Anda di halaman 1dari 33

Nama : DHIFA NADHIRA SYADZWINA

Nim : 200720201012
Mata Kuliah : Hukum Kontrak (Teori dan Perancangan)
Dosen Pengampu : Dr. Bhim Prakoso, S.H.,M.M.,S.pN.,M.H

PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN


SISTEM PEMBAYARAN TRANSAKSI ELEKTRONIK MENGGUNAKAN
UANG ELEKTRONIK ANTARA PT. MONUMEN INDONESIA BISA
ANGKUT DENGAN PT. LUVIONET INTERNASIONAL DOM-PAY

Suatu perjanjian tidak bernama dengan model kontrak bisnis operasional


atau Joint Venture dilakukan pada hari Kamis, 22 Agustus 2018 di Angkut Tower,
14th Floor, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta Selatan dengan latar
belakang untuk tercapainya kesepakatan dalam Kerjasama Operasional melalui
sistem yang terintegrasi yaitu sistem pembayaran uang elektronik. Para pihak
yang melakukan perjanjian yaitu Tuan Al Adamson, Direksi PT. MONUMEN
INDONESIA BISA beralamat di Jalan Alam Segar 3 Nomor 8 Pondok Indah,
Jakarta Selatan, berdasarkan Akta Pendirian Nomor 14 tanggal 14 Februari 2011,
dibuat dihadapan Marcha Nadia Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, berkedudukan
dan berkantor Pusat di Jakarta Selatan sesuai dengan Surat Keputusan
Departemen Hukum dan Hak Assm Manusia Nomor : AHU-
35720.Ht.06.02.Th.2009 yang bertindak sebagai PIHAK PERTAMA.
Selanjutnya Tuan Sheran Michael Angelo, Presiden Direktur PT.
LUVIONET INTERNASIONAL beralamat di Komplek Padasuka Indah Blok B
Nomor 5 Bandung, berdasarkan Akta Pendirian Nomor 8 tanggal 20 Februari
2015, dibuat dihadapan Kevin Widyantara, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta,
berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Selatan sesuai dengan Surat
Keputusan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-
38720.Ht.08.12.Th. 2012 yang bertindak sebagai PIHAK KEDUA. Para pihak
yang sebelumnya telah menandatangani Nota Kesepahaman kemudian melakukan
Perjanjian Kerjasama Operasional bertujuan untuk menjalankan kembali sistem
pembayaran transaksi elektronik dengan menggunakan uang elektronik yang
disebut “DUIT ANGKUT”, dilakukan melalui aplikasi online service yang
disebut “ANGKUT” dengan sistem pembayaran secara digital yang disebut “DO-
PAY”. Hal ini dapat diketahui bahwa ANGKUT merupakan Penyelenggara Jasa
Sistem Pembayaran Transaksi Elektronik (jasa yang bergerak dalam pengiriman
maupun transportasi), sedangkan DUIT ANGKUT merupakan uang elektronik
yang hanya dapat digunakan dalam aplikasi ANGKUT dengan DOM-PAY
sebagai sistem pembayaran secara digital.
Perjanjian Kerjasama Operasional ini dilakukan dengan Akta Bawah
tangan, namun pada dasarnya substansi kontrak telah menyesuaikan kerangka
akta, berdasarkan kepala akta telah terdapat judul, hari, tanggal, dan tahun
perjanjian, kemudian badan akta yang berisi komparisi yaitu identitas para pihak
yang bertindak atas nama perusahaan masing-masing serta substansi pasal yang
telah mengkonstatir keinginan para pihak. Pasal 1 tentang Ketentuan Umum
termasuk dalam klausul definisi karena menjabarkan definisi perjanjian yang
dilakukan, mulai dari definisi ANGKUT yaitu aplikasi online penyedia jasa
transportasi, pesan antar makanan, pengiriman barang dan penyelenggara jasa
sistem pembayaran transaksi elektronik, DUIT ANGKUT merupakan uang
elektronik yang digunakan dalam aplikasi ANGKUT, DOM-PAY merupakan
sistem pembayaran secara digital, TOP UP merupakan penambahan uang
elektronik. Selain itu, dijelaskan pula definisi bentuk kerjasama operasional yang
disepakati para pihak dengan menggunakan nama MIB-LI Joint Operation,
pembentukan Komite untuk melaksanakan proyek dengan menyempurnakan
kebijakan dan mengevaluasi pelaksanaan proyek, Pemerintah dan Bank Indonesia
sebagai badan atau lembaga yang berwenang untuk mendaftarkan, mengaktifkan
serta memberikan izin terkait penyelenggaraan proyek hingga perlindungan
konsumen sebagai kepastian hukum terlaksananya proyek.
Pasal 2 tentang Maksud dan Tujuan termasuk klausul transaksional karena
dijelaskan tentang kesepakatan para pihak dalam membuat perjanjian yaitu adanya
Nota kesepahaman yang dilakukan para pihak terkait untuk melakukan perjanjian
kerjasama operasional, sehingga dapat dibuat perjanjian dengan tujuan kerjasama
operasional dalam menjalankan DUIT ANGKUT untuk aplikasi ANGKUT guna
mensinergikan kemampuan, ketepatan, kesesuaian, keberhasilan, kelancaran dan
keahlian para pihak dalam pelaksanaan proyek DUIT ANGKUT. Pasal 3 tentang
Lingkup Kerjasama Operasional termasuk klausul transaksional dan spesifik, pada
Pasal 3 ayat (4) dan Pasal 3 ayat (5) termasuk klausul spesifik karena memberikan
detail pelaksanaan objek perjanjian dengan melakukan pembayaran DUIT
ANGKUT dalam aplikasi ANGKUT melalui kemitraan pemasaran produk uang
elektronik DOM-PAY, dengan ketentuan persyaratan pendaftaran, update laporan,
maupun penyelenggaraan dilakukan sesuai peraturan pemerintah dan Bank
Indonesia (BI). Sedangkan selain Pasal 3 ayat (3) dan Pasal 3 ayat (4) merupakan
klausul transaksional karena merupakan kesepakatan para pihak dalam
melaksanakan ruang lingkup kerjasama operasional.
Pasal 4 tentang Jangka Waktu Kerjasama Operasional termasuk klausul
antisipatif dan klausul spesifik, pada Pasal 4 ayat (1) termasuk klausul antisipatif
karena berkaitan dengan pelaksanaan dan berakhirnya perjanjian, substansinya
menentukan berlakunya perjanjian sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian
oleh para pihak dan berakhirnya perjanjian jika terdapat ketentuan perundang-
undangan yang mengatur khusus tentang perjanjian kerjasama operasional yang
kemudian bertentangan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Sedangkan Pasal 4 ayat (2) termasuk klausul spesifik karena terdapat ketentuan
khusus apabila jangka waktu perjanjian telah berakhir maka pembukuan neraca
keuangan perusahaan dilakukan oleh auditor yang dipilih oleh Komite, sehingga
dapat diketahui hal ini merupakan syarat berakhirnya perjanjian kerjasama
operasional.
Pasal 5 tentang Struktur Organisasi MIB-LI Joint Operasional termasuk
dalam klausul transaksional dan klausul spesifik, pada Pasal 5 ayat (1) termasuk
klausul transaksional karena menjelaskan terkait komposisi penyertaan para pihak
dalam perjanjian kerjasama, serta peran para pihak dalam perjanjian kerjasama.
PT. MONUMEN INDONESIA dengan komposisi 45% (empat puluh lima persen)
sedangkan PT. LUVIONET INTERNASIONAL dengan komposisi 55% (lima
puluh lima persen), sehingga PT LUVIONET INTERNASIONAL merupakan
leader atau pemimpin dalam segala macam bentuk kebijakan maupun keputusan
pelaksanaan perjanjian kerja sama operasional ini, kemudian Pasal 5 ayat (2) dan
Pasal 5 ayat (3) termasuk dalam klausul spesifik karena menentukan ketentuan
posisi para pihak dalam perjanjian seperti penyediaan sumber daya manusia yang
disesuaikan dengan komposisi penyertaan para pihak dalam perjanjian. Pasal 6
tentang Struktur Organisasi MBI-LI Joint Operation termasuk dalam klausul
spesifik, karena dalam substansinya memuat terkait peran dan tanggung jawab
Komite sebagai pelaksana perjanjian kerjasama operasional, sebagaimana definisi
yang telah disebutkan dalam Pasal 1 ayat (7), dikategorikan dalam klausul spesifik
karena tidak hanya memuat tugas dan kewajiban Komite, namun juga memuat
penunjukan ketua, wakil ketua, serta anggota dengan nama-nama yang disebut
untuk mewakili para pihak.
Pasal 7 ayat (1) tentang Modal Kerja dimasukkan dalam klausul
transaksional karena merupakan kesepakatan para pihak dalam objek perjanjian
kerjasama operasional yang dapat dilakukan dengan peminjaman modal kerja dari
pihak lain dengan persetujuan para pihak serta pengembalian pinjaman menjadi
beban para pihak. Sedangkan Pasal 7 ayat (2) hingga Pasal 7 ayat (7) merupakan
klausul spesifik, karena memuat ketentuan peminjaman modal kerja yang
ditentukan sesuai komposisi penyertaan para pihak sebagaimana dalam Pasal 5
ayat (1), yang kemudian disetorkan pada rekening bank Komite sebagaimana
dalam Pasal 8 ayat (1) serta ketentuan-ketentuan lain seperti pengembalian modal
kerja dengan persetujuan para pihak maupun ketentuan apabila salah satu pihak
tidak memenuhi kewajiban untuk menyetor modal kerja. Pasal 8 tentang Rekening
Bank termasuk klausul transaksi karena memuat ketentuan objek perjanjian
kerjasama operasional dimana modal kerja disetor pada rekening bank Komite
dan dana hanya dapat ditarik oleh MIB-LI Joint Operation dengan persetujuan
para pihak.
Pasal 9 tentang Tanggung Jawab Para Pihak termasuk klausul
transaksional, klausul antisipatif dan klausul spesifik, pada Pasal 9 ayat (1) dan
Pasal 9 ayat (2) termasuk klausul transaksional karena memuat tanggung jawab
para pihak dalam pemenuhan prestasi perjanjian kerjasama operasional, Pada
Pasal 9 ayat (2) termasuk klausul antisipatif karena memuat pengambil alihan
tanggung jawab apabila salah satu pihak tidak memenuhi prestasinya, sedangkan
Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 9 ayat (4) termasuk klausul spesifik karena memuat
ketentuan detail terkait pengambilalihan kewajiban apabila salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya dengan mengganti kerugian serta memuat tanggung
jawab para pihak untuk memenuhi modal kerja sebagaimana Pasal 7 ayat (2)
sehingga penyelenggaraan perjanjian kreja sama operasional dapat dilaksanakan.
Pasal 10 tentang Pembagian Keuntungan dan Tanggung Jawab atas Kerugian
termasuk klausul transaksional dan klausul antisipatid, pada Pasal 10 ayat (1)
termasuk klausul transaksional karena memuat pernyataan bahwa para pihak
sepakat bahwa pembagian keuntungan maupun kerugian dari pelaksanaan
perjanjian kerja sama dibebankan pada para pihak sesuai dengan komposisi para
pihak dalam perjanjian. Sedangkan Pasal 10 ayat (2) termasuk klausuk antisipatif
karena memuat tentang resiko di kemudian hari terkait pembagian kerugian, yaitu
pengunduran diri para pihak apabila telah mengetahui adanya kerugian, pihak
tersebut tetap dibebankan kerugian sesuai komposisi para pihak dalam perjanjian
dan tidak mendapatkan keuntungan.
Pada Pasal 11 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Proyek termasuk
klausul transaksional dan klausul spesifik. Klausul spesifik ditemui dalam Pasal
11 ayat (3), yang merupakan penjelasan terkait biaya selain rencana kerja dan
anggaran proyek merupakan tanggung jawab para pihak, bukan tanggung jawab
Joint Operation, kecuali apabila terdapat biaya yang telah disepakati untuk
dibebankan pada Joint Operation. Selain Pasal 11 ayat (3) tersebut, Pasal 11
merupakan klausul transaksional, karena substansinya memuat kesepakatan para
pihak dalam pelaksanaan prestasi perjanjian kerjasama operasional seperti rencana
kerja dan anggaran proyek yang dilakukan atas persetujuan Komite yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman pengeluaran biaya untuk terselenggaranya
DUIT ANGKUT sebagai uang elektronik dalam aplikasi ANGKUT sebagai objek
perjanjian, maupun sistem pembukuan dengan Accrual Basis Percentage Method.
Pasal 12 tentang Peralatan, Perlengkapan dan Tenaga Kerja termasuk
klausul transaksional dan spesifik. Pada Pasal 12 ayat (1) termasuk klausul
spesifik karena memuat tentang kesepakatan terkait pengadaan peralatan dan
perlengkapan dalam pelaksanaan objek perjanjian dengan penyewaan rental rate
atau dibeli dengan harga lebih rendah namun tidak melebihi anggaran sewa alat
dalam rencana kerja dan anggaran proyek sebagaimana dalam Pasal 11, apabila
jangka waktu dalam Pasal 4 telah selesai maka semua harta kekayaan merupakan
milik Joint Operation. Selain pasal 12 ayat (1) yang menyangkut ketentuan
spesifik, Pasal 12 termasuk klausul transaksional karena memuat substansi
kewajiban para pihak sebagai pemenuhan prestasi, yaitu dalam tenaga kerja dari
seleksi maupun hak dan kewajiban yang diberikan sepenuhnya pada masing-
masing pihak. Pasal 13 tentang Data Pengguna dan Perlindungan Konsumen
merupakan klausul spesifik karena substansinya memuat kesepakatan para pihak
dalam memberikan tanggung jawab pada PT LUVIONET INTERNASIONAL
sebagai pihak kedua atas manajemen, pengelolaan maupun kerahasiaan data
pengguna aplikasi ANGKUT dalam objek perjanjian yang harus memenuhi
prinsip perlindungan konsumen.
Pasal 14 tentang Pengunduran Diri termasuk klausul penunjang yaitu
klausula negative covenants, karena substansinya memuat ketentuan bagi para
pihak untuk tidak mengundurkan diri dari perjanjian kerjasama operasional tanpa
persetujuan tertulis dari pihak lain selama jangka waktu perjanjian sebagaimana
dalam Pasal 4, apabila ada ada yang mengundurkan diri maka harus berhenti
sebagai perwakilan dalam Joint Operation, tetap bertanggung jawab atas kerugian
yang dialami, dan tidak mendapat keuntungan dari perjanjian kerja sama
operasional kecuali telah disetujui oleh anggota yang masih aktif. Pasal 15 tentang
Pajak-Pajak termasuk klausul spesifik, karena substansinya memuat pajak-pajak
yang timbul berdasarkan objek perjanjian kerjasama operasional yang merupakan
beban dan tanggung jawab para pihak. Pasal 16 tentang Tahun Fiskal termasuk
klausul transaksional karena dalam substansinya memuat ketentuan pelaksanaan
objek perjanjian kerjasama operasional yang akan digunakan tahun fiskal dan
berakhir pada tanggal 31 Desember. Pasal 17 tentang Pernyataan dan Jaminan
merupakan klausul transaksional karena memuat tentang kesepakatan atas hak dan
kewajiban (prestasi) para pihak dalam perjanjian kerjasama operasional seperti
itikad baik maupun sahnya perjanjian yang harus sesuai peraturan perundang-
undangan.
Pasal 18 tentang Korespondensi dan Alamat Kerja Sama Operasi termasuk
klausul transaksional karena terkait kesepakatan para pihak atas pelaksanaan
surat-menyurat dalam objek perjanjian kerja sama operasional untuk dapat
diserahkan atau dikirimkan pada alamat kantor masing-masing pihak. Pasal 19
tentang Pengakhiran Perjanjian termasuk klausul penunjang yaitu condition
subsequent karena berkaitan dengan ketentuan berakhirnya perjanjian sesuai
jangka waktu perjanjian maupun putusan pengadilan (apabila dalam pelaksanaan
perjanjian melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan), para pihak telah
melaksanakan seluruh kewajiban dalam perjanjian, maupun pengenyampingan
Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata agar apabila terjadi pemutusan
perjanjian sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian dapat dilakukan atas
kesepakatan para pihak maupun sepihak tidak harus melalui putusan pengadilan.
Pasal 20 tentang Kerahasiaan termasuk dalam klausul spesifik dan penunjang
(affirmative covenants), pada Pasal 20 ayat (2) termasuk klausul spesifik karena
memuat ketentuan lebih detail terkait kerahasiaan sebagaimana ketentuan Pasal 23
ayat (1) tentang penyelesaian sengketa yang harus dijaga kerahasiaannya dari
siapapun kecuali hal yang sudah menjadi milik publik, hal yang berkaitan dengan
peraturan atau keputusan, atau hal yang diperoleh sendiri para pihak dari pihak
ketiga yang berhak diberitahukan. Sedangkan selain Pasal 20 ayat (2), Pasal 20
termasuk klausul penunjang (affirmative covenants) karena memuat kesepakatan
para pihak melakukan hal tertentu, yaitu dapat memberikan informasi yang
bersifat rahasia yang berhubungan dengan proyek namun tidak terbatas pada
dokumen perjanjian, strategi, data, kontrak lain yang terkait dengan proyek.
Pasal 21 tentang Bahasa dan Hukum yang Berlaku termasuk klausul
penunjang karena memuat ketentuan pendukung dalam substansi dalam perjanjian
yaitu kesepakatan para pihak untuk menggunakan bahasa Indonesia sehingga
perjanjian kerjasama operasional tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia,
walaupun diterjemahkan dalam bahasa asing, penafsiran yang berlaku adalah
perjanjian yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Pasal 22 tentang Force Majeure
termasuk klausul antisipatif karena memuat risiko yang terjadi berkaitan dengan
kontrak, yaitu peristiwa diluar kemampuan para pihak seperti bencana alam atau
keadaan memaksa yang dinyatakan pemerintah sehingga para pihak saling
memberitahukan force majeure dan membuat pernyataan tertulis terkait force
majeure. Namun dalam Pasal 22 ayat (2) huruf e dan huruf f termasuk klausul
penunjang (Condition Precedent) karena pada Pasal 22 ayat (2) huruf e memuat
syarat pelaporan kemajuan pelaksanaan perjanjian kerja sama harus dilakukan
oleh Pihak Pertama terlebih dahulu sebelum Pihak Kedua melaporkan kemajuan
pekerjaan saat terjadi force majeure, sedangkan Pasal 22 huruf f memuat Pihak
Kedua harus memenuhi kewajibannya dalam perjanjian kerja sama operasional
terlebih dahulu sehingga Pihak Pertama dapat melakukan perhitungan dan
pembayaran pada Pihak Kedua.
Pasal 23 tentang Penyelesaian Perselisihan termasuk klausul antisipatif
dan klausul penunjang (negative covenants), pada Pasal 23 ayat (6) termasuk
klausul penunjang karena memuat syarat bahwa Para Pihak tidak berhak untuk
memulai melanjutkan tindakan hukum di pengadilan apabila terjadi sengketa atau
perselisihan sampai terdapat keputusan arbitrator, kecuali tindakan hukum
bertujuan melaksanakan keputusan arbitrator. Selain Pasal 23 ayat (6), Pasal 23
pada dasarnya termasuk klausul antisipatif karena memuat kesepakatan para Pihak
dalam menyelesaikan sengketa dengan mengutamakan musyawarah mufakat
maksimal 30 (tiga puluh) hari, jika tidak berhasil maka akan diselesaikan dengan
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) sehingga dilakukan dengan
ketentuan peraturan BANI yang bersifat final, mengikat dan tidak dapat banding.
Pasal 24 tentang Lain-Lain termasuk klausul penunjang karena memuat hal-hal
yang belum diatur dalam perjanjian akan dilakukan tambahan (Addendum) dan
merupakan satu kesatuan dengan perjanjian kerja sama operasional, serta apabila
terdapat pasal maupun ayat dalam perjanjian kerja sama operasional bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dinyatakan batal demi hukum
maupun cacat hukum oleh pengadilan, maka pasal atau ayat tersebut tidak
mempengaruhi pasal maupun ayat lain sehingga perjanjian tetap berlaku mengikat
masing-masing pihak.
Berdasarkan review perjanjian kerja sama operasional tersebut, dapat
diketahui bahwa perjanjian yang dilakukan telah memenuhi syarat utama kontrak
yaitu dari kapasitas kontrak yang dilihat melalui Pasal 1320 Kitab Undang-
Undang hukum Perdata tentang syarat sah perjanjian yaitu kecakapan para pihak
untuk melakukan perjanjian, kesepakatan para pihak dalam perjanjian, objek
perjanjian tentang menjalankan DUIT ANGKUT sebagai sistem pembayaran
elektronik dalam aplikasi ANGKUT, serta klausa yang halal dengan tidak
melanggar peraturan perundang-undangan. Selain itu, perjanjian juga telah
memenuhi keabsahan tujuan dibuatnya kontrak dengan tidak melanggar peraturan
perundang-undangan, ketertiban umum, dan kesusilaan, serta memenuhi legalitas
bentuk akta yaitu akta bawah tangan yang dapat dipastikan para pihaknya. Hal ini
kemudian dapat diketahui bahwa perjanjian kerja sama operasional ini telah
memenuhi asas hukum kontrak seperti asas kebebasan berkontrak dengan para
pihak membuat dan mengadakan perjanjian, menentukan isi perjanjian dengan
persyaratan tertentu sesuai keinginan para pihak, dan menentukan bentuk
perjanjian tertulis dengan akta bawah tangan. Perjanjian ini juga memenuhi asas
konsesualisme atau sepakat sehingga terdapat kesesuaian kehendak dan
pernyataan yang dibuat para pihak, memenuhi Asas Pacta Sunt Servanda yaitu
adanya kepastian hukum yang terwujud dalam klausul-klausul yang memuat
kehendak para pihak, prosedur pembuatan akta telah terpenuhi, dan perjanjian
dilakukan atas dasar kepantasan dan kepatutan dalam isi perjanjian, serta
memenuhi Asas Itikad Baik yang dilakukan para pihak dalam menentukan isi
perjanjian yang disesuaikan dengan kehendak para pihak sehingga para pihak
harus melaksanakan perjanjian dengan itikad baik.
PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Transaksi Elektronik Menggunakan Uang


Elektronik
Antara
PT. MONUMEN INDONESIA BISA (Persero)ANGKUT
Dengan
PT. LUVIONET INTERNASIONAL (Persero) DOM-PAY
Nomor : 22/8/MIB/2018
Nomor: 22/8/DMP/18
Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Dua Agustus Dua Ribu Delapan Belas
(22-08-2018), bertempat Angkut Tower, 14th Floor, Senaya City Jln. Asia Afrika
Lot.19 Rt. 01 Rw.02 Jakarta Selatan, dibuat dan ditandatangani Perjanjian
Kerjasama Operasional Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Transaksi
Elektronik menggunakan Uang Elektronik yang selanjutnya disebut “Perjanjian”
di oleh dan diantara :

1. Tuan Al Adamson, lahir di Jakarta, pada tanggal Empat Maret Seribu


Sembilan Ratus Enam Puluh Sembilan (4-03-1969), Presiden Direktur
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. MONUMEN INDONESIA BISA,
yang akan disebut,bertempat tinggal di Jalan Alam Segar 3 No.8 Pondok
Indah, Jakarta Selatan, pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) nomor
3171011708450001, berkebangasaan Warga Negara Indonesia, dalam hal
ini berdasarkan Akta Pendirian Nomor 14 tertanggal empat belas bulan
Februari tahun dua ribu sebelas (14-02-2011) dan dibuat dihadapan
Nyonya Marcha Nadia, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, karena
mewakili Direksi dari dan sebagai demikian untuk dan atas nama
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. MONUMEN INDONESIA BISA,
suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Negara
Republik Indonesia, berkedudukan dan berkantor Pusat di Jakarta Selatan,
dan sesuai dengan Surat Keputusan Departemen Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 1


Terbatas Nomor: AHU-35720.Ht.06.02.Th.2009, yang anggaran dasar
yang terakhir telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal Empat Belas bulan Februari Tahun Dua Ribu Sebelas
(14-02-2011), nomor 14, Tambahan Nomor 1622. Dalam hal ini bertindak
dan atas nama PT. MONUMEN INDONESIA BISA selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.

2. Tuan Sheran Michael Angelo, lahir di Bandung pada tanggal tiga belas
November seribu Sembilan ratus tujuh puluh. dua (13-11-1972), Presiden
Direktur Perusahaan Perseroan PT LUVIONET INTERNASIONAL, yang
akan disebut, bertempat tinggal di Komplek Padasuka Indah Blok B No.5
Bandung, pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) nomor
3273240607710003, berkebangsaan Warga Negara Indonesia, dalam hal
ini berdasarkan Akta Pendirian Nomor 8 tertanggal dua puluh bulan
Februari tahun dua ribu llima belas (20-02-2015) dan dibuat dihadapan
Tuan Kevin Widyantara, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, karena
mewakili Direksi dari dan sebagai demikian untuk dan atas nama
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. LUVIONET INTERNASIONAL,
suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Negara
Republik Indonesia, berkedudukan dan berkantor Pusat Jakarta Selatan,
dan sesuai dengan Surat Keputusan Departemen Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan
Terbatas Nomor: AHU-38720.Ht.08.12.Th.2012, yang anggaran dasar
yang terakhir telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal Dua Puluh bulan Februari Tahun Dua Ribu Lima
Belas (20-02-2015), nomor 8, Tambahan Nomor 5632. Dalam hal ini
bertindak dan atas nama PT. LUVIONET INTERNASIONAL
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut


juga sebagai PARA PIHAK dan secara sendiri-sendiri disebut juga

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 2


sebagai PIHAK. PARA PIHAK yang bertindak sebagaimana tersebut di
atas dengan ini menerangkan terlebih dahulu :

PASAL 1

KETENTUAN UMUM

1. ANGKUT adalah aplikasi berbasis online service yang menyediakan


jasa transportasi, pesan antar makanan, pengiriman barang dan
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Transaksi Elektronik serta
Penerbit dari Uang Elektronik berupa “DUITANGKUT”.
2. DUITANGKUT adalah uang elektronik yang digunakan dalam
menggunakan segala macam layanan di aplikasi ANGKUT.
3. DOM-PAY adalah sistem pembayaran uang elektronik secara digital
berbasis aplikasi.
4. Pengisian Ulang yang selanjutnya disebut “TOP UP” adalah
penambahan Nilai Uang Elektronik pada Uang Elektronik.
5. PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk menggunakan nama MIB-LI
Joint Operation (“MIB-LI JO”) dalam Kerjasama Operasional
berkaitan dengan sistem pembayaran uang elektronik.
6. PARA PIHAK setuju dan sepakat, bahwa pengelolaan kerjasama
dilaksanakan melalui konsep Kerjasama Operasi (“KSO”) secara
terpadu atau integrated system PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk
tidak mempergunakan dan memperlihatkan identitas PARA PIHAK
secara sendiri-sendiri dalam seluruh proses pekerjaan kerjsama ini
selama jangka waktu Kerjasama Operasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat 1 Perjanjian ini.
7. Komite Direksi adalah Komite yang bertugas untuk memberikan
rekomendasi kepada PARA PIHAK dalam merumuskan dan
menyempurnakan kebijakan, mengevaluasi perkembangan dan kondisi
profil risiko, memberikan pandangan dan rekomendasi tentang
kebijakan pengelolaan dan pengembangan teknologi dan sistem
informasi dari DUITANGKUT, serta memberikan saran-saran dan

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 3


langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan oleh Komite
Manajemen.
8. Komite Manajemen adalah Komite yang bertugas menjalankan
Pelaksanaan Proyek serta memiliki Tugas dan Tanggung Jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 3.
9. Pelaksanaan Proyek adalah segala sesuai yang dianggap perlu dalam
proses pelaksanaan pendaftaran kembali ANGKUT sebagai
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Transaksi Elektronik, dan
DUITANGKUT sebagai UANG ELETRONIK.
10. BANK INDONESIA yang selanjutnya disebut BI adalah Bank Sentral
Republik Indonesia yang berwenang memberikan pemberian izin
Penyelenggaraan Transaksi Elektronik dan Uang Elektronik di
Indonesia.
11. Pemerintah adalah Badang Eksekutif yang turut ikut serta dalam
pemenuhan syarat-syarat dari PARA PIHAK untuk mendaftarkan dan
mengaktifkan kembali DUITANGKUT.
12. PERLINDUNGAN KONSUMEN adalah upaya yang dilakukan oleh
PARA PIHAK untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberikan perlindungan konsumen sesuai Prinsip-prinsip
Perlindungan Konsumen sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Bahwa PARA PIHAK sebelumnya telah menandatangani Nota
Kesepahaman No. 17/04/MIB/2018 dan No. 17/04/DMP/18 untuk
melakukan Perjanjian Kerjasama Operasional.
2. Bahwa tujuan dibuatnya Perjanjian Kerjasama Operasional antara
PT. MONUMEN INDONESIA BISA (Persero) dan PT.
LUVIONET INTERNASIONAL (Persero), dimana PARA PIHAK
berkerja sama dalam menjalankan kembali ‘DUIT ANGKUT”

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 4


sebagai Pembayaran Transaksi Elektronik menggunakan Uang
Elektronik.
3. Bahwa di dalam Perjanjian ini PARA PIHAK akan membentuk
ikatan kerja sama dalam bentuk Kerja Sama Operasional.
4. Perjanjian kerjasama operasional penyelenggaraan pembayaran
transaksi elektronik yang selanjutnya disebut dengan perjanjian
adalah perjanjian kerjasama antara pihak pertama dengan pihak
kedua yang berkaitan dengan manajemen, operasional, dan atau
pengembangan pembayaran transaksi elektronik berupa
“DUITANGKUT” sebagai uang elektronik.
5. Bahwa di dalam Perjanjian ini PARA PIHAK setuju dan sepakat
untuk melakukan kerjasama operasional (joint operation) guna
mensinergikan kemampuan, ketepatan, kesesuaian, keberhasilan,
kelancaran dan keahlian PARA PIHAK untuk pelaksanaan
pembangunan Sistem Pembayaran Transaksi Elektronik
menggunakan Uang Elektronik berupa “DUIT ANGKUT”
melalui aplikasi berbasis online service bernama “ANGKUT”.

PASAL 3

LINGKUP KERJASAMA OPERASIONAL

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat satu sama lain bahwa MIB-LI Joint
Operation ini dibuat khusus dan terbatas untuk pelaksanaan kerjasama
operasional.

2. Proses pelaksanaan MIB-LI Joint Operation yang akan dilakukan oleh


PARA PIHAK akan mengacu dan sesuai dengan dokumen-dokumen
persyaratan pendaftaran kembali DUIT ANGKUT sebagai uang elektronik
dari Pemerintah.
3. Dalam proses pelaksanaan MIB-LI Joint Operation akan memberikan
update laporan kerjasama pemasaran produk Uang Elektronik kepada BI
dan terus berkoordinasi dengan BI sesuai ketentuan yang berlaku.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 5


4. Dalam hal yang dimaksud pasal 3 ayat 3 MIB-LI Joint Operation akan
meluncurkan kembali sistem pembayaran DUITANGKUT dalam aplikasi
melalui kemitraan pemasaran produk Uang Elektronik dengan DOM-PAY
yang telah memenuhi syarat- syarat dan kepatuhan dari BI.
5. Dalam hal yang dimaksud Pasal 3 ayat 4 MIB-LI Joint Operation akan
melaksanakan memenuhi semua Persyaratan Pendaftaran kembali
DUITANGKUT sebagai Uang Elektronik sesuai Peraturan dari
Pemerintah dan BI.
6. MIB-LI Joint Operation akan melaksanakan memenuhi Persyaratan yang
dibutuhkan ANGKUT sebagai Penyelenggaran sistem Pembayaran
Transaksi Elektronik sesuai Peraturan dari Pemerintah dan BI.

PASAL 4

JANGKA WAKTU KERJASAMA OPERASIONAL

1. Jangka waktu Kerjasama Operasi berlaku sejak tanggal ditandatanganinya


Perjanjian ini oleh PARA PIHAK dan akan berakhir apabila di kemudian
hari ada kententuan perundang – undangan yang secara khusus mengatur
dan bertentangan dengan perjanjian operasional ini.
2. PARA PIHAK setuju dan sepakat apabila jangka waktu Kerjasama
Operasional telah berakhir sesuai dengan kondisi yang diatur dalam Pasal
4 ayat 1 Perjanjian ini, maka pembukuan MIB-LI Joint Operation akan
diaudit oleh auditor independen atau perusahaan lain yang akan ditunjuk
oleh Komite Manajemen yang ahli dalam bidangnya dan menghasilkan
neraca serta pernyataan laba/rugi MIB-LI Joint Operation. Audit dalam
Pasal ini dilakukan sebagai pelengkap berakhirnya MIB-LI Joint
Operation.

PASAL 5

STRUKTUR ORGANISASI MIB LI JOINT OPERASIONAL

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 6


1. Dalam Perjanjian ini PARA PIHAK akan ambil bagian di dalam MIB-LI
Joint Operation dengan komposisi sebagai berikut:
-PT MONUMEN INDONESIA (persero) sebagai anggota MIB-LI
Joint Operation sebesar 45 % (empat puluh lima persen).

-PT LUVIONET INTERNASIONAL (persero) sebagai anggota


MIB-LI Joint Operation 55 % (lima puluh lima persen).

2. Berdasarkan komposisi penyertaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


ayat 1 diatas, maka leader dalam MIB-LI Joint Operation adalah PT.
Luvionet Internasional atau PIHAK KEDUA.
3. PARA PIHAK sepakat satu sama lain apabila masing-masing PIHAK
diminta untuk menyediakan sumber daya manusia oleh MIB-LI Joint
Operation, maka PARA PIHAK akan memenuhi sumber daya manusia di
maksud sesuai dengan komposisi penyertaan PARA PIHAK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 Perjanjian ini. Sumber daya manusia milik
PARA PIHAK yang akan diserahkan kepada MIB-LI Joint Operation akan
diteliti terlebih dahulu oleh MIB-LI Joint Operation sebelum menjadi
tanggung jawab MIB-LI Joint Operation sepenuhnya dan akan
dipertanggungjawabkan kepada PARA PIHAK baik dalam pelaksanaan
operasional ini. Sumber daya milik MIB-LI Joint Operation sepenuhnya
menjadi tanggung jawab MIB-LI Joint Operation.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 7


PASAL 6

STRUKTUR ORGANISASI MIB-LI JOINT OPERATION

1. Komite Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 7, Dalam


struktur organisasi MIB-LI Joint Operation, PARA PIHAK setuju dan
sepakat untuk membentuk Komite Direksi yang terdiri dari masing-masing
dua (2) orang anggota perwakilan direksi dari PARA PIHAK.

2. Komite Manajemen.
1) Untuk mendukung pelaksanaan Proyek, PARA PIHAK setuju
dan sepakat untuk membentuk Komite Manajemen dan
menunjuk seorang diantaranya sebagai ketua dan wakil ketua
serta lainnya sebagai anggota dengan susunan sebagai berikut:
• Ketua : Zhafran Alyyassar,S.E.,M.M
• Wakil Ketua : Drs.H. Anton
Hongsisilia,S.E.,M.B.A
• Anggota ke-1 : Jennifer Saga,B.Com
• Anggota ke-2 : Reysina Marla,B.Bus

Ketua dan anggota ke-1 mewakili PIHAK PERTAMA dan


wakil ketua , serta anggota ke-2 mewakili PIHAK KEDUA.

2) Ketua Komite Manajemen mempunyai kewajiban untuk


mengkoordinasikan rapat MIB-LI Joint Operation baik secara
rutin atau pada saat diperlukan untuk membahas dan
mengambil keputusan yang berkaitan dengan kerjasama, serta
rapat dapat diselenggarakan atas permintaan anggota lain.
3) Setiap perubahan atau penggantian anggota harus
memberitahukan secara Tertulis kepada PARA PIHAK.
4) Setiap anggota yang ditunjuk sesuai dengan Pasal 6 ayat 2
Perjanjian ini tidak dapat membatalkan tindakan atau
keputusan anggota sebelumnya yang dibuat sebelum
pemberitahuan tersebut.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 8


5) Masa kerja Komite Manajemen adalah selama jangka waktu
Kerjasama Operasi berlangsung sebagaimana dimaksud pada
Pasal 4 ayat 1 Perjanjian ini.
3. Tugas dan Kewajiban Komite Manajemen.
1) Komite Manajemen akan mengkaji, mengoreksi, menyetujui
dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran kerjasama
untuk MIB-LI Joint Operation.
2) Mengajukan permintaan tambahan modal kerja dan jangka
waktu pengembaliannya kepada PARA PIHAK bila diperlukan
yang diajukan dengan persetujuan PARA PIHAK.
3) Menyetujui dan mengangkat serta mengganti pejabat dan
anggota Manajemen kerjasama dari usulan masing-masing
PARA PIHAK.
4) Untuk pengadaan barang dan jasa sehubungan dengan
kerjasama dengan nilai kontrak diatas Rp. 5.000.000.000-,
(lima milyar Rupiah) harus mendapatkan persetujuan dari
Komite Manajemen.
5) Mengambil keputusan untuk menetapkan sistem penggajian
dan penetapan bentuk atas fasilitas yang diperlukan demi
tercapainya efisiensi dan produktifitas kerja dalam MIB-LI
Joint Operation.
6) Mengambil keputusan mengenai investasi barang-barang
bergerak untuk kepentingan kerjasama, sesuai dengan Rencana
perjanjian ini dibuat.
7) Menentukan dan menetapkan pengisian jabatan dalam struktur
Manajemen Proyek.
8) Mengadakan rapat yang berkaitan dengan Proyek minimal 1
(satu) kali dalam sebulan atau sesuai dengan kebutuhan yang
ada.
9) Komite Manajemen dalam melaksanakan Perjanjian ini adalah
merupakan badan yang berhak menetapkan kebijaksanaan,
keputusan penting dan prinsip dalam setiap tindakan yang

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 9


mengatasnamakan MIB-LI Joint Operation sepanjang tidak
melanggar ketentuan dan prosedur serta peraturan pada
perusahaan induk masing masing PIHAK.
10) Mekanisme pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 6 ayat 3 angka 10. Perjanjian ini adalah sesuai
urutan sebagai berikut:
a) Rapat harus dihadiri paling sedikit oleh ketua dan wakil
ketua Komite Manajemen. Jika ada yang berhalangan,
maka harus diwakilkan dengan menggunakan surat
kuasa yang sah. Keputusan dalam rapat dianggap sah
apabila disepakati oleh PARA PIHAK.
b) Apabila Komite Manajemen tidak bisa memutuskan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 3 angka 10
huruf a Perjanjian ini, maka permasalahannya akan
dibahas dalam Komite Direksi untuk selanjutnya
diambil sebagai keputusan akhir bagi PARA PIHAK.

11) Komite Manajemen akan berkordinasi dengan Komite Direksi


yang akan memeriksa kewajaran keuangan dan
operasional pengembangan kembali dari DUITANGKUT,
MIB-LI Joint Operation. Komite Direksi akan bekerja secara
berkala pada rasio pencapaian progress 10%, 30%, 70% dan
100% atau pada waktu yang dipandang perlu untuk
dilaksanakan.

PASAL 7
MODAL KERJA

1. Dalam hal modal kerja untuk pelaksanaan kerjasama operasional antara


pihak PT. MONUMEN INDONESIA BISA (Persero) dengan PT.
LUVIONET INTERNASIONAL (Persero), maka MIB-LI Joint Operation
dapat melakukan peminjaman modal kerja dari pihak lain dengan

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 10


persetujuan PARA PIHAK tersebut, dan pengembalian pinjaman tersebut
akan menjadi beban PARA PIHAK.
2. Apabila pinjaman modal kerja sebagaimana dimaksud belum diperoleh,
untuk kepentingan pelaksanaan kerjasama, apabila diperlukan, maka
masing-masing PIHAK wajib menyetorkan modal kerja yang besarnya
akan ditentukan kemudian sesuai dengan komposisi penyertaan PARA
PIHAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 Perjanjian ini.
3. Modal kerja yang diperoleh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1
dan Pasal 7 ayat 2 Perjanjian ini selanjutnya akan disetorkan kedalam
rekening bank Komite Manajemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat 1 Perjanjian ini dan penggunaannya hanya untuk kepentingan
pelaksanaan kerjasama antar kedua belah pihak.
4. Apabila terdapat diantara PARA PIHAK tidak dapat memenuhi
kewajibannya menyetor kekurangan modal kerja sesuai yang
dipersyaratkan dalam Pasal 7 ayat 2 Perjanjian ini untuk keperluan
pelaksanaan kerjasama PT. MONUMEN INDONESIA BISA (Persero)
dengan PT. LUVIONET INTERNASIONAL (Persero) sesuai dengan
komposisi penyertaan PARA PIHAK dalam Pasal 5 ayat 1 Perjanjian ini,
maka akan dipenuhi oleh PIHAK lain, dan PIHAK lainnya yang tidak
menyetorkan modal kerja tersebut akan dibebani bunga pinjaman rata-rata
3 (tiga) bank terbesar pemerintah Republik Indonesia berdasarkan aset
yang berlaku selama talangan oleh PIHAK lainnya atas modal kerja
tersebut diperlukan.
5. Bila terdapat saldo lebih selama jangka waktu tertentu berdasarkan cash
flow maka kelebihan dana tersebut akan diinvestasikan atas persetujuan
kedua belah pihak.
6. Pengembalian modal kerja dapat dilaksanakan atas persetujuan
Keduabelah pihak, apabila posisi cash flow dalam keadaan surplus dan
menurut perhitungan telah mencukupi untuk biaya-biaya, ongkos-ongkos
dan beban-beban.
7. Setiap dana yang disetor oleh PARA PIHAK dan setiap pembayaran yang
diterima apabila tidak ada ketentuan lain, harus disimpan dan digunakan

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 11


hanya untuk pelaksanaan kerjasama operasional sampai kerjasama tersebut
selesai.

PASAL 8
REKENING BANK

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa untuk memudahkan penerimaan


modal kerja sehubungan dengan pelaksanaan Proyek, maka PARA PIHAK
akan membuka rekening bank pada salah satu bank di Indonesia yang telah
disepakati oleh Komite Manajemen yang disebut “Rekening Kerjasama
Operasional”.
2. Penarikan dana dari Rekening Komite Manajemen, hanya dapat dilakukan
MIB-LI Joint Operation dengan tanda tangan dari ketua PT. MONUMEN
INDONESIA BISA (Persero) dan PT. LUVIONET INTERNASIONAL
(Persero).

PASAL 9
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

1. PARA PIHAK bertanggung jawab secara penuh untuk kepeduliannya


terhadap keberhasilan pelaksanaan Proyek sesuai dengan Perjanjian ini.
2. Dalam pelaksanaan Proyek, apabila ada salah satu PIHAK yang tidak
dapat memenuhi kewajiban dan tugas yang telah ditentukan dan ditetapkan
untuknya, maka PIHAK lainnya wajib mengambil alih kewajiban dan
tugas tersebut.
3. Pengambilalihan kewajiban dan tugas oleh salah satu PIHAK
sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat 2 Perjanjian ini, tidak
membebaskan PIHAK yang diambilalih kewajiban dan tugasnya itu untuk
mengganti segala kerugian, kerusakan dan kehilangan yang timbul atau
yang diderita oleh Pihak lainnya (termasuk biaya-biaya, ongkos-ongkos
dan beban-beban).

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 12


4. Tanggung jawab PARA PIHAK secara bersama-sama adalah untuk
mencarikan solusi modal kerja yang diperlukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat 2 Perjanjian ini.

PASAL 10
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DAN TANGGUNG JAWAB ATAS
KERUGIAN

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat satu sama lain bahwa pembagian
keuntungan atau kerugian yang diderita dari pelaksanaan Proyek akan
dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan komposisi penyertaan
PARA PIHAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 Perjanjian ini.
2. Dalam hal salah satu PIHAK dalam Kerjasama Operasional sudah
mengetahui adanya kerugian, dan kemudian salah satu PIHAK tersebut
mengundurkan diri dari kerjasama tersebut, maka salah satu pihak yang
mengundurkan diri tersebut bukan karena kepailitan akan tetap
menanggung beban kerugian tersebut sesuai dengan komposisi penyertaan
PARA PIHAK sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat 1 Perjanjian ini,
akan tetapi salah satu PIHAK yang mengundurkan diri tersebut tidak
berhak atas keuntungan yang akan diperoleh kemudian.

PASAL 11

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PROYEK

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat satu sama lainnya bahwa Rencana Kerja
dan Anggaran Proyek Kerja Sama Operasional (Joint Operation) yang
akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Tertulis dari Komite
Manajemen.
2. Rencana Kerja dan Anggaran Proyek tersebut setelah mendapatkan
persetujuan Tertulis dari Komite Manajemen akan menjadi pedoman kerja
dan pedoman pengeluaran biaya bagi Komite Manajemen dalam

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 13


melaksanakan tugasnya untuk dapat menjadikan ANGKUT sebagai
penyelenggara Pembayaran Transaksi Elektronik menggunakan Uang
Elektronik dan DUITANGKUT sebagai Uang Elektronik.
3. PARA PIHAK setuju dan sepakat satu sama lain, bahwa selain biaya yang
telah disetujui pada Pasal 8 ayat 2 Perjanjian ini, maka biaya-biaya lainnya
yang dikeluarkan (jika ada) oleh masing-masing PIHAK dalam Kerja
Sama Operasional (Joint Operation) bukan merupakan beban dan
tanggung jawab dari Kerja Sama Operasional (Joint Operation), dan oleh
karenanya biaya-biaya tersebut merupakan beban dan tanggung jawab
masing-masing PIHAK dalam Kerja Sama Operasional (Joint Operation),
kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran yang sebelumnya telah disepakati
bersama antara PARA PIHAK di tingkat Komite Manajemen untuk
dibebankan kepada Kerja Sama Operasional (Joint Operation).

4. PARA PIHAK setuju dan sepakat akan memakai sistem pembukuan


untuk Kerja Sama Operasional (Joint Operation) dengan mengacu kepada
sistem akuntansi/pembukuan secara Accrual Basis Percentage Method.

PASAL 12

PERALATAN, PERLENGKAPAN DAN TENAGA KERJA

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat berkaitan dengan pengadaan peralatan


dan perlengkapan untuk pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
Eloktronik yang dikelola secara terpadu maka :
a) Pengadaan peralatan dan perlengkapan yang merupakan milik Joint
Operation yang akan digunakan untuk pelaksanaan Perjanjian
kerjasama operasional, akan disewa dengan rental rate atau dibeli
dengan harga lebih rendah dari penawaran terendah dari pihak
ketiga, dan tidak melebihi pagu anggaran sewa alat dan/atau
pembelian yang ada dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perjanjian
kerjasama operasional.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 14


b) Setelah jangka waktu Kerjasama Operasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat 1 Perjanjian ini selesai, maka semua harta
kekayaan milik MIB-LI Joint Operation ( "MIB-IL JO") akan
diatur dalam Pasal 12 Perjanjian ini
c) Hal-hal lain yang berkaitan dengan pengadaan peralatan dan
perlengkapan akan diatur berdasarkan daftar peralatan yang
diajukan oleh Manajemen Proyek dan disetujui oleh Komite
Manajemen.
2. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap tenaga kerja
atau personil yang berasal dari masing-masing PIHAK yang akan
digunakan oleh MIB-LI Joint Operation dalam Perjanjian, baik itu
mengenai kemampuan, kecakapan dan keahlian kerja.
3. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap proses dan tata
cara seleksi tenaga kerja atau personil dari masing-masing PIHAK yang
akan digunakan oleh MIB-LI Joint Operation dalam Penyelenggara Sistem
Pembayaran Uang Elektronik.
4. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap hak-hak dan
kewajiban-kewajiban tenaga kerja atau personil masing-masing PIHAK
yang akan digunakan oleh MIB-LI Joint Operation dalam Perjanjian,
beserta akibat-akibat hukum lainnya yang berkaitan dengan perjanjian
kerja yang dibuat oleh dan antara masing-masing PIHAK dengan tenaga
kerjanya.

PASAL 13
DATA PENGGUNA DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
1. PARA PIHAK setuju dan sepakat yang bertanggung jawab terhadap
manajemen, pengelolaan, dan akan menjaga kerahasiaan Data Pengguna
dari DUITANGKUT di Aplikasi ANGKUT adalah PIHAK KEDUA.
2. PARA PIHAK dan MIB-LI Joint Operation dalam Pelaksanan Proyek
Harus menjalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Perlindungan Konsumen

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 15


PASAL 14

PENGUNDURAN DIRI

1. Tidak ada PIHAK yang dapat mengundurkan diri dari MIB-LI Joint
Operation tanpa persetujuan Tertulis dari PIHAK lain selama jangka
waktu Kerjasama Operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat 1
Perjanjian ini.
2. Dengan memperhatikan Pasal 14 ayat 1 Perjanjian ini, apabila terdapat
anggota MIB-LI Joint Operation secara efektif mengundurkan diri dari
keanggotaannya selama jangka waktu Perjanjian ini, maka anggota MIB-
LI Joint Operation tersebut harus berhenti memiliki perwakilan dalam
MIB-LI Joint Operation. Setiap tindakan atau keputusan sehubungan
dengan Proyek akan dilaksanakan oleh anggota MIB-LI Joint Operation
lainnya.
3. Anggota MIB-LI Joint Operation yang mengundurkan diri harus tetap
berkewajiban atas pernyataan dari setiap kerugian atau tanggung jawab
yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini dan/atau
selama berlangsungnya MIB-LI Joint Operation, akan tetapi PIHAK yang
mengundurkan diri tidak berwenang lagi untuk menerima setiap bagian
keuntungan apapun yang diperoleh dari MIB-LI Joint Operation melalui
pelaksanaan Perjanjian ini kecuali ditentukan lain yang telah disetujui oleh
anggota MIB-LI Joint Operation yang masih ada.

PASAL 15
PAJAK-PAJAK

Segala pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan Proyek akan


menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT. Monumen Indonesia BIsa
serta menjadi beban dan tanggung jawab PARA PIHAK.

PASAL 16

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 16


TAHUN FISKAL

Para Pihak setuju dan sepakat satu sama lain bahwa pelaksanaan yang dikelola
secara terpadu akan dipergunakan tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31
Desember.

PASAL 17
PERNYATAAN DAN JAMINAN

PARA PIHAK setuju dan sepakat menyatakan dan menjamin bahwa:


a. Akan melaksanakan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang
disyaratkan dalam Perjanjian ini.
b. Untuk melaksanakan Perjanjian ini atas dasar itikad baik, dan
setiap perubahan yang terjadi pada struktur, anggaran dasar,
kepengurusan, pemilikan saham PARA PIHAK dalam Perjanjian
ini akan diberitahukan oleh PIHAK yang mengalami perubahan itu
kepada PIHAK yang lain dan tidak akan memperngaruhi
pelaksanaan Perjanjian ini.
c. Penandatangan Perjanjian ini berhak dan berkewenangan untuk
bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, dan setiap dan semua tindakan, prosedur dan langkah
yang diwajibkan atau selaziman dilakukan untuk memperoleh hak
dan kewenangan tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
undang-undang dan anggaran dasar yang berlaku bagi PARA
PIHAK dalam Perjanjian ini.
d. Masing-masing PIHAK telah melakukan segala tindakan hukum
yang diperlukan untuk sahnya Perjanjian ini sehingga
pelaksanaannya tidak dan tidak akan bertentangan dengan atau
melanggar ketentuan-kententuan hukum atau peraturan-peraturan
atau kebijaksanaan pemerintah.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 17


PASAL 18
KORESPODENSI DAN ALAMAT KERJA SAMA OPERASI

1. Segala surat menyurat yang berkaitan dengan PARA PIHAK dan / atau
KOMITE MANAJEMEN MIB-LI Joint Operation akan ditujukan dengan
alamat sebagai berikut :
1) PT. Monumen Indonesia Bisa
Angkut Tower, 14Th Floor, Senayan City Jl. Asia Afrika Lot.19 RT. 01 RW. 02
Jakarta Selatan,Telp. 021-80868485 Email: ptmonumenindonesiabisa@gmail.com
2) PT.Luvionet Internasional
Dompay Building, Jl.Letjen, Kebayoran Baru No.2 ,Rt.04 Rw.03 ,Jakarta Selatan
Indonesia, Telp. 021-80749643, Email: ptluvionetinternasional@gmail.com
2. Segala surat menyurat yang diserahkan secara langsung dianggap telah
diterima pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada
buku ekspedisi atau buku tanda terima pengirim, sedangkan pengiriman
melalui faksimili dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode
jawaban (answerback) pada konfirmasi faksimili pada pengiriman
faksimili. Setiap perintah atau pemberitahuan yang dikirim melalui email
akan dianggap sebagai bukan perintah atau pemberitahuan.
3. Apabila terjadi perubahan alamat untuk korespodensi oleh salah satu
PIHAK di Indonesia, maka perubahan alamat untuk korespodensi itu harus
diberitahukan secara Terulis sebelumnya kepada PIHAK lainnya.

PASAL 19
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 18


1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa Perjanjian ini akan berakhir
apabila jangka waktu Kerjasama Operasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat 1 Perjanjian ini telah berakhir.
2. PARA PIHAK telah melaksanakan seluruh kewajiban-kewajibannya di
dalam Perjanjian ini.
3. MIB-LI Joint Operation dibubarkan, baik karena penetapan atau putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap atau keputusan Bank
Indonesia, atau karena pembentukan MIB-LI Joint Operation telah
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.
4. PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya
pasal 1266 dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sehubungan
dengan pengakhiran Perjanjian ini.

PASAL 20
KERAHASIAAN

1. Sehubungan dan sesuai dengan syarat-syarat dan kondisi dalam Perjanjian


ini, dokumen-dokumen perjanjian, masing-masing PIHAK bersedia untuk
memberikan kepada PIHAK lainnya informasi yang bersifat rahasia yang
berhubungan dengan Proyek yang termasuk namun tidak terbatas pada
dokumen-dokumen perjanjian, strategi, angka-angka dan data lain,
informasi, penafsiran, kontrak dan dokumen lain yang terkait dengan
Proyek.
2. Dengan memperhatikan pemberian informasi rahasia yang sebagaimana
dimaksud pada Pasal 23 ayat 1 Perjanjian ini, PARA PIHAK menyetujui
bahwa informasi rahasia harus dijaga kerahasiaannya dan tidak boleh
diumumkan kepada publik atau diungkapkan kepada siapapun dengan cara
apapun, termasuk dengan cara memfotokopi atau memproduksi, tanpa
persetujuan Tertulis terlebih dahulu dari PIHAK lainnya, kecuali
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan-ketentuan dibawah ini :

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 19


a) yang sudah menjadi milik publik atau tersedia untuk publik selain
dari tindakan atau kelalaian Para Pihak; atau
b) yang diperlukan untuk diungkapkan berdasarkan ketentuan hukum
atau perintah pemerintah, keputusan, peraturan (dengan ketentuan
bahwa PIHAK yang akan mengungkapkan informasi rahasia
dimaksud wajib memberikan pemberitahuan secara Tertulis
terlebih dahulu kepada Pihak lainnya mengenai pengungkapan
tersebut); atau
c) yang diperoleh sendiri oleh PIHAK atau PARA PIHAK dari pihak
ketiga lainnya yang mempunyai hak untuk memberitahukan
informasi tersebut.
3. Masing-masing PIHAK dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa
masing-masing PIHAK memiliki hak dan kewenangan untuk
mengungkapkan informasi rahasia kepada PIHAK lainnya dalam
Perjanjian ini.

PASAL 21
BAHASA DAN HUKUM YANG BERLAKU

1. Para Pihak setuju dan sepakat bahwa bahasa yang dipergunakan dalam
Perjanjian ini adalah bahasa Indonesia.
2. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya, dalam hal
terjadi perbedaan penafsiran maka yang akan berlaku adalah Perjanjian
yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
3. Perjanjian ini tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
wilayah negara Republik Indonesia.

PASAL 22
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud force majeure (keadaan memaksa) dalam Perjanjian Kerja
Sama ini adalah peristiwa-peristiwa yang berada diluar kemampuan PARA

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 20


PIHAK yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan pekerjaan
PARA PIHAK yaitu:
a) Bencana alam (gempa, tanah longsor, badai, dan banjir);
b) Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan
kekacauan, kebakaran; dan
c) Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh pemerintah.
2. Apabila terjadi force majeure maka:
a) PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU atau
sebaliknya bahwa telah terjadi keadaan memaksa;
b) PIHAK KESATU menyatakan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA atau sebaliknya bahwa telah terjadi keadaan memaksa;
c) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan
memaksa PIHAK KESATU tidak membuat pernyataan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka PIHAK KEDUA
berhak mengajukan keadaan memaksa kepada PIHAK KESATU
untuk mendapatkan persetujuan tertulis;
d) Jika dalam waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak
diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
KESATU tentang keadaan memaksa tersebut, PIHAK KESATU
tidak memberikan jawaban, maka PIHAK KESATU dianggap
menyetujui terjadinya keadaan memaksa tersebut;
e) PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat
keadaan memaksa, setelah diperiksa oleh PIHAK KESATU; dan
f) Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan
perhitungan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
kewajibannya.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 21


PASAL 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang


berhubungan dengan Perjanjian ini akan sepanjang memungkinkan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara PARA PIHAK paling
lama 30 (tiga puluh) Hari.
2. Bila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tersebut tidak berhasil
tercapai, maka setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat
yang berhubungan dengan Perjanjian ini akan diselesaikan secara tuntas
berdasarkan arbitrase yang diselenggarakan menurut ketentuan Badan
Arbitrasae Nasional Indonesia (“BANI”) dengan 3 (tiga) arbitrator yang
ditunjuk sesuai dengan peraturan BANI.
3. PARA PIHAK dengan ini secara tegas menyatakan setuju dan sepakat
bahwa para arbitrator hanya akan mengambil keputusan berdasarkan
kaidah-kaidah hukum yang berlaku serta fakta-fakta yang ada.
4. Keputusan para arbitrator diambil sedapat mungkin secara musyawarah
dan mufakat; apabila musyawarah dan mufakat tersebut tak berhasil
dicapai, maka para arbitrator mengambil keputusan berdasarkan suara
terbanyak. Keputusan para arbitrator adalah final, mengikat dan tidak
dapat banding, serta dapat digunakan sebagai dasar untuk keputusan
pengadilan. Keputusan tersebut akan meliputi juga keputusan tentang
bagaimana dan untuk berapa banyak PARA PIHAK akan membayar
imbalan dan biaya arbitrase.
5. PARA PIHAK dengan tegas menyatakan setuju dan sepakat untuk
mengenyampingkan hak naik banding atas keputusan para arbitrator. Oleh
karena itu tidak akan ada banding pada pengadilan apapun atau pada
badan-badan lainnya (baik pemerintah atau swasta) atas keputusan para
arbitrator dan Para Pihak tidak akan memperselisihkan atau
mempersoalkan keabsahan keputusan tersebut di hadapan pihak yang
berwenang manapun dalam wilayah hukum di mana pelaksanaan
keputusan dilakukan oleh Pihak yang dimenangkan oleh arbitrase.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 22


6. Tidak salah satu PIHAK pun yang berhak untuk memulai atau
melanjutkan tindakan hukum di muka pengadilan atas masalah yang
sedang diperselisihkan sampai masalah tersebut diputuskan oleh para
arbitrator, kecuali bila tindakan hukum tersebut bertujuan melaksanakan
keputusan para arbitrator.
7. Sambil menanti pengumuman keputusan para arbitrator PARA PIHAK
akan terus melaksanakan masing-masing kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini kecuali bila Perjanjian ini telah diakhiri, sesuatu dan lain
tanpa mengurangi kekuatan berlakunya penyelesaian dan penyesuaian
perhitungan akhir berdasarkan keputusan para arbitrator.
8. PARA PIHAK dengan ini menyatakan dengan tegas kewenangan para
arbitrator yang telah diberikan secara sah sesuai dengan ketentuan
Perjanjian ini tetap berlaku sampai suatu keputusan akhir arbitrase
dikeluarkan dan diumumkan oleh para arbitrator.

PASAL 24
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang tidak atau belum termasuk dalam Perjanjian ini, baik
perubahan-perubahan, peyimpangan-penyimpangan maupun tambahan-
tambahan akan diatur dan dijelaskan lebih lanjut oleh Para Pihak secara
Tertulis dalam suatu tambahan atau Addendum yang tidak dapat
dipisahkan dan merupakan bagian yang utuh dari Perjanjian ini.
2. Apabila terdapat salah satu pasal dan atau ayat atau ketentuan dalam
Perjanjian ini bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan atau dinyatakan batal demi hukum dan atau
cacat hukum oleh pengadilan, maka pernyataan tersebut tidak berpengaruh
terhadap ayat-ayat dan atau pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini, sehingga
ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat
masing-masing PIHAK.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 23


3. PARA PIHAK setuju dan sepakat yang akan menandatangani Perjanjian
ini berikut perubahannya (bila ada) dan perjanjian konstruksi dengan
PEMBERI TUGAS berikut perubahannya (bila ada) adalah Kepala Divisi
Operasi II dan Kepala Cabang III PT. MIB (Persero) yang mewakili
PIHAK PERTAMA dan General Manager Divisi Gedung PT. LI (Persero)
yang mewakili PIHAK KEDUA.

Jakarta, 22 Agustus 2018


PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

AL ADAMSON SHEREN MICHAEL A.

Perjanjian Kerjasama Operasional : PT. MIB (ANGKUT) dan PT. LI (DOMPAY) 24

Anda mungkin juga menyukai