiap tahun sektor industri
membutuhkan 600 ribu tenaga kerja.

”Kebutuhan tenaga kerja di bidang industri itu dengan pertumbuhan industri 5-6 persen
itu mencapai 600 ribu orang per tahun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Namun sayangnya, di tengah besarnya permintaan akan tenaga kerja tersebut, sumber
daya manusia (SDM) yang tersedia justru tidak mampu memenuhi kriteria yang
dibutuhkan oleh sektor industri.

”Sementara itu belum bisa dipenuhi oleh lulusan sekolah di Republik ini karena
kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri. Jadi pengangguran
banyak, tapi industri sebenarnya butuh,” kata dia.

Untuk memperbaiki gap kebutuhan tenaga kerja ini, Syarif menyatakan pihaknya akan
mendorong perbaikan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kompetensi
yang sebenarnya dibutuhkan industri nasional.

”Makanya kurikulum harus mengacu pada standar kompetensi nasional Indonesia bidang
industri tertentu. Memang harus begitu,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin juga menyatakan bahwa Kementerian


Perindustrian terus menyiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang terampil
sesuai kebutuhan industri untuk menghadapi pasar bebas ASEAN.

”Pemberlakuan MEA 2015 akan menjadi tantangan bagi Indonesia. Apalagi mengingat
jumlah penduduk yang sangat besar sehingga menjadi tujuan pasar bagi produk-produk
negara ASEAN lainnya,” ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya telah menyusun target program pengembangan SDM industri
pada tahun ini. Pertama, tersedianya tenaga kerja industri yang terampil dan kompeten
sebanyak 21.880 orang. Kedua, tersedianya SKKNI bidang industri sebanyak 30 buah.
Ketiga, tersedianya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK)
bidang industri sebanyak 20 unit. Keempat, meningkatnya pendidikan dan keterampilan
calon asesor dan asesor kompetensi dan lisensi sebanyak 400 orang. Kelima, pendirian
tiga akademi komunitas di kawasan industri.

”Industri tekstil dan produk teksktil (TPT) merupakan salah satu sektor yang telah
merasakan manfaaat dari pelaksanaan program Kemenperin dalam upaya meningkatkan
kompetensi SDM industri melalui pelatihan operator mesin garmen dengan konsep three
in one, yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja,” kata dia.

Menurut Saleh, seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula
peningkatan kebutuhan tenaga kerja di sektor padat karya tersebut. Tidak saja pada
tingkat operator, tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4.
Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil (STTT) Kementerian Perindustrian yang setiap tahun mencapai 500
orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun.

Penegasan Ulang

Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, maka
sejak 2012 Kemenperin menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2
bidang tekstil di Surabaya dan Semarang bekerja sama dengan STTT Bandung, PT APAC
Inti Corpora dan asosiasi, serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.

Selain itu, pada tahun ini Pusdiklat Industri Kemenperin bekerja sama dengan Asosiasi
Tekstil dan Pemerintah Daerah Kota Solo juga akan membuka Akademi Komunitas
Industri TPT untuk program Diploma 1 dan Diploma 2 di Solo Techno Park. Para lulusan
program pendidikan Diploma 1 dan 2 tersebut seluruhnya ditempatkan bekerja pada
perusahaan industri. (Dny/Gdn)**

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2356281/banyak-tenaga-kerja-ri-yang-tak-
kompeten

Anda mungkin juga menyukai