Anda di halaman 1dari 4

PENILAIAN HARIAN BAHASA INDONESIA WAJIB

TEKS EDITORIAL KELAS XII


TAHUN AJARAN 2022-2023

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT DENGAN TEPAT!


TEKS 1

Kurangi Mengonsumsi Gula

Coba bayangkan bagaimana jika dalam sehari, manusia menghindari


konsumsi gula. Gambaran yang akan terjadi, sarapan hanya dengan kopi
pahit dengan oatmeal. Makan siang dengan daging dan sayuran hijau
rebus. Camilan yang bisa dipilih hanya kacang-kacangan, sementara air
minum yang bisa dipilih hanya air putih, teh tawar, dan kopi pahit.

Tentunya menu-menu tersebut bisa jadi jauh dari pola konsumsi kita yang
ketergantungan dengan gula. Bagaimana tidak, nasi putih yang biasa kita
makan, mengandung gula, minuman boba yang nikmat juga tinggi akan
gula, bahkan yang sehat seperti buah-buahan, juga tetap mengandung
gula. Lalu apakah mengonsumsi gula setiap harinya akan buruk bagi
kesehatan kita?

Mengenai sehat atau tidak, jawabannya: tergantung. Nyatanya konsumsi


gula juga penting, dengan syarat tidak berlebihan dan sesuai dengan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan.

Menurut American Heart Association (AHA) batas konsumsi gula yang


wajar untuk orang dewasa wanita, yakni sebanyak 100 kalori atau kurang
lebih 6 sendok teh gula, dan sebanyak 150 kalori atau 9 sendok teh gula
untuk pria.

Jika konsumsi gula melebihi batas tersebut, akan beresiko terkena


beberapa penyakit serius seperti obesitas, diabetes, dan penyakit
pembunuh no. 1 di dunia, jantung koroner (WHO).

Bagi anda yang mungkin rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik,
risiko akan turun karena tubuh anda rutin membakar kalori. Namun bagi
anda yang kurang aktivitas fisik dan mengonsumsi gula melewati batas,
hal tersebut dapat membahayakan kesehatan anda.
Menganut gaya hidup sehat sedari muda sangat penting karena tidak
jarang, penyakit kronis yang diderita di usia tua merupakan akumulasi
dari gaya hidup tidak sehat sedari muda.

Selalu perhatikan bagaimana pola konsumsi anda dan awasi nilai gizi
yang ada pada makanan. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman
tinggi gula, seperti donat, kue, soda, boba milkshake, minuman berenergi,
permen, dan makanan manis lainnya.

Jangan lupa juga untuk membatasi jumlah karbohidrat anda karena ketika
makanan yang mengandung karbohidrat dicerna, sistem pencernaan
memecah karbohidrat menjadi zat yang menjadi gula.

1. Disebut dengan apakah teks tersebut di atas!

2. Tentukan struktur dari teks tersebut di atas! (dengan menandai bagian


paragraf-paragrafnya!)

3. Tentukan kaidah kebahasaan yang digunakan pada teks tersebut di atas!

4. Jelaskan masalah yang dibahas dalam teks tersebut di atas!

5. Tuliskan pendapat redaksi dalam teks tersebut di atas!

TEKS 2
Menghadapi Era Gelap Ekonomi

Dunia di ambang resesi. Sejumlah pengamat ekonomi, Bank Dunia, maupun Dana
Moneter Internasional (IMF) telah melihat potensi ke arah itu. Indikatornya, kata
mereka, antara lain semakin melambatnya perekonomian di sejumlah negara maju,
seperti Amerika Serikat, sebagian wilayah Eropa, dan Tiongkok.

Selain itu, inflasi yang bergerak cepat di sejumlah negara juga berpotensi
memperparah krisis. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyebut roda
perekonomian di wilayah Eropa melambat karena harga gas alam melonjak sebagai
dampak konflik Rusia-Ukraina. Sementara itu, perlambatan ekonomi Tiongkok terjadi
akibat kebijakan zero COVID policy dan volatilitas (melonjaknya harga) di sektor
properti.

IMF memprediksi sekitar sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami kontraksi
setidaknya dua kuartal berturut-turut tahun ini dan tahun depan. Itu artinya, resesi
global membayang di depan mata. Dunia pun menghadapi era kegelapan ekonomi.
Pada The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting di Washington DC,
Amerika Serikat, Selasa (11/10) malam waktu setempat atau Rabu WIB, Menteri
Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan hal yang kurang lebih senada. Dia
menyebut krisis pangan akan menghampiri dunia dalam kurun waktu 8–12 bulan ke
depan. Kondisi itu, kata dia, diperparah dengan ketersediaan pasokan pupuk
sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina.

Dalam menyikapi hal tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan Lembaga


Ketahanan Nasional (Lemhannas) untuk membuat kajian yang cepat tentang
antisipasi yang dapat dilakukan pemerintah dalam melakukan mitigasi krisis energi,
pangan, dan keuangan, baik makro maupun mikro. Gubernur Lemhannas Andi
Widjajanto dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, kemarin, mengatakan
Presiden mendorong lembaganya untuk fokus melakukan kajian dalam lima hal,
yaitu konsolidasi demokrasi, transformasi digital, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan
Ibu Kota Negara (IKN).

Titah Presiden ini tentu harus dilaksanakan sungguh-sungguh. Pemerintah memang


harus punya cetak biru untuk mengantisipasi krisis, sehingga dapat mengambil
sejumlah langkah yang tepat. Berbeda halnya ketika pandemi COVID-19, di saat
seluruh negara tidak siap, kali ini sejumlah lembaga internasional maupun para
pakar telah memberi warning tentang ancaman resesi global.

Peringatan ini tentu harus ditindaklanjuti dengan menyiapkan sejumlah langkah


strategis yang melibatkan sejumlah instansi/lembaga terkait. Selain membuat kajian
untuk memitigasi risiko di tengah ketidakpastian ini, langkah lain yang diperlukan
ialah meningkatkan kolaborasi, baik di tingkat nasional maupun global. Seperti
halnya saat pandemi, tidak ada satu pun negara yang bisa menghindar dari situasi
sulit itu.

Apalagi di era inflasi dan suku bunga tinggi seperti sekarang ini, tentu dibutuhkan
adanya kerja sama di antara negara-negara di dunia. Sikap egois akan
membuyarkan semua upaya keluar dari kondisi yang oleh para pengamat disebut
sebagai perfect long storm (badai panjang yang sempurna).

Di dalam negeri, seluruh elemen bangsa juga harus merapatkan barisan. Apalagi
antarinstansi pemerintah. Tidak boleh ada ego sektoral, baik di antara
kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah. Tiap-tiap kepala daerah harus
mampu membangun situasi sosial dan politik yang kondusif untuk menjaga stabilitas
ekonomi, terutama dengan menekan laju inflasi, menjaga pasokan dan ketersediaan
pasokan pangan maupun energi.

Selain menjaga stabilitas, langkah lain yang diperlukan ialah berhemat.


Kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah harus mengencangkan ikat
pinggang. Kurangi anggaran untuk proyek-proyek yang tidak perlu. Lebih baik dana
itu disimpan untuk membantu masyarakat bila krisis betul-betul terjadi.

Sejauh ini, Indonesia memang belum terdampak krisis. Direktur Pelaksana IMF
bahkan mengapresiasi Indonesia yang bisa meraih pertumbuhan ekonomi tinggi di
tengah kondisi dunia yang berat. Indonesia, kata dia, ibarat titik terang di tengah
kondisi ekonomi global yang memburuk. Namun, pujian ini jangan membuat kita
lengah dan terlena. Kewaspadaan dan kehati-hatian perlu agar kita tidak terombang-
ambing dan tenggelam dalam badai.

6. Jelaskan mengapa teks tersebut di atas disebut teks editorial!

7. Tentukan bagian argumentasi dari teks tersebut di atas dengan menandai


paragraf-paragrafnya!

8. Tuliskan solusi-solusi yang diberikan oleh redaksi!

9. Tuliskan penggunaan konjungsi-konjungsi yang digunakan dalam teks tersebut di


atas!

10. Tuliskan bagian penegasan ulang dari teks tersebut di atas!

SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai